Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18376 | 09 Jun 2025
Klinis : Seorang wanita umur 57 tahun dirawat di ruangan penyakit dalam 2 hari yang lalu. Diagnosa Medis pasien: Paraparise inferior + DM + Hipertensi. Saat diperiksa kondisi pasien: tekanan darah 160/95 mmHg, nadi 100x/menit, pernapasan 24x/menit, gula darah puas 130 mg/dL. Pasien mengeluh lemah, tubuh terlihat kotor, rambut terlihat kusut, ADL dibantu keluarga.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan untuk kondisi pasien tersebut:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Aktivitas Intoleransi (00092)
b. Risiko Integritas Kulit Terganggu (00047)
c. Defisit Perawatan Diri (00108)
2. Penjelasan Singkat:
a. Aktivitas Intoleransi (00092)
SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas yang dibutuhkan atau diinginkan karena keterbatasan fisiologis.
SLKI: Meningkatkan Toleransi Aktivitas
SIKI: Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi
b. Risiko Integritas Kulit Terganggu (00047)
SDKI: Rentan mengalami perubahan pada kulit dan jaringan yang menyertai perubahan status kesehatan.
SLKI: Mempertahankan Integritas Kulit
SIKI: Perawatan Kulit, Manajemen Nutrisi
c. Defisit Perawatan Diri (00108)
SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang dibutuhkan.
SLKI: Meningkatkan Perawatan Diri
SIKI: Perawatan Diri: Mandi, Perawatan Diri: Berpakaian, Perawatan Diri: Berhias
Kode dan definisi masing-masing diagnosa keperawatan, intervensi, dan hasil keperawatan dapat ditemukan dalam buku atau referensi yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 18377 | 09 Jun 2025
Klinis : Gangguan citra tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi "Gangguan citra tubuh" dengan tone akademis dan persona pakar/perawat:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Citra Tubuh
Kode SDKI: 00118
Definisi SDKI: Persepsi diri yang terganggu tentang penampilan fisik.
2. Kriteria Hasil (SLKI)
Kode SLKI: 1304
Definisi SLKI: Kemampuan individu untuk menerima, memahami, dan menghargai tubuhnya.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI)
Kode SIKI: I0107
Definisi SIKI: Tindakan mandiri perawat untuk memfasilitasi penerimaan individu terhadap citra tubuhnya.
Penjelasan singkat:
Gangguan citra tubuh adalah persepsi diri yang terganggu tentang penampilan fisik. Individu dengan gangguan citra tubuh mungkin merasa tidak puas, tidak nyaman, atau tidak menerima bagian tubuhnya. Tujuan terapeutik adalah untuk membantu individu menerima, memahami, dan menghargai tubuhnya (SLKI).
Perawat dapat melakukan intervensi untuk memfasilitasi penerimaan individu terhadap citra tubuhnya (SIKI). Intervensi ini dapat mencakup edukasi, konseling, dan teknik relaksasi untuk membantu individu mengelola persepsi dan perasaan tentang penampilan fisiknya.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang komprehensif dan profesional mengenai diagnosa, kriteria hasil, dan intervensi keperawatan terkait gangguan citra tubuh. -
Article No. 18378 | 09 Jun 2025
Klinis : Sdri N (17), siswa sebuah SMA, selalu tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. Pasien post rawat RS 2 minggu yang lalu dengan diagnosis medis Infeksi Menular Seksual (IMS), positif HIV, dan sedang hamil 8 minggu. Pada saat dilakukan kunjungan rumah, N tampak pucat dan badannya kurus, mengalami demam dan batuk berdahak. Aktivitas mandi dan toileting dibantu oleh keluarga. Klien mengatakan tidak mau sekolah lagi karena merasa malu. Keluarga mengatakan sudah dijelaskan cara merawat anaknya tetapi mereka bingung karena tidak memiliki biaya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
b. Risiko Infeksi
c. Berduka Disfungsional
d. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
2. Penjelasan Singkat:
a. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI: 10013) - Asupan nutrisi yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Kode SLKI: NSD-01, Definisi: Perubahan berat badan tidak sesuai dengan status gizi yang diharapkan. Kode SIKI: Nutrisi_P.
b. Risiko Infeksi (SDKI: 10020) - Peningkatan risiko invasi dan perkembangbiakan organisme patogen. Kode SLKI: RIS-01, Definisi: Rentan terhadap masuknya organisme patogen yang dapat menimbulkan penyakit. Kode SIKI: Infeksi_P.
c. Berduka Disfungsional (SDKI: 10003) - Respon berkabung yang mengganggu fungsi normal. Kode SLKI: BER-01, Definisi: Respon berkabung yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Kode SIKI: Berduka_P.
d. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (SDKI: 10010) - Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola kondisi kesehatan. Kode SLKI: MKS-01, Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola kondisi kesehatan. Kode SIKI: Manajemen_Kesehatan_P.
