Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3066 | 21 Oct 2024
Klinis : gangguan citra tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Citra Tubuh
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Gangguan Citra Tubuh adalah ketidakpuasan seseorang terhadap bentuk dan fungsi tubuhnya, yang dapat mempengaruhi kemampuannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Citra Tubuh adalah:
- Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi citra tubuhnya.
- Klien dapat menerima citra tubuhnya secara realistis.
- Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mendukung citra tubuh yang positif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Citra Tubuh meliputi:
- Terapi Latihan Citra Tubuh: Membantu klien untuk mengevaluasi dan menerima citra tubuhnya secara realistis.
- Konseling: Memberikan dukungan dan bimbingan kepada klien untuk meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuhnya.
- Edukasi: Memberikan informasi terkait faktor-faktor yang mempengaruhi citra tubuh dan strategi untuk meningkatkan citra tubuh yang positif.
Sebagai seorang perawat, saya memahami bahwa Gangguan Citra Tubuh dapat berdampak signifikan pada kesejahteraan fisik dan mental klien. Melalui pendekatan yang holistik dan berpusat pada klien, saya akan bekerja sama dengan klien untuk mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi citra tubuhnya, serta membantu klien untuk menerima dan menghargai dirinya secara utuh. -
Article No. 3067 | 21 Oct 2024
Klinis : Tekanan darah 96/75
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tekanan darah 96/75.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini dipilih karena tekanan darah pasien 96/75, yang menunjukkan adanya penurunan tekanan darah di bawah normal. Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan potensi terjadinya penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer, yang dapat mengakibatkan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen dan nutrisi di jaringan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Risiko terjadinya penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengakibatkan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen dan nutrisi di jaringan.
Karakteristik Definisi: Tekanan darah rendah, nadi lemah, kulit dingin, pucat, akral dingin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Perfusi jaringan perifer membaik.
Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital stabil, ekstremitas hangat, warna kulit normal, tidak ada tanda-tanda gangguan sirkulasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala
2. Menjaga posisi pasien agar ekstremitas tidak menggantung
3. Menghangatkan ekstremitas dengan selimut/kompres hangat
4. Menghindari tekanan pada kulit
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi cairan/obat-obatan sesuai indikasi
Dalam kondisi ini, perawat harus melakukan pemantauan yang ketat terhadap tanda-tanda vital pasien, serta memberikan intervensi untuk mempertahankan perfusi jaringan perifer yang optimal. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga diperlukan untuk mengatasi penyebab dari penurunan tekanan darah. -
Article No. 3068 | 21 Oct 2024
Klinis : Seorag anak laki-laki usia 8 tahun mengalami gejala beberapa kali mengalami bengkak, namun idak kunjung diperiksakan oleh orang tuanya karena dianggap bukan maslah serius dan baru dipbawa ke rumah sakit setelah mengalami sesak napas akibat bengkak yang dialami. Ternyata anak tersebut mengalami SLE (Systemic Lupus Erythematosus) dan diagnosis GGK (gagal ginjal kronik) stadium 2 yang mengahruskan anak tersebut hemodialisa 1x/minggu dan mendapat terapi corticosteroid untuk SLE nya. Berdasarkan kasus di atas, penerapan palliative care yang sesuai kasus diatas yaitu... Select one: O a. perawatn akhir kehidupan (end of life care) sudah bisa mulai diterapkan pada anak tersebut O b. Palliative care sudah bisa diterapkan dengan proporsi sama dengan pengobatan kurative O c. Palliative care belum bisa diterapkan karena pengobatan masih bisa dilakukan pengobatan curative pada anak tersebut O d. Palliative care sudah bisa diterapkan dengan proporsi lebih besar dibandingkan dengan pengobatan kurative O e. Palliative care sudah bisa diterapkan dengan proporsi lebih sedikit dibandingkan dengan pengobatan kurative
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan fisik akibat penyakit gagal ginjal kronik stadium 2 yang membutuhkan hemodialisis 1 kali per minggu.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan kondisi imun yang terganggu akibat penyakit SLE dan penggunaan terapi kortikosteroid.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat penyakit SLE dan terapi kortikosteroid.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) memuat daftar diagnosis keperawatan yang dapat digunakan sebagai panduan dalam praktik keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) memuat daftar luaran/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) memuat daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Berdasarkan kasus di atas, penerapan palliative care yang sesuai adalah:
c. Palliative care belum bisa diterapkan karena pengobatan masih bisa dilakukan pengobatan kuratif pada anak tersebut.
