Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2559 | 17 Oct 2024
Klinis : DS :pasien mengatakan pusing, nyeri kepala, dan bengkak pada kaki dan tangan. Pasien menyatakan penglihatan buram dan terkadang melihat kilatan cahaya (scotoma). DO; Tekanan darah: 170/110 mmHg, Nadi: 92x/menit, Suhu: 36,8°C, RR: 24x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosis Keperawatan:
1. Hipertensi Tidak Terkontrol
- SDKI: Hipertensi Tidak Terkontrol
- SLKI: Manajemen Hipertensi
- SIKI: Pemantauan Tekanan Darah
Penjelasan:
Pasien menunjukkan tanda-tanda hipertensi yang tidak terkontrol, dengan tekanan darah tinggi (170/110 mmHg) dan gejala-gejala yang menyertainya, seperti pusing, nyeri kepala, dan bengkak pada ekstremitas. Diagnosis keperawatan ini memerlukan intervensi untuk memantau dan mengelola hipertensi secara efektif.
2. Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan Terganggu
- SDKI: Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan Terganggu
- SLKI: Manajemen Gangguan Penglihatan
- SIKI: Pemantauan Fungsi Penglihatan
Penjelasan:
Pasien mengeluhkan penglihatan buram dan melihat kilatan cahaya (scotoma), yang menunjukkan adanya gangguan pada fungsi penglihatan. Diagnosis keperawatan ini memerlukan intervensi untuk memantau dan mengelola gangguan penglihatan yang dialami pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengacu pada standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Standar ini menjadi acuan bagi perawat dalam menentukan diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat untuk menangani kondisi pasien. -
Article No. 2446 | 16 Oct 2024
Klinis : pasien wanita 51 tahun, sesak napas, saturasi 90-95%, terpasang oksigen 3 liter, nyeri dada
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk menginspirasi dan/atau mengekspirasi udara secara adekuat yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Ventilasi Spontan: Kemampuan untuk bernapas secara spontan tanpa bantuan mekanik.
2. Perfusi Jaringan: Kemampuan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
3. Oksigenasi: Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen di seluruh tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk mempertahankan jalan napas yang efektif.
2. Terapi Oksigen: Pemberian oksigen untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
3. Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengurangi atau mengontrol rasa nyeri.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan sesak napas, saturasi oksigen 90-95%, dan nyeri dada dapat didiagnosa dengan Pola Napas Tidak Efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan manajemen nyeri untuk membantu pasien mempertahankan ventilasi spontan, perfusi jaringan, dan oksigenasi yang adekuat. -
Article No. 2447 | 16 Oct 2024
Klinis : pasien wanita 51 tahun, sesak napas, saturasi 90-95%, terpasang oksigen 3 liter, nyeri dada, diagnosa medis UAD dd NSTEMI, tekanan darah 84/70
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Pola napas tidak efektif
- Penjelasan: Pasien mengalami sesak napas dengan saturasi oksigen 90-95% dan memerlukan terapi oksigen. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan dalam pola pernapasan.
2. Nyeri akut
- Penjelasan: Pasien mengeluhkan nyeri dada, yang dapat menjadi gejala dari penyakit jantung yang dialami (UAD dd NSTEMI).
3. Intoleransi aktivitas
- Penjelasan: Dengan tekanan darah rendah (84/70 mmHg), pasien mungkin mengalami intoleransi terhadap aktivitas fisik.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
1. Pola napas tidak efektif:
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak mencukupi kebutuhan ventilasi.
- Faktor yang berhubungan: Gangguan neuromuskular, nyeri, efek obat.
- Karakteristik mayor: Frekuensi napas meningkat atau menurun, kesulitan bernapas, irama napas tidak teratur.
2. Nyeri akut:
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Faktor yang berhubungan: Agen pencedera biologis, agen pencedera fisik.
- Karakteristik mayor: Ekspresi wajah menunjukkan nyeri, melaporkan nyeri.
3. Intoleransi aktivitas:
- Definisi: Tidak dapat melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Faktor yang berhubungan: Perubahan fungsi kardiovaskular, perubahan fungsi respirasi.
