Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4939 | 07 Nov 2024
Klinis : Perfus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Perfus dengan nada akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Penjelasan:
Gangguan Perfusi Jaringan Perifer adalah keadaan di mana terjadi penurunan aliran darah ke jaringan perifer yang dapat menyebabkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit vaskular, trauma, atau kondisi lainnya yang mempengaruhi sirkulasi darah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Penurunan aliran darah ke jaringan perifer yang dapat menyebabkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan.
Penyebab: Penyakit vaskular, trauma, kondisi lain yang mempengaruhi sirkulasi darah.
Karakteristik: Kulit pucat, dingin, kering, kuku sianosis, edema, nyeri, dan berkurangnya sensasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Perfusi jaringan perifer membaik.
2. Tidak terjadi komplikasi akibat gangguan perfusi.
3. Pasien/keluarga dapat mengidentifikasi faktor penyebab dan tanda-tanda gangguan perfusi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Monitor tanda-tanda vital dan perfusi perifer.
2. Atur posisi ekstremitas untuk meningkatkan aliran darah.
3. Berikan tindakan yang dapat meningkatkan sirkulasi darah, seperti massase, kompres hangat, dan latihan.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang tepat.
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga perfusi jaringan perifer.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami Diagnosa Keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI terkait kondisi Perfus. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang kurang jelas. -
Article No. 4940 | 07 Nov 2024
Klinis : Perfusi perifer tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi perfusi perifer tidak efektif.
Diagnosa Keperawatan:
Perfusi Perifer Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk mempertahankan aliran darah ke jaringan perifer yang optimal.
Faktor Yang Berhubungan:
- Penyakit vaskuler perifer
- Edema
- Gangguan sirkulasi
- Penurunan curah jantung
Karakteristik Mayor:
- Penurunan suhu ekstremitas
- Penurunan nadi perifer
- Penurunan pengisian kapiler
- Perubahan warna kulit
Tujuan Keperawatan:
- Pasien akan mempertahankan perfusi perifer yang adekuat selama perawatan.
- Pasien akan menunjukkan peningkatan aliran darah ke jaringan perifer.
Intervensi Keperawatan (SDKI):
1. Manajemen Perfusi
2. Terapi Oksigen
3. Peningkatan Sirkulasi
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Status Perfusi Perifer
2. Perfusi Jaringan
3. Perfusi Serebral
Luaran Intervensi (SIKI):
1. Perfusi Perifer Membaik
2. Sirkulasi Spontan Membaik
3. Tekanan Darah Terpelihara
Dengan demikian, diagnosa keperawatan "Perfusi Perifer Tidak Efektif" dapat ditangani melalui intervensi keperawatan yang berfokus pada manajemen perfusi, terapi oksigen, dan peningkatan sirkulasi, sehingga dapat mencapai luaran keperawatan yang diharapkan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 4941 | 07 Nov 2024
Klinis : Perfusi perifer tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, perkenalkan saya Nurse Rina, seorang pakar di bidang keperawatan. Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Perfusi Perifer tidak Efektif".
Diagnosa Keperawatan:
Perfusi Perifer tidak Efektif
Penjelasan:
Perfusi Perifer tidak Efektif merupakan suatu kondisi di mana terjadi penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit pembuluh darah, gangguan jantung, atau trauma.
Selanjutnya, mari kita bahas mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari PPNI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan respon pasien terhadap masalah kesehatan. Dalam kasus "Perfusi Perifer tidak Efektif", SDKI menyediakan definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor yang mungkin menjadi penyebab dari diagnosis keperawatan ini.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan. Dalam kasus "Perfusi Perifer tidak Efektif", SLKI dapat mencakup luaran seperti peningkatan sirkulasi darah perifer, perbaikan integritas kulit, dan peningkatan toleransi aktivitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Dalam kasus "Perfusi Perifer tidak Efektif", SIKI dapat mencakup intervensi seperti pemantauan tanda-tanda vital, peningkatan posisi, dan pemberian terapi oksigen.
Dengan berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk menangani kondisi "Perfusi Perifer tidak Efektif" secara efektif.
