Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3080 | 21 Oct 2024
Klinis : Individu memerlukan periode waktu yang berbeda untuk menyelesaikan perasaan satu tahap sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya. Untuk orang tua yang anaknya sakit dalam tahap akhir dan anak menjelang ajal, konseling atau pemberian edukasi yang sangat penting bagi orang tua sehingga lebih mempersiapkan diri untuk kondisi anaknya yang usianya remaja adalah Select one: O a. Remaja siap menghadapi kematian mereka O b. Sebagian besar remaja memiliki pemahaman kematian O c. Remaja takut kehilangan cinta dan dukungan orang tua dan teman dekatnya O d. Sedikit remaja melihat kematian sebagai peristiwa yang jauh dan mungkin menganggap diri mereka kebal terhadap kematian. O e. Remaja sering memiliki perasaan bersalah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosis Keperawatan: Proses berduka yang terganggu
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Proses berduka yang terganggu didefinisikan sebagai respon individu yang tidak dapat beradaptasi dengan kehilangan yang signifikan, ditandai dengan gangguan dalam menerima, mengalami, dan menyelesaikan kehilangan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan antara lain: Individu dapat menerima kematian, Individu dapat mengungkapkan emosi terkait kehilangan, Individu dapat menyesuaikan diri dengan kehilangan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Konseling dukacita, Pemberian informasi tentang proses berduka, Fasilitasi ekspresi emosi, Dukung keterlibatan keluarga dalam perawatan.
Dalam konteks kasus ini, konseling dan pemberian edukasi sangat penting bagi orang tua agar mereka dapat mempersiapkan diri dan beradaptasi dengan kondisi anak yang menghadapi ajal. Hal ini penting karena remaja sering memiliki pemahaman dan perasaan yang berbeda-beda terkait kematian, sehingga orang tua perlu didukung untuk dapat mengelola proses berduka dengan baik. -
Article No. 3081 | 21 Oct 2024
Klinis : An AR berusia 2 tahun dibawa ke rumah sakit pada tanggal 21 Mei 2013 dengan keluhan bengkak pada wajah sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya anak mengalami bengkak pada wajah kemudian diikuti dengan pembengkakan pada kaki dan kemudian sedikit buncit pada perut. Jumlah urin berkurang dan berwarna lebih pekat. Sebelumnya anak tidak pernah menderita penyakit serius. Saat ini anak mengalami penurunan nafsu makan, tapi tidak ada mual dan muntah. Tanda-tanda vital anak tekanan darah 130/100 mmHg, nadi 88x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 36,5 C. pemeriksaan laboratorium didapatkan proteinuria 3+, albumin menurun (2,10gr/dL). Berdasarkan kasus diatas pemeriksaan laboratorium yang perlu dilengkapi yaitu... Select one: O a. Pemeriksaan kadar kolesterol O b. Uji serologi ASTO O c. Pemeriksaan laju endap darah O d. Pemeriksaan kadar komplemen e. Pemeriksaan biakan bakteri dari swab tenggorokan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, pemeriksaan laboratorium yang perlu dilengkapi adalah:
d. Pemeriksaan kadar komplemen
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Edema berhubungan dengan cedera glomerulus ginjal, ditandai dengan pembengkakan wajah, kaki, dan abdomen.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan volume cairan intravaskular akibat proteinuria, ditandai dengan penurunan nafsu makan.
3. Ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan penurunan volume cairan ekstravaskular, ditandai dengan hipertensi.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Edema
2. Penurunan Curah Jantung
3. Ketidakseimbangan Elektrolit
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan
2. Perfusi Jaringan
3. Keseimbangan Elektrolit
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Edema
2. Manajemen Cairan
3. Manajemen Elektrolit
Pemeriksaan kadar komplemen perlu dilakukan untuk mengetahui adanya aktivasi sistem komplemen, yang dapat menunjukkan adanya proses inflamasi atau kerusakan glomerulus ginjal, yang sesuai dengan kondisi anak tersebut. -
Article No. 3082 | 21 Oct 2024
Klinis : Defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Defisit Nutrisi:
Diagnosa Keperawatan: Defisit Nutrisi
Definisi (SDKI):
Ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang berdampak pada perubahan berat badan.
