Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20366 | 02 Aug 2025
Klinis : Defisit nutrisi Berhubungan dengan kebutuhan nutrisi meningkat karena kehamilan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Defisit nutrisi Berhubungan dengan kebutuhan nutrisi meningkat karena kehamilan" adalah "Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh". Diagnosa ini menggambarkan adanya ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dengan kebutuhan tubuh, dimana asupan nutrisi yang kurang terjadi akibat peningkatan kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Intake nutrisi adekuat
2. Berat badan sesuai usia kehamilan
3. Tidak ada tanda-tanda defisiensi nutrisi
4. Ibu menunjukkan pemahaman tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan
5. Ibu mampu memodifikasi pola makan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan adalah:
1. Pengkajian status nutrisi:
- Kaji riwayat diet dan pola makan
- Kaji berat badan dan perubahan selama kehamilan
- Kaji tanda-tanda defisiensi nutrisi
2. Edukasi nutrisi selama kehamilan:
- Jelaskan kebutuhan nutrisi yang meningkat selama kehamilan
- Berikan edukasi tentang makanan bergizi yang perlu dikonsumsi
- Ajarkan ibu untuk merencanakan dan menyiapkan makanan yang sesuai
3. Pemberian suplementasi nutrisi:
- Identifikasi kebutuhan suplementasi nutrisi (vitamin, mineral, dll.)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian suplementasi yang tepat
4. Monitoring dan evaluasi:
- Pantau asupan nutrisi, berat badan, dan tanda-tanda defisiensi nutrisi secara berkala
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
5. Dukungan dan motivasi:
- Berikan dukungan psikologis dan motivasi kepada ibu untuk mempertahankan pola makan yang sehat
- Libatkan keluarga untuk mendukung ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh" menggambarkan kondisi dimana asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh, dalam hal ini kebutuhan nutrisi yang meningkat selama kehamilan. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan nutrisi, memberikan edukasi, suplementasi, serta monitoring dan evaluasi untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan, yaitu intake nutrisi yang adekuat, berat badan sesuai usia kehamilan, tidak ada tanda-tanda defisiensi nutrisi, pemahaman ibu tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan, serta kemampuan ibu dalam memodifikasi pola makan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. -
Article No. 20367 | 02 Aug 2025
Klinis : Ansietas berhubungan dengan menjelang hari persalinan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi ansietas berhubungan dengan menjelang hari persalinan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Ansietas berhubungan dengan menjelang hari persalinan". Ansietas adalah respon emosional terhadap ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui, ditandai dengan perasaan khawatir, gugup, atau takut. Dalam kasus ini, ansietas terjadi karena ibu hamil menghadapi hari persalinan yang semakin dekat, yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman, takut, dan ketidakpastian.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Klien dapat mengungkapkan perasaan ansietas dengan baik.
2. Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi ansietas.
3. Klien dapat menunjukkan perilaku pengendalian ansietas yang efektif.
4. Klien dapat menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
5. Klien dapat menunjukkan tingkat kecemasan yang menurun.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Lakukan pengkajian komprehensif untuk mengidentifikasi sumber ansietas.
2. Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman untuk memfasilitasi ekspresi perasaan.
3. Berikan informasi yang akurat dan jelas tentang proses persalinan untuk mengurangi ketidakpastian.
4. Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, visualisasi, atau terapi musik untuk membantu mengurangi ansietas.
5. Libatkan keluarga atau orang terdekat untuk memberikan dukungan emosional.
6. Berikan terapi farmakologis (jika diperlukan) untuk mengatasi ansietas yang berat.
7. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter atau psikolog, untuk memberikan intervensi yang komprehensif.
8. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu ibu hamil mengatasi ansietas yang dialami menjelang hari persalinan, sehingga dapat menghadapi proses persalinan dengan lebih tenang dan siap. -
Article No. 20368 | 02 Aug 2025
Klinis : Ansietas berhubungan dengan menjelang hari persalinan SIKI berdasarkan OTEK
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Ansietas berhubungan dengan menjelang hari persalinan" berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
Ansietas: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya yang sumbernya tidak diketahui atau tidak jelas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Sesuai dengan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk kondisi ansietas berhubungan dengan menjelang hari persalinan adalah:
1. Tingkat Kecemasan Menurun: Individu melaporkan penurunan dalam intensitas, frekuensi, dan durasi dari perasaan cemas, tegang, dan khawatir.
