Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4961 | 07 Nov 2024
Klinis : Klien mengatakan memiliki riwayat BAB darah selama 2 minggu sekarang BAB darah sudah berkurang, klien mengatakan lemas, Hb 7,6, klien tampak pucat, akral klien dingin, klien tampak lemah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan perdarahan gastrointestinal ditandai dengan BAB berdarah, Hb rendah, pucat, akral dingin, dan lemah.
Penjelasan:
- SDKI: Defisit Volume Cairan adalah kondisi di mana jumlah cairan yang dikonsumsi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.
- SLKI: Tujuan yang ingin dicapai adalah Keseimbangan Cairan yang Memadai, ditandai dengan parameter vital dalam batas normal, mempertahankan intake-output cairan seimbang, dan tidak ada tanda-tanda kekurangan atau kelebihan cairan.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Cairan, yaitu mengidentifikasi dan memantau status cairan, mengatur dan mempertahankan keseimbangan cairan, serta mencegah komplikasi akibat defisit atau kelebihan cairan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 4962 | 07 Nov 2024
Klinis : klien mengatakan badan lemas, Hb 7,6, klien tampak pucat, akral klien dingin, klien tampak lemah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi klien tersebut dapat didiagnosis dengan diagnosa keperawatan:
1. Defisiensi Volume Cairan
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Defisiensi Volume Cairan adalah kondisi di mana individu mengalami kehilangan cairan tubuh yang melebihi asupan, mengakibatkan hipovolemia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan volume cairan tubuh yang adekuat, Peningkatan perfusi jaringan, Peningkatan tanda-tanda vital yang normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen cairan, Pemantauan tanda-tanda vital, Pemantauan status hidrasi.
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
- SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen.
- SLKI: Peningkatan toleransi terhadap aktivitas, Peningkatan kemampuan fungsional, Peningkatan kemampuan beradaptasi terhadap aktivitas.
- SIKI: Manajemen energi, Manajemen aktivitas, Peningkatan mobilitas.
Dalam tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan singkat tersebut dapat disampaikan dengan bahasa yang lebih formal dan terstruktur. -
Article No. 4963 | 07 Nov 2024
Klinis : DS: Pasien melaporkan merasa lemah, mudah lelah, dan cemas mengenai gejala-gejalanya yang semakin parah. Pasien mengeluhkan adanya nyeri sendi dan pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak biasa. DO: Pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil positif pada Antinuclear Antibody (ANA), Anti-dsDNA, dan Coombs Langsung, yang menunjukkan kemungkinan adanya penyakit autoimun. LED (45 mm/jam) dan CRP (5 mg/L) menunjukkan adanya inflamasi ringan hingga sedang.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya sebagai perawat akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, kelelahan, dan gejala penyakit yang semakin parah.
2. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan kelenjar getah bening dan nyeri sendi.
3. Kecemasan berhubungan dengan ketakutan akan perkembangan gejala-gejala penyakit.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
2. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
3. Kecemasan: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya atau masalah di masa depan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Peningkatan toleransi terhadap aktivitas, peningkatan kekuatan, dan penurunan kelelahan.
2. Nyeri Akut: Pengurangan intensitas nyeri, peningkatan strategi koping yang efektif, dan pencapaian kemampuan untuk beraktivitas.
3. Kecemasan: Penurunan tingkat kecemasan, peningkatan strategi koping yang efektif, dan peningkatan kemampuan untuk mengelola kecemasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Manajemen aktivitas, terapi latihan, dan manajemen kelelahan.