Etiologi (SDKI):
1. Intake makanan yang tidak adekuat
2. Keterbatasan fisik
3. Gangguan psikologis
4. Keterbatasan pengetahuan
5. Faktor ekonomi
Karakteristik Utama (SDKI):
1. Perubahan berat badan
2. Perubahan ukuran lipatan kulit
3. Perubahan kadar biokimia
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Nutrisi
2. Edukasi Nutrisi
3. Peningkatan Berat Badan
Hasil yang Diharapkan (SIKI):
1. Asupan nutrisi yang adekuat
2. Berat badan stabil atau meningkat
3. Lingkar lengan atas meningkat
4. Pengetahuan tentang nutrisi meningkat
Sebagai seorang pakar dan perawat, saya dapat menegakkan diagnosa keperawatan Defisit Nutrisi berdasarkan definisi, etiologi, karakteristik utama, intervensi keperawatan, dan hasil yang diharapkan sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Hal ini penting untuk memastikan perawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien. -
Article No. 3083 | 21 Oct 2024
Klinis : mual muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, untuk kondisi mual dan muntah.
Diagnosa Keperawatan: Mual (Nausea)
Definisi: Sensasi tidak menyenangkan di bagian belakang tenggorokan yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
Faktor yang Berhubungan:
- Efek samping pengobatan
- Gangguan gastrointestinal
- Infeksi
- Kehamilan
- Kemoterapi
- Radiasi
Karakteristik Mayor:
- Sensasi tidak nyaman di bagian belakang tenggorokan
- Keinginan untuk muntah
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Mual (Nausea Management)
- Kontrol Mual (Nausea Control)
- Kepuasan Pasien terhadap Penanganan Mual (Patient Satisfaction with Nausea Management)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Mual (Nausea Management)
- Pemberian Antiemetik (Antiemetic Administration)
- Terapi Komplementer untuk Mual (Complementary Therapy for Nausea)
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan melakukan penilaian komprehensif, memberikan intervensi yang sesuai, dan memantau respon pasien untuk memastikan penanganan mual dan muntah yang efektif. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi gejala, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 3084 | 21 Oct 2024
Klinis : An AR berusia 2 tahun dibawa ke rumah sakit pada tanggal 21 Mei 2013 dengan keluhan bengkak pada wajah sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya anak mengalami bengkak pada wajah kemudian diikuti dengan pembengkakan pada kaki dan kemudian sedikit buncit pada perut. Jumlah urin berkurang dan berwarna lebih pekat. Sebelumnya anak tidak pernah menderita penyakit serius. Saat ini anak mengalami penurunan nafsu makan, tapi tidak ada mual dan muntah. Tanda-tanda vital anak tekanan darah 130/100 mmHg, nadi 88x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 36,5 C. pemeriksaan laboratorium didapatkan proteinuria 3+, albumin menurun (2,10gr/dL). Berdasarkan kasus diatas diagnosis keperawatan utama pada anak tersebut yaitu... Select one: O a. Risiko infeksi O b. Hypervolemia c. Risiko deficit volume cairan O d. Gangguan citra tubuh O e. Hypovolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosis keperawatan utama pada anak tersebut adalah:
c. Risiko defisit volume cairan
Penjelasan:
Kondisi anak dengan keluhan bengkak pada wajah, kaki, dan perut, serta penurunan jumlah urin dan peningkatan berat jenis urin (proteinuria 3+) menunjukkan adanya risiko defisit volume cairan. Penurunan albumin darah (2,10 gr/dL) juga dapat menyebabkan perpindahan cairan dari intravaskuler ke interstisial, sehingga menyebabkan edema. Tanda-tanda vital seperti tekanan darah tinggi (130/100 mmHg) juga menunjukkan adanya gangguan keseimbangan volume cairan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko defisit volume cairan: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hidrasi adekuat
- Keseimbangan cairan
- Perfusi jaringan adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan cairan
- Terapi cairan
- Manajemen edema
