Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19937 | 22 Jul 2025
Klinis : Risiko cedera pada kelompok lansia di Desa Sejahtera berhubungan dengan lingkungan rumah yang tidak aman, ditandai dengan pencahayaan buruk, lantai licin, tidak adanya alat bantu, dan insiden jatuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi risiko cedera pada kelompok lansia di Desa Sejahtera.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera (00035)
Definisi: Risiko meningkatnya luka fisik akibat interaksi individu dengan lingkungan sekitar.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00035
Definisi: Risiko meningkatnya luka fisik akibat interaksi individu dengan lingkungan sekitar.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 01.02
Definisi: Pemulihan setelah cedera
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: NI 02.03
Definisi: Manajemen Lingkungan: Keamanan
Definisi: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengurangi faktor risiko keselamatan di lingkungan pasien.
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, kelompok lansia di Desa Sejahtera berisiko mengalami cedera akibat lingkungan rumah yang tidak aman, seperti pencahayaan buruk, lantai licin, dan tidak adanya alat bantu. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Cedera (00035)". Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan definisi untuk diagnosa ini, yaitu "Risiko meningkatnya luka fisik akibat interaksi individu dengan lingkungan sekitar".
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyediakan luaran yang sesuai, yaitu "Pemulihan setelah cedera (LS 01.02)". Sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan intervensi keperawatan yang sesuai, yaitu "Manajemen Lingkungan: Keamanan (NI 02.03)" yang didefinisikan sebagai tindakan untuk mengidentifikasi dan mengurangi faktor risiko keselamatan di lingkungan pasien. -
Article No. 19938 | 22 Jul 2025
Klinis : Tensi darah 155/93, klien mengatakan lemas,klien mengatakan menggigil,Mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
Tensi darah 155/93, klien mengatakan lemas, klien mengatakan menggigil, Mual
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Hipertensi Akut
Definisi: Peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba yang melebihi batas normal.
Penyebab: Stres, kecemasan, ketidakpatuhan minum obat, riwayat hipertensi.
Gejala: Tensi darah meningkat, sakit kepala, rasa berat di dada, gelisah, lemas.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau melakukan aktivitas sehari-hari.
Penyebab: Penurunan energi, kelemahan, dan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Gejala: Klien mengeluh lemas, mudah lelah saat beraktivitas.
3. Resiko Hipotermi
Definisi: Rentan mengalami penurunan suhu tubuh di bawah 35°C.
Penyebab: Vasokonstriksi perifer, menggigil, hipovolemia, hipoperfusi.
Gejala: Klien mengeluh menggigil, suhu tubuh menurun.
4. Mual
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang mendorong keinginan untuk muntah.
Penyebab: Efek samping obat, infeksi, dehidrasi, stres.
Gejala: Klien mengeluh mual.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
1. Hipertensi Akut
- Tekanan darah terkontrol dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi hipertensi
- Klien dapat mengenali dan melaporkan gejala hipertensi
2. Intoleransi Aktivitas
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan kelelahan
- Klien menunjukkan peningkatan energi dan daya tahan
- Klien dapat beradaptasi dengan aktivitas yang dilakukan
3. Resiko Hipotermi
- Suhu tubuh klien dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda hipotermi
- Klien dapat mengenali dan melaporkan gejala hipotermi
4. Mual
- Frekuensi dan durasi mual berkurang
- Klien dapat mengidentifikasi faktor pemicu mual
- Klien dapat menerapkan tindakan mandiri untuk mengatasi mual
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
1. Hipertensi Akut
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian obat antihipertensi
- Ajarkan klien teknik relaksasi dan manajemen stres
- Anjurkan klien untuk patuh minum obat dan menerapkan gaya hidup sehat
2. Intoleransi Aktivitas
- Lakukan pengkajian kemampuan fisik klien
- Rencanakan aktivitas sesuai dengan toleransi klien
- Ajarkan teknik konservasi energi dalam beraktivitas
- Berikan dukungan dan motivasi kepada klien untuk meningkatkan aktivitas
3. Resiko Hipotermi
- Monitor suhu tubuh klien secara berkala
- Pertahankan suhu lingkungan yang nyaman
- Berikan pakaian yang hangat dan selimut
- Anjurkan klien untuk menjaga pola makan dan minum yang baik
4. Mual
- Identifikasi faktor-faktor yang memicu mual
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian obat antiemetik
- Ajarkan teknik manajemen mual seperti distraksi, relaksasi, dan teknik pernafasan
- Berikan makanan dan minuman yang dapat mengurangi mual
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi yang Anda paparkan. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang masih kurang jelas. -
Article No. 19939 | 22 Jul 2025
Klinis : Tensi darah 155/93, klien mengatakan lemas,klien mengatakan menggigil,Mual, klien terkena kolik abdomen
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Hipertensi
Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik melebihi nilai normal.
