Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2853 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 26 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 40 minggu, dibawa ke Rumah Sakit oleh suaminya dengan keluhan keluar air yang berbau amis dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu. Kontraksi 10 menit sekali, DJJ 155 x/ mnt, hasil pemeriksaan dalam pembukaan 2 cm. Perawat melakukan observasi dengan cermat terhadap penilaian tanda BUGAR sebelum bayi lahir.Apakah penilaian yang dilakukan?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan pecahnya ketuban sebelum waktunya.
2. Kesiapan Persalinan Tidak Efektif berhubungan dengan pembukaan serviks yang belum lengkap.
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan pecahnya ketuban sebelum waktunya.
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Risiko Infeksi adalah kondisi rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
- Dalam kasus ini, pecahnya ketuban sebelum waktunya dapat meningkatkan risiko infeksi pada ibu dan janin, sehingga perlu dilakukan observasi dan intervensi keperawatan yang tepat.
2. Kesiapan Persalinan Tidak Efektif berhubungan dengan pembukaan serviks yang belum lengkap.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kesiapan Persalinan Tidak Efektif adalah kemampuan ibu hamil untuk mencapai persalinan yang tidak memadai.
- Dengan pembukaan serviks yang baru 2 cm, menunjukkan bahwa proses persalinan belum efektif. Perawat perlu melakukan intervensi keperawatan untuk membantu memfasilitasi proses persalinan yang lebih efektif.
Penilaian Tanda BUGAR sebelum bayi lahir:
Perawat melakukan observasi dan penilaian tanda BUGAR (Bayi Dalam Kandungan Aman dan Sudah Siap Lahir) sebelum bayi lahir, yang mencakup:
- Denyut Jantung Janin (DJJ): Periksa DJJ yang tercatat 155x/menit, menunjukkan DJJ dalam batas normal.
- Gerakan Janin: Amati pergerakan janin yang aktif.
- Air Ketuban: Periksa adanya kebocoran air ketuban yang berbau amis, menandakan adanya risiko infeksi.
- Rahim: Periksa kontraksi uterus yang teratur, 10 menit sekali.
Berdasarkan penilaian tanda BUGAR, perawat dapat mengetahui kondisi janin dan kesiapan persalinan, serta mengidentifikasi adanya risiko yang perlu ditangani secara tepat. -
Article No. 2854 | 19 Oct 2024
Klinis : Hasil anamnesis yang dilakukan perawat didapatkan hasil: Keluarga yang terdiri dari kepala keluarga (30th) dan istri (29th) dan seorang anak perempuan (3th) tinggal satu rumah. Meskipun keluarga hidup bersama dan dikarunia seorang anak tetapi kepala keluarga belum menikah secara syah di KUA setempat.Apakah tipe keluarga tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda deskripsikan.
Tipe Keluarga:
Berdasarkan informasi yang diberikan, tipe keluarga tersebut dapat dikategorikan sebagai Keluarga Tidak Lengkap (Incomplete Family). Hal ini dikarenakan meskipun terdiri dari kepala keluarga, istri, dan seorang anak, namun kepala keluarga dan istri belum menikah secara sah di KUA setempat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pembinaan Keluarga Tidak Lengkap
- Definisi: Proses pemberian asuhan keperawatan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam menjalankan fungsi dan tugas keluarga.
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menjalankan fungsi dan tugas keluarga.
- Intervensi Keperawatan:
- Identifikasi dinamika keluarga, pola komunikasi, dan struktur kekuasaan dalam keluarga.
- Fasilitasi keluarga untuk memahami tugas perkembangan keluarga dan proses transisi.
- Edukasi keluarga tentang peran dan fungsi anggota keluarga, struktur keluarga, dan pengambilan keputusan dalam keluarga.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain atau pihak terkait untuk mendukung keluarga.
2. Distress Spiritual Keluarga
- Definisi: Pengalaman tekanan atau krisis yang berhubungan dengan keyakinan, nilai, atau harapan spiritual keluarga.
- Tujuan: Memfasilitasi keluarga untuk menemukan makna, tujuan, dan harapan spiritual dalam situasi yang sulit.
- Intervensi Keperawatan:
- Identifikasi keyakinan, nilai, dan harapan spiritual keluarga.
- Fasilitasi keluarga untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran terkait situasi yang dihadapi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain atau pemuka agama untuk mendukung keluarga.