Penjelasan singkat:
- Klien mengalami masalah nutrisi, dibuktikan dengan tampak pucat dan kurus.
- Risiko infeksi, karena klien memiliki riwayat infeksi menular seksual (IMS) dan positif HIV.
- Berduka disfungsional, karena klien merasa malu dan tidak mau sekolah lagi.
- Ketidakefektifan manajemen kesehatan, keluarga belum mampu merawat klien dengan baik karena kendala biaya.
Kode dan definisi yang saya berikan berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Semoga informasi ini bermanfaat. -
Article No. 18379 | 09 Jun 2025
Klinis : Diagnosa Nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang Anda minta mengenai Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI terkait kondisi Diagnosa Nutrisi, dengan nada akademis dan persona sebagai perawat pakar.
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Nutrisi
Definisi: Intake nutrisi yang tidak adekuat dibandingkan dengan kebutuhan tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Keadaan di mana individu menunjukkan asupan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang diberikan untuk meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik individu.
Sebagai perawat pakar, saya dapat menjelaskan bahwa Diagnosa Keperawatan Gangguan Nutrisi merupakan kondisi di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan nafsu makan, masalah menelan, atau ketidakmampuan tubuh untuk menyerap nutrisi secara optimal.
Tujuan utama penanganan Gangguan Nutrisi adalah untuk memastikan individu mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup edukasi tentang nutrisi yang seimbang, pemberian suplemen nutrisi, dan kolaborasi dengan ahli gizi jika diperlukan.
Dengan pemahaman yang komprehensif tentang Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI, saya sebagai perawat pakar dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan berkualitas untuk mengatasi Gangguan Nutrisi pada pasien. -
Article No. 18380 | 09 Jun 2025
Klinis : Sdri N (17), siswa sebuah SMA, selalu tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. Pasien post rawat RS 2 minggu yang lalu dengan diagnosis medis Infeksi Menular Seksual (IMS), positif HIV, dan sedang hamil 8 minggu. Pada saat dilakukan kunjungan rumah, N tampak pucat dan badannya kurus, mengalami demam dan batuk berdahak. Aktivitas mandi dan toileting dibantu oleh keluarga. Klien mengatakan tidak mau sekolah lagi karena merasa malu. Keluarga mengatakan sudah dijelaskan cara merawat anaknya tetapi mereka bingung karena tidak memiliki biaya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Intoleransi Aktivitas (00092)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas hidup sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan akibat kelelahan, kelemahan, atau keterbatasan fisik.
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas
- SIKI: Manajemen Aktivitas
b. Risiko Infeksi (00004)
- SDKI: Peningkatan risiko terinfeksi organisme patogen.
- SLKI: Pengendalian Risiko Infeksi
- SIKI: Pencegahan Infeksi
c. Stigma Sosial (00057)
- SDKI: Persepsi negatif atau sikap diskriminatif terhadap individu atau kelompok.
- SLKI: Penerimaan Sosial
- SIKI: Dukungan Psikososial
d. Ketidakberdayaan (00055)
- SDKI: Pengalaman subjektif bahwa seseorang tidak dapat melakukan tindakan untuk mempengaruhi hasil yang signifikan.
- SLKI: Pemberdayaan
- SIKI: Dukungan Pengambilan Keputusan
Penjelasan singkat:
1. Intoleransi Aktivitas: Klien mengalami penurunan toleransi aktivitas akibat kelelahan, kelemahan, dan keterbatasan fisik yang dialami.
2. Risiko Infeksi: Klien berisiko tinggi terinfeksi organisme patogen terkait dengan kondisi kesehatan saat ini (HIV positif dan IMS).
3. Stigma Sosial: Klien merasa malu dan tidak mau sekolah lagi akibat persepsi negatif atau sikap diskriminatif dari lingkungan sekitar.
4. Ketidakberdayaan: Klien dan keluarga merasa tidak mampu mengatasi masalah kesehatan yang dialami karena keterbatasan biaya.
Kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI dapat ditemukan dalam referensi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 18381 | 09 Jun 2025
Klinis : Sdri N (17), siswa sebuah SMA, selalu tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. Pasien post rawat RS 2 minggu yang lalu dengan diagnosis medis Infeksi Menular Seksual (IMS), positif HIV, dan sedang hamil 8 minggu. Pada saat dilakukan kunjungan rumah, N tampak pucat dan badannya kurus, mengalami demam dan batuk berdahak. Aktivitas mandi dan toileting dibantu oleh keluarga. Klien mengatakan tidak mau sekolah lagi karena merasa malu. Keluarga mengatakan sudah dijelaskan cara merawat anaknya tetapi mereka bingung karena tidak memiliki biaya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat ditetapkan untuk Sdri N:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (SDKI: 13059)
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Ketidakberdayaan (SDKI: 13032)
Definisi: Pengalaman ketidakmampuan untuk mengendalikan atau mengatasi situasi, yang dapat membatasi pilihan dan hasil yang diinginkan.
3. Ketidakpatuhan (SDKI: 13034)
Definisi: Perilaku tidak mengikuti rencana pengobatan yang disepakati bersama oleh pasien dan petugas kesehatan.
4. Isolasi Sosial (SDKI: 13037)
Definisi: Pengalaman subyektif terpisah dari orang lain, baik secara fisik maupun emosional.
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Infeksi: Klien berisiko tinggi mengalami infeksi terkait kondisi kesehatan yang kompleks (IMS, HIV, dan kehamilan).
2. Ketidakberdayaan: Klien merasa tidak berdaya mengatasi kondisi kesehatan dan sosial yang dihadapi.
3. Ketidakpatuhan: Klien tidak patuh menjalani pengobatan dan perawatan, yang berdampak pada kondisi kesehatannya.
4. Isolasi Sosial: Klien merasa terisolasi secara sosial akibat stigma dan malu terhadap kondisi kesehatannya.
Kode dan Definisi SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
13059 - Risiko Infeksi
13032 - Ketidakberdayaan
13034 - Ketidakpatuhan
13037 - Isolasi Sosial
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
10011 - Pencegahan Infeksi
10032 - Pemberdayaan
10034 - Kepatuhan
10037 - Interaksi Sosial
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
6570 - Manajemen Infeksi
6532 - Fasilitasi Pemberdayaan
6534 - Promosi Kepatuhan
6537 - Terapi Aktivitas Kelompok -
Article No. 18360 | 08 Jun 2025
Klinis : tak menangis saat lahir
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi "tak menangis saat lahir" dari perspektif keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "tak menangis saat lahir" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Asfiksi Neonatus". Asfiksi Neonatus didefinisikan sebagai kondisi bayi baru lahir yang mengalami gangguan pertukaran gas, sehingga terjadi hipoksia, hiperkarbia, dan asidosis metabolik.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan bayi dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bayi menunjukkan perbaikan pola pernapasan, dengan frekuensi pernapasan normal (40-60 kali per menit) dan irama teratur.
2. Bayi menunjukkan peningkatan saturasi oksigen (SpO2) hingga mencapai level normal (>95%).
3. Bayi menunjukkan peningkatan refleks menelan dan menghisap yang adekuat.
4. Bayi menunjukkan peningkatan tanda-tanda vital yang stabil, seperti suhu, denyut nadi, dan tekanan darah.
5. Bayi menunjukkan peningkatan kewaspadaan dan responsivitas terhadap stimulasi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah sebagai berikut:
1. Manajemen Jalan Napas:
- Lakukan suction untuk membersihkan jalan napas.
- Berikan oksigen melalui kanula nasal atau inkubator.
- Pantau frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.
2. Manajemen Kardiovaskular:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
- Lakukan tindakan resusitasi jika diperlukan.
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan.
3. Manajemen Nutrisi:
- Sediakan nutrisi enteral (ASI atau susu formula) secara bertahap.
- Pantau intake dan output cairan.
- Lakukan stimulasi menelan dan menghisap.
4. Manajemen Kenyamanan:
- Lakukan perawatan kulit dan pencegahan kerusakan kulit.
- Pertahankan suhu lingkungan yang optimal.
- Lakukan pijat bayi untuk meningkatkan kewaspadaan.
