Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2833 | 19 Oct 2024
Klinis : Ny. B berusia 48 tahun dirawat firuang bedah setelah melakukan operasi pembuatan trakeostomu hari ke 3. Hasil pemeriksaan menunjukan balutan tampak kotor, hasil pemeriksaan fisik TD 128/80 mmHg frekuensi napas 30×/menit frekuensi nadi : 79×/ menit suhu 37°C
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ny. B yang dipaparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, Definisi, Batasan Karakteristik, dan Faktor yang Berhubungan mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Batasan Karakteristik: Balutan kotor, Peningkatan suhu tubuh, Peningkatan laju napas.
- Faktor yang Berhubungan: Prosedur pembedahan, Perubahan integritas kulit.
2. Luaran Keperawatan (SLKI):
- Integritas Jaringan: Tujuan yang diharapkan adalah Jaringan tetap utuh.
- Status Pernapasan: Tujuan yang diharapkan adalah Pola pernapasan efektif.
- Status Suhu Tubuh: Tujuan yang diharapkan adalah Suhu tubuh dalam rentang normal.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Perawatan Luka: Intervensi untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas kulit dan jaringan.
- Manajemen Pernapasan: Intervensi untuk memfasilitasi ventilasi yang efektif.
- Manajemen Demam: Intervensi untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
Penjelasan singkat:
Ny. B mengalami risiko infeksi terkait dengan prosedur pembedahan dan perubahan integritas kulit setelah operasi pembuatan trakeostomu. Balutan yang tampak kotor dan tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh dan laju napas perlu ditangani segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Perawatan luka, manajemen pernapasan, dan manajemen demam menjadi intervensi kunci untuk mengelola risiko infeksi pada kasus ini. -
Article No. 2834 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang mahasiswa ners sedang menganalisis derajat ketergantungan klien di sebuah bangsal. Hasil penghitungan menunjukan salah satu klien membutuhkan perawatan rata-rata 7,5 jam/hari.Apa klasifikasi pasien tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dimana seorang mahasiswa ners sedang menganalisis derajat ketergantungan klien di sebuah bangsal dan hasil penghitungannya menunjukkan seorang klien membutuhkan perawatan rata-rata 7,5 jam/hari, maka klasifikasi pasien tersebut adalah sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketergantungan Tinggi
Penjelasan:
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Risiko Ketergantungan Tinggi didefinisikan sebagai kondisi di mana individu memiliki kemungkinan tinggi untuk mengalami ketergantungan pada orang lain dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), klien dengan kebutuhan perawatan rata-rata 7,5 jam/hari dapat diklasifikasikan sebagai pasien dengan ketergantungan tinggi. Hal ini sesuai dengan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), di mana intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk pasien dengan ketergantungan tinggi adalah membantu dan/atau melakukan aktivitas sehari-hari secara menyeluruh.
Sebagai pakar keperawatan, saya menyarankan agar mahasiswa ners tersebut melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap klien, termasuk aspek fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual, untuk memberikan perawatan yang optimal dan sesuai dengan kebutuhan klien. -
Article No. 2835 | 19 Oct 2024
Klinis : Ny. B berusia 48 tahun dirawat firuang bedah setelah melakukan operasi pembuatan trakeostomu hari ke 3. Hasil pemeriksaan menunjukan balutan tampak kotor, hasil pemeriksaan fisik TD 128/80 mmHg frekuensi napas 30×/menit frekuensi nadi : 79×/ menit suhu 37°C
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J95.01
- Deskripsi: Komplikasi awal pada trakeostomi
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 31.1
- Deskripsi: Trakeostomi, teknik pembedahan
Penjelasan:
Ny. B, usia 48 tahun, dirawat di ruang bedah pada hari ke-3 setelah operasi pembuatan trakeostomi. Pemeriksaan fisik menunjukkan balutan yang tampak kotor, indikasi adanya komplikasi awal pada trakeostomi. Vital sign pasien menunjukkan TD 128/80 mmHg, FR 30x/menit, HR 79x/menit, dan suhu 37°C.
Kode ICD-10 J95.01 (Komplikasi awal pada trakeostomi) sesuai dengan kondisi Ny. B yang mengalami komplikasi pada luka trakeostomi, seperti balutan yang tampak kotor. Kode ICD-9-CM 31.1 (Trakeostomi, teknik pembedahan) menunjukkan tindakan operasi pembuatan trakeostomi yang telah dilakukan pada pasien.
