Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2580 | 17 Oct 2024
Klinis : Intervensi keperawatan diagnosa gangguan pertukaran gas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan pertukaran gas, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertukaran Gas
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida pada tingkat yang dibutuhkan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan Oksigenasi: Penurunan kemampuan untuk menyerap, mentransportasikan, dan/atau memanfaatkan oksigen.
2. Kelebihan Volume Cairan: Kelebihan cairan yang tertahan di dalam ruang intravaskular, interstisial, dan/atau rongga tubuh.
3. Ventilasi Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pertukaran Gas Membaik
2. Oksigenasi Membaik
3. Status Respirasi Membaik
4. Status Cairan Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Oksigenasi
3. Manajemen Ventilasi
4. Manajemen Cairan
Intervensi Keperawatan:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan pertukaran gas meliputi:
1. Mempertahankan dan memfasilitasi jalan napas yang paten.
2. Memantau status oksigenasi dan ventilasi.
3. Memberikan oksigen suplementasi sesuai kebutuhan.
4. Memantau dan mengatur keseimbangan cairan.
5. Memberikan posisi yang memfasilitasi ventilasi.
6. Melakukan fisioterapi dada dan suction jika diperlukan.
Tujuan intervensi ini adalah untuk mempertahankan pertukaran gas yang adekuat, meningkatkan oksigenasi, dan menjaga status respirasi dan cairan dalam batas normal. -
Article No. 2581 | 17 Oct 2024
Klinis : Intervensi keperawatan diagnosa gangguan pertukaran gas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi gangguan pertukaran gas, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertukaran Gas
Definisi:
Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi atau ventilasi yang adekuat pada tingkat seluler.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Gangguan mekanis pada sistem pernapasan, gangguan alveolar, gangguan pembuluh darah paru, dan kelebihan/kekurangan ventilasi.
- Gejala dan Tanda: Dispnea, hiperventilasi, sianosis, gelisah, takipnea, orthopnea, dan penurunan saturasi oksigen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat menunjukkan pertukaran gas yang adekuat, tidak terjadi sianosis, dan tidak ada tanda-tanda kegagalan pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Kaji fungsi pernapasan, pantau status oksigenasi, atur posisi semi-fowler, berikan oksigen sesuai kebutuhan, lakukan fisioterapi dada, lakukan manajemen kenyamanan, dan edukasi pasien/keluarga.
Kesimpulan:
Gangguan pertukaran gas merupakan kondisi di mana terjadi ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi atau ventilasi yang adekuat pada tingkat seluler. Penanganan keperawatan yang komprehensif, meliputi pengkajian, pemantauan, intervensi, dan edukasi, sangat penting untuk memulihkan pertukaran gas yang optimal. -
Article No. 2582 | 17 Oct 2024
Klinis : pasien wanita usia 40 tahun. datang dengan keluhan post SC hari ke -4 kejang 1x selama 3 menit. T 174/ 95 mmhg N98x/m, respirasi 22x/m
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Neurologi berhubungan dengan post-operasi sectio caesarea
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Ketidakstabilan Neurologi: Potensi perubahan fungsi sistem saraf pusat yang tidak dapat dikontrol.
- Faktor yang berhubungan: Post-operasi, nyeri, trauma, perdarahan, infeksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Stabilitas Neurologi: Kemampuan mempertahankan fungsi sistem saraf pusat dalam batas normal.
- Kriteria hasil yang diharapkan: Tekanan darah dalam batas normal, tidak ada kejang, tidak ada perubahan status mental.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Neurologi: Observasi dan pencatatan status neurologis secara berkala.
- Manajemen Kejang: Pemberian antikonvulsan, pencegahan trauma, dan pemantauan tanda-tanda kejang.
- Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial: Upaya menurunkan tekanan intrakranial dan mencegah komplikasi.
