Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4738 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien datang ke IGD tanggal 4/11/2024 pkl. 08.25 wita, dengan keluhan sulit berbicara sejak kemarin sore dan memberat saat ini. Pasien dikatakan saat berbicara seperti tidak jelas. Pasien dikatakan dikatakan sulit berjalan sejak beberapa bulan yang lalu sehari-harinya pasien menggunakan kursi roda. Makan dan minum dikatakan masih normal, BAB dan BAK dikatakan masih normal. Tekanan Darah : 170/100 mmHg, Nadi: 80 x/mnt, Suhu : 36 RR: 20 x/mnt, Saturasi O2: 95% Gula darah : 352 mg/dl
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan disfungsi neurologis, ditandai dengan pasien sulit berbicara dan suaranya tidak jelas.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penyakit neuromuskular, ditandai dengan pasien menggunakan kursi roda untuk aktivitas sehari-hari.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan komunikasi verbal: Ketidakmampuan untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan secara verbal.
- Hambatan mobilitas fisik: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, dan/atau kontrol otot.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Gangguan komunikasi verbal: Pasien dapat berkomunikasi secara verbal dengan jelas.
- Hambatan mobilitas fisik: Pasien dapat melakukan aktivitas mobilisasi secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Gangguan komunikasi verbal: Terapi wicara, latihan artikulasi, dan pendidikan kesehatan.
- Hambatan mobilitas fisik: Terapi latihan, penggunaan alat bantu, dan edukasi terkait manajemen penyakit.
Dalam kondisi ini, pasien membutuhkan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi gangguan komunikasi verbal dan hambatan mobilitas fisik. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan terapis, juga diperlukan untuk menentukan penyebab dan penanganan yang tepat. -
Article No. 4739 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien datang ke IGD tanggal 4/11/2024 pkl. 08.25 wita, dengan keluhan sulit berbicara sejak kemarin sore dan memberat saat ini. Pasien dikatakan saat berbicara seperti tidak jelas. Pasien dikatakan dikatakan sulit berjalan sejak beberapa bulan yang lalu sehari-harinya pasien menggunakan kursi roda. Makan dan minum dikatakan masih normal, BAB dan BAK dikatakan masih normal. Tekanan Darah : 170/100 mmHg, Nadi: 80 x/mnt, Suhu : 36 RR: 20 x/mnt, Saturasi O2: 95% Gula darah : 352 mg/dl
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Komunikasi Verbal Berhubungan dengan Gangguan Fungsi Motorik
2. Risiko Jatuh Berhubungan dengan Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Komunikasi Verbal Berhubungan dengan Gangguan Fungsi Motorik
- SDKI: Gangguan Komunikasi Verbal
- SLKI: Komunikasi Efektif
- SIKI: Terapi Wicara
Penjelasan:
Pasien mengalami kesulitan berbicara sejak kemarin sore dan semakin memberat saat ini. Hal ini menunjukkan adanya gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan gangguan fungsi motorik, seperti kesulitan dalam artikulasi, produksi suara, dan kemampuan berbahasa.
2. Risiko Jatuh Berhubungan dengan Gangguan Mobilitas Fisik
- SDKI: Risiko Jatuh
- SLKI: Keamanan Lingkungan
- SIKI: Pencegahan Jatuh
Penjelasan:
Pasien dikatakan sulit berjalan sejak beberapa bulan yang lalu dan menggunakan kursi roda untuk beraktivitas sehari-hari. Hal ini menunjukkan adanya gangguan mobilitas fisik yang meningkatkan risiko pasien untuk jatuh.
Berdasarkan data vital signs yang disajikan, pasien mengalami hipertensi (tekanan darah 170/100 mmHg) dan hiperglikemia (gula darah 352 mg/dl). Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang tepat. -
Article No. 4740 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien datang ke IGD tanggal 4/11/2024 pkl. 08.25 wita, dengan keluhan sulit berbicara sejak kemarin sore dan memberat saat ini. Pasien dikatakan saat berbicara seperti tidak jelas. Pasien dikatakan dikatakan sulit berjalan sejak beberapa bulan yang lalu sehari-harinya pasien menggunakan kursi roda. Makan dan minum dikatakan masih normal, BAB dan BAK dikatakan masih normal. Tekanan Darah : 170/100 mmHg, Nadi: 80 x/mnt, Suhu : 36 RR: 20 x/mnt, Saturasi O2: 95% Gula darah : 352 mg/dl
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menurut standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Komunikasi Verbal Berhubungan dengan Disfungsi Neuromuskular
Penjelasan:
- SDKI: Gangguan dalam kemampuan menggunakan bahasa lisan untuk berkomunikasi secara efektif.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien dalam meningkatkan kemampuan komunikasi verbal.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi kemampuan pasien dalam berkomunikasi verbal.
2. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kelemahan Neuromuskular
Penjelasan:
- SDKI: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien dalam meningkatkan mobilitas fisik.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan mobilitas fisik pasien.
3. Risiko Tinggi Komplikasi Metabolik Berhubungan dengan Diabetes Melitus
Penjelasan:
- SDKI: Kondisi yang menunjukkan adanya risiko tinggi terjadinya komplikasi metabolik, seperti hiperglikemia.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengelola komplikasi metabolik pada pasien dengan diabetes melitus.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memantau dan mengendalikan kadar glukosa darah serta mencegah komplikasi metabolik.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat ini dibuat berdasarkan informasi yang diberikan. Evaluasi dan pengkajian lebih lanjut oleh perawat diperlukan untuk memastikan ketepatan diagnosa dan rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 4741 | 05 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan umur 30 tahun mengurung diri dikamar selama 5 hari karena ditinggal mati oleh suaminya. Saat dikaji pasien mengalami cemas berat dan sudah 3 hari tidak mau makan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F43.0
- Deskripsi: Reaksi stres akut
Penjelasan:
Kode F43.0 dalam ICD-10 menggambarkan kondisi reaksi stres akut, yang dapat terjadi setelah paparan terhadap stresor yang berat, seperti kehilangan pasangan. Pasien mengalami gejala kecemasan berat dan menolak makan, yang merupakan manifestasi dari reaksi stres akut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.33
- Deskripsi: Konsultasi psikiatri, tidak termasuk evaluasi komprehensif
Penjelasan:
Kode 94.33 dalam ICD-9-CM Procedure mewakili konsultasi psikiatri yang dilakukan untuk mengevaluasi dan mengelola kondisi pasien. Dalam kasus ini, pasien memerlukan intervensi psikiatri untuk mengatasi reaksi stres akut yang dialaminya.
Secara keseluruhan, pasien ini membutuhkan penanganan segera untuk mengatasi reaksi stres akut yang dialaminya, termasuk konsultasi psikiatri, terapi suportif, dan intervensi untuk memastikan asupan nutrisi yang adekuat. -
Article No. 4742 | 05 Nov 2024
Klinis : Penurunan kesadaran, tensi rendah, takikardi, rhonci ada
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu penurunan kesadaran, tekanan darah rendah, takikardi, dan ada ronki, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan curah jantung
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam pasokan oksigen dan nutrisi ke jaringan.
- Penyebab: Penurunan curah jantung, vasokonstriksi perifer, hipovolemia, dan obstruksi aliran darah.
- Gejala dan Tanda: Penurunan tekanan darah, takikardi, kulit dingin dan lembab, akral sianosis, dan penurunan pengisian kapiler.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Perfusi jaringan perifer
- Kriteria Hasil: Tekanan darah dalam batas normal, nadi perifer teraba, suhu ekstremitas normal, waktu pengisian kapiler normal, dan tidak ada tanda-tanda iskemia.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Perfusi Perifer
- Tindakan Keperawatan: Observasi tanda-tanda vital, pemantauan pengisian kapiler, pemberian cairan intravena, pengaturan posisi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut.
Dalam konteks akademis dan persona sebagai pakar perawat, penting untuk memahami bahwa diagnosa keperawatan, standar luaran, dan intervensi yang diberikan merupakan bagian dari praktik keperawatan yang dilandasi oleh standar dan pedoman profesi yang ditetapkan oleh PPNI. Penerapannya harus dilakukan secara komprehensif dan kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 4743 | 05 Nov 2024
Klinis : Penurunan kesadaran, tensi 90/50 takikardi, Delirium GCS 225 Rhonci (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
2. Delirium
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan Singkat:
1. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengganggu fungsi normal jaringan.
- Penyebab: Hipotensi (tensi darah 90/50), takikardi.
- Tanda dan Gejala: Penurunan kesadaran, kulit dingin dan lembab.
2. Delirium
- Definisi: Gangguan kesadaran dan perubahan kognitif yang berkembang dengan cepat.