Pada kasus ini, anak masih memiliki harapan untuk sembuh melalui pengobatan kuratif, yaitu hemodialisis dan terapi kortikosteroid untuk SLE-nya. Oleh karena itu, palliative care belum perlu diterapkan sepenuhnya, namun dapat diintegrasikan dengan pengobatan kuratif untuk memastikan kenyamanan dan kualitas hidup anak. -
Article No. 3069 | 21 Oct 2024
Klinis : Seorang anak laki-laki lahir berusia 10 tahun dirawat di ruang perawatan RS.B dengan keluhan saat ini sesak napas, jantung berdebar-debar, nyeri dada, mengeluh cepat lelah saat beraktivitas dan batuk tidak berdahak sejak seminggu sebelum masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/60 mmHg, RR 43x/menit, nadi 143x/menit, SaO2 90%, terdapat pernapasan cuping hidung dan hasil pemeriksaan EKG didapatkan pemanjangan interval PR. Hasil pengkajian pada orang tua didapatkan anak beberapa kali mengalami demam disertai nyeri tenggorokan dan terakhir 2 minggu yang lalu. Selain itu pada kulit ditemukan benjolan dibawah kulit dan ruam kemerahan di batang tubuh dan ekstremitas 13, dapat ditegakkan diagnosis keperawatan intoleransi aktivitas. Intervensi utama pada diagnosis keperawatan tersebut yaitu... Select one: O a. Memulai activity daily living fisik (ADL) secara bertahap O b. Memberikan latihan fisik sedang O c. Menganjurkan anak untuk bed rest O d. Memberikan latihan fisik sederhana O e. Mengurangi aktivitas fisik
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Format jawaban singkat, rapi dalam paragraf dan beri penjelasan detail dengan poin-poin jika ada. Gunakan format yang terstruktur seperti ini:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I42.0
- Deskripsi: Kardiomiopati dilatasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 37.21
- Deskripsi: Pembedahan katup jantung, lainnya
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan dan temuan klinis yang disajikan, diagnosis yang paling sesuai adalah Kardiomiopati dilatasi (I42.0). Pasien mengalami sesak napas, jantung berdebar-debar, nyeri dada, cepat lelah saat beraktivitas, dan batuk tidak berdahak. Hasil pemeriksaan menunjukkan takipnea, takikardia, dan hipoksemia, serta pemanjangan interval PR pada EKG, yang sesuai dengan gambaran klinis kardiomiopati dilatasi.
Tindakan medis yang mungkin diperlukan adalah pembedahan katup jantung (kode ICD-9-CM 37.21), jika ditemukan kelainan struktural atau fungsional pada katup jantung yang berkontribusi terhadap kondisi pasien.
Intervensi keperawatan yang paling sesuai untuk diagnosis intoleransi aktivitas pada pasien ini adalah memulai activity daily living (ADL) fisik secara bertahap (opsi a). Hal ini bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap, tanpa membebani sistem kardiovaskular. Latihan fisik sedang (opsi b) atau sederhana (opsi d) mungkin terlalu memberatkan bagi pasien pada kondisi saat ini. Bed rest (opsi c) dan pengurangan aktivitas fisik (opsi e) dapat berdampak negatif pada kondisi pasien dalam jangka panjang. -
Article No. 3071 | 21 Oct 2024
Klinis : Ny. Tumini 39 tahun datang ke poli THT dengan keluhan kurang lebih 2 bulan ini sering flu, keluar ingus kental dan banyak, berwarna kekuningan mirip nanah dan bau. Terkadang terasa pening dan seperti ada lendir mengalir ditenggorokan. Tidak ada riwayat trauma pada hidung. Rencana akan dilakukan bedah sinus endoskopik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Nyonya Tumini. Akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
- Gejala dan Tanda: Sering flu, keluar ingus kental dan banyak, berwarna kekuningan mirip nanah dan bau, serta terasa pening dan seperti ada lendir mengalir di tenggorokan.
Rencana Keperawatan:
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Auskultasi suara napas
3. Identifikasi sumber dan karakteristik sekret
4. Berikan tindakan fisioterapi dada (percussing, vibrasi, dan postural drainage)
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan, seperti antibiotik dan dekongestant
6. Edukasi pasien dan keluarga tentang cara merawat diri dan mempertahankan jalan napas yang bersih
Standar Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Status Pernapasan: Pasien akan menunjukkan jalan napas yang bersih dan bebas dari sekret dalam batas normal.
Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Sekret Saluran Napas
Dengan pemantauan yang ketat dan intervensi yang tepat, diharapkan kondisi Nyonya Tumini dapat segera membaik dan persiapan untuk tindakan bedah sinus endoskopik dapat berjalan lancar. Apakah ada pertanyaan lain yang dapat saya bantu? -
Article No. 2917 | 20 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan ingin kebugaran
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Defisit Perawatan Diri adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri sesuai dengan kemampuannya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Asesmen kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri
2. Edukasi tentang pentingnya perawatan diri dan teknik melakukannya
3. Latihan dan bimbingan dalam melakukan perawatan diri secara mandiri
4. Modifikasi lingkungan untuk mendukung kemandirian pasien dalam perawatan diri
5. Pemberian alat bantu atau peralatan yang diperlukan untuk perawatan diri
Dengan diagnosa keperawatan Defisit Perawatan Diri, perawat dapat membantu pasien mencapai kemandirian dalam melakukan aktivitas perawatan diri, sehingga dapat mendukung kebugaran pasien. -
Article No. 2918 | 20 Oct 2024
Klinis : diagnosis sehat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnostik keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi diagnosis sehat:
Diagnosis Keperawatan:
Pola Hidup Sehat
Penjelasan:
- Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan yang optimal.
