Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2617 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan, umur 55 tahun dirawat dengan ketoasidosis. Keluarga pasien mengatakan pasien meningkat gula darahnya karena tidak bisa merubah kebiasaan suka makan makanan atau minuman yang manis. Apakah komplikasi yang akan terjadi apabila pasien tidak merubah gaya hidupnya? a. Hipokalemia b. Hiperkalemia c. Syock neurogenic d. Pneumonia e. Hiperkalsemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, maka diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (NANDA-I)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakstabilan kadar glukosa darah adalah kondisi di mana kadar glukosa darah berada di luar rentang normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan glukosa darah, pemberian insulin sesuai resep, edukasi diet dan gaya hidup sehat.
Komplikasi yang dapat terjadi jika pasien tidak mengubah gaya hidupnya:
b. Hiperkalemia
Penjelasan:
Pada ketoasidosis diabetes, terjadi peningkatan kadar kalium (hiperkalemia) akibat dehidrasi dan pembebasan kalium dari jaringan yang rusak. Hiperkalemia yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan gangguan fungsi jantung dan kematian.
Jadi, jika pasien tidak mengubah gaya hidupnya, maka risiko hiperkalemia meningkat dan dapat mengancam nyawa. Intervensi keperawatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi ini. -
Article No. 2618 | 17 Oct 2024
Klinis : Pria berusia 65 tahun diantar ke rumah sakit oleh istri dan Pengurus RT karena sesak. Sudah sering batuk kurang lebih 1 minggu, dahak kental dan warnanya kuning. Sempat meriang-meriang dan keringat dingin. Ia mengeluh “batuk saya ga henti-henti, dada saya jadinya sakit. Ini tenggorokan saya rasanya kering sekali, juga lemes. Sesak Ners kalau saya tiduran terlentang”. Istri mengatakan pasien masih aktif merokok ½ pack sehari. Hasil pemeriksaaan fisik didapatkan: frekuensi nadi 108x/menit, frekuensi napas 30x/menit, suhu 38,7 derajat celcius, tekanan darah 130/90 mmHg, SpO2 90%, mukosa mulut dan kulit kering. Pasien tampak bernapas cepat dan dangkal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Intoleransi Aktivitas
3. Kekurangan Volume Cairan
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- SLKI: Peningkatan kemampuan individu untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dan mempertahankan jalan napas yang bebas.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi aktivitas fisik.
- SLKI: Peningkatan kemampuan individu untuk mentoleransi aktivitas fisik.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik.
3. Kekurangan Volume Cairan
- SDKI: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- SLKI: Peningkatan volume cairan tubuh yang adekuat.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mempertahankan volume cairan tubuh yang adekuat.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami sesak napas, sering batuk dengan dahak kental berwarna kuning, meriang, dan keringat dingin, yang mengarah pada diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Pasien juga mengeluh lemah dan tampak bernapas cepat dan dangkal, yang mengarah pada diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas. Selain itu, kondisi kering pada mukosa mulut dan kulit mengarah pada diagnosa keperawatan Kekurangan Volume Cairan. -
Article No. 2619 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 60 tahun masuk IGD memiliki gejala seperti batuk disertai adanya sekret, sesak nafas. TD: 130/90 mmHg, RR: 45x kali/menit, N: 90x/menit, S: 38⁰C. pasien composmentis. Pasien mempunyai Riwayat ARDS. Masalah keperawatan yang muncul pada kasus di atas adalah? a. Kurang pengetahuan b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas. c. Kerusakan pertukaran gas d. Resiko tinggi terhadap infeksi e. Malnutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan yang muncul pada kasus tersebut adalah:
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
Penjelasan:
- Gejala yang ditunjukkan oleh pasien seperti batuk disertai sekret dan sesak nafas, serta peningkatan frekuensi pernapasan (RR 45x/menit) menggambarkan adanya masalah pada bersihan jalan nafas.
- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah kondisi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Masalah ini sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan penilaian keperawatan terhadap respons kesehatan klien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil akhir yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang harus dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 2620 | 17 Oct 2024
Klinis : sesorang nenek 78 th di pstw sejak 2 thn lalu mengeluh tidak dpt mwndengar dengan jelas pada kedua telinganya saat bicara suaranya terdengar keras wbs mengatakan malu kalau diajak bicara oenghuni panti takut tersinggung perasaanbya. apakah tindakan kep memfasilitasi pada kasus tsb a. posisi berhadapan bicara lebih keras b. bicara langsung pada telinga wbs dengan suara kera c. posisi berhadapan bicara debgan vol biasa d. bicara langsung dengan kalimat fiulang ulang e. bicara dengan menggunakan bahasa isyarat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Pendengaran (NANDA-I: Sensory Perception Disturbance)
- Definisi: Perubahan kemampuan individu untuk menerima, mengolah, dan memahami informasi sensorik.
- Ciri-ciri khas: Kesulitan mendengar, suara terdengar keras, malu saat diajak bicara.