- Penyebab: Penurunan kesadaran, GCS 2-2-5.
- Tanda dan Gejala: Perubahan persepsi, kebingungan, gelisah.
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
- Penyebab: Suara napas tambahan (ronki).
- Tanda dan Gejala: Kesulitan bernapas, produksi sekret yang berlebihan.
Dalam konteks ini, persona Anda adalah pakar dan perawat, sehingga diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi untuk menangani kondisi ini. -
Article No. 4744 | 05 Nov 2024
Klinis : Penurunan kesadaran, tensi 90/50 takikardi, Delirium GCS 225 Rhonci (+) batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosis Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Volume Cairan Terkait Ketidakseimbangan Antara Intake dan Kehilangan Cairan
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami penurunan volume cairan yang ditandai dengan penurunan kesadaran, tekanan darah rendah, dan takikardi. Hal ini dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan antara intake dan kehilangan cairan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Volume Cairan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Keseimbangan Cairan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Cairan
2. Gangguan Persepsi Sensori Terkait Perubahan Fungsi Kognitif
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami gangguan persepsi sensorik yang ditandai dengan delirium dan penurunan kesadaran (GCS 225). Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan fungsi kognitif.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Persepsi Sensori
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Fungsi Kognitif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Perubahan Sensori
3. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Terkait Sekresi Berlebih
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami bersihan jalan napas tidak efektif yang ditandai dengan adanya ronki dan batuk. Hal ini dapat disebabkan oleh sekresi berlebih.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Jalan Napas
Harap dicatat bahwa diagnosa dan penjelasan di atas berdasarkan kondisi yang Anda paparkan. Evaluasi dan perawatan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan diagnosis dan intervensi yang tepat. -
Article No. 4745 | 05 Nov 2024
Klinis : Tn. P (40 tahun) dirawat di ruang rawat bedah. Riwayat kecelakaan dengan cedera kepala. Saat dikaji kondisi Klien mengeluh nyeri di kepala skala 7. Klien mengatakan pernah mendengar bahwa nyeri juga bisa diatasi dengan berdoa dan berdzikir, tapi dia tidak hafal dan saat ini merasa mudah lupa. Dari pemeriksaan fisik didapatkan GCS compos mentis, TD 130/90 mmHg, P 20x/m, N 86x/m, S 36,5 °C, hemodinamik normal, paru-paru vesikuler, jantung normal. Terdapat jahitan luka sekitar 7 cm di bagian parietal yang dirawat terbuka terlihat ada kemerahan sekitar luka.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi Tn. P (40 tahun) yang dirawat di ruang rawat bedah dengan riwayat cedera kepala, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan dan penjelasannya menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (SDKI, 2017).
2. Gangguan Memori
Definisi: Penurunan kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan/atau mengembalikan informasi (SDKI, 2017).
3. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel (SDKI, 2017).
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut:
- Klien mengeluh nyeri di kepala dengan skala 7.
- Terdapat luka jahitan sekitar 7 cm di bagian parietal yang dirawat terbuka dan terlihat ada kemerahan sekitar luka, yang dapat menyebabkan nyeri akut.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, terapi relaksasi, serta kolaborasi dengan tenaga medis lainnya.
2. Gangguan Memori:
- Klien mengatakan pernah mendengar bahwa nyeri juga bisa diatasi dengan berdoa dan berdzikir, tapi dia tidak hafal dan saat ini merasa mudah lupa.
- Hal ini menunjukkan adanya gangguan memori, yang dapat disebabkan oleh cedera kepala yang dialami.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain stimulasi memori, manajemen lingkungan, serta kolaborasi dengan terapis okupasi.
3. Risiko Infeksi:
- Terdapat luka jahitan sekitar 7 cm di bagian parietal yang dirawat terbuka dan terlihat ada kemerahan sekitar luka, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain perawatan luka, pemberian antibiotik, serta pemantauan tanda-tanda infeksi.
Standar asuhan keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI digunakan sebagai acuan dalam melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa, merencanakan intervensi, dan melakukan evaluasi dalam pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif pada Tn. P. -
Article No. 4746 | 05 Nov 2024
Klinis : Penurunan kesadaran, tensi 90/50 takikardi, Delirium GCS 225 Rhonci (+) batuk, desaturasi berat , SPO 56%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipotensi dan takikardi.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret berlebih dan gangguan kesadaran.