Karakteristik Utama:
- Tekanan darah sistolik >140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik >90 mmHg
- Klien mengeluh pusing, sakit kepala, mual, dan lemas
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan.
Karakteristik Utama:
- Klien mengeluh lemas dan mudah lelah
- Keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
3. Risiko Hipertermia
Definisi: Berisiko mengalami peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Karakteristik Utama:
- Klien mengeluh menggigil
- Adanya tanda-tanda infeksi, seperti mual
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Hipertensi
- Tekanan darah stabil dalam rentang normal (sistolik 120-139 mmHg, diastolik 80-89 mmHg)
- Klien mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tekanan darah
- Klien mampu menerapkan manajemen hipertensi secara mandiri
2. Toleransi Aktivitas
- Klien dapat melakukan aktivitas harian tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan
- Klien mampu mengelola kelelahan dan meningkatkan daya tahan tubuh
- Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan
3. Suhu Tubuh dalam Batas Normal
- Suhu tubuh klien dalam rentang normal (36,5-37,5°C)
- Klien tidak lagi mengeluh menggigil
- Tanda-tanda infeksi berkurang atau teratasi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Hipertensi
- Monitor tekanan darah secara berkala
- Anjurkan klien untuk mengurangi asupan garam, lemak, dan kafein
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian terapi antihipertensi, jika diperlukan
2. Intoleransi Aktivitas
- Evaluasi tingkat aktivitas dan toleransi klien
- Kembangkan rencana peningkatan aktivitas secara bertahap
- Ajarkan teknik manajemen energi, seperti pengaturan jadwal aktivitas dan istirahat
- Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan dalam aktivitas
3. Risiko Hipertermia
- Monitor tanda-tanda vital, termasuk suhu tubuh, secara berkala
- Berikan intervensi untuk menurunkan suhu tubuh, seperti kompres hangat, hidrasi, dan pemberian antipiretik
- Identifikasi dan tangani penyebab hipertermia, seperti infeksi
- Edukasi klien dan keluarga tentang pencegahan dan penanganan hipertermia
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi klien adalah hipertensi, intoleransi aktivitas, dan risiko hipertermia. Tekanan darah yang tinggi (155/93 mmHg) menunjukkan hipertensi, keluhan lemas mengindikasikan intoleransi aktivitas, serta keluhan menggigil dan mual merupakan tanda-tanda risiko hipertermia.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah stabilnya tekanan darah klien dalam rentang normal, peningkatan toleransi aktivitas, dan suhu tubuh yang stabil dalam batas normal. Klien diharapkan dapat memahami dan mengelola kondisi kesehatannya secara mandiri.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, edukasi tentang manajemen hipertensi dan aktivitas, serta penanganan tanda-tanda infeksi untuk mencegah hipertermia. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti pemberian terapi antihipertensi, juga diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 19940 | 22 Jul 2025
Klinis : Pemantauan Neurologis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kasus pemantauan neurologis. Tone saya akan akademis, dan persona saya sebagai seorang perawat pakar.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pemantauan neurologis:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kasus pemantauan neurologis adalah "Gangguan Integritas Sistem Saraf". Diagnosa ini dipilih karena pemantauan neurologis mengindikasikan adanya perubahan atau gangguan pada fungsi dan integritas sistem saraf pusat maupun perifer pasien. Diagnosa ini mencakup berbagai permasalahan terkait fungsi neurologis, seperti penurunan tingkat kesadaran, gangguan motorik, sensorik, maupun refleks.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Stabilitas Tanda-Tanda Vital: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, denyut nadi, respirasi, dan suhu tubuh yang berada dalam rentang normal.
b. Fungsi Neurologis Membaik: Pasien menunjukkan peningkatan pada fungsi neurologis, seperti kesadaran, status mental, fungsi motorik, sensorik, dan refleks yang semakin membaik.
