Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3003 | 21 Oct 2024
Klinis : nyeri sejak 3 bulan yang lalu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu nyeri sejak 3 bulan yang lalu, maka diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Nyeri Kronis
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan singkat:
- SDKI: Menggambarkan respons fisiologis dan psikologis individu terhadap pengalaman nyeri yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Memfokuskan pada kemampuan individu untuk mengenali, melaporkan, dan mengelola nyeri yang dialami.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri kronis, seperti manajemen farmakologis, terapi nonfarmakologis, edukasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Sebagai seorang perawat dengan persona pakar, saya dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai diagnosis keperawatan ini dan intervensi yang dapat dilakukan sesuai dengan Standar Praktik Keperawatan Indonesia (SPKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Silakan tanyakan jika Anda membutuhkan informasi lebih rinci. -
Article No. 3004 | 21 Oct 2024
Klinis : Penyebab kolestrol naik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh adalah kondisi di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan peningkatan berat badan, tekanan darah normal, dan kadar kolesterol dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Edukasi tentang diet yang sehat untuk menurunkan kolesterol, seperti mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol, serta meningkatkan konsumsi makanan kaya serat.
2. Monitoring asupan nutrisi dan status gizi pasien secara berkala.
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Motivasi dan dukungan untuk pasien agar dapat mengikuti rencana diet dengan baik.
5. Evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi rencana perawatan jika diperlukan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dan mengendalikan kadar kolesterol dalam batas normal. -
Article No. 3005 | 21 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan bintik jamur dikulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan bintik jamur di kulit:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan paparan jamur pada kulit
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Risiko infeksi adalah kerentanan terhadap masuknya dan berkembangbiaknya organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Pada kasus ini, pasien memiliki risiko infeksi yang disebabkan oleh paparan jamur pada kulit.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Risiko Infeksi
- Tujuan: Pasien terbebas dari infeksi
- Intervensi:
a. Identifikasi faktor risiko infeksi
b. Monitoring tanda dan gejala infeksi
c. Kolaborasi pemberian antijamur sesuai indikasi
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Bebas Infeksi
- Kriteria hasil: Pasien tidak mengalami tanda dan gejala infeksi
- Indikator:
a. Tidak ada eritema, bengkak, atau kemerahan pada kulit
b. Tidak ada peningkatan suhu tubuh
c. Tidak ada peningkatan jumlah leukosit
Kesimpulan:
Berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi berhubungan dengan paparan jamur pada kulit. Rencana keperawatannya fokus pada manajemen risiko infeksi, dengan tujuan agar pasien terbebas dari infeksi. Luaran yang diharapkan adalah pasien bebas dari infeksi, yang ditandai dengan tidak adanya tanda dan gejala infeksi pada kulit. -
Article No. 3006 | 21 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan bintik jamur dikulit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: B35.0
- Deskripsi: Tinea pedis (Penyakit jamur pada kulit kaki)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 30.11
- Deskripsi: Pengambilan spesimen untuk tes mikrobiologi, kulit
Penjelasan:
Pasien yang datang dengan keluhan bintik jamur di kulit, kemungkinan besar menderita tinea pedis, atau penyakit jamur pada kulit kaki. Kode ICD-10 yang sesuai adalah B35.0, yang menggambarkan kondisi ini.
Jika diperlukan prosedur untuk mendiagnosis kondisi ini, dapat dilakukan pengambilan spesimen dari kulit untuk tes mikrobiologi. Kode ICD-9-CM untuk tindakan ini adalah 30.11, yang menjelaskan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan mikrobiologi dari kulit.
Diagnosa dan tindakan yang tepat akan membantu dalam penanganan kondisi ini secara efektif dan memberikan perawatan yang sesuai bagi pasien. -
Article No. 3007 | 21 Oct 2024
Klinis : resiko keseimbangan cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "risiko ketidakseimbangan cairan".
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Definisi:
Risiko Ketidakseimbangan Cairan adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami kelebihan atau kekurangan cairan atau elektrolit yang dapat mengganggu kesehatan.
Penjelasan Singkat Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Fokus pada identifikasi masalah kesehatan atau potensi masalah yang mungkin terjadi pada pasien.
