Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4909 | 07 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sesuai dengan permintaan Anda, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan pilek:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, obstruksi jalan napas, kelemahan otot pernapasan.
- Gejala dan Tanda: Irama napas tidak teratur, suara napas tidak normal, batuk tidak efektif, sianosis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien akan mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
- Indikator:
- Frekuensi napas dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan
- Tidak ada sianosis
- Pasien dapat batuk secara efektif
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
- Monitor status pernapasan
- Auskultasi suara napas
- Lakukan tindakan batuk efektif
- Berikan posisi semifowler
- Kolaborasi pemberian oksigen, jika perlu
- Berikan humidifikasi, jika perlu
- Lakukan suction, jika perlu
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, saya berharap penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu Anda memahami kondisi pasien dengan keluhan pilek. Jika ada pertanyaan atau informasi lain yang dibutuhkan, silakan tanyakan. -
Article No. 4910 | 07 Nov 2024
Klinis : klien berusia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri karena ada benjolan seperti jerawat batu di bagian kepala, wajah, dada dan punggung. klien sedang menjalani pengobatan hepatitis b
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan adanya benjolan seperti jerawat batu di bagian kepala, wajah, dada, dan punggung.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut, yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Kemampuan individu untuk mengontrol atau mengurangi pengalaman nyeri.
2. Kualitas Hidup: Persepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai di mana mereka hidup dan dalam kaitannya dengan tujuan, harapan, standar, dan perhatian mereka.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mengenali, mencegah, dan mengurangi atau menghilangkan nyeri.
2. Edukasi Kesehatan: Tindakan yang dilakukan untuk memberikan informasi dan meningkatkan pemahaman klien tentang kondisi, perawatan, dan proses penyembuhan.
Dengan kondisi klien yang sedang menjalani pengobatan hepatitis B, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Nyeri: Memberikan obat pereda nyeri, kompres hangat, dan teknik distraksi.
2. Edukasi Kesehatan: Menjelaskan tentang penyebab, penatalaksanaan, dan pencegahan nyeri, serta pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan hepatitis B. -
Article No. 4911 | 07 Nov 2024
Klinis : klien berusia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri karena ada benjolan seperti jerawat batu di bagian kepala, wajah, dada dan punggung. klien sedang menjalani pengobatan hepatitis b
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya benjolan seperti jerawat batu pada bagian kepala, wajah, dada, dan punggung.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tingkat nyeri menurun, Arti hidup dengan nyeri meningkat, Kemampuan mengontrol nyeri meningkat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen nyeri, Terapi modalitas nyeri, Edukasi manajemen nyeri.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan kondisi hepatitis B yang sedang dijalankan.
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Risiko infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel, jaringan, organ, dan sistem.
- SLKI: Tidak terjadi infeksi, Pengendalian infeksi efektif, Risiko infeksi menurun.
- SIKI: Manajemen infeksi, Pemantauan tanda-tanda infeksi, Edukasi pencegahan infeksi.
Dalam kondisi klien dengan keluhan nyeri dan benjolan serta sedang menjalani pengobatan hepatitis B, perawat harus melakukan penilaian komprehensif, intervensi keperawatan yang tepat, dan pemantauan yang intensif untuk mencegah komplikasi dan memaksimalkan pemulihan klien. -
Article No. 4912 | 07 Nov 2024
Klinis : klien berusia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri karena ada benjolan seperti jerawat batu di bagian kepala, wajah, dada dan punggung. klien sedang menjalani pengobatan hepatitis b
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan keterangan yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L70.0
- Deskripsi: Acne vulgaris
Penjelasan:
- Acne vulgaris adalah kondisi kulit yang ditandai dengan adanya jerawat berupa benjolan atau nodul yang dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk kepala, wajah, dada, dan punggung.
- Kode ICD-10 L70.0 digunakan untuk mengklasifikasikan acne vulgaris sebagai diagnosis utama.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.3
- Deskripsi: Incision and drainage of skin and subcutaneous tissue
Penjelasan:
- Jika diperlukan, prosedur insisi dan drainase pada kulit dan jaringan subkutan (kode ICD-9-CM 86.3) dapat dilakukan untuk mengeluarkan cairan atau isi dari lesi acne vulgaris yang parah.
- Namun, informasi yang diberikan tidak cukup untuk menentukan apakah prosedur ini diperlukan dalam kasus ini.
Selain itu, informasi yang diberikan juga menunjukkan bahwa klien sedang menjalani pengobatan hepatitis B. Hal ini mungkin akan memerlukan pengkodean tambahan terkait dengan kondisi hepatitis B, tetapi informasi yang diberikan tidak cukup untuk menentukan kode yang spesifik. -
Article No. 4913 | 07 Nov 2024
Klinis : klien berusia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri karena ada benjolan seperti jerawat batu di bagian kepala, wajah, dada dan punggung. klien sedang menjalani pengobatan hepatitis b
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya benjolan seperti jerawat batu di bagian kepala, wajah, dada, dan punggung.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Faktor yang berhubungan: Agen cedera biologis (benjolan seperti jerawat batu).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Klien melaporkan nyeri berkurang.