c. Tidak Terjadi Komplikasi Neurologis: Pasien tidak mengalami komplikasi neurologis yang dapat memperburuk kondisinya, seperti perdarahan intrakranial, edema otak, atau kejang.
d. Pasien/Keluarga Mampu Merawat Diri: Pasien dan/atau keluarga mampu melakukan perawatan diri terkait pemantauan neurologis secara mandiri, seperti melakukan observasi tanda-tanda vital dan perubahan neurologis.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, seperti tekanan darah, denyut nadi, respirasi, dan suhu tubuh, untuk mendeteksi adanya perubahan atau instabilitas.
b. Pemantauan Fungsi Neurologis: Melakukan pemantauan fungsi neurologis, seperti tingkat kesadaran, status mental, fungsi motorik, sensorik, dan refleks, untuk mengevaluasi perubahan atau perbaikan kondisi.
c. Manajemen Airway dan Oksigenasi: Memastikan jalan napas pasien tetap terbuka dan melakukan intervensi terkait oksigenasi, jika diperlukan, untuk mencegah komplikasi.
d. Manajemen Cairan dan Elektrolit: Memantau dan mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit pasien untuk mendukung stabilitas fungsi neurologis.
e. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pemantauan neurologis, tanda-tanda komplikasi, dan cara perawatan diri yang tepat.
f. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, fisioterapis, dan tim kesehatan lainnya untuk melakukan evaluasi dan intervensi yang komprehensif dalam penanganan kondisi neurologis pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada kasus pemantauan neurologis, perawat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk melakukan pemantauan, identifikasi perubahan, dan intervensi yang tepat. Selain itu, perawat juga harus berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 19941 | 22 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri perut di bagian tengah, diare sudah lebih dari 5 kali dan bab cair, mual muntah setiap makan lebih dari 10x, badan lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
2. Diare (00013)
Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal, terlalu cair, dan terlalu sering.
3. Mual (00134)
Definisi: Sensasi tidak nyaman di belakang tenggorokan, dengan dorongan untuk muntah.
4. Kelelahan (00093)
Definisi: Pengalaman terus-menerus akan kurangnya energi dan kapasitas untuk melakukan pekerjaan fisik dan mental pada tingkat yang biasa.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut (10019): Kode NANDA-I 00132
2. Diare (10043): Kode NANDA-I 00013
3. Mual (10018): Kode NANDA-I 00134
4. Kelelahan (10003): Kode NANDA-I 00093
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengendalian Nyeri (13016)
2. Keseimbangan Cairan (13021)
3. Manajemen Mual dan Muntah (13015)
4. Manajemen Kelelahan (13022)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (6045)
2. Manajemen Diare (6025)
3. Manajemen Mual dan Muntah (6044)
4. Manajemen Kelelahan (6050)
Penjelasan singkat masing-masing:
1. Nyeri akut: Intervensi keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien.
2. Diare: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta mengatasi penyebab diare.
3. Mual: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengatasi mual dan muntah yang dialami pasien.
4. Kelelahan: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien mengatasi kelelahan dan meningkatkan energi. -
Article No. 19942 | 22 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri perut di bagian tengah, diare sudah lebih dari 5 kali dan bab cair, mual muntah setiap makan lebih dari 10x, badan lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan dengan kondisi pasien, sesuai dengan panduan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (D.0016)**
*Definisi:* Kondisi di mana tubuh mengalami ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan serta elektrolit, yang dapat mengganggu fungsi fisiologis.
*Etiologi:* Diare berat (>5x/hari), muntah berulang (>10x/hari), dan asupan oral yang tidak adekuat menyebabkan dehidrasi dan kehilangan elektrolit (Na⁺, K⁺).
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
**Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (L.04001)**
*Kriteria Luaran:*
- Tanda vital stabil (TD, nadi, suhu dalam batas normal).
- Turgor kulit membaik (elastisitas kembali normal).
- Frekuensi diare dan muntah berkurang.
- Asupan cairan oral/IV adekuat.
- Elektrolit serum (Na⁺, K⁺) dalam batas normal.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
**Manajemen Keseimbangan Cairan (I.04001)**
*Tindakan:*
1. **Pemantauan Hidrasi:**
- Observasi tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa kering, produksi urine).
- Pantau frekuensi diare/muntah dan karakteristik feses.
- Catat intake-output cairan setiap 4-8 jam.