- Fasilitasi keluarga untuk menemukan makna, tujuan, dan harapan spiritual dalam situasi yang dihadapi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan panduan resmi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengidentifikasi dan mengkategorikan masalah kesehatan yang dialami oleh klien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan panduan yang ditetapkan oleh PPNI untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan panduan yang ditetapkan oleh PPNI untuk memandu perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang efektif dan terstandar.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Silakan tanyakan jika ada hal lain yang perlu klarifikasi. -
Article No. 2855 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 46 tahun, akan dipromosi menjadi kepala satpam. Saat ini klien merasa berdebar, tampak waspada, ekspresi muka agak tegang, tetapi masih bisa memecahkan masalah yang dihadapinya.Apakah tahapan cemas yang dialami pasien tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, pasien tersebut tampaknya mengalami tahapan kecemasan ringan. Berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan Tingkat Ringan
Penjelasan Singkat:
Kecemasan tingkat ringan adalah respon individu terhadap situasi yang tidak jelas dan tidak spesifik yang ditandai dengan gejala seperti rasa berdebar, tampak waspada, ekspresi muka agak tegang, namun masih dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode Diagnosis: 00146
Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman dan mempengaruhi perilaku.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode Luaran: 00146
Judul Luaran: Kecemasan Tingkat Ringan
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan rasa cemas yang muncul akibat sumber kecemasan yang dirasakan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode Intervensi: 00146
Judul Intervensi: Manajemen Kecemasan
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk membantu individu mengenali, mengontrol, dan mengatasi kecemasan yang dirasakan.
Dalam konteks akademis dan dengan peran sebagai pakar/perawat, penjelasan ini disampaikan dengan nada yang tenang, profesional, dan informatif untuk membantu memahami kondisi pasien dan rencana tindakan keperawatan yang sesuai. -
Article No. 2856 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 24 tahun G2P0A1, datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya. Pasien ingin mengetahui kondisi kesehatan janin. Hasil pemeriksaan TFU 32 cm, punggung kanan, presentasi kepala dan janin belum masuk pintu atas panggul.Berapakah taksiran berat janin?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Gangguan Pertumbuhan Janin Berhubungan Dengan Ketidaksesuaian Ukuran Janin Dengan Usia Kehamilan
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien merupakan seorang perempuan berusia 24 tahun, G2P0A1, dengan TFU 32 cm dan presentasi kepala janin yang belum masuk pintu atas panggul. Hal ini dapat mengindikasikan adanya risiko gangguan pertumbuhan janin, karena ukuran janin yang tidak sesuai dengan usia kehamilan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Gangguan Pertumbuhan Janin merupakan diagnosis keperawatan dengan kode 00201, yang didefinisikan sebagai "Risiko mengalami hasil pertumbuhan janin yang tidak optimal, yang ditandai dengan ukuran atau berat janin yang lebih kecil atau lebih besar dari normal sesuai usia kehamilan".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang sesuai untuk diagnosis ini adalah Pertumbuhan Janin yang Optimal (1902), dengan indikator hasil seperti ukuran janin yang sesuai dengan usia kehamilan, berat janin yang sesuai, dan tidak ada tanda-tanda gangguan pertumbuhan janin.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko gangguan pertumbuhan janin antara lain:
- Pemantauan Pertumbuhan Janin (6870)
- Manajemen Persalinan (6720)
- Peningkatan Nutrisi Ibu Hamil (1860)
Taksiran Berat Janin:
Berdasarkan informasi yang diberikan, yaitu TFU 32 cm dan presentasi kepala janin yang belum masuk pintu atas panggul, taksiran berat janin dapat dihitung dengan rumus Johnson-Toshach:
Berat Janin (gram) = (TFU dalam cm - 12) x 155
Sehingga, taksiran berat janin = (32 cm - 12) x 155 = 3.100 gram.
Saya berharap informasi ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 2857 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang kepala ruang memberikan kebebasan kepada anggotanya untuk melakukan perubahan. Perubahan tersebut di lakukan tanpa pengawasan. Kepala ruangan hanya memberikan arahahan apabila diminta.Apa gaya kepemimpinan kepala ruang tersebut ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Kepemimpinan
Definisi:
Ketidakmampuan pemimpin untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain dalam mencapai tujuan organisasi.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan pada kondisi yang Anda berikan, gaya kepemimpinan kepala ruang tersebut dapat dikategorikan sebagai Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire. Dalam gaya kepemimpinan ini, kepala ruang memberikan kebebasan yang luas kepada anggotanya untuk melakukan perubahan tanpa pengawasan yang ketat. Kepala ruang hanya memberikan arahan jika diminta, sehingga anggota tim memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengambil keputusan dan melakukan tindakan.