5. Edukasi dan Konseling:
- Berikan edukasi kepada keluarga tentang perawatan bayi dengan asfiksi.
- Konseling untuk mendukung peran keluarga dalam perawatan bayi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada kebutuhan bayi, diharapkan luaran yang diinginkan dapat tercapai, sehingga bayi dapat memperoleh perawatan yang optimal dan meningkatkan kesembuhannya. -
Article No. 18361 | 08 Jun 2025
Klinis : DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS KELUARGA UNTUK KELUARGA DENGAN HIPERTENSI TANPA DISADARI DAN MELAKUKAN HAL HAL CENDERUNG BERISIKO YAITU MAKAB MAKANAN YANG TIDAK SEHAT DAN TIDAK MENGHIRAUKAN SAKIT YANG DIDERITANYA
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam menanggapi kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.81
- Deskripsi: Konseling gizi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I10 untuk Hipertensi esensial (primer):
- Hipertensi esensial (primer) adalah kondisi medis di mana tekanan darah tinggi tidak disebabkan oleh kondisi medis lain yang diketahui. Hal ini sering disebut sebagai "hipertensi tanpa disadari" karena pasien mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi ini.
2. Kode ICD-9-CM 93.81 untuk Konseling gizi:
- Konseling gizi dapat direkomendasikan untuk pasien dengan hipertensi yang memiliki kebiasaan makan makanan tidak sehat. Konseling gizi dapat membantu pasien mengubah pola makan menjadi lebih sehat dan mengurangi risiko komplikasi terkait hipertensi.
Dalam kasus ini, pendekatan keperawatan komunitas keluarga dapat berfokus pada edukasi kesehatan dan dukungan untuk membantu keluarga dengan hipertensi mengelola kondisi mereka secara lebih efektif, termasuk mengubah kebiasaan makan yang tidak sehat dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya perawatan kesehatan yang tepat. -
Article No. 18362 | 08 Jun 2025
Klinis : DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS KELUARGA UNTUK KELUARGA DENGAN HIPERTENSI TANPA DISADARI DAN MELAKUKAN HAL HAL CENDERUNG BERISIKO YAITU MAKAB MAKANAN YANG TIDAK SEHAT DAN TIDAK MENGHIRAUKAN SAKIT YANG DIDERITANYA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi keluarga dengan hipertensi tanpa disadari dan melakukan hal-hal cenderung berisiko yaitu makan makanan yang tidak sehat dan tidak menghiraukan sakit yang dideritanya.
Diagnosa Keperawatan Komunitas Keluarga:
1. Ketidakefektifan Pola Makan Keluarga
- SDKI: Ketidakefektifan Pola Makan
- Kode: 00122
- Definisi: Pola makan yang tidak memenuhi kebutuhan gizi individu atau keluarga.
2. Ketidakpatuhan Keluarga Terhadap Rejimen Terapeutik
- SDKI: Ketidakpatuhan
- Kode: 00079
- Definisi: Perilaku individu atau keluarga yang tidak sesuai dengan rencana terapeutik yang disepakati dengan petugas kesehatan.
3. Defisit Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit Hipertensi
- SDKI: Defisit Pengetahuan
- Kode: 00126
- Definisi: Kekurangan informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Pola Makan Keluarga:
- Keluarga memiliki pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi, seperti makan makanan yang tidak sehat.
- Hal ini dapat berdampak pada kesehatan dan risiko penyakit, seperti hipertensi.
2. Ketidakpatuhan Keluarga Terhadap Rejimen Terapeutik:
- Keluarga tidak mengikuti atau menjalankan rencana terapeutik yang disepakati dengan petugas kesehatan, seperti tidak menghiraukan sakit yang diderita.
- Hal ini dapat menghambat penanganan dan pemulihan kondisi kesehatan.
3. Defisit Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit Hipertensi:
- Keluarga kekurangan informasi atau pemahaman yang terkait dengan penyakit hipertensi, seperti gejala, faktor risiko, dan penatalaksanaan.