- Kriteria Hasil: Klien melaporkan nyeri berkurang, skala nyeri menurun, dan klien dapat beristirahat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Nyeri, yang meliputi:
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
2. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai.
3. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri.
4. Observasi tanda-tanda vital dan efek samping pemberian analgesik.
5. Dokumentasikan respons klien terhadap intervensi.
Kondisi klien yang sedang menjalani pengobatan hepatitis B juga perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan, dengan memperhatikan interaksi obat dan efek samping yang mungkin terjadi. -
Article No. 4914 | 07 Nov 2024
Klinis : implementai mANAJEMEN MOBILITAS PADA KOLESTROL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk implementasi manajemen mobilitas pada kolesterol:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Definisi:
Ketidakmampuan secara konsisten untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengintegrasikan aktivitas terkait kesehatan untuk mengikuti regimen pengobatan dan mencapai tujuan kesehatan yang telah ditetapkan.
Faktor yang Berhubungan:
- Kurangnya pengetahuan tentang manajemen kondisi kesehatan
- Kurangnya motivasi untuk mengelola kondisi kesehatan
- Persepsi yang salah tentang manfaat perawatan kesehatan
- Dukungan sosial yang tidak memadai
Karakteristik Mayor:
- Gagal mengikuti rencana pengobatan yang direkomendasikan
- Gagal mencapai hasil kesehatan yang diharapkan
- Gagal menunjukkan perilaku perawatan diri yang efektif
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Manajemen Mobilitas
Definisi:
Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi perpindahan klien secara bebas dan aman dalam lingkungan.
Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas klien
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengembangkan rencana manajemen mobilitas
- Ajarkan klien dan keluarga tentang teknik-teknik mobilisasi yang aman dan efektif
- Pantau respons klien terhadap intervensi mobilisasi
- Evaluasi efektivitas intervensi manajemen mobilitas
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
- Klien mendemonstrasikan mobilitas yang efektif
- Klien melaporkan peningkatan kenyamanan
- Klien menunjukkan peningkatan kemampuan fungsional
Dalam konteks manajemen kolesterol, intervensi keperawatan ini akan membantu klien mengelola mobilitas dan aktivitas fisik untuk mencapai target profil lipid yang sehat. Perawat berperan penting dalam mengedukasi, memantau, dan mengevaluasi keefektifan intervensi yang dilakukan. -
Article No. 4915 | 07 Nov 2024
Klinis : telingan keluar cairan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk kondisi "telingan keluar cairan":
1. Kode ICD-10:
- Kode: H70.0
- Deskripsi: Mastoiditis akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 20.01
- Deskripsi: Miringotomi, dengan pemasangan pipa ventilasi
Penjelasan:
Kode ICD-10 H70.0 (Mastoiditis akut) merujuk pada infeksi atau peradangan pada mastoid, yang merupakan bagian belakang telinga. Kondisi ini sering menyebabkan keluarnya cairan dari telinga, yang dikenal sebagai otore atau discharge telinga.
Jika diperlukan tindakan medis, kode ICD-9-CM 20.01 (Miringotomi, dengan pemasangan pipa ventilasi) dapat digunakan. Miringotomi adalah tindakan pembedahan untuk membuat lubang di membran timpani (gendang telinga) untuk mengeluarkan cairan dan mengatur tekanan di dalam telinga tengah. Pemasangan pipa ventilasi dilakukan untuk membantu menjaga lubang tersebut tetap terbuka dan mencegah kembalinya cairan. -
Article No. 4916 | 07 Nov 2024
Klinis : ototits media
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, diagnosis ototitis media dapat diberikan kode sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H66.9
- Deskripsi: Otitis media, tidak terspesifikasi
Ototitis media merupakan inflamasi atau infeksi pada telinga tengah, yang dapat disebabkan oleh bakteri atau virus. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit, demam, dan dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut seperti perforasi membran timpani, mastoiditis, atau meningitis.
Dalam penatalaksanaan ototitis media, beberapa tindakan medis yang mungkin dilakukan antara lain:
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 20.09
- Deskripsi: Miringotomi dengan pemasangan tabung ventilasi
Prosedur miringotomi dengan pemasangan tabung ventilasi dapat dilakukan untuk mengatasi akumulasi cairan pada telinga tengah dan memfasilitasi drainase. Tindakan ini umumnya dilakukan pada kasus ototitis media rekuren atau ototitis media kronik yang tidak membaik dengan pengobatan konservatif.