- Untuk diagnosa "Risiko Ketidakseimbangan Cairan", SDKI mencakup faktor risiko, tanda, dan gejala yang terkait.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Berfokus pada hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Dalam kasus "Risiko Ketidakseimbangan Cairan", SLKI mencakup luaran yang diharapkan, seperti keseimbangan cairan yang terpelihara, tidak terjadi dehidrasi atau kelebihan cairan, dan elektrolit dalam batas normal.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Berfokus pada tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
- Untuk "Risiko Ketidakseimbangan Cairan", SIKI mencakup intervensi seperti pemantauan status cairan, pemberian cairan parenteral, pengaturan asupan dan pengeluaran cairan, serta edukasi pasien dan keluarga.
Sebagai perawat, kita harus mengikuti standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien dengan risiko ketidakseimbangan cairan. -
Article No. 3008 | 21 Oct 2024
Klinis : Pasien baru dari IRD atas nama Tn. P usia 52 th masuk dengan diagnosa CKD st V + HD reguler. Pasien mengatakan sesak nafas terutama saat berbaring dan aktifitas,tampak edema pada kedua kaki,tampak anemis, JVP meningkat,kencing sedikit bahkan tidak keluar beberapa hari ini,pada auskultasi paru terdengar suara ronchi. Ttv ts : 180/90 mmhg , sh : 37 °c N : 108 x/mnt RR : 26 x/mnt spo2 : 97 % dengan o2 nasal 5 lpm . Hasil laborat didapatkan Wbc : 5,9 Hb: 8,1, Plt : 214 Bun : 80,4 Sc : 14,5
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis pasien adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N18.5
- Deskripsi: Penyakit ginjal kronik stadium 5
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 39.95
- Deskripsi: Hemodialisis
Penjelasan:
Pasien tn. P berusia 52 tahun datang dengan keluhan sesak napas terutama saat berbaring dan beraktivitas, edema pada kedua kaki, tampak anemis, peningkatan JVP, dan oliguria. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan tekanan darah 180/90 mmHg, suhu 37°C, nadi 108 x/menit, respirasi 26 x/menit, dan saturasi oksigen 97% dengan oksigen nasal 5 lpm. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit 5,9, hemoglobin 8,1, trombosit 214, BUN 80,4, dan kreatinin 14,5.
Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan, pasien didiagnosis dengan Penyakit Ginjal Kronik (PGK) stadium 5 dengan hemodialisis reguler sebagai tatalaksana. Kode ICD-10 untuk penyakit ginjal kronik stadium 5 adalah N18.5, dan kode ICD-9-CM untuk prosedur hemodialisis adalah 39.95. -
Article No. 3009 | 21 Oct 2024
Klinis : Pasien baru dari IRD atas nama Tn. P usia 52 th masuk dengan diagnosa CKD st V + HD reguler. Pasien mengatakan sesak nafas terutama saat berbaring dan aktifitas,tampak edema pada kedua kaki,tampak anemis, JVP meningkat,kencing sedikit bahkan tidak keluar beberapa hari ini,pada auskultasi paru terdengar suara ronchi. Ttv ts : 180/90 mmhg , sh : 37 °c N : 108 x/mnt RR : 26 x/mnt spo2 : 97 % dengan o2 nasal 5 lpm . Hasil laborat didapatkan Wbc : 5,9 Hb: 8,1, Plt : 214 Bun : 80,4 Sc : 14,5
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakefektifan pola napas
b. Kelebihan volume cairan
c. Anemia
d. Gangguan eliminasi urine
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. Ketidakefektifan pola napas
- SDKI: Pola napas yang tidak dapat memenuhi kebutuhan ventilasi.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi ketidakefektifan pola napas, seperti pemantauan respirasi, pemberian oksigen, dan latihan pernapasan.
- SIKI: Hasil yang diharapkan adalah pola napas yang efektif dan kecukupan oksigenasi.
b. Kelebihan volume cairan
- SDKI: Kelebihan cairan yang ditandai dengan edema, peningkatan berat badan, dan gangguan pola eliminasi urine.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi kelebihan volume cairan, seperti pemantauan cairan, pembatasan asupan cairan, dan pemberian diuretik.