2. Nyeri Akut: Manajemen nyeri, terapi farmakologi, dan terapi modalitas.
3. Kecemasan: Terapi relaksasi, manajemen kecemasan, dan terapi kognitif.
Dengan memperhatikan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat akan dapat menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami pasien. -
Article No. 4964 | 07 Nov 2024
Klinis : Klien dengen nama Ny. M 60th dengan diagnose medis SNH di rawat diRuang cathleya RSUD CAM klien memasuki hari perawatan hari ke 5, keluhan klien saat ini mual, tidak dapat menelan, lemah sebeleh kanan bicara terbata bata siang ini klien tidak dapat makan karena nyeri saat menelan, klien terpasang DC dan oksigen nasal 5LPM, tanda tanda vital yang didapat saat pengkajian TD 159/100 HR 101X/menit Suhu 36,5 SPO2 97%.hasil pemeriksaan fisik mulut kotor wajah tidak simetris, mata tdk ada kelainan hidung simetris,leher tidak ada kelinan, bunyi paru ronchi+ Kekuatan otot tangan kiri 4 kaki kiri 4 tangan kanan 0 kaki kanan 0. Pemeriksaan penunjang saat masuk RS tgl 30/10/24 lab HB 13,0 L 13,0 HT 41,7 Trombosit 329 GDS 191mg/dl. Ro thorax : cardiomegaly dengan awal bendungan paru. CT SCAN : Infark dibasal ganglia kiri, GCS E4M6V5. Lab tggl 4/11/24 GD puasa 130mg/dl GD 2JAM PP 108mg/dl.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, dan rencana asuhan keperawatan untuk Ny. M:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Menelan (Dysphagia) berhubungan dengan kelemahan otot sekunder akibat Stroke Non Hemoragik (SNH).
2. Mobilitas Fisik Terganggu berhubungan dengan hemiparesis kanan.
3. Nyeri Akut berhubungan dengan menelan.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Gangguan Menelan (Dysphagia):
SDKI: Definisi, Faktor yang Mempengaruhi, Gejala dan Tanda, Etiologi, Klasifikasi.
SLKI: Hasil yang Diharapkan, Kriteria Hasil.
SIKI: Intervensi Keperawatan, Aktivitas Keperawatan.
2. Mobilitas Fisik Terganggu:
SDKI: Definisi, Faktor yang Mempengaruhi, Gejala dan Tanda, Etiologi, Klasifikasi.
SLKI: Hasil yang Diharapkan, Kriteria Hasil.
SIKI: Intervensi Keperawatan, Aktivitas Keperawatan.
3. Nyeri Akut:
SDKI: Definisi, Faktor yang Mempengaruhi, Gejala dan Tanda, Etiologi, Klasifikasi.
SLKI: Hasil yang Diharapkan, Kriteria Hasil.
SIKI: Intervensi Keperawatan, Aktivitas Keperawatan.
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Gangguan Menelan (Dysphagia):
- Kaji kemampuan menelan klien.
- Berikan makan melalui sonde nasogastrik atau parenteral.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jenis dan konsistensi makanan yang tepat.
- Latihan menelan secara bertahap.
2. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Kaji kemampuan mobilisasi klien.
- Berikan latihan ROM aktif dan pasif.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi.
- Berikan alat bantu mobilisasi jika diperlukan.
3. Nyeri Akut:
- Kaji intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri.
- Berikan analgesik sesuai instruksi dokter.
- Terapkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri pada klien dan keluarga. -
Article No. 4965 | 07 Nov 2024
Klinis : Klien dengen nama Ny. M 60th dengan diagnose medis SNH di rawat diRuang cathleya RSUD CAM klien memasuki hari perawatan hari ke 5, keluhan klien saat ini mual, tidak dapat menelan, lemah sebeleh kanan bicara terbata bata siang ini klien tidak dapat makan karena nyeri saat menelan, klien terpasang DC dan oksigen nasal 5LPM, tanda tanda vital yang didapat saat pengkajian TD 159/100 HR 101X/menit Suhu 36,5 SPO2 97%.hasil pemeriksaan fisik mulut kotor wajah tidak simetris, mata tdk ada kelainan hidung simetris,leher tidak ada kelinan, bunyi paru ronchi+ Kekuatan otot tangan kiri 4 kaki kiri 4 tangan kanan 0 kaki kanan 0. Pemeriksaan penunjang saat masuk RS tgl 30/10/24 lab HB 13,0 L 13,0 HT 41,7 Trombosit 329 GDS 191mg/dl. Ro thorax : cardiomegaly dengan awal bendungan paru. CT SCAN : Infark dibasal ganglia kiri, GCS E4M6V5. Lab tggl 4/11/24 GD puasa 130mg/dl GD 2JAM PP 108mg/dl.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I63.5
- Deskripsi: Infark serebral akut akibat trombosis serebral
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.19
- Deskripsi: Pemberian oksigen
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I63.5 (Infark serebral akut akibat trombosis serebral) sesuai dengan gambaran klinis pasien Ny. M yang mengalami stroke non hemoragik (SNH) dengan keluhan mual, tidak dapat menelan, lemah sebelah kanan, dan bicara terbata-bata. Kondisi ini menunjukkan adanya infark serebral akut di daerah basal ganglia kiri yang terlihat pada pemeriksaan CT Scan.