Semoga penjelasan singkat ini bermanfaat. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 4942 | 07 Nov 2024
Klinis : Nyeri kronis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Nyeri Kronis dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kronis
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kronis didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Nyeri kronis dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti penyakit kronis, cedera, atau kondisi medis lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Nyeri Kronis adalah pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan beraktivitas, dan perbaikan kualitas hidup. Indikator keberhasilan dapat diukur melalui skala nyeri, kemampuan fungsional, dan kepuasan pasien terhadap intervensi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk menangani Nyeri Kronis dapat meliputi:
1. Manajemen Nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, memantau tanda-tanda vital, dan memberikan terapi farmakologis maupun nonfarmakologis.
2. Edukasi: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait penyebab, faktor yang mempengaruhi, dan strategi penanganan nyeri.
3. Kolaborasi: Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, fisioterapis, atau ahli gizi, untuk mengoptimalkan penanganan nyeri.
4. Dukungan psikososial: Memberikan dukungan emosional dan memfasilitasi pasien untuk beradaptasi dengan kondisi nyeri kronis.
Secara keseluruhan, penanganan Nyeri Kronis memerlukan pendekatan holistik dan komprehensif dengan melibatkan pasien, keluarga, dan tim kesehatan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 4943 | 07 Nov 2024
Klinis : Ansietas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Ansietas:
Diagnosa Keperawatan: Ansietas
Definisi:
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang berlebihan terkait dengan sumber yang tidak spesifik atau tidak diketahui.
Faktor Pencetus:
1. Perubahan status kesehatan
2. Stres
3. Kurang pengetahuan
4. Kurang dukungan sosial
Karakteristik Definisi:
1. Gelisah
2. Khawatir
3. Takut akan sesuatu yang tidak jelas
4. Sulit berkonsentrasi
5. Jantung berdebar
6. Otot tegang
Tujuan Keperawatan:
1. Klien dapat mengidentifikasi penyebab dan tanda-tanda ansietas.
2. Klien dapat melakukan manajemen ansietas.
3. Klien dapat meningkatkan koping yang efektif.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Ansietas
2. Psikoedukasi
3. Latihan Relaksasi
4. Terapi Kognitif
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Tingkat Ansietas Menurun
2. Kemampuan Koping Meningkat
3. Kontrol Diri Meningkat
4. Pengetahuan Tentang Penyakit Meningkat
Jadi, dalam kondisi Ansietas, perawat dapat menggunakan diagnosa keperawatan Ansietas dan melaksanakan intervensi keperawatan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI untuk membantu klien mencapai tujuan keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 4944 | 07 Nov 2024
Klinis : Ansietas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ansietas.
Diagnosa Keperawatan: Ansietas
Definisi:
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respon otonom, perasaan tegang yang mempengaruhi perilaku dan dapat dirasakan sebagai ancaman.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ansietas didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respon otonom, perasaan tegang yang mempengaruhi perilaku dan dapat dirasakan sebagai ancaman.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat kecemasan menurun
2. Kemampuan mengatasi kecemasan meningkat
3. Koping efektif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen ansietas
2. Terapi relaksasi
3. Terapi kognitif
4. Terapi spiritual
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan Ansietas menggambarkan kondisi pasien yang mengalami perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respon otonom, perasaan tegang yang mempengaruhi perilaku dan dapat dirasakan sebagai ancaman. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) memberikan definisi yang jelas mengenai ansietas.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menjabarkan tiga luaran yang diharapkan, yaitu tingkat kecemasan menurun, kemampuan mengatasi kecemasan meningkat, dan koping efektif. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memberikan empat intervensi yang dapat diterapkan, yaitu manajemen ansietas, terapi relaksasi, terapi kognitif, dan terapi spiritual. -
Article No. 4945 | 07 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan luka lecet
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yaitu luka lecet, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap masuknya organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Tanda dan gejala: Luka terbuka, kehilangan integritas kulit.
- Faktor risiko: Paparan terhadap agen infeksius, prosedur invasif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Bebas Infeksi, Integritas Kulit Membaik.
- Kriteria hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi, Luka tertutup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Perawatan Luka, Pemberian Antibiotik, Manajemen Infeksi.