Terkait dengan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari PPNI, diagnosa keperawatan "Ketidakefektifan Kepemimpinan" memiliki hubungan dengan:
1. SDKI:
- Domain: Peran
- Kelas: Kepemimpinan
- Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Kepemimpinan
2. SLKI:
- Domain: Peran
- Kelas: Kepemimpinan
- Luaran Keperawatan: Efektivitas Kepemimpinan
3. SIKI:
- Domain: Peran
- Kelas: Kepemimpinan
- Intervensi Keperawatan:
- Pengembangan Kepemimpinan
- Bimbingan Kepemimpinan
Sebagai pakar keperawatan, saya menyarankan agar kepala ruang dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang lebih efektif, seperti gaya kepemimpinan transformasional atau situasional, untuk mendorong anggota tim mencapai tujuan organisasi secara optimal. -
Article No. 2858 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang kepala bangsal dalam mengelola unit keperawatan memberikan kontrol yang sangat longgar dan tidak menetapkan keputusan apapun melainkan menyerahkan sepenuhnya kepada bawahannya. Peran kepala bangsal lebih kecil dibanding perawat pelaksana.Apa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala ruang tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala ruang tersebut dapat dikategorikan sebagai gaya kepemimpinan laissez-faire atau kendali bebas.
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi ini adalah:
Diagnosa Keperawatan: Inefektivitas Kepemimpinan Keperawatan
Definisi: Ketidakmampuan pemimpin keperawatan untuk menggunakan peran dan fungsinya secara efektif dalam mempengaruhi, mengarahkan, dan memotivasi perawat untuk mencapai tujuan organisasi.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Inefektivitas Kepemimpinan Keperawatan adalah salah satu diagnosis keperawatan yang menggambarkan ketidakmampuan pemimpin keperawatan dalam menjalankan peran dan fungsinya secara efektif.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pemimpin keperawatan dapat menjalankan peran dan fungsinya secara efektif dalam mempengaruhi, mengarahkan, dan memotivasi perawat untuk mencapai tujuan organisasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengembangkan kemampuan kepemimpinan pemimpin keperawatan, meningkatkan komunikasi dan koordinasi, serta memfasilitasi pengambilan keputusan yang lebih efektif.
Sebagai pakar keperawatan, saya menyarankan agar kepala ruang tersebut menerapkan gaya kepemimpinan yang lebih aktif dan terlibat dalam pengambilan keputusan, serta lebih memberikan arahan dan dukungan kepada bawahannya. Hal ini penting untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan dan kinerja unit keperawatan secara keseluruhan. -
Article No. 2859 | 19 Oct 2024
Klinis : Bayi laki laki berusia 14 bulan dirawat diruang perawatan anak dengan berat badan 12 kg, ibu mengatakan anak sulit makan.Berapakah jumlah cairan yang dibutuhkan anak dalam sehari ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, salam sejahtera. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Menelan berhubungan dengan penurunan kemampuan oral intake.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Menelan adalah ketidakmampuan untuk menelan makanan atau cairan dengan aman dan efektif.
- Faktor yang berhubungan dapat meliputi penurunan koordinasi otot menelan, kelainan neurologi, dan masalah struktur oral.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah klien dapat menelan makanan dan cairan dengan aman dan efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau intake oral, memposisikan klien dengan tepat, dan berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menyesuaikan konsistensi makanan.
Perhitungan Kebutuhan Cairan:
Berdasarkan usia dan berat badan klien, diketahui bahwa bayi berusia 14 bulan dengan berat badan 12 kg. Kebutuhan cairan untuk bayi pada usia ini adalah 100-120 ml/kg/hari.
Sehingga kebutuhan cairan yang dibutuhkan anak dalam sehari adalah:
12 kg x 100 ml/kg/hari = 1200 ml/hari
atau
12 kg x 120 ml/kg/hari = 1440 ml/hari
Kesimpulannya, kebutuhan cairan anak dalam sehari berkisar antara 1200-1440 ml.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan disampaikan. Wassalamualaikum. -
Article No. 2860 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 25 tahun, G2P0A1 hamil 32 minggu datang ke Puskesmas untuk periksa kehamilan. Pasien mengeluh pada bagian simfisis terasa nyeri dan semakin sering BAK. Hasil pemeriksaan didapatkan tinggi fundus uteri28 cm, punggung kanan dan bagian presentasi kepala sudah masuk pintu atas panggul. Apakah yang selanjutnya dilakukan oleh perawat?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan (pembesaran uterus dan pergeseran pusat gravitasi).
