Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2949 | 20 Oct 2024
Klinis : Aktivitas harian (I.01456)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis "Aktivitas harian (I.01456)" dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z73.1
- Deskripsi: Masalah yang berkaitan dengan sulit beradaptasi dengan gaya hidup.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 Z73.1 menggambarkan kondisi di mana pasien mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan gaya hidup atau aktivitas sehari-hari.
- Diagnosis ini termasuk dalam kategori Z73 "Masalah yang berkaitan dengan sulit beradaptasi", yang mencakup gangguan dalam penyesuaian diri terhadap perubahan dalam kehidupan.
- Kode Z73.1 secara spesifik mengidentifikasi kesulitan dalam beradaptasi dengan gaya hidup atau aktivitas rutin sehari-hari.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak tersedia kode ICD-9-CM Procedure yang spesifik untuk diagnosis "Aktivitas harian (I.01456)".
Penjelasan:
- Diagnosis "Aktivitas harian (I.01456)" tidak memiliki prosedur atau tindakan medis yang secara khusus dikodekan dalam ICD-9-CM Procedure.
- Diagnosis ini lebih berkaitan dengan masalah penyesuaian diri dan gaya hidup, yang tidak memerlukan tindakan medis yang dapat dikodekan dalam ICD-9-CM Procedure.
- Penanganan yang mungkin diperlukan untuk kondisi ini dapat berupa konseling, terapi, atau intervensi non-medis untuk membantu pasien beradaptasi dengan perubahan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 2950 | 20 Oct 2024
Klinis : Aktivitas harian (I.01456)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Aktivitas Harian (I.01456).
Diagnosa Keperawatan:
Aktivitas Harian Terganggu (I.01456)
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian secara mandiri.
Faktor Terkait:
- Kondisi fisik
- Nyeri
- Penurunan kemampuan kognitif
- Keterbatasan lingkungan
Karakteristik Definisi:
- Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas mandi, berpakaian, makan, berpindah, dan toileting secara mandiri.
- Ketergantungan pada orang lain untuk melakukan aktivitas harian.
- Penurunan partisipasi dalam aktivitas harian.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dialami oleh pasien. Dalam kasus Aktivitas Harian Terganggu, SDKI dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab, gejala, dan rencana intervensi keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk mengukur pencapaian hasil asuhan keperawatan. Dalam kasus Aktivitas Harian Terganggu, SLKI dapat digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana pasien dapat melakukan aktivitas harian secara mandiri setelah diberikan intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan. Dalam kasus Aktivitas Harian Terganggu, SIKI dapat digunakan untuk memilih intervensi yang sesuai, seperti perawatan diri, mobilisasi, dan pemberian bantuan dalam aktivitas harian.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, terstandardisasi, dan berpusat pada pasien untuk membantu meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas harian secara mandiri. -
Article No. 2951 | 20 Oct 2024
Klinis : Seorang mahasiswa FIK UI sedang melakukan praktik keperawatan jiwa di suatu RT dan berkunjung ke rumah Ibu Lina yang memiliki anak perempuan bernama D berusia 5 tahun. Ibu Lina mengemukakan kepada mahasiswa bahwa D sangat senang bermain boneka atau masak-masakan dengan teman-teman sebayanya, kadang susah untuk diajak tidur siang. Anak D juga sering berlari-larian, bermain prosotan, ayunan bersama teman-temannya sehingga lupa mandi sore. Ibu Lina menanyakan apakah anaknya berkembang normal dan mengatakan bahwa ia belum mengetahui apa kemampuan yang harus dicapai oleh anak umur 5 tahun.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Perkembangan anak tidak sesuai usia (PATI)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Perkembangan anak tidak sesuai usia (PATI) adalah kondisi ketika fungsi perkembangan anak tidak sesuai dengan tahapan perkembangan normal untuk usia tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah anak mencapai perkembangan sesuai tahapan normal untuk usia 5 tahun.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1) Kaji perkembangan anak menggunakan instrumen perkembangan yang sesuai.
2) Edukasi orang tua tentang tahapan perkembangan anak normal usia 5 tahun.
3) Berikan stimulasi perkembangan sesuai usia anak.
4) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (psikolog anak, dokter anak) jika diperlukan.