- Karakteristik mayor: Kelelahan, dispnea saat beraktivitas.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Pola napas efektif
2. Kontrol nyeri
3. Toleransi aktivitas
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen ventilasi
2. Manajemen nyeri
3. Manajemen aktivitas
Dengan memperhatikan kondisi pasien, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami pasien, seperti memantau status pernapasan, mengelola nyeri, dan memfasilitasi aktivitas yang sesuai dengan toleransi pasien. -
Article No. 2448 | 16 Oct 2024
Klinis : Anak W, laki-laki, usia 12 tahun diantar oleh ibunya Ny. J ke poli Rumah Sakit Jiwa kota Padang datang untuk evaluasi psikiatri terkait keluhan kesulitan mengikuti pelajaran sekolah. Riwayat kesehatan sekarang, Ny. J mengatakan bahwa An. W mengalami keterlambatan perkembangan tidak sesuai usia pada anak normal, An W juga sulit berkonsentrasi, sering melamun, mudah bosan, mandi kurang bersih, belum bisa menjaga kebersihan diri sendiri serta belum bisa melakukan perawatan diri secara mandiri sesuai usianya. An jika di rumah sering bermain bersama adiknya . Namun ketika ada teman An w bermain keluar rumah. An. W terkadang berbicara tidak jelas dan tidak nyambung, sering senyum, afek datar, respon sosial agak lambat, tampak sering bingung. An.W memiliki IQ : 48. Riwayat kesehatan terdahulu, Ny. J melahirkan an.w dengan menggunakan alat bantu persalinan vakum di klinik bersalin. Ny. J mengatakan pada usia an.w 4 bulan baru pertama kali tersenyum dan mulai berguling pada usia 8 bulan, duduk pada usia 10 bulan, merangkak pada usia12 bulan, berdiri pada usia 20 bulan, berjalan pada usia 2 tahun, mulai berbicara pada usia 3 tahun, berpakaian tanpa bantuan pada usia 6 tahun. An w mengkosumsi asi sampai usia 2,5 tahin/ 30 bulan. Ny J baru menyadari An.w mengalami keterlambatan tumbuh kembang ketika An W sekolah di Taman kanak- kanak pada usia An. W 5 tahun. Ketika sudah mengetahui bahwa anaknya mengalami keterlambatan perkembangan Ny J mengkonsultasikan kepada kader dan tenaga kesehatan di puskesmas.An W pada usia 6 tahun menjalani terapi bicara di harapan Bunda selama 2 bulan. Setelah menjalani terapi An W sudah mulai bisa berbicara sedikit demi sedikit, namun karena kesulitan ekonomi An W tidak lagi menjalani terapi. Pada saat berumur 7 tahun an.w masuk sekolah dasar negeri. Setelah sekolah selama 6 bulan di sekolah dasar An. W mengalami pembullyan dari teman teman nya sehingga An. W berjalan agak pincang dan mengalami benturan kepala. An. W masuk SLB Kasih Ummi pada usia 9 tahun di tahun 2014. Ny J mengatakan mulai ada perubahan yang dialami oleh An W setelah 2 tahun sekolah di SLB kasih ummi. Lingkungan Rumah Ibu J tampak tidak rapi, tidak terdapat pagar rumah, alat alat rumah tangga tampak berserakan, interaksi dengan tetangga cukup baik, Siswa SLB Kasih Ummi Kota Padang tampak banyak berkuku panjang. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik Cara berjalan An. W tidak memiliki gangguan, rambut tampak kering dan tidak rapi, wajah An. W sering tampak kebingungan, Rongga mulut tidak bersih, Gigi jarang, Telinga kotor, Kuku jari tangan dan jari kaki terlihat kotor dan panjang. Kebiasaan Sehari- hari An. W dapat makan secara mandiri tetapi menyisakan rimah dan mulut yang agak berlepotan, belum bisa melakukan personal hygiene yang efektif secara mandiri, aktivitas bermain bersama saudara/teman didalam rumah dan kadang kadang diluar rumah. Status Sosial Ekonomi Keluarga Pendapatan keluarga bapak S dalam sebulan ±Rp.1.200.000.Penghasilan bapak S terkadang tidak tetap tiap bulannya, tergantung pekerjaannya dan upah yang didapat, penghasilan bapak S digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari- hari.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi anak W:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit perawatan diri (kebersihan diri) berhubungan dengan perkembangan terlambat dan keterbatasan kognitif
2. Gangguan proses pikir berhubungan dengan intelegensia rendah
3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pribadi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan
Penjelasan Singkat:
1. Defisit Perawatan Diri (Kebersihan Diri)
- SDKI: Kemampuan individu yang terganggu untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri
- SLKI: Perilaku individu dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu individu dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri
Kondisi An. W yang kesulitan menjaga kebersihan diri seperti mandi, perawatan diri, dan kuku yang panjang serta kotor, menunjukkan adanya defisit perawatan diri yang berhubungan dengan perkembangan terlambat dan keterbatasan kognitif.