2. **Rehidrasi:**
- Berikan cairan oral (oralit) atau IV (RL/NaCl 0,9%) sesuai kebutuhan.
- Kolaborasi dengan dokter untuk terapi elektrolit jika diperlukan.
3. **Edukasi Pasien/Keluarga:**
- Anjurkan minum cairan sedikit-sedikit tapi sering.
- Hindari makanan pedas, berlemak, atau susu sementara waktu.
---
### **Diagnosa Keperawatan Tambahan (jika diperlukan):**
**Nyeri Akut (D.0029)** terkait iritasi mukosa usus sekunder akibat diare/muntah.
**Intervensi:** Manajemen Nyeri (I.09001) – berikan kompres hangat, posisi nyaman, kolaborasi pemberian analgesik jika diperlukan.
---
**Catatan:**
- Kode SDKI, SLKI, dan SIKI mengacu pada buku *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)* edisi terbaru PPNI.
- Evaluasi respons pasien terhadap intervensi setiap 6-8 jam untuk menyesuaikan rencana keperawatan.
Semoga membantu. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, konsultasikan dengan tim medis terkait.
*(Ditulis dalam format akademis dengan persona pakar keperawatan klinis.)* -
Article No. 19943 | 22 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri perut di bagian tengah, diare sudah lebih dari 5 kali dan bab cair, mual muntah setiap makan lebih dari 10x, badan lemas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, yaitu nyeri perut di bagian tengah, diare lebih dari 5 kali, bab cair, mual muntah setiap makan lebih dari 10 kali, serta badan lemas, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
Penyebab: Agen cedera biologis (infeksi, inflamasi, dll.)
2. Diare
Definisi: Perubahan bentuk dan frekuensi BAB menjadi cair atau lembek yang berlangsung lebih dari 3 kali per hari.
Penyebab: Agen infeksi (bakteri, virus, parasit)
3. Mual
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang muncul di daerah epigastrium, yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
Penyebab: Agen biologis (infeksi, toksik, dll.)
4. Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan energi.
Penyebab: Kelemahan, kelelahan
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
- Pasien dapat mengontrol nyeri perut dengan menggunakan manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
2. Keseimbangan Cairan Membaik
- Pasien dapat menunjukkan intake dan output cairan yang seimbang.
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Pasien dapat melaporkan penurunan frekuensi diare dan mual muntah.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas dasar sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat melaporkan peningkatan energi dan kemampuan untuk beraktivitas.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam perawatan diri dan aktivitas rehabilitatif.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Kaji intensitas, karakteristik, lokasi, dan durasi nyeri.
- Lakukan intervensi nonfarmakologis, seperti kompres hangat/dingin, relaksasi, distraksi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang tepat.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Manajemen Diare
- Kaji frekuensi, konsistensi, dan karakteristik BAB.
- Pantau tanda-tanda dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
- Berikan diet rendah serat dan mudah dicerna.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antidiare yang tepat.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diare.
3. Manajemen Mual dan Muntah
- Kaji frekuensi, durasi, dan pemicu mual dan muntah.
- Berikan antiemetik sesuai kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
- Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering, hindari makanan yang dapat memicu mual.
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk mencegah mual.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen mual dan muntah.
4. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Kaji kemampuan dan hambatan pasien dalam melakukan aktivitas.
- Lakukan latihan aktivitas bertahap sesuai toleransi pasien.
- Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan partisipasi pasien.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan intervensi rehabilitatif yang sesuai.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya peningkatan toleransi aktivitas.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu nyeri terkontrol, keseimbangan cairan membaik, dan peningkatan toleransi aktivitas. Peran perawat sangat penting dalam memantau, mengevaluasi, dan melakukan penyesuaian intervensi sesuai dengan respons pasien. -
Article No. 19944 | 22 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri perut di bagian tengah, diare sudah lebih dari 5 kali dan bab cair, mual muntah setiap makan lebih dari 10x, badan lemas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu nyeri perut di bagian tengah, diare lebih dari 5 kali dengan feses cair, mual muntah setiap kali makan lebih dari 10 kali, serta badan terasa lemas, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diare akut (00013)
Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal, lebih sering, dan lebih cair dari biasanya.
Karakteristik Definisi: Frekuensi buang air besar meningkat (>3 kali/hari), konsistensi feses encer, volume feses meningkat.