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, anak D tampaknya memiliki perkembangan yang sesuai dengan tahapan normal anak usia 5 tahun, seperti bermain boneka, masak-masakan, berlari, bermain prosotan dan ayunan. Namun, orang tua masih perlu mendapatkan informasi tentang kemampuan yang seharusnya dimiliki anak usia 5 tahun agar dapat memantau perkembangan anaknya dengan lebih baik. -
Article No. 2952 | 20 Oct 2024
Klinis : manajemen stres
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi manajemen stres, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Stres Tidak Efektif
Definisi:
Kegagalan individu untuk dapat mengendalikan atau menghadapi sumber stres psikologis, fisik, sosial, dan/atau spiritual.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Tanda dan Gejala:
- Mengeluh merasa tegang dan cemas
- Mengeluh tidur tidak nyenyak
- Mengeluh kemampuan konsentrasi menurun
- Mengeluh mudah marah atau iritabilitas
2. Faktor Risiko:
- Perubahan gaya hidup
- Beban kerja berlebihan
- Masalah finansial
- Masalah hubungan interpersonal
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tujuan Keperawatan:
- Klien dapat mengenali sumber stres
- Klien dapat menggunakan strategi koping yang efektif
- Klien dapat mempertahankan kesejahteraan psikologis
2. Kriteria Hasil:
- Tingkat stres menurun
- Kemampuan koping meningkat
- Tanda-tanda fisik stres menurun
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi Keperawatan:
- Identifikasi sumber stres
- Ajarkan teknik relaksasi
- Beri dukungan emosional
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan
2. Aktivitas Keperawatan:
- Diskusikan dengan klien tentang sumber stres
- Ajarkan teknik relaksasi seperti napas dalam, visualisasi, atau meditasi
- Dengarkan keluhan klien dan berikan empati
- Koordinasi dengan psikolog atau konselor jika diperlukan intervensi tambahan
Dengan pemahaman dan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk membantu klien mengatasi masalah manajemen stres yang tidak efektif. -
Article No. 2953 | 20 Oct 2024
Klinis : stres
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi stres, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Koping (00069)
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan upaya kognitif dan/atau perilaku untuk mengelola tuntutan internal dan/atau eksternal yang dipersepsikan sebagai beban yang melebihi sumber daya individu.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Stressor individu, situasi, lingkungan, atau masyarakat yang melebihi kemampuan koping individu.
- Gejala dan Tanda: Perasaan tidak berdaya, cemas, depresi, marah, kelelahan, gangguan pola tidur, penurunan konsentrasi, dan perilaku yang tidak efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Individu dapat mengidentifikasi stressor, menggunakan strategi koping yang efektif, dan menunjukkan penurunan gejala stres.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen stres, terapi relaksasi, konseling, dan edukasi terkait strategi koping yang efektif.
Dengan menggunakan kerangka SDKI - SLKI - SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, serta merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu individu mengatasi stres secara efektif. -
Article No. 2954 | 20 Oct 2024
Klinis : Nyeri mata, buram
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Nyeri mata, buram.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Penglihatan Terganggu
- Definisi: Perubahan dalam kemampuan menerima, mengorganisasi, dan menginterpretasi stimulus visual.
- Penyebab: Peradangan, trauma, kelainan struktur mata, dan/atau gangguan neurologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Persepsi Sensori: Penglihatan
- Indikator:
a. Mampu melihat objek dengan jelas
b. Mampu membedakan warna
c. Mampu melihat objek dengan kontras yang baik
d. Mampu melihat objek dengan jarak yang tepat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
- Tindakan:
a. Mengkaji intensitas, karakteristik, lokasi, dan durasi nyeri
b. Mengobservasi tanda-tanda vital
c. Memberikan analgesik sesuai instruksi medis
d. Mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
2. Manajemen Penglihatan
- Tindakan:
a. Mengkaji kemampuan penglihatan
b. Mengajarkan latihan untuk memperbaiki penglihatan
c. Memberikan alat bantu penglihatan sesuai kebutuhan
d. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter mata)
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami Gangguan Sensori Persepsi: Penglihatan Terganggu, yang ditandai dengan adanya nyeri mata dan penglihatan kabur. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti peradangan, trauma, kelainan struktur mata, atau gangguan neurologis. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah melakukan pengkajian nyeri dan penglihatan, memberikan analgesik sesuai instruksi medis, mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, serta mengajarkan latihan untuk memperbaiki penglihatan dan memberikan alat bantu penglihatan sesuai kebutuhan. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter mata, juga diperlukan untuk mengatasi kondisi ini. -
Article No. 2955 | 20 Oct 2024
Klinis : - Mual, muntah, lemas Batuk Pilek - Infus syringe pump - Td : 96/68 - N : 114x/menit - S : 36 C - RR: 19x/menit - Gula darah sewaktu: 130
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Mual, Muntah, dan Lemas
- SDKI: Mual (00134)
- Definisi: Perasaan tidak nyaman di ulu hati yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
- SLKI: Manajemen Mual dan Muntah (P-1701)
- SIKI: Manajemen Mual dan Muntah (I-1701)
2. Batuk dan Pilek
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00030)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang bebas.
- SLKI: Manajemen Bersihan Jalan Napas (P-1704)
- SIKI: Manajemen Bersihan Jalan Napas (I-1704)
3. Infus Syringe Pump
- SDKI: Risiko Infeksi (00004)
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Manajemen Infus (P-1501)
- SIKI: Manajemen Infus (I-1501)
4. Tanda-Tanda Vital
- Tekanan Darah (TD): 96/68 mmHg
- SDKI: Perfusi Perifer Tidak Efektif (00204)
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah perifer yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Manajemen Perfusi Perifer (P-1501)
- SIKI: Manajemen Perfusi Perifer (I-1501)
- Nadi (N): 114 x/menit
- SDKI: Intoleransi Aktivitas (00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- SLKI: Manajemen Intoleransi Aktivitas (P-1701)
- SIKI: Manajemen Intoleransi Aktivitas (I-1701)
- Suhu (S): 36°C
- SDKI: Hipotermi (00006)
- Definisi: Penurunan suhu tubuh di bawah kisaran normal.