- Aktivitas: Membersihkan luka, Mengaplikasikan salep antibiotik, Memantau tanda-tanda infeksi.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan luka lecet berisiko mengalami infeksi. Perawat harus melakukan intervensi yang tepat untuk mencegah infeksi, seperti membersihkan luka, mengaplikasikan salep antibiotik, dan memantau tanda-tanda infeksi. Tujuannya adalah mencapai luaran bebas infeksi dan integritas kulit yang membaik. -
Article No. 4946 | 07 Nov 2024
Klinis : ILUSTRASI KASUS UNTUK PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KASUS 1 (KELOMPOK 1 DAN 2) Seorang wanita usia 30 tahun dengan diagnosa medis Acut Mielosistik Leukimia saat ini dirawat di ruang onkologi. Pasien mengeluhkan lemah, lemas, perdarahan pada area gusi sekitar 50 cc perhari, mual, dan muntah 3 kali sebanyak 100 cc, dan bedrest. Pengukuran tanda vital menunjukan bahwa TD : 100/60 mmHg, respirasi : 20 kali/menit, nadi : 72 kali/menit, suhu : 37,20C. Hasil pengkajian : konjungtiva anemis, kulit kekuningan, nyeri kepala skala 3 dari 10, mengeluh sulit tidur selama beberapa hari, terlihat mengantuk, kedua mata tampak sayu, kekuatan otot ekstremitas atas 5-5-5-5/5-5-5-5 dan ekstremitas bawah 5-5-5-5/5-5-5-5.semua aktivitas pasien dibantu keluarga. Hasil pemeriksaan laboratorium : hemoglobin=8,6 g/dL; hematokrit=27 %; leukosit= 9,05 ribu/𝜇L. Pasien direncanakan mendapatkan transfusi PRC 2 kolf
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan ilustrasi kasus di atas, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Perdarahan (+)
2. Intoleransi aktivitas (+)
3. Mual dan Muntah (+)
4. Insomnia (+)
Penjelasan Singkat:
1. Perdarahan (+)
- SDKI: Perdarahan
- Definisi: Keluarnya darah secara berlebihan dari sistem vaskular.
- Penyebab: Penyakit atau kondisi medis yang dapat menyebabkan perdarahan, seperti leukemia akut.
- Gejala: Perdarahan pada gusi sekitar 50 cc per hari.
- Kriteria Hasil (SLKI): Hemodinamik stabil, Tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif, Tidak ada komplikasi perdarahan.
- Intervensi (SIKI): Manajemen perdarahan, Pemantauan tanda-tanda vital, Pemberian produk darah.
2. Intoleransi aktivitas (+)
- SDKI: Intoleransi aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Kelemahan fisik akibat leukemia akut.
- Gejala: Lemah, lemas, kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah 5-5-5-5/5-5-5-5, pasien membutuhkan bantuan keluarga untuk beraktivitas.
- Kriteria Hasil (SLKI): Toleransi terhadap aktivitas meningkat, Tingkat kelelahan menurun, Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari meningkat.
- Intervensi (SIKI): Manajemen energi, Peningkatan mobilitas, Asuhan keperawatan aktivitas/istirahat.
3. Mual dan Muntah (+)
- SDKI: Mual dan Muntah
- Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang menimbulkan dorongan untuk mengeluarkan isi perut.
- Penyebab: Efek samping pengobatan leukemia akut.
- Gejala: Mual 3 kali dan muntah sebanyak 100 cc.
- Kriteria Hasil (SLKI): Tidak ada mual dan muntah, Tidak ada komplikasi akibat mual dan muntah.
- Intervensi (SIKI): Manajemen mual dan muntah, Pemberian antiemetik, Manajemen nutrisi.
4. Insomnia (+)
- SDKI: Insomnia
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan tidur.
- Penyebab: Stres akibat kondisi penyakit dan efek samping pengobatan.
- Gejala: Mengeluh sulit tidur selama beberapa hari.
- Kriteria Hasil (SLKI): Pola tidur membaik, Kualitas tidur membaik, Dapat mempertahankan durasi tidur yang adekuat.