2. Mual (00134)
Definisi: Sensasi tidak nyaman di daerah lambung yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
Karakteristik Definisi: Keluhan mual, nafsu makan menurun, anoreksia.
3. Intoleransi aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Karakteristik Definisi: Kelelahan, kelemahan, dan ketidakmampuan untuk mempertahankan aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Diare (1610)
- Frekuensi buang air besar berkurang menjadi <3 kali per hari
- Konsistensi feses kembali normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
2. Kontrol Mual (1450)
- Frekuensi mual dan muntah berkurang menjadi <3 kali per hari
- Nafsu makan membaik
- Tidak terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
3. Toleransi Aktivitas (0005)
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
- Tidak ada tanda-tanda kelelahan dan kelemahan yang berlebihan
- Mampu mempertahankan aktivitas tanpa mengalami distres
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Intervensi untuk Diare Akut (6610):
- Monitor frekuensi, konsistensi, dan volume feses
- Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
- Berikan diet rendah serat dan mudah dicerna
- Berikan obat antidiare sesuai indikasi
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen diare
2. Intervensi untuk Mual (1450):
- Monitor frekuensi, durasi, dan faktor pemicu mual
- Berikan antiemetik sesuai indikasi
- Atur diet dan waktu makan yang tepat
- Hindari faktor yang dapat memicu mual
- Latih teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual
3. Intervensi untuk Intoleransi Aktivitas (0180):
- Monitor tanda-tanda vital dan respons tubuh saat aktivitas
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Terapkan program latihan aktivitas progresif
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen energi
- Berikan dukungan psikologis untuk meningkatkan motivasi
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mengatasi diare akut, mengendalikan mual dan muntah, serta meningkatkan toleransi aktivitas sehingga dapat kembali beraktivitas secara mandiri. -
Article No. 19945 | 22 Jul 2025
Klinis : opasien mengatakan nyeri di kepala, muntah 2x
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan nada akademis dan persona seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluhkan nyeri di kepala dan muntah sebanyak 2 kali, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
Karakteristik Definisi: Pasien mengeluhkan nyeri di kepala, skala nyeri, ekspresi wajah, perilaku protektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Nyeri (1605)
Indikator:
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang ke tingkat yang dapat diterima
- Mengenali faktor-faktor penyebab/pencetus nyeri
- Mendemonstrasikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Menjelaskan strategi untuk mengendalikan nyeri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Pemberian perawatan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri.
Aktivitas:
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri.
- Berikan intervensi farmakologis (pemberian analgesik) untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin.
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Manajemen Mual dan Muntah (1450)
Definisi: Pemberian perawatan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan mual dan muntah.
Aktivitas:
- Kaji penyebab, frekuensi, durasi, dan karakteristik mual dan muntah.
- Berikan intervensi farmakologis (pemberian antiemetik) untuk mengurangi mual dan muntah.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi mual dan muntah, seperti distraksi, relaksasi, dan perubahan posisi.
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi mual dan muntah.
Dengan melakukan Diagnosa Keperawatan, menetapkan Luaran yang diharapkan, dan mengimplementasikan Intervensi Keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu pasien dalam mengatasi masalah nyeri kepala dan muntah yang dialaminya. -
Article No. 19946 | 22 Jul 2025
Klinis : alergi karena susu
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi alergi karena susu:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T78.0
- Deskripsi: Anafilaksis karena makanan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.28
- Deskripsi: Injeksi atau infus zat biologi lainnya
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 T78.0 (Anafilaksis karena makanan) adalah kode yang tepat untuk menggambarkan kondisi alergi karena susu. Alergi susu merupakan salah satu jenis reaksi anafilaktik yang disebabkan oleh konsumsi makanan, dalam hal ini adalah susu.
2. Kode ICD-9-CM 99.28 (Injeksi atau infus zat biologi lainnya) dapat digunakan untuk prosedur pemberian obat atau terapi penanganan reaksi alergi, seperti pemberian epinefrin (adrenalin) atau kortikosteroid untuk meredakan gejala anafilaksis.
Sebagai dokter atau perekam medis, penting untuk menggunakan kode diagnosis dan prosedur yang tepat untuk mendokumentasikan kondisi dan tindakan medis yang dilakukan secara akurat. Kode-kode ini membantu dalam proses pelaporan, penagihan, dan analisis data kesehatan.