2. Inkontinensia Urin berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan (penekanan uterus gravid pada kandung kemih).
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan klasifikasi diagnosis keperawatan yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien. Dalam kasus ini, Nyeri Akut dan Inkontinensia Urin sesuai dengan SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah keluaran yang diharapkan setelah intervensi keperawatan dilakukan. Untuk diagnosa Nyeri Akut, luaran yang diharapkan adalah penurunan tingkat nyeri. Sementara untuk Inkontinensia Urin, luaran yang diharapkan adalah kemampuan pasien untuk mengontrol buang air kecil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Untuk Nyeri Akut, intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan terapi komplementer. Untuk Inkontinensia Urin, intervensi yang dapat dilakukan adalah atur ulang pola berkemih, latihan otot dasar panggul, dan edukasi mengenai manajemen inkontinensia urin.
Selanjutnya, perawat dapat melakukan hal-hal berikut:
1. Melakukan pengkajian yang lebih rinci terkait keluhan nyeri dan inkontinensia urin yang dialami pasien.
2. Merencanakan intervensi keperawatan berdasarkan SIKI untuk mengatasi masalah nyeri dan inkontinensia urin.
3. Melaksanakan intervensi keperawatan yang telah direncanakan dan melakukan evaluasi terhadap keefektifannya.
4. Memberikan edukasi dan konseling kepada pasien mengenai manajemen nyeri dan inkontinensia urin selama kehamilan.
5. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk mendapatkan penanganan yang komprehensif bagi pasien. -
Article No. 2861 | 19 Oct 2024
Klinis : pasien cedera kepala post craniotomy
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien cedera kepala post craniotomy.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan
- Definisi: Situasi di mana individu berisiko mengalami kehilangan volume cairan darah yang berlebihan.
- Faktor Risiko: Tindakan pembedahan, cedera kepala.
2. Gangguan Perfusi Serebral
- Definisi: Situasi di mana individu berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak.
- Faktor Risiko: Cedera kepala, peningkatan tekanan intrakranial.
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor Penyebab: Tindakan pembedahan, cedera.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mendiagnosis masalah kesehatan pasien. Dalam kasus pasien cedera kepala post craniotomy, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Perdarahan, Gangguan Perfusi Serebral, dan Nyeri Akut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan. Untuk kasus ini, luaran yang diharapkan adalah Perdarahan Terkendali, Perfusi Serebral Membaik, dan Nyeri Terkontrol.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menetapkan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi yang dapat dilakukan antara lain Pemantauan Tanda Vital, Pengaturan Posisi, Pemberian Analgesik, dan Edukasi Pencegahan Komplikasi.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan sesuai dengan standar profesi keperawatan di Indonesia. -
Article No. 2862 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perawat ners di bangsal ICU melakukan intervensi keperawatan berfokus kepada satu klien sehingga berkesempatan untuk melakukan asuhan yang komprehensif.Apa metode asuhan keperawatan yang di gunakan di bangsal tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat ners yang bekerja di bangsal ICU, saya akan menggunakan metode asuhan keperawatan yang komprehensif untuk menangani satu klien secara fokus. Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut adalah penjelasan singkat mengenai kondisi klien tersebut:
Diagnosis Keperawatan:
Salah satu diagnosis keperawatan yang mungkin relevan adalah "Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik" yang ditandai dengan adanya perubahan pada tanda-tanda vital, perfusi perifer yang terganggu, dan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Kondisi ini umum terjadi pada pasien di ruang ICU.
Luaran Keperawatan:
Sesuai dengan SLKI, luaran keperawatan yang diharapkan adalah "Stabilitas Hemodinamik" yang ditandai dengan tanda-tanda vital yang stabil, perfusi perifer yang adekuat, dan keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Intervensi Keperawatan:
Berdasarkan SIKI, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan Hemodinamik: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital, perfusi perifer, dan keseimbangan oksigen secara berkala.
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit: Mengatur pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan klien untuk mempertahankan stabilitas hemodinamik.
3. Manajemen Vasoaktif: Memantau dan mengatur pemberian obat-obatan vasoaktif jika diperlukan untuk menjaga stabilitas hemodinamik.
4. Manajemen Oksigenasi: Memantau dan mengatur pemberian oksigen untuk memenuhi kebutuhan oksigen klien.
Dengan menggunakan metode asuhan keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada satu klien di bangsal ICU, perawat ners dapat memberikan intervensi yang sesuai dengan kondisi klien dan memantau perkembangannya secara lebih intensif.