- Intervensi (SIKI): Manajemen insomnia, Terapi relaksasi, Edukasi sleep hygiene. -
Article No. 4947 | 07 Nov 2024
Klinis : ILUSTRASI KASUS UNTUK PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KASUS 1 (KELOMPOK 1 DAN 2) Seorang wanita usia 30 tahun dengan diagnosa medis Acut Mielosistik Leukimia saat ini dirawat di ruang onkologi. Pasien mengeluhkan lemah, lemas, perdarahan pada area gusi sekitar 50 cc perhari, mual, dan muntah 3 kali sebanyak 100 cc, dan bedrest. Pengukuran tanda vital menunjukan bahwa TD : 100/60 mmHg, respirasi : 20 kali/menit, nadi : 72 kali/menit, suhu : 37,20C. Hasil pengkajian : konjungtiva anemis, kulit kekuningan, nyeri kepala skala 3 dari 10, mengeluh sulit tidur selama beberapa hari, terlihat mengantuk, kedua mata tampak sayu, kekuatan otot ekstremitas atas 5-5-5-5/5-5-5-5 dan ekstremitas bawah 5-5-5-5/5-5-5-5.semua aktivitas pasien dibantu keluarga. Hasil pemeriksaan laboratorium : hemoglobin=8,6 g/dL; hematokrit=27 %; leukosit= 9,05 ribu/𝜇L. Pasien direncanakan mendapatkan transfusi PRC 2 kolf
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan ilustrasi kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan curah jantung
2. Perdarahan
3. Mual dan muntah
4. Insomnia
5. Kelelahan
Penjelasan Singkat:
1. Penurunan Curah Jantung
- SDKI: Penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh
- SLKI: Tujuan Keperawatan - Pasien menunjukkan tanda-tanda perbaikan curah jantung
- SIKI: Intervensi Keperawatan - Pemantauan tanda-tanda vital, monitoring intake dan output cairan, pemberian terapi cairan/transfusi PRC sesuai indikasi
2. Perdarahan
- SDKI: Hilangnya darah dalam jumlah berlebih dari sistem vaskuler
- SLKI: Tujuan Keperawatan - Perdarahan dapat dikontrol
- SIKI: Intervensi Keperawatan - Pemantauan perdarahan, pemberian obat-obatan untuk menghentikan perdarahan, perawatan luka, dan edukasi tentang pencegahan perdarahan
3. Mual dan Muntah
- SDKI: Perasaan tidak nyaman yang membawa keinginan untuk muntah
- SLKI: Tujuan Keperawatan - Mual dan muntah berkurang
- SIKI: Intervensi Keperawatan - Pemberian antiemetik, pengaturan pola makan, kompres hangat pada perut, dan edukasi tentang manajemen mual dan muntah
4. Insomnia
- SDKI: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan tidur
- SLKI: Tujuan Keperawatan - Pasien dapat tidur dengan nyenyak
- SIKI: Intervensi Keperawatan - Pengaturan lingkungan yang nyaman, terapi relaksasi, pemberian obat-obatan hipnotik jika diperlukan, dan edukasi tentang teknik mengatasi insomnia
5. Kelelahan
- SDKI: Subyektif dan objektif ketiadaan energi dan kapasitas yang menurun untuk melakukan aktivitas
- SLKI: Tujuan Keperawatan - Pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan
- SIKI: Intervensi Keperawatan - Pengaturan aktivitas dan istirahat, pemberian nutrisi yang adekuat, terapi oksigen jika diperlukan, dan edukasi tentang manajemen energi
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melibatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan intervensi, serta melakukan evaluasi yang berkelanjutan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 4948 | 07 Nov 2024
Klinis : Ny. E seorang ibu hamil dengan usia kehamilan 34 minggu mengatakan perut terasa kencang dan mulas, memiliki riwayat hipertensi dari keluarga, tidak pernah memiliki riwayat tensi tinggi, pusing disangkal. Selama pemeriksaan, tekanan darah 180/117 mmHg, frekuensi nadi 114 bpm, frekuensi napas 30 bpm, hasil laboratorium menunjukkan hemoglobin 10,4 g/dL dan protein urin +2. Terdapat edema grade 1 di kedua ekstremitas bawah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Preeklampsia
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi klinis yang ditandai dengan hipertensi, proteinuria, dan edema pada ibu hamil yang dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera ditangani.
- Faktor Risiko: Riwayat hipertensi, usia kehamilan ≥ 20 minggu, obesitas, diabetes, penyakit ginjal, penyakit autoimun.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tekanan darah dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda preeklampsia, ibu dan janin tidak mengalami komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda vital, pemantauan edema, pemberian obat antihipertensi, edukasi tanda bahaya preeklampsia, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Penjelasan singkat:
Ny. E memiliki risiko preeklampsia karena usia kehamilan 34 minggu, riwayat hipertensi keluarga, tekanan darah tinggi (180/117 mmHg), serta terdapat edema di ekstremitas bawah. Risiko preeklampsia perlu segera ditangani untuk mencegah komplikasi yang dapat membahayakan ibu dan janin.