2. Gangguan Interaksi Sosial (NANDA-I: Impaired Social Interaction)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai, mempertahankan, dan menyelesaikan pertukaran sosial.
- Ciri-ciri khas: Tidak nyaman saat berinteraksi, takut tersinggung penghuni lain.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Gangguan Pendengaran: Penurunan kemampuan individu untuk mendengar secara efektif.
- Gangguan Interaksi Sosial: Ketidakmampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Gangguan Pendengaran: Peningkatan kemampuan mendengar, penerimaan diri terhadap gangguan pendengaran.
- Gangguan Interaksi Sosial: Peningkatan kemampuan berinteraksi, penerapan keterampilan berkomunikasi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Fasilitasi Komunikasi: Membantu individu untuk dapat berkomunikasi secara efektif.
- Terapi Okupasi: Memfasilitasi kemampuan individu untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang bermakna.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Posisi berhadapan dan bicara lebih keras
b. Bicara langsung pada telinga WBS dengan suara keras
c. Posisi berhadapan dan bicara dengan volume biasa
d. Bicara langsung dengan kalimat diulang-ulang
e. Bicara dengan menggunakan bahasa isyarat, dengan nada ramah dan persona perawat
Pemilihan tindakan akan bergantung pada respons dan kemampuan WBS. Tindakan kombinasi dari berbagai opsi di atas dapat dilakukan untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif dan mengurangi gangguan interaksi sosial. -
Article No. 2621 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan, usia 55 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan kusta, pasien mengatakan nyeri pada daerah kulit yang terkena kusta, skala nyeri 4, merasa khawatir dengan kondisinya dan tidak ada nafsu makan. Hasil pemeriksaan: didapatkan pasien gelisah, bercak-bercak putih pada kulit dan pasien berkeringat. TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 95 x/menit, frekuensi napas 19 x/menit, suhu 37,30C.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronis Berhubungan dengan Proses Patologis Penyakit Kusta
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Faktor yang Berhubungan: Proses patologis penyakit kusta yang menyebabkan kerusakan jaringan.
2. Kecemasan Berhubungan dengan Perubahan Status Kesehatan
- Definisi: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui yang ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan, atau ketakutan.
- Faktor yang Berhubungan: Perubahan status kesehatan akibat penyakit kusta.
3. Gangguan Pola Makan Berhubungan dengan Anoreksia
- Definisi: Pola makan yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan gizi.
- Faktor yang Berhubungan: Anoreksia (tidak ada nafsu makan) akibat penyakit kusta.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan/keperawatan pasien.
- Diagnosa keperawatan di atas sesuai dengan SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran (outcome) yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran yang diharapkan dari diagnosa keperawatan di atas antara lain: pengurangan nyeri, penurunan kecemasan, dan peningkatan pola makan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan konseling gizi.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Silakan tanyakan jika ada yang ingin ditambahkan atau dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 2622 | 17 Oct 2024
Klinis : Pak Asep berusia 65 tahun diantar ke rumah sakit oleh istri dan Pengurus RT karena sesak. Ners Anna melakukan pengkajian pada pasien. Istri pasien mengatakan bahwa Pak Asep sebelum sesak memang sudah sering batuk kurang lebih 1 minggu, dahak kental dan warna nya kuning. Pak Asep menolak ke klinik dan memilih membeli obat batuk di apotik. Tiga hari sebelum dirawat, istrinya menyampaikan pak Asep sempat meriang-meriang dan keringat dingin. Pak Asep mengeluh “batuk saya ga henti henti, dada saya jadinya sakit. Ini tenggorokan saya rasanya kering sekali, juga lemes. Sesak Ners kalau saya tiduran terlentang”. Istri mengatakan pasien masih aktif merokok ½ pack sehari. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan: frekuensi nadi 108x/menit, frekuensi napas 30x/menit, suhu 38,7ºC, tekanan darah 130/90 mmHg, SpO2 90%, mukosa mulut dan kulit kering. Pasien tampak bernapas cepat dan dangkal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kasus yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI menurut standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan bersihan jalan napas.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dan obstruksi dari saluran napas.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- SDKI: Perubahan dalam frekuensi atau kedalaman napas yang dapat mengganggu ventilasi yang adekuat.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan dan/atau memperbaiki pola napas.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pernapasan yang adekuat.
3. Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan dan/atau menurunkan suhu tubuh.
- SIKI: Tindakan untuk mengontrol dan/atau menurunkan suhu tubuh.
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
Pak Asep mengalami batuk dengan dahak kental dan berwarna kuning, yang merupakan indikasi adanya sekresi yang tidak dapat dikeluarkan secara efektif. Hal ini menyebabkan obstruksi jalan napas dan mengganggu ventilasi yang adekuat.
2. Ketidakefektifan Pola Napas:
Pak Asep mengalami sesak napas, terutama saat berbaring terlentang, serta bernapas cepat dan dangkal. Ini menunjukkan adanya perubahan dalam frekuensi dan kedalaman napas yang dapat mengganggu ventilasi yang adekuat.