Dalam konteks pencatatan rekam medis, informasi tersebut dapat digunakan oleh dokter atau perekam medis untuk mengkodekan diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan pada pasien Ny. B. -
Article No. 2836 | 19 Oct 2024
Klinis : Lima hari yang lalu Kakek berusia 70 tahun, datang ke panti. Dari hasil pengkajian, kakek mengatakan ingatanak-anaknya dan rasanya pingin pulang, susah tidur dan tidak nyenyak, tidak nafsu makan, terkadang mual muntah, dada berdebar-debar, terlihat tegang dan kurang konsentrasi.Apakah implementasi yang tepat untuk lansia dengan kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai seorang perawat profesional saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasannya berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ansietas (NANDA-I: 00146)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang berkembang karena antisipasi terhadap bahaya.
Etiologi: Perubahan lingkungan, isolasi sosial
Gejala dan Tanda:
- Subjektif: Gelisah, khawatir, merasa terancam, sulit berkonsentrasi
- Objektif: Tampak tegang, insomnia, nafsu makan menurun, mual muntah, jantung berdebar
2. Gangguan Pola Tidur (NANDA-I: 00198)
Definisi: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
Etiologi: Cemas, stres, perubahan lingkungan
Gejala dan Tanda:
- Subjektif: Sulit memulai tidur, sering terbangun, tidur tidak nyenyak
- Objektif: Lesu, kelelahan, sulit berkonsentrasi
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Menurunkan Tingkat Ansietas
- Observasi tanda-tanda vital dan gejala ansietas
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan aman
- Berikan terapi relaksasi (napas dalam, terapi musik, dll)
- Libatkan keluarga dalam proses perawatan
2. Memfasilitasi Pola Tidur yang Adekuat
- Observasi pola tidur dan kualitas tidur
- Atur lingkungan yang kondusif untuk tidur (suhu, cahaya, suara)
- Berikan terapi non-farmakologis untuk meningkatkan kualitas tidur
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi lebih lanjut
Implementasi yang Tepat:
1. Mengobservasi tanda-tanda vital dan gejala ansietas secara berkala
2. Menciptakan lingkungan yang nyaman, aman, dan tenang di panti
3. Memberikan terapi relaksasi seperti terapi musik, latihan napas dalam, dan terapi massase
4. Melibatkan keluarga dalam proses perawatan untuk memberikan dukungan psikologis
5. Mengatur pola tidur dengan menyesuaikan lingkungan dan memberikan terapi non-farmakologis
6. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya psikolog, terapis okupasi) untuk intervensi yang lebih komprehensif
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan perawatan yang tepat bagi lansia dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. Terima kasih. -
Article No. 2837 | 19 Oct 2024
Klinis : Ny. B berusia 48 tahun dirawat di ruang bedah setelah dilakukan operasi pembuatan trakeostomi hari ke -3. Hasil pemeriksaan menunjukan balutan tampak kotor, hasil pemeriksaan fisik: TD 128/80 mmHg, frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi: 79 x/menit, suhu 37,60c.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan dan balutan kotor.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi adalah rentan terhadap masuknya mikroorganisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bebas infeksi
2. Tidak terjadi komplikasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Mengobservasi tanda dan gejala infeksi (seperti suhu tubuh, peningkatan jumlah leukosit, dan sebagainya)
2. Melakukan perawatan luka secara aseptik
3. Menggunakan teknik steril dalam setiap tindakan
4. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
Dalam kasus ini, Ny. B berada pada risiko infeksi karena adanya prosedur pembedahan (pembuatan trakeostomi) dan balutan yang tampak kotor. Perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencegah terjadinya infeksi, seperti observasi tanda dan gejala infeksi, perawatan luka secara aseptik, dan edukasi kepada pasien dan keluarga. -
Article No. 2838 | 19 Oct 2024
Klinis : diagnosa pada ibu hamil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ibu hamil.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan menggunakan bahasa yang akademis untuk memberikan informasi yang akurat dan komprehensif.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Berhubungan dengan Peningkatan Kebutuhan Nutrisi Selama Kehamilan
- Penjelasan: Ibu hamil memiliki peningkatan kebutuhan nutrisi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin. Risiko ketidakseimbangan nutrisi dapat terjadi jika asupan nutrisi ibu tidak mencukupi.
2. Nyeri Akut Berhubungan dengan Perubahan Hormonal dan Fisiologis Kehamilan
- Penjelasan: Selama kehamilan, ibu dapat mengalami nyeri akut yang disebabkan oleh perubahan hormonal dan fisiologis, seperti kram, sakit punggung, atau ketidaknyamanan lainnya.
3. Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Proses Kehamilan
- Penjelasan: Ibu hamil memiliki risiko perdarahan yang dapat terjadi selama kehamilan, persalinan, atau masa nifas. Hal ini perlu dipantau dan diatasi dengan tepat.
4. Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan Perubahan Fisiologis Kehamilan
- Penjelasan: Perubahan fisiologis selama kehamilan, seperti peningkatan berat badan, nyeri, dan perubahan hormonal, dapat menyebabkan gangguan pola tidur pada ibu hamil.