Jadi, diagnosis keperawatan utama pada anak tersebut adalah Risiko defisit volume cairan, dengan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan yaitu pemantauan cairan, terapi cairan, dan manajemen edema. -
Article No. 3085 | 21 Oct 2024
Klinis : An AR berusia 2 tahun dibawa ke rumah sakit pada tanggal 21 Mei 2013 dengan keluhan bengkak pada wajah sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya anak mengalami bengkak pada wajah kemudian diikuti dengan pembengkakan pada kaki dan kemudian sedikit buncit pada perut. Jumlah urin berkurang dan berwarna lebih pekat. Sebelumnya anak tidak pernah menderita penyakit serius. Saat ini anak mengalami penurunan nafsu makan, tapi tidak ada mual dan muntah. Tanda-tanda vital anak tekanan darah 130/100 mmHg, nadi 88x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 36,5 C. pemeriksaan laboratorium didapatkan proteinuria 3+, albumin menurun (2,10gr/dL). Berdasarkan kasus diatas diagnosis keperawatan utama pada anak tersebut yaitu... Select one: O a. Risiko infeksi O b. Hypervolemia c. Risiko deficit volume cairan O d. Gangguan citra tubuh O e. Hypovolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan Utama:
c. Risiko Deficit Volume Cairan
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, anak AR mengalami gejala-gejala seperti bengkak pada wajah, kaki, dan perut yang menandakan adanya retensi cairan (hypervolemia). Selain itu, terdapat penurunan jumlah urin dan peningkatan berat jenis urin yang mengindikasikan adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Oleh karena itu, diagnosis keperawatan utama yang paling sesuai adalah Risiko Deficit Volume Cairan.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Deficit Volume Cairan: Risiko mengalami penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan: Keseimbangan cairan yang memadai, Intake dan output cairan yang seimbang, Tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Mengkaji status cairan dan elektrolit, Memantau intake dan output cairan, Memberikan cairan intravena sesuai kebutuhan, Mengevaluasi efektivitas pemberian cairan, Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memenuhi kebutuhan cairan. -
Article No. 3086 | 21 Oct 2024
Klinis : Bayi perempuan pada usia gestasi 28 minggu secara SC atas indikasi pre-eklamsia berat, berat badan lahir 1850 gram. Saat pengkajian bayi di rawat di ruang NICU dengan diagnosis medis HMD grade 2 alat bantu napas NIV (non-invasive ventilation) dengan setting FiO2 32%, RR setting 60x/menit, dan PIP 6 cmH20. Saat pengkajian didapat frekuensi napas 63x/menit, nadi 132x/menit, suhu bayi 36,3 celsius, retraksi intercostae, saturasi oksigen 89% dan hasil BGA menunjukkan asidosis respiratorik. Berat badan saat ini 1700 gram dan reflek menghisap belum adA. Diagnosis keperawatan utama pada bayi tersebut yaitu Select one: O a. Pola napas tidak efektif bd imaturitas neurologis dd pola napas abnormal b. Defisit nutrisi bd ketidakmampuan menelan dd penurunan berat badan c. Pola napas tidak efektif bd hambatan upaya napas dd retraksi intercostae d. Gangguan pertukaran gas bd perbahan membran alveolar dd PCO2meningkat, pH arteri menurun, PO2 menurun O e. Risiko defisit nutrisi dd ketidakmampuan menelan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan Utama:
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar ditandai dengan penurunan O2 (saturasi oksigen 89%), peningkatan CO2 (asidosis respiratorik), dan penggunaan alat bantu napas (NIV).
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan pertukaran gas adalah ketidakmampuan membran alveolar-kapiler untuk melakukan pertukaran gas yang optimal, yang ditandai dengan perubahan oksigenasi dan/atau ventilasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah status pertukaran gas yang membaik, yang ditandai dengan peningkatan saturasi oksigen, perbaikan asidosis respiratorik, dan pengurangan kebutuhan alat bantu napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemantauan status pernapasan dan oksigenasi, pemberian oksigen, pengaturan alat bantu napas, dan manajemen cairan serta elektrolit.