2. Kode ICD-9-CM 99.19 (Pemberian oksigen) sesuai dengan tindakan medis yang diberikan kepada pasien Ny. M berupa pemberian oksigen nasal dengan laju 5 LPM. Hal ini dilakukan untuk membantu oksigenasi pasien akibat kondisi stroke yang dialaminya.
Secara keseluruhan, kondisi pasien Ny. M menunjukkan adanya stroke non hemoragik (SNH) dengan manifestasi klinis yang khas, sehingga kode ICD-10 yang sesuai adalah I63.5. Selain itu, pasien juga mendapatkan terapi oksigen, yang tercermin dalam kode ICD-9-CM 99.19. -
Article No. 4966 | 07 Nov 2024
Klinis : Pasien Tn. IH dirawat di Ruang Perawatan Cathleya dengan perawatan hari 6, pasien masuk di rumah sakit tanggal 29/10/2024 dengan diagnosa Stroke Hemorragic SAH dan IVH. Saat ini pasien mengeluh pusing disertai lidah terasa kebas, pasien terdengar pelo, artikulasi kurang jelas tetapi bisa dimengerti, menurut anak pasien, pasien memang memiliki riwayat tekanan darah tinggi tetapi pasien tidak minum obat karena menurut pasien tidak memiliki keluhan apa-apa, riwayat 5 tahun terakhir, kekuatan otot: 4/4 4/4, pasien tanpak lemas. Pupil 3/3, reakasi cahaya +/+, Lab tanggal 29/10/2024: Leukosit: 12 ribu/uL, Kolesterol Total: 314 mg/dL, Kolesterol LDL: 247 mg/dL. Pasien terpasang IV line no. 20 pada cepalica dextra dengan IVFD RL 20 tpm, tetesan lancer, PIVAS; 0 threeway dengan Nicardipine 2,1 ml/jam sediaan nicardipine 10mg/50ml.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien Tn. IH:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Komunikasi Verbal Berhubungan dengan Kerusakan Saraf Kranial
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengekspresikan atau menerima pesan verbal yang disebabkan oleh kerusakan pada struktur atau fungsi organ yang terlibat dalam proses komunikasi.
- Karakteristik Definisi: Perubahan artikulasi (pelo), mendengar kurang, kesulitan memahami orang lain, kesulitan menemukan kata-kata.
SLKI:
- Tujuan: Pasien dapat berkomunikasi secara verbal dengan jelas.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat berbicara dengan artikulasi yang jelas, pasien dapat mengungkapkan kebutuhan secara verbal, pasien dapat berpartisipasi dalam percakapan.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Identifikasi faktor penyebab gangguan komunikasi, latih teknik komunikasi, modifikasi lingkungan untuk mendukung komunikasi, libatkan keluarga dalam proses komunikasi.
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan dengan Keterbatasan Mobilitas
SDKI:
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami gangguan pada kulit dan jaringan di bawahnya.
- Karakteristik Definisi: Imobilitas, penurunan aktivitas, perubahan posisi tubuh yang terbatas.
SLKI:
- Tujuan: Pasien tidak mengalami kerusakan integritas kulit.
