Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4824 | 06 Nov 2024
Klinis : Nyonya N berusia 30 tahun, datang ke klinik dengan keluhan merasa mudah lelah dan lemas selama dua bulan terakhir. Ia mengaku sering merasa pusing,terutama ketika berdiri, dan merasa sesak napas setelah melakukan aktivitas ringan, seperti mencuci atau mengangkat barang. Pasien juga mengeluh selera makannya menurun dan ia merasa tidak bertenaga. Ia juga menyampaikan bahwa mengalami menstruasi yang cukup banyak setiap bulan, yang membuatnya khawatir akan kondisi kesehatannya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 90/60 mmHg dan nadi 110 X/ menit. Kulitnya tampak pucat, dan pemeriksaan konjungtiva menunjukkan palpebra inferior pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar Hb 9g/dL. jumlah sel darah merahnya tercatat 3,2 juta sel/mm3, tes Coombs negatif.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi Nyonya N dapat didiagnosis dengan Anemia. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI terkait kondisi Nyonya N:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin, ditandai dengan mudah lelah, lemas, dan sesak napas saat aktivitas.
2. Penurunan volume cairan berhubungan dengan perdarahan menstruasi yang berlebihan.
3. Risiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan selera makan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
2. Penurunan volume cairan: Penurunan cairan tubuh yang disebabkan oleh kehilangan cairan yang melebihi asupan.
3. Risiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan: Keadaan yang menunjukkan risiko asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi aktivitas: Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
2. Status hidrasi: Keseimbangan cairan yang adekuat dalam tubuh.
3. Status nutrisi: Keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen aktivitas: Intervensi untuk mempertahankan, meningkatkan, atau memulihkan kemampuan individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Manajemen cairan: Intervensi untuk mempertahankan atau memperbaiki volume dan komposisi cairan tubuh.
3. Manajemen nutrisi: Intervensi untuk mempertahankan atau memperbaiki status nutrisi individu.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 4825 | 06 Nov 2024
Klinis : Nyonya N berusia 30 tahun, datang ke klinik dengan keluhan merasa mudah lelah dan lemas selama dua bulan terakhir. Ia mengaku sering merasa pusing,terutama ketika berdiri, dan merasa sesak napas setelah melakukan aktivitas ringan, seperti mencuci atau mengangkat barang. Pasien juga mengeluh selera makannya menurun dan ia merasa tidak bertenaga. Ia juga menyampaikan bahwa mengalami menstruasi yang cukup banyak setiap bulan, yang membuatnya khawatir akan kondisi kesehatannya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 90/60 mmHg dan nadi 110 X/ menit. Kulitnya tampak pucat, dan pemeriksaan konjungtiva menunjukkan palpebra inferior pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar Hb 9g/dL. jumlah sel darah merahnya tercatat 3,2 juta sel/mm3, tes Coombs negatif.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: D50.0
- Deskripsi: Anemia besi karena kehilangan darah (menorrhagia)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 85.11
- Deskripsi: Pemeriksaan darah lengkap (CBC)
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien Nyonya N, berusia 30 tahun, mengalami gejala-gejala yang mengarah pada diagnosis anemia besi karena kehilangan darah (menorrhagia). Hal ini didukung oleh keluhan mudah lelah, lemas, pusing, sesak napas saat aktivitas, penurunan nafsu makan, dan menstruasi yang cukup banyak setiap bulan. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah rendah, nadi cepat, kulit pucat, dan palpebra inferior pucat. Hasil laboratorium juga menunjukkan kadar hemoglobin yang rendah (9 g/dL) dan jumlah sel darah merah yang rendah (3,2 juta sel/mm3), serta tes Coombs negatif, yang sesuai dengan karakteristik anemia besi.
Oleh karena itu, kode ICD-10 yang sesuai adalah D50.0 (Anemia besi karena kehilangan darah). Terkait prosedur medis, pasien memerlukan pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count/CBC), yang memiliki kode ICD-9-CM 85.11. -
Article No. 4826 | 06 Nov 2024
Klinis : Sesak nafas, batuk berdahak kental warna putih kekuningan, lelah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, penurunan kemampuan batuk, dan kelelahan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Keterbatasan energi akibat kelelahan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan diagnosis keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- Terdiri dari definisi, penyebab, tanda, dan gejala dari diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan hasil/luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Mencakup kriteria hasil, skala pengukuran, dan target pencapaian.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
- Mencakup definisi, tujuan, aktivitas, dan rasional dari intervensi keperawatan.
