Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2610 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki umur 38 tahun masuk UGD diantar oleh petugas kepolisian, hasil pemeriksaan, pasien tidak sadar, terdapat luka robek di kepala bagian frontal sinistra, luka lecet di siku kanan, hasil pengukuran tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nafas 41 x/menit dan terdengar suara tambahan snoring. Apakah data yang perlu diperiksa pada kasus tersebut? a. Jumlah Perdarahan b. Frekuensi nadi c. Sumbatan jalan nafas d. Penyebab kejadian e. Nilai GCS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kasus tersebut memerlukan pemeriksaan dan penilaian terhadap beberapa data yang penting untuk menegakkan diagnosis keperawatan yang sesuai. Berikut adalah data yang perlu diperiksa:
1. Sumbatan jalan nafas (c)
Pemeriksaan jalan nafas sangat penting untuk mendeteksi adanya sumbatan yang dapat mengancam ventilasi pasien. Suara snoring yang terdengar mengindikasikan adanya obstruksi pada jalan nafas.
2. Nilai GCS (e)
Penilaian Glasgow Coma Scale (GCS) diperlukan untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien. Hal ini penting untuk menentukan tingkat keparahan cedera dan intervensi yang tepat.
3. Jumlah perdarahan (a)
Pemeriksaan jumlah dan sumber perdarahan perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kehilangan darah yang terjadi dan menentukan tindakan penanganan yang diperlukan.
4. Frekuensi nadi (b)
Pemeriksaan frekuensi nadi dapat memberikan informasi tentang kondisi kardiovaskular pasien dan kemungkinan adanya syok.
5. Penyebab kejadian (d)
Mengetahui penyebab atau mekanisme cedera yang terjadi dapat membantu dalam menentukan diagnosa keperawatan yang tepat dan intervensi yang sesuai.
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut adalah beberapa kemungkinan diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan untuk kasus ini:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
2. Penurunan Kesadaran
3. Risiko Perdarahan
4. Risiko Syok
Diagnosis keperawatan ini memerlukan intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah yang terjadi dan mencapai luaran keperawatan yang diharapkan, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, stabilisasi hemodinamik, dan peningkatan status kesadaran. -
Article No. 2611 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki, umur 35 tahun datang ke IGD karena mengalami luka tusuk pada tangan. Pasien mengalami perdarahan. Perawat akan melakukan tindakan untuk menghentikan perdarahan pasien. Daerah sekitar luka sudah dibersihkan, apakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan perawat? a. Tekan luka sampai perdarahan berhenti b. Berikan ATS c. Tutup luka dengan kassa steril d. Berikan obat untuk menghentikan perdarahan e. Tinggikan daerah luka
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, tindakan selanjutnya yang harus dilakukan oleh perawat adalah:
a. Tekan luka sampai perdarahan berhenti
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan Aktual
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko perdarahan aktual adalah keadaan dimana seseorang mengalami kehilangan cairan darah dari sistem vaskuler yang melebihi kemampuan tubuh untuk menggantinya.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Setelah tindakan keperawatan, pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada perdarahan aktif, dan tidak ada komplikasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang tepat adalah melakukan kompresi langsung pada area luka untuk menghentikan perdarahan aktif.
Jadi, tindakan selanjutnya yang harus dilakukan perawat adalah menekan luka sampai perdarahan berhenti. Hal ini sesuai dengan langkah penatalaksanaan luka tusuk untuk menghentikan perdarahan aktif. -
Article No. 2612 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke UGD diantar oleh istrinya dalam keadaan tidak sadar. Istri pasien mengatakan 30 menit yang lalu pasien mengeluhkan nyeri dada kiri yang hebat dan tembus hingga ke punggung. Pasien memiliki riwayat kolesterol tinggi. Dari pemeriksaan fisik ditemukan pasien mengalami henti nafas dan henti jantung. Tidak ditemukan cyanosis sircum oral dan akral masih teraba hangat. Pasien tidak merespon hanya dengan suara. Apakah yang anda lakukan sebagai seorang perawat? a. Cek pulsasi nadi karotis b. Panggil nama pasien c. Cek pulsasi nadi radialis d. Memposisikan pasien dengan posisi trendelenberg e. Memindahkan pasien di tempat yang datar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, dalam kondisi seorang laki-laki usia 56 tahun yang datang ke UGD dalam keadaan tidak sadar dengan keluhan nyeri dada kiri yang hebat dan tembus ke punggung, serta diketahui memiliki riwayat kolesterol tinggi dan mengalami henti nafas serta henti jantung, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah:
1. Diagnosa Keperawatan:
- Penurunan Curah Jantung (NANDA-I)
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Penurunan Curah Jantung adalah kondisi di mana jantung tidak mampu memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Setelah dilakukan intervensi keperawatan, pasien diharapkan dapat mempertahankan curah jantung yang adekuat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital, Manajemen Jantung, Manajemen Perfusi Jaringan, dan Resusitasi Jantung Paru.