- Kriteria Hasil: Tidak ada luka/kerusakan pada kulit, tidak ada kemerahan, kulit tetap utuh.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Identifikasi faktor risiko, monitor integritas kulit, ubah posisi secara berkala, gunakan alat bantu mobilisasi, edukasi pasien dan keluarga.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain jika diperlukan. -
Article No. 4967 | 07 Nov 2024
Klinis : Pasien berusia 55 tahun dengan post operasi kolpoklisis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yaitu pasien berusia 55 tahun dengan post operasi kolpoklisis, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Luka Operasi
Penjelasan: Pasien berada dalam risiko tinggi mengalami infeksi pada luka operasi kolpoklisis yang telah dilakukan.
2. Nyeri Akut
Penjelasan: Pasien mungkin mengalami nyeri akut akibat prosedur pembedahan yang telah dilakukan.
3. Gangguan Citra Tubuh
Penjelasan: Pasien mungkin mengalami gangguan citra tubuh akibat perubahan anatomis setelah operasi kolpoklisis.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Standar diagnosis keperawatan yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
- Diagnosa keperawatan di atas sesuai dengan SDKI yang ditetapkan oleh PPNI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Standar yang menjabarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran keperawatan yang diharapkan untuk mengatasi diagnosa di atas mencakup penurunan risiko infeksi, pengurangan nyeri, dan peningkatan citra tubuh pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Standar yang menjabarkan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain perawatan luka, pemberian analgesik, dan konseling citra tubuh.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 4968 | 07 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan adanya lesi di paru, adalah tuberkulosis paru. Berikut kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.27
- Deskripsi: Biopsi jaringan paru atau bronkus melalui bronkoskopi
Dalam kasus ini, diagnosis tuberkulosis paru ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan hasil rontgen dada yang menunjukkan lesi di paru. Pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan sputum untuk konfirmasi bakteriologis, dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis. Prosedur biopsi jaringan paru atau bronkus melalui bronkoskopi (kode ICD-9-CM 33.27) dapat dilakukan untuk konfirmasi diagnosis histologis, jika diperlukan. -
Article No. 4969 | 07 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
2. Intoleransi aktivitas
3. Kekurangan volume cairan
Penjelasan singkat untuk masing-masing diagnosa:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk memelihara permeabilitas jalan napas untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- SLKI: Menunjukkan perilaku untuk memelihara permeabilitas jalan napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas dan mempertahankan permeabilitas jalan napas.
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi aktivitas fisik.
- SLKI: Menunjukkan perilaku untuk menyesuaikan aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk memulihkan dan meningkatkan toleransi aktivitas.
3. Kekurangan volume cairan
- SDKI: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
- SLKI: Menunjukkan perilaku untuk mempertahankan volume cairan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
Secara singkat, diagnosa keperawatan di atas menggambarkan masalah yang dihadapi oleh pasien dengan tuberkulosis paru, yaitu adanya hambatan dalam bersihan jalan napas, penurunan toleransi aktivitas, dan kekurangan volume cairan. Standar SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. -
Article No. 4970 | 07 Nov 2024
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain, 1994).
Penjelasan Singkat Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pernyataan yang menggambarkan respons individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang dapat diidentifikasi dan menjadi fokus intervensi keperawatan.
- Untuk diagnosa nyeri akut, SDKI mencakup penilaian terhadap karakteristik nyeri, faktor pencetus, dan dampak nyeri terhadap fungsi dan kualitas hidup pasien.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pernyataan hasil yang diharapkan dapat dicapai oleh pasien sebagai akibat dari tindakan keperawatan.
- Dalam kasus nyeri akut, SLKI dapat mencakup penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri, dan peningkatan kualitas hidup pasien.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan.
- Untuk mengatasi nyeri akut, SIKI dapat mencakup pemberian analgesik, teknik manajemen nyeri non-farmakologis (seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin), dan edukasi pasien terkait strategi pengelolaan nyeri.
Dalam praktik keperawatan, penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang sistematis, terukur, dan berpusat pada pasien, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keefektifan perawatan yang diberikan.