2. Gangguan Proses Pikir
- SDKI: Gangguan pada kemampuan individu dalam berpikir
- SLKI: Kemampuan individu dalam berpikir
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu individu dalam proses berpikir
Berdasarkan informasi, An. W mengalami kesulitan berkonsentrasi, sering melamun, berbicara tidak jelas, dan tampak bingung, yang menunjukkan adanya gangguan proses pikir yang berhubungan dengan intelegensia rendah.
3. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Pribadi
- SDKI: Ketidakmampuan individu dalam mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan diri
- SLKI: Perilaku individu dalam mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan diri
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu individu dalam mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan diri
Kondisi An. W yang kesulitan menjaga kebersihan diri, termasuk mandi, perawatan diri, dan kuku yang panjang serta kotor, serta riwayat keterlambatan perkembangan menunjukkan adanya ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pribadi yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan.
Secara umum, diagnosa keperawatan yang teridentifikasi pada kasus An. W terkait dengan defisit perawatan diri, gangguan proses pikir, dan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pribadi, yang berhubungan dengan perkembangan terlambat, intelegensia rendah, dan kurangnya pengetahuan serta keterampilan. -
Article No. 2449 | 16 Oct 2024
Klinis : gondongen
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda sajikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait dengan "gondongen":
1. Kode ICD-10:
- Kode: N61
- Deskripsi: Gondongen (Inflammation of the breast)
Gondongen adalah kondisi peradangan pada payudara yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau reaksi autoimun. Hal ini biasanya ditandai dengan pembengkakan, nyeri, dan kemerahan pada area payudara. Dalam klasifikasi ICD-10, kondisi ini dikategorikan sebagai "Gondongen (Inflammation of the breast)" dengan kode N61.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 85.20
- Deskripsi: Drainase payudara, tidak termasuk aspirasi atau pengeluaran isi, tanpa insisi
Jika diperlukan tindakan medis untuk mengatasi kondisi gondongen, salah satu prosedur yang mungkin dilakukan adalah drainase payudara. Dalam klasifikasi ICD-9-CM, tindakan ini memiliki kode 85.20, yaitu "Drainase payudara, tidak termasuk aspirasi atau pengeluaran isi, tanpa insisi". Prosedur ini dilakukan untuk mengeluarkan cairan atau nanah yang terkumpul di dalam payudara, sehingaa dapat membantu mengurangi peradangan dan gejala yang terkait.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosis dan tindakan medis dapat bervariasi berdasarkan kondisi spesifik pasien, riwayat medis, dan evaluasi klinis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. -
Article No. 2450 | 16 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan yaitu Ny.S berusia 28 tahun dirawat di RSJ Sukasenang. Berdasarkan informasi dari keluarga, Ny S dibawa ke RSJ karena Ny S bertengkar dan berkelahi dengan tetangga rumahnya. Saat dilakukan pengkajian di RSJ, muka pasien tampak merah dan tegang, wajah memerah dan tegang, berbicara kasar dan suara tinggi, serta pasien sering jalan mondar mandir. Apakah masalah psikososial pada kasus di atas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien Ny. S mengalami masalah psikososial berupa Risiko Perilaku Kekerasan.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Perilaku Kekerasan adalah suatu keadaan di mana individu menunjukkan perilaku agresif yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Risiko Perilaku Kekerasan adalah pasien dapat mengontrol perilaku kekerasan, memiliki strategi koping yang efektif, dan dapat berinteraksi dengan orang lain secara positif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Risiko Perilaku Kekerasan meliputi:
a. Manajemen Perilaku Kekerasan: Meningkatkan kemampuan pasien dalam mengidentifikasi, mengontrol, dan mengelola perilaku kekerasan.
b. Terapi Aktivitas Kelompok: Membantu pasien berlatih keterampilan sosial dan mengelola emosi secara positif.
c. Konseling: Membantu pasien mengeksplorasi dan memahami penyebab perilaku kekerasan, serta mengembangkan strategi koping yang efektif.