Kesimpulan:
Pasien memiliki risiko ketidakstabilan neurologi terkait status post-operasi sectio caesarea. Perawatan keperawatan yang diperlukan adalah pemantauan status neurologi, manajemen kejang, dan upaya menurunkan tekanan intrakranial untuk mencegah komplikasi. -
Article No. 2583 | 17 Oct 2024
Klinis : pasien wanita usia 40 tahun. datang dengan keluhan post SC hari ke-4 kejang 1x selama 3 menit. T 197/ 103 mmhg N98x/m, respirasi 22x/m dengan diagnosa eklampsipost partum
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI - SLKI - SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kejang Berhubungan dengan Eklampsia Post Partum
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Kejang adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami kontraksi otot tubuh yang tidak terkendali.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien bebas dari kejang, tidak ada kontraksi otot tubuh yang tidak terkendali.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, pemberian obat antikonvulsan, dan tindakan keselamatan untuk mencegah cedera saat kejang.
2. Hipertensi Berhubungan dengan Eklampsia Post Partum
Penjelasan:
- SDKI: Hipertensi adalah keadaan di mana individu mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal.
- SLKI: Pasien memiliki tekanan darah dalam batas normal.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat antihipertensi, dan edukasi tentang manajemen hipertensi.
Dalam menangani kondisi pasien ini, perawat perlu bekerja sama dengan tim medis lainnya, seperti dokter, untuk memastikan penanganan yang komprehensif dan efektif. Pemantauan ketat, pemberian terapi yang sesuai, serta edukasi dan dukungan bagi pasien dan keluarga sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 2584 | 17 Oct 2024
Klinis : pasien wanita usia 40 tahun. datang dengan keluhan post SC hari ke-7. luka operasi keluar cairan coklat kental an berbau. luka operasi terbuka
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Terkait Prosedur Pembedahan (SIKI)
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien wanita usia 40 tahun dengan kondisi post-operasi sesar (SC) hari ke-7 menunjukkan tanda-tanda infeksi pada luka operasi. Gejala yang tampak adalah keluarnya cairan coklat kental dan berbau dari luka operasi yang terbuka. Hal ini mengindikasikan adanya risiko infeksi terkait dengan prosedur pembedahan yang telah dilakukan.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Risiko Infeksi Terkait Prosedur Pembedahan didefinisikan sebagai "Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan, yang berhubungan dengan prosedur pembedahan".
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan pada kondisi ini adalah pasien dapat menunjukkan tanda-tanda penyembuhan luka operasi yang baik, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan bebas dari komplikasi terkait infeksi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Perawatan luka operasi secara aseptik
2. Pemberian antibiotik sesuai indikasi
3. Pemantauan tanda-tanda vital dan tanda infeksi
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan luka operasi dan pencegahan infeksi
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat mencegah terjadinya infeksi pada luka operasi pasien dan mendukung proses penyembuhannya. -
Article No. 2585 | 17 Oct 2024
Klinis : Intervensi keperawatan diagnosa bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi bersihan jalan napas tidak efektif.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Karakteristik Definisi:
- Adanya sekret dalam saluran napas
- Suara napas tambahan (mengi, ronki, krekels)
- Kesulitan dalam ekspektorasi
- Perubahan frekuensi napas
- Perubahan irama napas
- Perubahan kedalaman napas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang Diharapkan:
- Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dari saluran napas
- Pasien dapat bernapas dengan mudah
- Pasien dapat mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
- Observasi dan kaji status pernapasan pasien
- Lakukan fisioterapi dada dan latihan batuk efektif
- Berikan bronkodilator dan mukolitik jika diperlukan
- Bantu pasien untuk mengubah posisi sesuai kebutuhan
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat
Dalam menangani kondisi bersihan jalan napas tidak efektif, perawat harus melakukan penilaian yang komprehensif, memberikan intervensi keperawatan yang tepat, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bernapas dengan mudah. Pemantauan yang ketat dan evaluasi terhadap luaran yang diharapkan menjadi kunci dalam manajemen kondisi ini. -
Article No. 2586 | 17 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Bronkoskopi, rigid
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk mewakili tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif. Hal ini sesuai dengan gejala yang dialami oleh pasien, yaitu batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan radiologis menunjukkan adanya lesi di paru.