3. Tindakan Keperawatan:
a. Cek pulsasi nadi karotis (a) - untuk menilai apakah jantung masih berfungsi.
b. Tidak perlu memanggil nama pasien (b) karena pasien dalam kondisi tidak sadar.
c. Tidak perlu cek pulsasi nadi radialis (c) karena saat ini fokus utama adalah menilai fungsi jantung.
d. Memposisikan pasien dengan posisi trendelenberg (d) - untuk memfasilitasi aliran balik vena ke jantung.
e. Memindahkan pasien di tempat yang datar (e) - untuk memudahkan tindakan resusitasi.
Selanjutnya, tindakan keperawatan yang perlu dilakukan adalah segera memulai resusitasi jantung paru (RJP) sesuai dengan SIKI, untuk mengembalikan fungsi jantung dan pernapasan pasien. -
Article No. 2613 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien datang ke IGD karena mual dan muntah. abdomen acites. Pasien mengatakan kadang mengalami muntah darah dan BAB juga berdarah, akral dingin TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 120 x/mnt, frekuensi napas 24/mnt, suhu 36,8°C. Masalah keperawatan utama pada pasien tersebut ialah : a. Perubahan perfusi jaringan b. Gangguan mobilitas fisik c. Deficit volume cairan d. Penurunan cardiac output e. Intoleransi aktifitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, masalah keperawatan utama pada pasien tersebut adalah:
a. Perubahan perfusi jaringan
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Perubahan perfusi jaringan adalah status sirkulasi darah ke suatu bagian tubuh yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik jaringan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien akan menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat, ditandai dengan tekanan darah dalam rentang normal, akral hangat, dan kapiler refill kurang dari 3 detik.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, memantau perfusi perifer, mempertahankan posisi yang meningkatkan aliran balik vena, dan memberikan cairan intravena sesuai indikasi.
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami mual, muntah, akral dingin, dan tekanan darah rendah, maka perubahan perfusi jaringan merupakan masalah keperawatan utama yang harus segera ditangani. -
Article No. 2614 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 65 tahun dirawat dengan ketoasidosis diabetikum. Pasien mempunyai riwayat DM sejak usia 12 tahun dan 1 minggu yang lalu pengobatan insulin dihentikan. Hasil pengkajian TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, Suhu 36,8°C. Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 4 tahun yang lalu dan sudah komplikasi gagal ginjal sejak 1 tahun yang lalu. Faktor pencetus pasien ketoasidosis ialah : a. Riwayat gagal ginjal b. Riwayat hipertensi c. Riwayat DM d. Infeksi saluran kemih e. Pengobatan insulin dihentikan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan dan cairan akibat ketoasidosis diabetikum.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Keadaan dimana seseorang mengalami asupan nutrisi dan cairan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien mencapai keseimbangan nutrisi dan cairan yang adekuat.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan asupan dan output, pemberian nutrisi parenteral, manajemen hiperglisemia, dan edukasi terkait diet.
Faktor pencetus ketoasidosis diabetikum pada kasus ini adalah:
e. Pengobatan insulin dihentikan
Riwayat gagal ginjal, hipertensi, dan DM yang dialami pasien merupakan kondisi yang mempredisposisi terjadinya ketoasidosis, namun bukan merupakan faktor pencetus langsung. Sedangkan infeksi saluran kemih tidak disebutkan dalam kasus ini. -
Article No. 2615 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 55 tahun dirawat di RS dengan keluhan ketoasidosis diabetikum. Hasil pengkajian TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi napas 29 x/menit, suhu 37,5°C, mual muntah, turgor kulit tidak elastis. Intake 1500 cc, output 2000 cc, nafas cepat dan dalam, terdapat keton dalam urine, GDS 400 mg/dl. Masalah utama pasien tersebut ialah : a. Gangguan perfusi jaringan b. Perubahan pola nafas c. Perubahan nutrisi d. Resiko infeksi e. Kekurangan volume cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, masalah utama pasien tersebut adalah:
e. Kekurangan volume cairan
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan:
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan ditandai dengan turgor kulit tidak elastis, output lebih besar dari intake, dan tanda-tanda dehidrasi lainnya.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Kekurangan Volume Cairan adalah keadaan di mana individu mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang melebihi jumlah yang masuk, sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Setelah dilakukan intervensi keperawatan, pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat, ditandai dengan peningkatan turgor kulit, penurunan tanda-tanda dehidrasi, dan keseimbangan cairan yang baik.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengelola cairan dan elektrolit, memantau masukan dan pengeluaran cairan, serta memantau tanda-tanda dehidrasi.