5. Kecemasan Berhubungan dengan Perubahan Peran dan Tanggung Jawab Selama Kehamilan
- Penjelasan: Kehamilan dapat menimbulkan kecemasan pada ibu terkait dengan perubahan peran dan tanggung jawab yang harus dihadapi, seperti persiapan menjadi orang tua, kekhawatiran terhadap kesehatan janin, dan proses persalinan.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan panduan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia. Standar-standar ini digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 2839 | 19 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala dan kondisi pasien yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.0
- Deskripsi: Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST
Pada kasus ini, pasien wanita usia 60 tahun mengalami gejala nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. Pemeriksaan EKG menunjukkan adanya infark miokard akut dengan elevasi segmen ST, yang merupakan indikasi dari serangan jantung akut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Tindakan pertolongan gawat darurat kardiovaskular, tidak terspesifikasi.
Dalam penanganan kasus ini, tindakan medis yang dapat dilakukan adalah pertolongan gawat darurat kardiovaskular, seperti pemberian oksigen, pemantauan jantung, pemberian obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki aliran darah ke jantung. Selain itu, pemantauan vital sign dan stabilisasi kondisi pasien juga merupakan bagian dari tindakan medis yang diperlukan.
Pasien ini juga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung koroner. Penanganan komprehensif terhadap kondisi ini, termasuk pengobatan hipertensi dan diabetes, serta modifikasi gaya hidup, sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 2840 | 19 Oct 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien anak perempuan berusia 5 tahun, yaitu demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, maka dapat didiagnosis sebagai kemungkinan kondisi campak.
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05
- Deskripsi: Campak (Measles)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.71
- Deskripsi: Pemberian imunisasi campak (Measles vaccination)
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 B05 digunakan untuk menandakan diagnosis campak (measles). Campak merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak (measles virus) dan ditandai dengan gejala demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah.
2. Kode ICD-9-CM 99.71 digunakan untuk prosedur pemberian imunisasi campak. Dalam kasus ini, setelah diagnosis campak ditegakkan, dapat dilakukan pemberian vaksin campak sebagai tindakan profilaksis untuk mencegah penyebaran penyakit.
Penatalaksanaan selanjutnya dapat meliputi pengobatan simptomatik, pemantauan keadaan umum pasien, dan edukasi kepada pasien serta keluarga mengenai tanda-tanda komplikasi yang memerlukan penanganan lebih lanjut. -
Article No. 2841 | 19 Oct 2024
Klinis : px usia 60 tahun, fraktur femur kiri, nyeri paha kiri, badan terasa lemas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan menjabarkan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: S72.00
- Deskripsi: Fraktur tertutup bagian proksimal femur, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 79.15
- Deskripsi: Pembedahan terbuka untuk perbaikan fraktur femur, dengan fiksasi internal
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien berusia 60 tahun mengalami fraktur femur kiri, dengan keluhan nyeri di paha kiri dan badan terasa lemas. Kode ICD-10 yang sesuai adalah S72.00, yang menggambarkan fraktur tertutup bagian proksimal femur yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Pada kasus fraktur femur, prosedur yang mungkin dilakukan adalah pembedahan terbuka untuk perbaikan fraktur, dengan fiksasi internal. Kode ICD-9-CM untuk prosedur ini adalah 79.15.
Perlu dicatat bahwa kode ICD-10 dan ICD-9-CM digunakan untuk tujuan klasifikasi dan dokumentasi medis, dan penetapan kode harus dilakukan oleh profesional kesehatan yang kompeten, seperti dokter atau perekam medis, berdasarkan evaluasi dan dokumentasi yang lengkap pada catatan medis pasien. -
Article No. 2842 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 32 tahun dirawat di rumah sakit jiwa dengan Skizophrenia paranoid mendapatkan terapi psikofarmaka yang mempunyai efek kekakuan pada extrapiramidal dan anti emetik.Apakah nama obat tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko kekakuan otot terkait efek samping penggunaan obat psikofarmaka.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko kekakuan otot adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan kerentanan individu terhadap pengalaman kekakuan otot yang dapat mengganggu fungsi dan aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien dapat menunjukkan otot yang rileks, bebas dari kekakuan, dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemberian obat antikolinergik, terapi latihan, dan pengawasan efek samping obat secara berkala.
Terkait dengan obat yang menyebabkan efek kekakuan ekstrapiramidal dan efek anti-emetik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, kemungkinan pasien mendapatkan terapi antipsikotik golongan tipikal, seperti haloperidol. Obat ini dapat menyebabkan efek samping berupa kekakuan otot, gerakan tidak terkontrol, dan mual/muntah.
Peran perawat adalah memantau efek samping obat, memberikan terapi latihan untuk mencegah kekakuan otot, serta berkoordinasi dengan tim kesehatan lain untuk menyesuaikan regimen terapi jika diperlukan.