- Kode ICD-9-CM 87.44 untuk bronkoskopi, rigid, dapat digunakan jika prosedur bronkoskopi dilakukan untuk menegakkan diagnosis atau pemantauan selama perawatan tuberkulosis paru.
Pemeriksaan bronkoskopi dapat membantu dalam proses diagnosis tuberkulosis paru dengan mengambil sampel sputum atau jaringan paru untuk pemeriksaan mikrobiologis dan histologis. Prosedur ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi luasnya lesi atau perluasan infeksi tuberkulosis di paru. -
Article No. 2587 | 17 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya sebagai perawat akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat tentang standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang lancar.
- Faktor yang Berhubungan: Sekresi jalan napas yang berlebihan, adanya infeksi saluran pernapasan.
- Gejala dan Tanda: Batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan gizi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan nafsu makan, penyakit infeksi.
- Gejala dan Tanda: Penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan.
Penjelasan Singkat Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
- Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan pengkajian yang komprehensif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan dan luaran keperawatan yang telah ditentukan.
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, terarah, dan sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 2588 | 17 Oct 2024
Klinis : kulit kemerahan berkurang, bekas kehitaman. klien alergi kontak sendal jepit gatal berkurang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Alergi Kontak
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Kerusakan Integritas Kulit adalah kondisi di mana individu rentan mengalami kerusakan pada lapisan terluar kulit, seperti kemerahan, gatal, dan perubahan warna kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Integritas Kulit terjaga, ditandai dengan kulit yang tetap bersih, utuh, dan tidak ada perubahan warna atau lesi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Identifikasi penyebab alergi
2. Edukasi mengenai perawatan kulit yang tepat
3. Pemberian obat topikal sesuai anjuran
4. Penggunaan bahan yang tidak mengiritasi kulit
5. Pemantauan kondisi kulit secara berkala
Dengan pendekatan ini, diharapkan klien dapat mengatasi masalah alergi kontak dan mencegah kerusakan kulit yang lebih lanjut. -
Article No. 2589 | 17 Oct 2024
Klinis : pasien 75 tahun, sulit bicara, bibir dan lidah merot ke sisi kiri, tangan dan kaki kiri tidak bisa digerakkan sejat 4 jam yang lalu saat bangun tidur, tekanan darah 185/120, nandi 90x/menit, pernafasan 14x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut adalah Diagnosa Keperawatan yang mungkin sesuai:
1. Gangguan Komunikasi Verbal Berhubungan dengan Disfungsi Neurologis
- Penjelasan Singkat: Pasien mengalami kesulitan berbicara, bibir dan lidah merot ke sisi kiri, yang mengindikasikan adanya gangguan neurologis, seperti stroke. Hal ini menyebabkan gangguan dalam kemampuan pasien untuk berkomunikasi secara verbal.
2. Hambatan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Disfungsi Neurologis
- Penjelasan Singkat: Pasien tidak dapat menggerakkan tangan dan kaki kirinya sejak 4 jam yang lalu, yang juga menunjukkan adanya disfungsi neurologis, seperti stroke. Hal ini menyebabkan hambatan dalam mobilitas fisik pasien.
3. Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik Berhubungan dengan Disfungsi Neurologis
- Penjelasan Singkat: Tekanan darah pasien yang tinggi (185/120 mmHg) dan denyut nadi yang cepat (90x/menit) menunjukkan adanya ketidakstabilan hemodinamik, yang dapat disebabkan oleh gangguan neurologis, seperti stroke.
Berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), perawat dapat menggunakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, seperti:
- Memfasilitasi komunikasi pasien
- Mempertahankan mobilitas fisik
- Memantau dan mempertahankan stabilitas hemodinamik
Tujuan utama perawatan adalah untuk memulihkan fungsi pasien, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.