Selain itu, pemberian antibiotik, analgesik, dan obat anti-inflamasi juga dapat menjadi bagian dari tata laksana ototitis media, tergantung pada keparahan dan penyebab infeksi. -
Article No. 4917 | 07 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan pingsan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan pingsan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Perfusi Jaringan Cerebral
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Penurunan aliran darah dan oksigen ke otak yang dapat menyebabkan perubahan kesadaran, tanda-tanda vital, serta fungsi motorik dan sensorik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan kesadaran yang optimal, mempertahankan fungsi motorik dan sensorik yang adekuat, serta mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan posisi, pemberian oksigen, pemberian cairan intravena, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab penurunan perfusi cerebral.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, saya dapat menjelaskan secara rinci dan komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan standar PPNI. Saya dapat memberikan rekomendasi intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi kondisi pasien yang mengalami penurunan perfusi jaringan cerebral akibat pingsan. -
Article No. 4918 | 07 Nov 2024
Klinis : Tn. R, seorang pria berusia 67 tahun, didiagnosis dengan kanker hati stadium lanjut (hepatocellular carcinoma) yang telah menyebar ke organ lain dan tidak lagi menunjukkan respons terhadap pengobatan. Pasien datang dengan keluhan utama berupa nyeri perut yang sangat hebat, sulit dikendalikan, serta mengalami mual dan muntah yang terus-menerus. Nafsu makan pasien sangat berkurang, sehingga dalam beberapa bulan terakhir terjadi penurunan berat badan yang signifikan. Selain itu, pasien sering merasa lelah dan tampak sangat lemah secara fisik. Pasien memiliki riwayat muntah yang berkepanjangan sehingga mengalami kesulitan untuk mengonsumsi makanan maupun cairan dalam jumlah yang cukup. Kondisi ini menyebabkan risiko tinggi terjadinya ketidakseimbangan cairan. Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak sangat lemah dan pucat. Kulitnya tampak kering dan kurang elastis, menunjukkan tanda-tanda dehidrasi ringan hingga sedang. Tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah pasien adalah 90/60 mmHg yang mengindikasikan hipotensi, dengan nadi yang mencapai 110 kali per menit dan teraba lemah serta cepat. Suhu tubuh pasien berada pada 37,5 °C, yang masih dalam batas normal, namun pernapasan mencapai 24 kali per menit atau menunjukkan takipnea. Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan kadar natrium pasien sebesar 130 mEq/L yang menunjukkan adanya hiponatremia ringan, di bawah nilai normal yaitu 135–145 mEq/L. Kadar kalium tercatat pada angka 3,2 mEq/L yang menandakan adanya hipokalemia ringan, dengan rentang normal seharusnya antara 3,5–5,0 mEq/L. Selain itu, pemeriksaan menunjukkan hemoglobin pasien sebesar 10,8 g/dL, di bawah batas normal untuk pria yaitu 13,8–17,2 g/dL, yang mengindikasikan anemia ringan. Albumin pasien juga tercatat rendah pada angka 2,5 g/dL, di mana rentang normal seharusnya 3,5–5,0 g/dL, menunjukkan adanya hipoalbuminemia yang sering terjadi pada pasien dengan penyakit hati stadium lanjut. Kadar bilirubin total tercatat tinggi, yaitu 4,2 mg/dL, yang jauh di atas rentang normal 0,1–1,2 mg/dL dan sering ditemukan pada kondisi kanker hati stadium lanjut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi Tn. R yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronis Berhubungan dengan Progresivitas Penyakit Kanker Hati
- SDKI: Nyeri Kronis adalah respons sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Manajemen Nyeri adalah kemampuan untuk mengatur atau mengontrol nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri meliputi tindakan untuk mengidentifikasi, menurunkan, dan mengendalikan nyeri yang dialami pasien.
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan Berhubungan dengan Muntah Berkepanjangan
- SDKI: Risiko Ketidakseimbangan Cairan adalah kerentanan terhadap perubahan volume dan/atau komposisi cairan intravaskular, intrasel, dan/atau ekstraseluler yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Manajemen Cairan adalah kemampuan untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh.
- SIKI: Manajemen Cairan meliputi tindakan untuk memonitor, mempertahankan, dan mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh.
3. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan Fisik
- SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas adalah kemampuan untuk meningkatkan daya tahan dalam melakukan aktivitas.
- SIKI: Manajemen Energi meliputi tindakan untuk memfasilitasi, mempertahankan, atau meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola energi yang dimiliki.
4. Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan dengan Dehidrasi
- SDKI: Kerusakan Integritas Kulit adalah kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- SLKI: Pemulihan Integritas Kulit adalah kemampuan untuk memperbaiki kerusakan pada kulit.
- SIKI: Perawatan Luka meliputi tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki kondisi kulit dan mencegah komplikasi.
Penjelasan singkat:
Diagnosa-diagnosa keperawatan di atas mencerminkan masalah utama yang dihadapi Tn. R, yaitu nyeri kronis akibat progresivitas kanker hati, risiko ketidakseimbangan cairan akibat muntah berkepanjangan, intoleransi aktivitas akibat kelemahan fisik, serta kerusakan integritas kulit akibat dehidrasi. Standar PPNI (SDKI, SLKI, SIKI) memberikan kerangka kerja komprehensif untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mengelola masalah-masalah tersebut melalui intervensi keperawatan yang tepat.