2. Kontrol Kecemasan: Individu mampu mengenali dan mengelola perasaan cemas, tegang, dan khawatir yang dialami.
3. Tidur Terpelihara: Individu memperoleh istirahat dan tidur yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran di atas adalah:
1. Manajemen Ansietas:
- Identifikasi tingkat ansietas pasien
- Berikan informasi yang realistis tentang proses persalinan
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, visualisasi, musik)
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional
- Berikan obat-obatan sesuai indikasi untuk mengurangi ansietas
2. Manajemen Nyeri:
- Identifikasi nyeri yang dirasakan pasien
- Ajarkan teknik non-farmakologis mengelola nyeri (distraksi, relaksasi)
- Berikan analgesik sesuai indikasi untuk mengurangi nyeri
3. Peningkatan Tidur:
- Identifikasi pola tidur pasien
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk tidur
- Ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur
- Berikan obat tidur sesuai indikasi jika diperlukan
Penjelasan rinci di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengelola kondisi ansietas berhubungan dengan menjelang hari persalinan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI. Semoga penjelasan ini bermanfaat. -
Article No. 20369 | 02 Aug 2025
Klinis : Resiko cidera pada ibu dan janin berhubungan dengan Adolecent pregnancy
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Resiko cidera pada ibu dan janin berhubungan dengan Adolecent pregnancy:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Risiko Cedera". Diagnosa ini mencerminkan kemungkinan terjadinya cidera pada ibu dan janin terkait dengan kehamilan pada usia remaja (adolescent pregnancy).
Kehamilan pada usia remaja meningkatkan risiko terjadinya komplikasi, baik pada ibu maupun janin. Beberapa risiko yang dapat terjadi antara lain:
1. Pada ibu: preeklampsia, anemia, persalinan prematur, persalinan sulit, komplikasi persalinan, dan depresi postpartum.
2. Pada janin: berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, dan kematian janin.
Oleh karena itu, diagnosa keperawatan "Risiko Cedera" sangat sesuai untuk menggambarkan kondisi ini dan menjadi dasar untuk perencanaan asuhan keperawatan yang tepat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Outcome Utama: Tidak terjadi cedera pada ibu dan janin.
2. Outcome Khas:
a. Ibu menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
b. Ibu tidak mengalami komplikasi selama kehamilan dan persalinan.
c. Bayi lahir dengan berat badan normal dan tidak mengalami komplikasi.
3. Outcome Unik:
a. Ibu mampu beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis selama kehamilan.
b. Ibu memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk merawat diri dan janin selama kehamilan.
c. Ibu mendapatkan dukungan yang memadai dari keluarga dan tenaga kesehatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Kesehatan
a. Pantau tanda-tanda vital ibu secara teratur.
b. Pantau perkembangan janin melalui pemeriksaan antenatal.
c. Identifikasi tanda-tanda komplikasi pada ibu dan janin.
2. Manajemen Risiko
a. Kaji faktor risiko yang dapat menyebabkan cedera pada ibu dan janin.
b. Lakukan intervensi untuk meminimalkan risiko, seperti pemberian suplemen, pengaturan diet, dan edukasi.
c. Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, bidan, dll.) untuk penanganan komplikasi.
3. Edukasi dan Konseling
a. Berikan edukasi kepada ibu mengenai kehamilan, persalinan, dan perawatan bayi.
b. Berikan konseling psikologis untuk membantu ibu beradaptasi dengan perubahan selama kehamilan.
c. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan selama kehamilan dan persalinan.
4. Manajemen Kesehatan
a. Fasilitasi akses ibu ke pelayanan kesehatan yang memadai.
b. Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan perawatan yang komprehensif.
c. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu tidak terjadi cedera pada ibu dan janin, serta tercapainya kondisi kesehatan yang optimal bagi ibu dan bayi. -
Article No. 20370 | 02 Aug 2025
Klinis : defisit pengetahuan pada ibu dan janin berhubungan dengan Adolecent pregnancy
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Defisit Pengetahuan (00126)
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik yang spesifik.