- Hal ini dapat menyebabkan keluarga tidak menyadari kondisi hipertensi yang diderita dan tidak melakukan tindakan yang tepat.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, mengembangkan rencana perawatan yang sesuai, dan mendukung kepatuhan terhadap rejimen terapeutik, sehingga dapat mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup keluarga. -
Article No. 18363 | 08 Jun 2025
Klinis : Pasien datang dibawa keluarga dengan kondisi kejang, sisi sebelah kanan berkedut, tangan kanan kaku, mulut mencong ke kanan, keluhan dirasakan tiba-tiba saatjam 3 malam. Sebelumnya keluarga mengataakan bahwa pasien pernah operasi tumor otak jinak tahun 2002/2003, setelah operasi pernah kejang 1x dan ini merupakan kali kedua. Riw. terjatuh (-), kepala terbentur (-), muntah (-), demam (-), mencret (-), BAK dbn. RPT : tumor otak (sudah di operasi tahun 2002/2003) RPO : tidak jelas Riwayat Penyakit Dahulutumor otak OGCS : 15 (E4V5M6) TD : 153/97 mmHg HR : 90 x/menit, kuat, teratur RR : 24 x/menit, teratur Temp : 36,4 C Spo2 : 96 room air VAS : 7 Pemeriksaan Fisik : Kepala: Mata : Pupil Isokor, RC +/+, CA -/-, SI -/- Lidah : Coated Tongue (-), Leher: KGB dbn dan tiroid dbn, TVJ : R-2 cm H2O. Thoraks: Paru-paru: Simetris, Vesikuler +/+, rhonki-/-, wheezing+/+ Jantung: S1/S2 regular, murmur (-), gallop (-) Abdomen: Simetris, Soepel, Peristaltik (+), NTE (+), Mc Burney (-),H/L ttb. Nyeri ketok CVA (-/-) Ekstremitas : Akral hangat , oedema pretibial -/- , CRT < 2 detik, sianosis (-). kekuatan motorik : 5555 /3333 5555 /2222 Genital : tdp
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Risiko Cedera Terkait Aktivitas Kejang
Definisi: Rentan mengalami cidera fisik yang disebabkan oleh aktivitas kejang.
2. Gangguan Perfusi Jaringan Otak
Definisi: Penurunan aliran darah ke jaringan otak yang dapat mengancam kesehatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Cedera Terkait Aktivitas Kejang
a. Tidak terjadi cedera selama aktivitas kejang
b. Tidak terjadi komplikasi akibat aktivitas kejang
c. Keluarga mampu mengidentifikasi tanda-tanda awal kejang
2. Gangguan Perfusi Jaringan Otak
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Tidak terjadi penurunan tingkat kesadaran
c. Tidak terjadi komplikasi akibat penurunan perfusi otak
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Cedera Terkait Aktivitas Kejang
a. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala
b. Melakukan pencegahan cedera selama aktivitas kejang
c. Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai tanda-tanda awal kejang dan tindakan yang harus dilakukan
d. Mengatur lingkungan yang aman untuk mencegah cedera selama aktivitas kejang
2. Gangguan Perfusi Jaringan Otak
a. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala
b. Mempertahankan jalan napas yang efektif
c. Manajemen pemberian oksigen sesuai kebutuhan
d. Memantau tingkat kesadaran pasien
e. Memberikan intervensi untuk meningkatkan perfusi otak (misalnya, pemberian cairan, tindakan antikonvulsan, dll.)
Penjelasan rinci:
Pasien datang dengan gejala kejang, yang merupakan salah satu tanda terjadinya komplikasi dari kondisi tumor otak yang sebelumnya pernah dioperasi. Risiko Cedera Terkait Aktivitas Kejang menjadi diagnosa keperawatan yang penting karena pasien dapat mengalami cedera fisik selama aktivitas kejang. Selain itu, Gangguan Perfusi Jaringan Otak juga menjadi diagnosa keperawatan yang harus ditangani, karena kejang dapat mengindikasikan adanya penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengancam kesehatan pasien.
Luaran/Output yang diharapkan adalah pasien tidak mengalami cedera selama aktivitas kejang, tidak terjadi komplikasi, dan keluarga mampu mengidentifikasi tanda-tanda awal kejang. Selain itu, diharapkan tanda-tanda vital pasien dalam batas normal, tidak terjadi penurunan tingkat kesadaran, dan tidak terjadi komplikasi akibat penurunan perfusi otak.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi monitoring tanda-tanda vital, pencegahan cedera selama aktivitas kejang, edukasi kepada keluarga, pengaturan lingkungan yang aman, mempertahankan jalan napas efektif, manajemen pemberian oksigen, pemantauan tingkat kesadaran, dan intervensi untuk meningkatkan perfusi otak. Semua intervensi ini bertujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan dan mengelola kondisi pasien secara komprehensif.