- SDKI: Pola Hidup Sehat
- SLKI: Perilaku Sehat
- SIKI: Edukasi Kesehatan, Manajemen Diri, Advokasi Kesehatan
Diagnosis ini mencerminkan kemampuan individu untuk memelihara dan meningkatkan kondisi kesehatan optimal melalui perilaku dan gaya hidup yang sehat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi edukasi kesehatan, manajemen diri, dan advokasi kesehatan untuk mendukung individu dalam menerapkan pola hidup sehat. -
Article No. 2919 | 20 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang perekam medik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Rontgen toraks, satu proyeksi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif) dipilih karena pasien ini memiliki gejala batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru yang mengarah pada diagnosis tuberkulosis paru.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Rontgen toraks, satu proyeksi) dipilih karena pada kasus ini, terdapat hasil pemeriksaan rontgen yang menunjukkan adanya lesi di paru, sehingga tindakan pemeriksaan rontgen toraks dilakukan.
Dalam praktik klinis, diagnosis final tuberkulosis paru harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan mikrobiologis, seperti tes sputum AFB (Asam Tahan Bakteri) atau kultur bakteri Mycobacterium tuberculosis. Selain itu, tindakan lain yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan pencitraan lanjutan, seperti CT scan toraks, untuk mengevaluasi lesi paru dan menegakkan diagnosis dengan lebih jelas. -
Article No. 2920 | 20 Oct 2024
Klinis : Luka bernanah di telapak kaki kiri, dasar luka berwarna kuning, luka sudah 2 bulan.. pasien riwayat diabetes
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan deskripsi kondisi medis yang Anda berikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L97.409
- Deskripsi: Luka bernanah di telapak kaki, tidak terkait dengan diabetes, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.22
- Deskripsi: Debridemen luka, termasuk pemotongan atau pelepasan jaringan mati atau nekrotik dari luka, dilakukan di ruang perawatan
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 L97.409 menggambarkan luka bernanah di telapak kaki yang tidak terkait dengan diabetes melitus. Kode ini digunakan karena pasien memiliki riwayat diabetes, tetapi luka tersebut tidak secara spesifik dikaitkan dengan komplikasi diabetik.
2. Kode ICD-9-CM 86.22 untuk debridemen luka menunjukkan bahwa tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pembersihan atau pemotongan jaringan mati atau nekrotik dari luka, yang dilakukan di ruang perawatan. Ini adalah tindakan yang sering dilakukan untuk mengobati luka bernanah yang tidak sembuh-sembuh.
Catatan: Kode ICD-10 dan ICD-9-CM digunakan untuk tujuan dokumentasi medis, klaim asuransi, dan statistik kesehatan. Penentuan kode yang tepat sangat penting untuk memastikan perawatan yang sesuai dan pembayaran yang benar. -
Article No. 2921 | 20 Oct 2024
Klinis : Ny. B berusia 48 tahun dirawat di ruang bedah setelah dilakukan operasi pembuatan trakeostomi hari ke -3. Hasil pemeriksaan menunjukan balutan tampak kotor, hasil pemeriksaan fisik: TD 128/80 mmHg, frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi: 79 x/menit, suhu 37,60c.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pengendalian Infeksi
- SIKI: Penanganan Luka, Penanganan Infeksi
Penjelasan:
Ny. B berada dalam risiko infeksi setelah menjalani operasi pembuatan trakeostomi. Balutan yang tampak kotor dapat menjadi sumber infeksi dan perlu penanganan segera. Perawat perlu melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi pada area operasi, serta melakukan perawatan luka sesuai standar.
2. Gangguan Pola Napas
- SDKI: Gangguan Pola Napas
- SLKI: Pemeliharaan Fungsi Pernapasan
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
Penjelasan:
Ny. B memiliki frekuensi napas yang tinggi (30x/menit), menunjukkan adanya gangguan pola napas. Perawat perlu melakukan manajemen jalan napas, seperti memantau status pernapasan, memberikan oksigen, dan melakukan tindakan yang mendukung pemeliharaan fungsi pernapasan.
3. Kecemasan
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Pengendalian Kecemasan
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Penjelasan:
Kondisi operasi dan perawatan di rumah sakit dapat menyebabkan kecemasan pada Ny. B. Perawat perlu melakukan intervensi untuk mengendalikan kecemasan, seperti memberikan informasi, dukungan emosional, dan teknik relaksasi.
Catatan:
Tone = akademis dan persona = pakar, nurse, menunjukkan bahwa penjelasan di atas bersifat akademis dan disajikan oleh seorang pakar atau perawat profesional.