- SLKI: Manajemen Suhu Tubuh (P-1703)
- SIKI: Manajemen Suhu Tubuh (I-1703)
- Respirasi (RR): 19 x/menit
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00030)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang bebas.
- SLKI: Manajemen Bersihan Jalan Napas (P-1704)
- SIKI: Manajemen Bersihan Jalan Napas (I-1704)
5. Gula Darah Sewaktu: 130 mg/dL
- SDKI: Risiko Hiperglikemia (00179)
- Definisi: Rentan terhadap peningkatan kadar glukosa darah di atas rentang normal.
- SLKI: Manajemen Glukosa Darah (P-1702)
- SIKI: Manajemen Glukosa Darah (I-1702)
Dalam penjelasan singkat, SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam melakukan pengkajian, perencanaan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) memberikan definisi dan klasifikasi diagnosis keperawatan, SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menetapkan luaran yang diharapkan, dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) memberikan intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 2956 | 20 Oct 2024
Klinis : diagnosa neusea biasanya etiologinya apa atau ditandai dengan apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Mual (Nausea)
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), mual (nausea) adalah sensasi tidak nyaman di daerah perut yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah.
Etiologi (Faktor Penyebab) Mual:
Mual dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
- Gangguan gastrointestinal (misalnya gastritis, ulkus peptikum)
- Efek samping obat-obatan
- Perubahan kadar hormon (misalnya kehamilan)
- Infeksi (misalnya gastroenteritis)
- Pengobatan (misalnya kemoterapi)
- Kinetosis (mabuk perjalanan)
- Stres psikologis
- Gangguan metabolik (misalnya uremia)
- Gangguan neurologi (misalnya tumor otak, migren)
Tanda dan Gejala Mual:
- Perasaan tidak nyaman di perut
- Keinginan untuk muntah
- Produksi saliva yang berlebihan
- Peningkatan sensitivitas terhadap bau-bauan
- Perubahan warna kulit (pucat)
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual antara lain:
- Manajemen mual
- Manajemen obat anti-mual
- Terapi relaksasi
- Terapi distraksi
- Edukasi pasien dan keluarga
Sebagai perawat, saya akan berupaya mengidentifikasi penyebab mual, memantau tanda dan gejala, serta menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah mual yang dialami oleh pasien. -
Article No. 2957 | 20 Oct 2024
Klinis : contoh diagnosa neusea
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, untuk kondisi nausea.
Diagnosa Keperawatan:
Nausea
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nausea didefinisikan sebagai sensasi ketidaknyamanan di dalam tenggorokan atau perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah. Nausea dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti obat-obatan, prosedur medis, infeksi, atau kondisi medis lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari masalah nausea adalah pasien dapat mengatasi atau mengendalikan nausea dengan cara yang efektif. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari pasien yang mampu mengidentifikasi faktor penyebab nausea, menggunakan teknik manajemen nausea yang efektif, dan melaporkan penurunan frekuensi serta tingkat keparahan nausea.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nausea antara lain pemberian antiemetik, pengaturan diet, terapi non-farmakologis (seperti akupresur, aromaterapi, dan relaksasi), serta edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen nausea. Perawat juga dapat memantau tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi yang diberikan.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa, luaran, dan intervensi yang disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien akan menjadi panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 2959 | 20 Oct 2024
Klinis : Etiologi Kelestrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Hiperkolesterolemia
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Hiperkolesterolemia didefinisikan sebagai peningkatan kadar kolesterol total dalam darah melebihi batas normal, yang dapat disebabkan oleh etiologi seperti pola makan tidak sehat, riwayat keluarga, obesitas, dan gaya hidup tidak aktif. Diagnosis ini berfokus pada upaya pemantauan, pengaturan, dan modifikasi pola makan serta aktivitas fisik untuk mencapai kadar kolesterol yang optimal.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hiperkolesterolemia meliputi penurunan kadar kolesterol total, perbaikan pola makan, peningkatan aktivitas fisik, dan pencegahan komplikasi kardiovaskular. Pasien diharapkan dapat mengelola faktor risiko, menerapkan gaya hidup sehat, dan mencapai kadar kolesterol yang berada dalam rentang normal.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan untuk hiperkolesterolemia mencakup edukasi mengenai diet rendah kolesterol, peningkatan aktivitas fisik, pemantauan kadar kolesterol, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan yang komprehensif. Tujuannya adalah membantu pasien mencapai kadar kolesterol yang sehat dan mencegah komplikasi penyakit kardiovaskular.
Sebagai seorang perawat, saya memahami bahwa penanganan hiperkolesterolemia membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan perubahan gaya hidup dan kolaborasi multidisipliner. Melalui penggunaan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI, saya dapat memberikan intervensi yang terstruktur dan berpusat pada pasien untuk mencapai hasil perawatan yang optimal.