Terkait Dengan:
- Adolescent pregnancy
Ditandai Dengan:
- Kurangnya pemahaman mengenai kehamilan dan perawatan janin
- Kurangnya pengetahuan tentang tanda-tanda dan gejala kehamilan
- Kurangnya pengetahuan tentang perawatan prenatal yang tepat
- Kurangnya pengetahuan tentang risiko dan komplikasi potensial dari kehamilan remaja
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Peningkatan Pengetahuan (1803)
- Pasien/keluarga mendemonstrasikan pemahaman yang baik tentang kehamilan dan perawatan janin.
- Pasien/keluarga menjelaskan tanda-tanda dan gejala kehamilan dengan benar.
- Pasien/keluarga menjelaskan perawatan prenatal yang tepat.
- Pasien/keluarga mengidentifikasi risiko dan komplikasi potensial dari kehamilan remaja.
2. Keterlibatan Keluarga (2604)
- Keluarga terlibat dalam proses pembelajaran dan pengambilan keputusan terkait perawatan ibu dan janin.
- Keluarga memberikan dukungan emosional dan praktis selama kehamilan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pendidikan Kesehatan (5510)
- Kaji tingkat pengetahuan saat ini pasien/keluarga tentang kehamilan, perawatan janin, dan risiko kehamilan remaja.
- Identifikasi area pengetahuan yang perlu ditingkatkan.
- Berikan informasi tertulis dan lisan tentang kehamilan, perawatan janin, dan risiko kehamilan remaja.
- Gunakan media pembelajaran yang sesuai (misalnya, pamflet, video, model) untuk meningkatkan pemahaman.
- Libatkan keluarga dalam proses pembelajaran.
- Evaluasi pemahaman pasien/keluarga secara berkala dan sesuaikan intervensi jika diperlukan.
2. Dukungan Emosional (5270)
- Identifikasi kebutuhan dukungan emosional pasien/keluarga.
- Berikan empati, perhatian, dan validasi perasaan pasien/keluarga.
- Dorong pasien/keluarga untuk mengekspresikan perasaan mereka.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional.
- Berikan saran tentang strategi koping yang positif.
3. Perencanaan Pemulangan (7370)
- Kaji kesiapan pasien/keluarga untuk pemulangan dan perawatan lanjutan.
- Berikan informasi tentang sumber daya komunitas yang tersedia (misalnya, kelompok dukungan, konseling, kelas persiapan menjadi orang tua).
- Koordinasi perawatan lanjutan dengan penyedia layanan kesehatan terkait.
- Libatkan keluarga dalam perencanaan pemulangan dan perawatan lanjutan.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Defisit Pengetahuan" sesuai dengan kondisi pasien remaja hamil yang memiliki kurangnya pengetahuan tentang kehamilan, perawatan janin, dan risiko-risiko yang mungkin terjadi. Luaran yang diharapkan adalah peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga, serta keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran dan perawatan. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pendidikan kesehatan, dukungan emosional, dan perencanaan pemulangan, dengan melibatkan pasien dan keluarga secara aktif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga, serta memberikan dukungan yang komprehensif selama kehamilan dan proses pemulangan. -
Article No. 20371 | 02 Aug 2025
Klinis : Sesak nafas sejak semalam, sesak nafas hebat, hingga os gelisah demam sjeak 5 hari, demam naik turun batuk dan pilek , dahak warna putih os riw dipatok ayam di tangan kanan 2 minggu yang lalu, sejak 1 minggu ini luka semakin bengkak, merah, nyeri dan sempat keluar nanah mual muntah sejak semalam riw DM --> metformin 2x500 mg Riw HT, TB, dan asma disangkal Riw alergi disangkal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu.
3. Resiko Infeksi
Definisi: Peningkatan resiko terpapar oleh agen patogen.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Pasien dapat bernafas dengan mudah.
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif.
- Frekuensi pernafasan pasien dalam batas normal.
2. Kontrol Nyeri
- Pasien dapat mengenali skala nyeri.
- Pasien dapat menjelaskan penyebab nyeri.
- Pasien dapat menggunakan teknik manajemen nyeri dengan efektif.
3. Resiko Infeksi: Terkendali
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada luka.
- Pasien dapat melakukan perawatan luka dengan benar.
- Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Monitor respirasi dan status oksigenasi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan bronkodilator sesuai resep
- Lakukan suction jika diperlukan
2. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai resep
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait untuk penanganan nyeri
3. Resiko Infeksi:
- Lakukan perawatan luka secara aseptik
- Pantau tanda-tanda infeksi pada luka
- Berikan antibiotik sesuai resep
- Ajarkan pasien tentang perawatan luka yang benar
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait untuk penanganan infeksi
Penjelasan Rinci:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
Pasien mengalami sesak nafas yang hebat, sehingga diindikasikan terjadi gangguan pada bersihan jalan nafas. Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah memantau status respirasi dan oksigenasi, memberikan oksigen, melatih teknik batuk efektif, memberikan bronkodilator, dan melakukan suction jika diperlukan untuk membantu membersihkan jalan nafas.
2. Nyeri Akut:
Pasien mengalami nyeri pada luka di tangan kanan akibat gigitan ayam. Nyeri harus segera diatasi untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, memberikan analgesik sesuai resep, mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologi, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait untuk penanganan nyeri.
3. Resiko Infeksi:
Pasien memiliki riwayat luka gigitan ayam yang semakin membengkak, merah, dan keluar nanah, sehingga berisiko mengalami infeksi. Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah melakukan perawatan luka secara aseptik, memantau tanda-tanda infeksi, memberikan antibiotik sesuai resep, mengajarkan pasien tentang perawatan luka yang benar, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait untuk penanganan infeksi.
Secara keseluruhan, asuhan keperawatan yang diberikan bertujuan untuk memulihkan kondisi pasien, mengatasi gejala-gejala yang dialami, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, juga diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 20328 | 01 Aug 2025
Klinis : Badan terasa lemas, tidak kuat aktivitas, mual (+) muntah (-) - Riwayat DM sejak 10th lalu, obat rutin dengan Metformin 3x500mg dan Glimepirid 1x1mg, riwayat bulan Mei cek HbA1c 13%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas (10012)
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas (10012)
Definisi: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Toleransi Aktivitas (10001)
Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Energi (10006)
Definisi: Tindakan pemberian dukungan untuk mempertahankan, meningkatkan, atau memulihkan energi yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari.
b. Manajemen Nutrisi (10007)
Definisi: Tindakan pemberian dukungan untuk mempertahankan, meningkatkan, atau memulihkan asupan nutrisi yang adekuat.
Penjelasan singkat:
Kondisi yang Anda gambarkan, yaitu badan terasa lemas, tidak kuat aktivitas, dan mual, dapat didiagnosa sebagai Intoleransi Aktivitas. Hal ini berkaitan dengan kemampuan individu yang terbatas dalam melakukan aktivitas rutin sehari-hari. Berdasarkan riwayat DM yang telah lama diderita, kemungkinan kondisi ini terkait dengan kontrol gula darah yang buruk (HbA1c 13%).
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan toleransi aktivitas, yang dapat dicapai melalui intervensi Manajemen Energi (untuk mempertahankan, meningkatkan, atau memulihkan energi) dan Manajemen Nutrisi (untuk mempertahankan, meningkatkan, atau memulihkan asupan nutrisi yang adekuat). -
Article No. 20329 | 01 Aug 2025
Klinis : Badan terasa lemas, tidak kuat aktivitas, mual (+) muntah (-) gula darah sesaat saat ini 460
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu badan terasa lemas, tidak kuat aktivitas, mual (+) muntah (-) dan gula darah sesaat saat ini 460, maka dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI dengan kodenya, yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Kelelahan (00093)
- SDKI: Kelelahan adalah pengalaman subyektif individu yang merasa kurang energi untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Pemulihan kelelahan
- SIKI: Manajemen kelelahan
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
- SDKI: Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh adalah intake nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Peningkatan status nutrisi
- SIKI: Manajemen nutrisi
3. Diagnosa Keperawatan: Mual (00134)
- SDKI: Mual adalah sensasi tidak nyaman di epigastrium yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
- SLKI: Pengendalian mual
- SIKI: Manajemen mual
4. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi aktivitas (00092)
- SDKI: Intoleransi aktivitas adalah keterbatasan kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas
- SIKI: Manajemen intoleransi aktivitas
5. Diagnosa Keperawatan: Risiko hiperglikemia (00179)
- SDKI: Risiko hiperglikemia adalah berisiko mengalami kadar glukosa darah yang meningkat di atas nilai normal.