Dalam kasus Ny. S, tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah menerapkan intervensi-intervensi tersebut untuk membantu pasien dalam mengendalikan perilaku kekerasan, meningkatkan kemampuan koping, dan membangun interaksi sosial yang lebih positif. -
Article No. 2451 | 16 Oct 2024
Klinis : demam batuk pilek
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait dengan kondisi demam batuk pilek.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J06.9
- Deskripsi: Infeksi saluran pernapasan atas, tidak spesifik
Penjelasan:
Kondisi demam, batuk, dan pilek biasanya menunjukkan adanya infeksi saluran pernapasan atas. Kode ICD-10 J06.9 digunakan untuk menggambarkan infeksi saluran pernapasan atas yang tidak dapat diklasifikasikan dengan lebih spesifik. Hal ini mencakup gejala umum seperti demam, batuk, dan rhinitis (pilek).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang secara khusus terkait dengan kondisi demam, batuk, dan pilek.
Penjelasan:
Kondisi demam, batuk, dan pilek biasanya tidak memerlukan tindakan medis spesifik, selain perawatan simptomatik dan manajemen gejala. Jika tidak ada komplikasi atau kondisi penyerta yang membutuhkan intervensi medis, maka tidak akan ada kode prosedur ICD-9-CM yang terkait.
Perekam medis dan dokter akan fokus pada dokumentasi gejala, riwayat, dan perawatan simptomatik yang diberikan untuk mengelola kondisi ini. -
Article No. 2452 | 16 Oct 2024
Klinis : demam batuk pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi demam, batuk, dan pilek.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Faktor yang Berhubungan: Produksi sekret yang berlebihan, obstruksi saluran napas.
2. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu.
Faktor yang Berhubungan: Proses infeksi.
3. Ketidaknyamanan
Definisi: Pengalaman subyektif dan tidak menyenangkan dari ketidaknyamanan fisik, mental, emosional, sosial, atau spiritual.
Faktor yang Berhubungan: Demam, batuk, dan pilek.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) merupakan pedoman dalam menentukan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) memberikan panduan dalam menentukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran yang diinginkan.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan kerangka kerja SDKI - SLKI - SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandarisasi bagi pasien dengan demam, batuk, dan pilek. Pendekatan ini akan membantu saya dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pasien secara efektif. -
Article No. 2453 | 16 Oct 2024
Klinis : nyeri perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi nyeri perut.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis gastrointestinal.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
- Faktor yang Berhubungan: Proses patologis gastrointestinal, seperti infeksi, obstruksi, perdarahan, dan lain-lain.
- Gejala dan Tanda: Pasien mengeluhkan nyeri perut, dapat terasa tumpul, tajam, atau terbakar, lokasi dan intensitas bervariasi, dan dapat menyebar ke area lain.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif, pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, pemberian analgesik, terapi relaksasi, edukasi manajemen nyeri, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan etiologi nyeri.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mengidentifikasi penyebab nyeri perut, menerapkan intervensi keperawatan yang tepat, dan memantau perkembangan kondisi pasien untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 2454 | 16 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, 28 tahun, airway paten, pasien tampak tenang, whezing negatif, ronchi berkurang,Stridor dan gurgling negatif, RR 28x/m, Spo2 100% NRBM 5lpm T 102/67 mmhg, N 84x/m, CRT< 2 " , GCS 223 hari ini tidak ada kejang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Faktor-faktor yang Berhubungan: Sekresi pernapasan yang berlebihan.
- Gejala dan Tanda: Wheezing, ronki, stridor, dan gurgling.
2. Hipertermia
- Definisi: Suhu tubuh di atas rentang normal.
- Faktor-faktor yang Berhubungan: Proses patologis.
- Gejala dan Tanda: Suhu tubuh 102°F (38,9°C).
3. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan.
- Faktor-faktor yang Berhubungan: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Gejala dan Tanda: Capillary Refill Time (CRT) > 2 detik.
Penjelasan Singkat Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SDKI:
- Memuat definisi, faktor-faktor yang berhubungan, dan gejala dan tanda setiap diagnosa keperawatan.
- Memberikan panduan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merumuskan diagnosa keperawatan yang akurat.
SLKI:
- Berisi luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Membantu perawat dalam mengevaluasi efektivitas intervensi yang dilakukan.
SIKI:
- Menyediakan intervensi-intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
- Memberikan panduan dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan sesuai dengan kebutuhan pasien.