Dalam konteks klinis yang Anda berikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas dan Intoleransi Aktivitas. Penjelasan singkat mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai panduan bagi praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 4827 | 06 Nov 2024
Klinis : Intervensi keperawatan mandiri yang dilakukan pada anak dengan penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Curah Jantung: Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung dalam satu menit.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Peningkatan Curah Jantung
- Perfusi Jaringan yang Memadai
- Stabilitas Hemodinamik
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Manajemen Cairan dan Elektrolit
- Terapi Oksigen
- Edukasi Pasien dan Keluarga
Intervensi Keperawatan Mandiri:
Sebagai perawat, saya akan melakukan intervensi keperawatan mandiri untuk menangani penurunan curah jantung pada anak. Intervensi ini meliputi:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital:
- Memantau tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu tubuh secara regular untuk mengidentifikasi perubahan tanda-tanda vital.
- Memantau tanda-tanda klinis lainnya, seperti warna kulit, pengisian kapiler, dan edema, untuk menilai perfusi jaringan.
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit:
- Mengatur pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mempertahankan volume cairan dan elektrolit yang adekuat.
- Memantau masukan dan pengeluaran cairan serta elektrolit untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Terapi Oksigen:
- Memberikan terapi oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang optimal.
- Memantau perubahan status pernapasan dan oksigenasi.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga:
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penurunan curah jantung, termasuk penyebab, gejala, dan penatalaksanaan.
- Memastikan pasien dan keluarga memahami pentingnya pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan dan elektrolit, serta terapi oksigen.
Sebagai perawat, saya akan berfokus pada intervensi keperawatan mandiri untuk mempertahankan curah jantung yang adekuat, menjaga stabilitas hemodinamik, dan meningkatkan perfusi jaringan pada anak. Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terpadu. -
Article No. 4828 | 06 Nov 2024
Klinis : Nyonya N berusia 30 tahun, datang ke klinik dengan keluhan merasa mudah lelah dan lemas selama dua bulan terakhir. Ia mengaku sering merasa pusing,terutama ketika berdiri, dan merasa sesak napas setelah melakukan aktivitas ringan, seperti mencuci atau mengangkat barang. Pasien juga mengeluh selera makannya menurun dan ia merasa tidak bertenaga. Ia juga menyampaikan bahwa mengalami menstruasi yang cukup banyak setiap bulan, yang membuatnya khawatir akan kondisi kesehatannya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 90/60 mmHg dan nadi 110 X/ menit. Kulitnya tampak pucat, dan pemeriksaan konjungtiva menunjukkan palpebra inferior pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar Hb 9g/dL. jumlah sel darah merahnya tercatat 3,2 juta sel/mm3, tes Coombs negatif.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa Nyonya N mengalami kondisi yang mengarah pada diagnosis keperawatan "Defisiensi Volume Cairan" dengan penjelasan sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
Defisiensi Volume Cairan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Defisiensi Volume Cairan adalah kondisi di mana individu mengalami penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien akan menunjukkan peningkatan volume cairan yang adekuat, ditandai dengan peningkatan tekanan darah, nadi, pengisian kapiler, dan perbaikan warna kulit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Pemantauan status cairan, Manajemen cairan, Pemberian nutrisi, Edukasi tentang defisiensi cairan dan penatalaksanaannya.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan gejala yang dialami oleh Nyonya N, seperti mudah lelah, lemas, pusing, sesak napas, penurunan selera makan, dan menstruasi yang berlebihan, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan tekanan darah rendah, nadi cepat, kulit pucat, dan anemia (kadar Hb rendah), dapat disimpulkan bahwa Nyonya N mengalami defisiensi volume cairan. Hal ini dapat disebabkan oleh kehilangan cairan yang berlebihan melalui perdarahan menstruasi, serta asupan cairan dan nutrisi yang tidak adekuat. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah pemantauan status cairan, manajemen cairan, pemberian nutrisi, serta edukasi kepada pasien terkait kondisinya dan penatalaksanaannya. -
Article No. 4829 | 06 Nov 2024
Klinis : Sesak nafas, batuk berdahak kental warna putih kekuningan, lelah. RR 28. Wheezing. Ronkhi, batuk produktif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Penjelasan:
- Pasien mengalami sesak nafas, batuk berdahak kental berwarna putih kekuningan, dan wheezing, yang menandakan adanya sumbatan pada saluran pernapasan.