Jadi, berdasarkan kondisi pasien yang menunjukkan tanda-tanda kekurangan volume cairan, maka masalah utama pasien adalah Kekurangan volume cairan. -
Article No. 2616 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 35 tahun diantar oleh keluarga ke UGD dengan kesadaran menurun. Berdasarkan anamnesis, pasien jatuh dari tangga ± 5 hari yang lalu, mual dan muntah 5 kali, pemeriksaan fisik ditemukan: Pupil anisokor, kaku kuduk, hemiparese kontralateral, midriasis pupil ipsilateral, GCS 10, TD: 130/80 mmHg, N: 88 x/ menit, S : 37,8°C, RR: 24 x/ menit. Hasil CT Scan Subdural Hematoma. Apakah masalah keperawatan pada pasien tersebut ? a. Gangguan perfusi serebral b. Gangguan persepsi sensori penglihatan c. Gangguan keseimbangan cairan d. Gangguan nutrisi e. Gangguan mobilitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Gangguan perfusi serebral
Penjelasan:
- Pasien mengalami penurunan kesadaran, kaku kuduk, hemiparese kontralateral, midriasis pupil ipsilateral, dan hasil CT scan menunjukkan subdural hematoma. Tanda-tanda ini menunjukkan adanya gangguan perfusi serebral akibat tekanan intrakranial yang meningkat.
- Diagnosa keperawatan ini sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) yang mencakup disfungsi serebral akut dan kronik, serta perubahan status sirkulasi serebral.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, mengatur posisi kepala, memberikan oksigen, dan mengobservasi tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial.
Jawaban yang lain tidak sesuai dengan kondisi pasien yang diberikan. -
Article No. 2617 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan, umur 55 tahun dirawat dengan ketoasidosis. Keluarga pasien mengatakan pasien meningkat gula darahnya karena tidak bisa merubah kebiasaan suka makan makanan atau minuman yang manis. Apakah komplikasi yang akan terjadi apabila pasien tidak merubah gaya hidupnya? a. Hipokalemia b. Hiperkalemia c. Syock neurogenic d. Pneumonia e. Hiperkalsemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, maka diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (NANDA-I)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakstabilan kadar glukosa darah adalah kondisi di mana kadar glukosa darah berada di luar rentang normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan glukosa darah, pemberian insulin sesuai resep, edukasi diet dan gaya hidup sehat.
Komplikasi yang dapat terjadi jika pasien tidak mengubah gaya hidupnya:
b. Hiperkalemia
Penjelasan:
Pada ketoasidosis diabetes, terjadi peningkatan kadar kalium (hiperkalemia) akibat dehidrasi dan pembebasan kalium dari jaringan yang rusak. Hiperkalemia yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan gangguan fungsi jantung dan kematian.
Jadi, jika pasien tidak mengubah gaya hidupnya, maka risiko hiperkalemia meningkat dan dapat mengancam nyawa. Intervensi keperawatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi ini. -
Article No. 2618 | 17 Oct 2024
Klinis : Pria berusia 65 tahun diantar ke rumah sakit oleh istri dan Pengurus RT karena sesak. Sudah sering batuk kurang lebih 1 minggu, dahak kental dan warnanya kuning. Sempat meriang-meriang dan keringat dingin. Ia mengeluh “batuk saya ga henti-henti, dada saya jadinya sakit. Ini tenggorokan saya rasanya kering sekali, juga lemes. Sesak Ners kalau saya tiduran terlentang”. Istri mengatakan pasien masih aktif merokok ½ pack sehari. Hasil pemeriksaaan fisik didapatkan: frekuensi nadi 108x/menit, frekuensi napas 30x/menit, suhu 38,7 derajat celcius, tekanan darah 130/90 mmHg, SpO2 90%, mukosa mulut dan kulit kering. Pasien tampak bernapas cepat dan dangkal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Intoleransi Aktivitas
3. Kekurangan Volume Cairan
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- SLKI: Peningkatan kemampuan individu untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dan mempertahankan jalan napas yang bebas.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi aktivitas fisik.
- SLKI: Peningkatan kemampuan individu untuk mentoleransi aktivitas fisik.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik.
3. Kekurangan Volume Cairan
- SDKI: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- SLKI: Peningkatan volume cairan tubuh yang adekuat.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mempertahankan volume cairan tubuh yang adekuat.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami sesak napas, sering batuk dengan dahak kental berwarna kuning, meriang, dan keringat dingin, yang mengarah pada diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Pasien juga mengeluh lemah dan tampak bernapas cepat dan dangkal, yang mengarah pada diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas. Selain itu, kondisi kering pada mukosa mulut dan kulit mengarah pada diagnosa keperawatan Kekurangan Volume Cairan. -
Article No. 2619 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 60 tahun masuk IGD memiliki gejala seperti batuk disertai adanya sekret, sesak nafas. TD: 130/90 mmHg, RR: 45x kali/menit, N: 90x/menit, S: 38⁰C. pasien composmentis. Pasien mempunyai Riwayat ARDS. Masalah keperawatan yang muncul pada kasus di atas adalah? a. Kurang pengetahuan b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas. c. Kerusakan pertukaran gas d. Resiko tinggi terhadap infeksi e. Malnutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan yang muncul pada kasus tersebut adalah:
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
Penjelasan:
- Gejala yang ditunjukkan oleh pasien seperti batuk disertai sekret dan sesak nafas, serta peningkatan frekuensi pernapasan (RR 45x/menit) menggambarkan adanya masalah pada bersihan jalan nafas.
- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah kondisi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Masalah ini sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan penilaian keperawatan terhadap respons kesehatan klien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil akhir yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang harus dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.