3. Hipertermia:
Pak Asep mengalami peningkatan suhu tubuh melebihi normal (38,7°C), yang dapat menjadi indikasi adanya proses infeksi atau peradangan.
Perawat perlu melakukan intervensi yang tepat untuk mengatasi diagnosa keperawatan tersebut, seperti memfasilitasi bersihan jalan napas, mempertahankan pola napas yang efektif, dan menurunkan suhu tubuh sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 2624 | 17 Oct 2024
Klinis : Pasien kontrol. Saat ini pasien tenang dan kooperatif. Pasien berkata terkadang masih sering scrolling instagram suami dan mertuanya. Namun pasien berkata itu tidak mempengaruhi dirinya. Pasien juga berkata fokusnya mudah teralihkan dan ia lebih banyak tidur. Pasien juga merasa malas beraktivitas dan lebih banyak tidur. Nafsu makan baik. Pasien bertanya apakah ia sudah dapat kerja atau tidak. Ia berkata sudah ingin menghasilkan uang kembali.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat tentang SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Interaksi Sosial Berhubungan dengan Penggunaan Media Sosial yang Berlebihan
2. Defisit Aktivitas Berhubungan dengan Penurunan Motivasi
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Interaksi Sosial Berhubungan dengan Penggunaan Media Sosial yang Berlebihan
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Gangguan Interaksi Sosial
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan Interaksi Sosial
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Terapi Perilaku, Konseling, Terapi Aktivitas Kelompok
Pasien menunjukkan perilaku penggunaan media sosial yang berlebihan, yang dapat mengganggu interaksi sosial dan hubungan dengan orang-orang di sekitarnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan terapi perilaku, konseling, dan terapi aktivitas kelompok untuk membantu pasien mengatur penggunaan media sosial dan meningkatkan interaksi sosial yang sehat.
2. Defisit Aktivitas Berhubungan dengan Penurunan Motivasi
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Defisit Aktivitas
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan Aktivitas
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Terapi Aktivitas, Manajemen Energi, Motivasi
Pasien menunjukkan penurunan motivasi untuk beraktivitas, yang dapat menyebabkan defisit aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan terapi aktivitas, manajemen energi, dan motivasi untuk membantu pasien meningkatkan aktivitas dan produktivitasnya.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai dapat membantu pasien mengatasi permasalahan yang dihadapinya dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 2625 | 17 Oct 2024
Klinis : Hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi hipertermia sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas dari tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia adalah:
1. Suhu tubuh kembali normal
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Pasien menunjukkan rasa nyaman
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk mengatasi hipertermia meliputi:
1. Menurunkan suhu tubuh dengan menggunakan kompres hangat/dingin, pemberian obat penurun demam, dan meningkatkan asupan cairan.
2. Memantau tanda-tanda vital dan gejala infeksi.
3. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang hipertermia dan pentingnya penanganan yang tepat.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan penanganan hipertermia sesuai dengan standar PPNI dan memberikan perawatan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 2626 | 17 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien tersebut adalah tuberkulosis paru. Berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan mikrobiologis sputum untuk deteksi bakteri tuberkulosis
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 "Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif" digunakan karena pasien memiliki gejala batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru, yang sesuai dengan kriteria diagnosis tuberkulosis paru.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 "Pemeriksaan mikrobiologis sputum untuk deteksi bakteri tuberkulosis" dapat digunakan untuk prosedur pemeriksaan sputum yang kemungkinan akan dilakukan untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis paru pada pasien.
Secara keseluruhan, kode ICD-10 A15.0 dan kode ICD-9-CM 87.44 merupakan kode yang sesuai untuk mendeskripsikan diagnosis dan prosedur/tindakan medis yang mungkin akan dilakukan pada pasien tersebut. -
Article No. 2627 | 17 Oct 2024
Klinis : Sesak nafas, kaki bengkak, sulit berjalan, BB terjadi kenaikan, urin 200 cc/24 jam Putting edema +2, ronchi, tampak sesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Berat Badan Meningkat Tidak Efektif
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Peningkatan berat badan yang tidak dikehendaki dan melebihi berat badan ideal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Berat badan stabil
2. Tingkat perfusi jaringan adekuat
3. Edema menurun
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitor intake dan output cairan
2. Monitor berat badan harian
3. Kolaborasi pemberian diuretik
4. Anjurkan pembatasan asupan garam
5. Evaluasi fungsi ginjal
Penjelasan singkat:
Kondisi pasien dengan sesak napas, kaki bengkak, sulit berjalan, berat badan meningkat, dan output urin yang rendah mengarah pada Diagnosa Keperawatan "Berat Badan Meningkat Tidak Efektif". Hal ini disebabkan oleh adanya retensi cairan yang menyebabkan edema dan berat badan naik. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah memantau intake dan output cairan, berat badan harian, kolaborasi pemberian diuretik, pembatasan asupan garam, serta evaluasi fungsi ginjal untuk mengatasi kondisi tersebut.