- SLKI: Kontrol kadar glukosa darah
- SIKI: Manajemen hiperglikemia
Kode-kode di atas merupakan kode yang ditetapkan oleh PPNI untuk masing-masing diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, dan hasil keperawatan. Penjelasan singkat di atas mencakup definisi dari masing-masing diagnosa keperawatan. -
Article No. 20330 | 01 Aug 2025
Klinis : Badan terasa lemas, tidak kuat aktivitas, mual (+) muntah (-) gula darah sesaat saat ini 460
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu badan terasa lemas, tidak kuat aktivitas, mual (+) dan gula darah sesaat saat ini 460, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
Karakteristik Utama: Kadar glukosa darah di luar rentang normal.
Kondisi yang Anda paparkan menunjukkan adanya peningkatan kadar gula darah yang signifikan, yaitu 460, sehingga diagnosa ini sesuai.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
Kriteria Hasil:
a. Kadar glukosa darah dalam rentang normal (70-180 mg/dL)
b. Tidak ada tanda-tanda hipoglikemia atau hiperglikemia
c. Tidak ada keluhan terkait gangguan kadar glukosa darah
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu Stabilitas Kadar Glukosa Darah, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah
Tujuan: Mengidentifikasi fluktuasi kadar glukosa darah.
Aktivitas:
a. Lakukan pemantauan kadar glukosa darah secara berkala (misal 2-4 jam sekali)
b. Catat hasil pemantauan dan laporkan kepada tenaga kesehatan
c. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kadar glukosa darah
2. Manajemen Insulin
Tujuan: Mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
Aktivitas:
a. Berikan insulin sesuai dengan resep dokter
b. Pantau efek pemberian insulin terhadap kadar glukosa darah
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait dosis dan pemberian insulin
3. Edukasi Manajemen Diabetes
Tujuan: Meningkatkan pemahaman pasien dalam mengelola diabetes.
Aktivitas:
a. Berikan edukasi tentang diabetes, diet, aktivitas fisik, dan pemantauan glukosa darah
b. Dorong pasien untuk aktif terlibat dalam perawatan diri
c. Berikan dukungan dan bimbingan dalam menerapkan manajemen diri yang efektif
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi yang Anda paparkan. Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 20331 | 01 Aug 2025
Klinis : Demam sejak 4 hari lalu, demam naik turun, nyeri kepala (+) - Napas ngongsrong, pasien lemas, batuk disangkal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu demam sejak 4 hari lalu dengan fluktuasi, nyeri kepala, napas ngongsrong, kelemahan, dan batuk yang disangkal, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipertermia Berhubungan Dengan Proses Penyakit
Rasional: Pasien mengalami demam yang naik turun, menunjukkan adanya proses infeksi atau penyakit yang sedang terjadi.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Berhubungan Dengan Sekret Berlebih
Rasional: Pasien mengeluhkan napas ngongsrong, menandakan adanya ketidakefektifan dalam bersihan jalan napas.
3. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Kelemahan Fisik
Rasional: Pasien dilaporkan lemas, menunjukkan adanya intoleransi terhadap aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Hipertermia Teratasi:
- Suhu tubuh kembali normal
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Bersihan Jalan Napas Efektif:
- Tidak ada kesulitan bernapas
- Frekuensi napas normal
- Tidak ada suara napas tambahan
3. Toleransi Aktivitas Meningkat:
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik
- Tidak ada tanda-tanda kelelahan berlebih
- Pasien memiliki energi yang cukup
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh
- Pertahankan asupan cairan yang adekuat
- Berikan obat-obatan antipiretik sesuai instruksi dokter
2. Manajemen Jalan Napas:
- Pantau pola napas dan bunyi napas tambahan
- Anjurkan pasien untuk melakukan latihan batuk efektif
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai instruksi dokter
- Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret bila perlu
3. Manajemen Kelelahan:
- Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari sesuai toleransi
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Pertahankan asupan nutrisi dan cairan yang adekuat
- Berikan terapi oksigen jika diperlukan
Penjelasan yang rinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi kondisi pasien. Jangan ragu untuk bertanya jika membutuhkan informasi tambahan.