- Ronkhi dan batuk produktif juga menunjukkan adanya sekresi berlebih yang menghambat ventilasi.
- Peningkatan frekuensi pernapasan (RR 28) mengindikasikan upaya tubuh untuk mempertahankan ventilasi.
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
- Pasien mengalami kelelahan, yang dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen selama aktivitas.
- Sesak nafas dan hambatan pada saluran pernapasan dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
- Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang paten, dengan kriteria hasil seperti frekuensi pernapasan normal, tidak ada suara tambahan pada pernapasan, dan mampu mengeluarkan sekret dengan efektif.
- Intoleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan tingkat kelelahan yang minimal, dengan kriteria hasil seperti pasien dapat melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebih dan mampu mempertahankan kapasitas fungsional.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memposisikan pasien, terapi oksigen, terapi nebulizer, suction, dan latihan batuk efektif.
- Intoleransi Aktivitas: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, latihan fisik, dan manajemen energi. -
Article No. 4830 | 06 Nov 2024
Klinis : Nyonya N berusia 30 tahun, datang ke klinik dengan keluhan merasa mudah lelah dan lemas selama dua bulan terakhir. Ia mengaku sering merasa pusing,terutama ketika berdiri, dan merasa sesak napas setelah melakukan aktivitas ringan, seperti mencuci atau mengangkat barang. Pasien juga mengeluh selera makannya menurun dan ia merasa tidak bertenaga. Ia juga menyampaikan bahwa mengalami menstruasi yang cukup banyak setiap bulan, yang membuatnya khawatir akan kondisi kesehatannya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 90/60 mmHg dan nadi 110 X/ menit. Kulitnya tampak pucat, dan pemeriksaan konjungtiva menunjukkan palpebra inferior pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar Hb 9g/dL. jumlah sel darah merahnya tercatat 3,2 juta sel/mm3, tes Coombs negatif.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: D50.0
- Deskripsi: Anemia besi defisiensi dengan anemia
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 85.11
- Deskripsi: Pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count - CBC)
Penjelasan:
Pasien Nyonya N, berusia 30 tahun, datang dengan keluhan utama merasa mudah lelah dan lemas selama dua bulan terakhir, disertai dengan gejala-gejala seperti pusing saat berdiri, sesak napas setelah aktivitas ringan, penurunan selera makan, dan menstruasi yang cukup banyak. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah rendah (90/60 mmHg), denyut nadi yang cepat (110 x/menit), kulit pucat, dan konjungtiva yang anemis. Pemeriksaan laboratorium mengonfirmasi adanya anemia dengan kadar hemoglobin 9 g/dL dan jumlah sel darah merah 3,2 juta sel/mm3, serta tes Coombs yang negatif.
Berdasarkan gambaran klinis dan hasil pemeriksaan, pasien ini memenuhi kriteria untuk diagnosis Anemia Besi Defisiensi dengan Anemia (Kode ICD-10: D50.0). Untuk manajemen pasien, dapat dilakukan pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count - CBC) sebagai tindakan diagnostik (Kode ICD-9-CM: 85.11). -
Article No. 4832 | 06 Nov 2024
Klinis : Terai akunpuntur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Terapi akupunktur" dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur tindakan akupunktur
2. Risiko cedera berhubungan dengan prosedur tindakan akupunktur
3. Kecemasan berhubungan dengan prosedur tindakan akupunktur
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan prosedur tindakan akupunktur
- SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan nyeri berkurang dan dapat beradaptasi dengan nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi untuk mengurangi nyeri akut, seperti pemberian analgesik, terapi relaksasi, kompres hangat/dingin, dan teknik nonfarmakologis lainnya.
2. Risiko Cedera berhubungan dengan prosedur tindakan akupunktur
- SDKI: Kerentanan untuk pengalaman kerusakan fisik atau psikologis yang dapat mengganggu integritas tubuh.
- SLKI: Pasien tidak mengalami cedera selama dan setelah prosedur akupunktur.
- SIKI: Intervensi untuk mencegah cedera, seperti memastikan sterilitas alat, pemilihan titik akupunktur yang aman, dan pemantauan komplikasi.
3. Kecemasan berhubungan dengan prosedur tindakan akupunktur
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh sumber yang dapat diidentifikasi.
- SLKI: Pasien melaporkan level kecemasan yang menurun dan dapat mengatasi kecemasan.