- SIKI: Hasil yang diharapkan adalah keseimbangan cairan yang optimal dan penurunan edema.
c. Anemia
- SDKI: Penurunan kadar hemoglobin dalam darah.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi anemia, seperti pemantauan status hematologi, pemberian suplemen besi, dan manajemen faktor-faktor penyebab.
- SIKI: Hasil yang diharapkan adalah peningkatan kadar hemoglobin dan tanda-tanda anemia yang membaik.
d. Gangguan eliminasi urine
- SDKI: Ketidakmampuan badan untuk mengeluarkan sisa hasil metabolisme melalui urine.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi gangguan eliminasi urine, seperti pemantauan output urine, pemberian cairan, dan perawatan kateter urine.
- SIKI: Hasil yang diharapkan adalah pola eliminasi urine yang normal dan ketidaknyamanan yang berkurang.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosa keperawatan dan penjelasan SDKI-SLKI-SIKI ini merupakan standar dari PPNI, dan dapat disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien dan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 3010 | 21 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri pada mata
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan nyeri pada mata:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah-istilah demikian (International Association for the Study of Pain, 1979).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien akan melaporkan nyeri terkontrol.
2. Pasien akan mendemonstrasikan teknik penanganan nyeri yang efektif.
3. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.
2. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai resep.
3. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin).
4. Pantau tanda-tanda vital.
5. Evaluasi efektivitas intervensi.
Dengan pendekatan akademis dan persona sebagai pakar/perawat, saya memberikan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, SIKI terkait kondisi pasien dengan keluhan nyeri pada mata. Saya siap memberikan informasi tambahan jika diperlukan. -
Article No. 3011 | 21 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri pada mata dan kelopak mata
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan nyeri pada mata dan kelopak mata.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri mata akut
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan atau potensi kerusakan jaringan pada mata.
- Penyebab: Infeksi, trauma, penyakit kronis, reaksi obat, dan lain-lain.
- Karakteristik mayor: Melaporkan adanya rasa nyeri atau ketidaknyamanan pada mata.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri pada mata berkurang, pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan akibat nyeri mata.
- Kriteria hasil: Skala nyeri menurun, pasien dapat beraktivitas tanpa gangguan nyeri mata.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen nyeri mata, pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, terapi relaksasi, edukasi tentang penyebab dan penatalaksanaan nyeri mata.
- Tujuan intervensi: Menurunkan nyeri mata, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri mata, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Kesimpulan:
Pasien dengan keluhan nyeri pada mata dan kelopak mata dapat didiagnosis dengan "Nyeri mata akut" berdasarkan SDKI. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri mata, terapi farmakologis, terapi non-farmakologis, dan edukasi kepada pasien. Tujuannya adalah untuk menurunkan nyeri mata dan memfasilitasi pasien beraktivitas tanpa hambatan akibat nyeri mata. -
Article No. 3012 | 21 Oct 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien anak perempuan berusia 5 tahun dengan gejala demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, menunjukkan kemungkinan diagnosis campak. Berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk kondisi tersebut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak, tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.59
- Deskripsi: Pemberian vaksin lainnya
Penjelasan:
- Kode ICD-10 B05.9 merupakan kode untuk diagnosis campak tanpa komplikasi, yang sesuai dengan gejala-gejala yang ditunjukkan oleh pasien, seperti demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah.
- Meskipun tidak disebutkan, tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pemberian vaksin campak, yang memiliki kode ICD-9-CM 99.59 untuk "Pemberian vaksin lainnya". Hal ini dapat dilakukan sebagai langkah preventif atau pengobatan, tergantung pada kondisi pasien dan kebijakan medis yang berlaku.
Catatan: Kode ICD-10 B05.9 digunakan untuk diagnosis campak, sedangkan kode ICD-9-CM 99.59 digunakan untuk prosedur pemberian vaksin lainnya, termasuk vaksin campak. Pemilihan kode ICD-9-CM yang tepat akan bergantung pada tindakan medis yang dilakukan pada pasien.