3. Perubahan status mental berhubungan dengan delirium.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan perfusi jaringan perifer: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang mengakibatkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dan nutrisi.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau benda asing dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
3. Perubahan status mental: Gangguan fungsi intelektual, emosional, dan/atau perilaku.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi jaringan perifer: Kecukupan aliran darah ke jaringan perifer untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi.
2. Bersihan jalan napas: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas dari sekresi atau benda asing.
3. Status mental: Kemampuan untuk berpikir, merasakan, dan berperilaku secara normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perfusi Jaringan: Intervensi untuk mempertahankan aliran darah yang adekuat ke jaringan perifer.
2. Manajemen Jalan Napas: Intervensi untuk mempertahankan jalan napas yang bebas dari sekresi atau benda asing.
3. Manajemen Perilaku: Intervensi untuk mempertahankan perilaku yang sesuai dengan norma dan fungsi sosial.
Penjelasan singkat:
Kondisi pasien menunjukkan adanya gangguan perfusi jaringan perifer, bersihan jalan napas yang tidak efektif, dan perubahan status mental berupa delirium. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen perfusi jaringan, manajemen jalan napas, dan manajemen perilaku untuk memulihkan kondisi pasien. -
Article No. 4747 | 05 Nov 2024
Klinis : Seorang pasien laki-laki usia 56 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan utama sesak nafas sejak seminggu yang lalu. Saat masuk ke rumah sakit tanggal minggu 26 Oktober 2023 pkl. 10.00 melalui poliklinik penyakit dalam ditemukan hasil alasan ke rumah sakit adalah batuk dengan riak, sesak nafas dan tidak tidur sejak 2 hari yang lalu karena sesak dan batuk di malam hari, tidak nafsu makan dan Keluhan nyeri perut pada epigastrik, skala nyeri 8, nyeri seperti ditusuk-tusuk dan diperas; riwayat penyakit sebelumnya: hipertensi disangkal, penyakit jantung disangkal, penyakit paru kronis disangkal. Pasien memiliki kebiasaan merokok 1 box/hari, kebiasaan bab 5 hari sekali, pola makan 1x/hari tidak suka buah dan sayur. Hasil pemeriksaan fisik saat masuk TB 150 cm, BB 70 Kg, lipatan kulit trisep (tricep skinfold) 40 mm, kulit bersih, turgor kulit kering, kurus, pasien kesulitan mengeluarkan sputum, dispnea, pucat, TD 130/80 mmHg, N 110x/menit regular dan kuat, RR 30x/mnt dangkal irreguler, ronchi ++/-, wheezing +/+, Bunyi jantung S1/S2, kekuatan otot normal, sputum kental hijau, abdomen distensi, teraba skibala (seperti massa), bising usus hiperperistaltik. AGD PH 7.30, PaCO2 52 mmHg, PaO2 99 mmHg, HCO3- 24 mEq/L, hasil foto thorax bercak infiltrate pada paru kanan lobus atas. Sejam kemudian perawat mendapatkan pasien ingin buang air kecil ke kamar mandi/toilet namun perawat tidak mengijinkan dan mempersilahkan pasien untuk b.a.k saja di tempat tidur karena sudah terpasang kondom kateter. Sepuluh menit kemudian perawat mengecek kondisi pasien kembali, ditemukan pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah tengah, urine negatif, distensi kandung kemih.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
4. Ketidakefektifan Pengeluaran Urin
Penjelasan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Pola napas tidak efektif
- SLKI: Peningkatan kemampuan batuk, Peningkatan ventilasi
- SIKI: Manajemen Jalan Napas, Terapi Oksigen
2. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri
- SDKI: Nyeri akut
- SLKI: Penurunan nyeri, Kontrol nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri, Terapi Nyeri
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- SLKI: Peningkatan berat badan, Peningkatan intake nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Edukasi Gizi
4. Ketidakefektifan Pengeluaran Urin
- SDKI: Retensi urin
- SLKI: Peningkatan pengeluaran urin, Kontrol berkemih
- SIKI: Kateterisasi, Manajemen Inkontinensia
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami sesak nafas, batuk dengan riak, dan nyeri perut yang dapat mempengaruhi pola napas, nutrisi, dan pengeluaran urin. Perawat perlu melakukan intervensi keperawatan sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengatasi masalah kesehatan pasien secara komprehensif.