- SIKI: Intervensi untuk mengurangi kecemasan, seperti pemberian informasi yang adekuat, teknik relaksasi, dan pendampingan selama prosedur.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan dapat membantu perawat dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan memberikan intervensi yang tepat untuk mengelola kondisi pasien yang menjalani terapi akupunktur. -
Article No. 4833 | 06 Nov 2024
Klinis : Nyeri akut dengan teknik terapi akunpuntur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi (SDKI):
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Faktor yang berhubungan (SDKI):
- Agen cedera biologis (infeksi, inflamasi)
- Agen cedera fisik (luka, trauma)
- Agen cedera psikologis (kecemasan, takut)
Karakteristik Mayor (SDKI):
- Laporan pasien tentang adanya nyeri
- Ekspresi wajah menunjukkan nyeri
- Perubahan tanda-tanda vital
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, beratnya)
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi, akunpunktur, dll)
2. Terapi Komplementer: Akunpunktur
- Identifikasi titik-titik akunpunktur yang sesuai dengan lokasi nyeri
- Lakukan stimulasi pada titik akunpunktur sesuai prosedur
- Evaluasi efektivitas akunpunktur terhadap penurunan nyeri
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
- Nyeri terkendali
- Pasien mampu mengontrol nyeri menggunakan teknik akunpunktur
- Tidak ada komplikasi akibat nyeri
Kesimpulan:
Terapi akunpunktur merupakan salah satu intervensi nonfarmakologis yang dapat diberikan untuk mengatasi nyeri akut. Perawat berperan dalam mengkaji nyeri, memberikan terapi akunpunktur, serta mengevaluasi efektivitasnya dalam menurunkan nyeri pasien. -
Article No. 4834 | 06 Nov 2024
Klinis : Laki-laki berusia 22 tahun, diantar ambulans melalui panggilan darurat dengan perubahan tingkat kesadaran, terdapat depresi pernapasan. Pasien dalam posisi recovery pada saat datang. Riwayat: Ditemukan dalam keadaan tidak sadar oleh seorang teman, berbaring di kamar tidur. Temannya tersebut tidak dapat membangunkan pasien. Lalu keluarga memanggil dokter. Ambulans dipanggil oleh dokter setibanya di rumah. Pertolongan pertama sudah diberikan oleh dokter sebelum ambulans datang. Saat pengkajian di RS didapatkan data: Airway – terdapat obstruksi pada jalan napas Breathing – bradipneu Circulation –Nadi teraba, irregular, warna kulit pucat, CRT >2 detik Disability – Pasien hanya berespon dengan rangsangan nyeri saja Pulse rate 142 kali per menit, irregular ECG rate 142 kali per menit, Sinus Takikardia RR 8 kali per menit, dangkal SpO2 99% dengan O2 15 lpm menggunakan Bag Valve Mask (BVM) BP 90/Palpable GCS (E2, V4, M5) Pupil Pinpoint Suara bising usus hipoaktif Pengkajian Riwayat SAMPLE (KOMPAK) • A: alergi tidak diketahui • M: kecanduan obat-obatan • P: Riwayat medis tidak diketahui • L: Semalam (10 jam yang lalu) • E: ditemukan pingsan di tempat tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Obstruksi Jalan Napas
2. Penurunan Cardiac Output berhubungan dengan Aritmia
3. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan Overdosis Obat
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Obstruksi Jalan Napas
- SDKI: Gangguan Pertukaran Gas
- SLKI: Pemantauan Respirasi
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
2. Penurunan Cardiac Output berhubungan dengan Aritmia
- SDKI: Penurunan Cardiac Output
- SLKI: Pemantauan Kardiovaskular
- SIKI: Manajemen Aritmia
3. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan Overdosis Obat
- SDKI: Penurunan Kesadaran
- SLKI: Pemantauan Neurologis
- SIKI: Manajemen Toksikologi
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Obstruksi Jalan Napas:
- Pasien mengalami obstruksi jalan napas yang menyebabkan gangguan pertukaran gas.
- Intervensi keperawatan fokus pada manajemen jalan napas, pemantauan respirasi, dan dukungan ventilasi.
2. Penurunan Cardiac Output berhubungan dengan Aritmia:
- Pasien mengalami aritmia yang menyebabkan penurunan cardiac output.
- Intervensi keperawatan fokus pada manajemen aritmia, pemantauan kardiovaskular, dan dukungan hemodinamik.
3. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan Overdosis Obat:
- Pasien mengalami penurunan kesadaran akibat overdosis obat-obatan.
- Intervensi keperawatan fokus pada manajemen toksikologi, pemantauan neurologis, dan stabilisasi kondisi pasien.