Dengan kondisi bayi prematur ini, gangguan pertukaran gas menjadi masalah utama yang perlu segera ditangani melalui intervensi keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 3087 | 21 Oct 2024
Klinis : Seorang anak laki-laki lahir berusia 10 tahun dirawat di ruang perawatan RS.B dengan keluhan saat ini sesak napas, jantung berdebar-debar, nyeri dada, mengeluh cepat lelah saat beraktivitas dan batuk tidak berdahak sejak seminggu sebelum masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/60 mmHg, RR 43x/menit, nadi 143x/menit, SaO2 90%, terdapat pernapasan cuping hidung dan hasil pemeriksaan EKG didapatkan pemanjangan interval PR. Hasil pengkajian pada orang tua didapatkan anak beberapa kali mengalami demam disertai nyeri tenggorokan dan terakhir 2 minggu yang lalu. Selain itu pada kulit ditemukan benjolan dibawah kulit dan ruam kemerahan di batang tubuh dan ekstremitas. Berdasarkan kasus di atas diagnosis keperawatan yang menjadi prioritas utama yaitu... Select one: O a. Pola napas tidak efektif bd hambatan upaya napas dd pola napas abnormal (takipnea) b. Ketidakefektifan bersihan jalan napas bd spasme jalan napas dd adanya suara napas tambahan O c. Nyeri akut bd nyeri dada dd jantung berdebar-debar O d. Intoleransi aktivitas bd tirah baring dd mengeluh lelah e. Penurunan curah jantung bd gangguan irama jantung dd gambaran EKG aritmia atau gangguan induksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosis keperawatan prioritas yang paling tepat adalah:
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas karena pola napas abnormal (takipnea).
Penjelasan:
Diagnosis ini sesuai dengan gejala utama yang dialami pasien, yaitu sesak napas, takipnea (RR 43x/menit), dan adanya pernapasan cuping hidung. Kondisi ini menunjukkan adanya gangguan dalam pola napas yang dapat menyebabkan ketidakefektifan ventilasi paru dan oksigenasi.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosis ini sesuai dengan definisi "Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat". Faktor yang berhubungan adalah hambatan upaya napas yang ditandai dengan pola napas abnormal (takipnea).
Sementara diagnosis lainnya, seperti Ketidakefektifan bersihan jalan napas, Nyeri akut, Intoleransi aktivitas, dan Penurunan curah jantung, meskipun juga dapat muncul dalam kasus ini, tidak menunjukkan gejala utama yang paling dominan saat ini. -
Article No. 3088 | 21 Oct 2024
Klinis : pasien bayi baru lahir dengan keluhan napas stridor karena terdapat mekonium
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: P24.0
- Deskripsi: Aspirasi neonatal mekonium
Penjelasan:
- Kode P24.0 dalam ICD-10 merujuk pada aspirasi neonatal mekonium, yang merupakan kondisi di mana bayi baru lahir mengalami kesulitan bernapas akibat terpapar mekonium (feses pertama bayi) dalam saluran pernapasan.
- Kondisi ini sering terjadi pada bayi yang mengalami stres dalam rahim atau selama proses kelahiran, yang menyebabkan bayi mengeluarkan mekonium sebelum kelahiran.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.04
- Deskripsi: Intubasi endotrakeal
Penjelasan:
- Kode 96.04 dalam ICD-9-CM merujuk pada tindakan intubasi endotrakeal, yang mungkin diperlukan untuk mengelola aspirasi mekonium pada bayi baru lahir.
- Tindakan ini melibatkan memasukkan tabung ke dalam trakea (saluran udara) untuk membantu pernapasan dan membersihkan saluran pernapasan dari mekonium.
Jadi, dalam kasus ini, kode ICD-10 yang sesuai adalah P24.0 (aspirasi neonatal mekonium), dan kode ICD-9-CM prosedur yang mungkin digunakan adalah 96.04 (intubasi endotrakeal) untuk mengelola kondisi tersebut. -
Article No. 3089 | 21 Oct 2024
Klinis : Ny. Tumini 39 tahun datang ke poli THT dengan keluhan kurang lebih 2 bulan ini sering flu, keluar ingus kental dan banyak, berwarna kekuningan mirip nanah dan bau. Terkadang terasa pening dan seperti ada lendir mengalir ditenggorokan. Tidak ada riwayat trauma pada hidung. Rencana akan dilakukan bedah sinus endoskopik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. Tumini.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Meningkatkan kemampuan pasien untuk membersihkan sekresi dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengisapan lendir, pemberian oksigen, dan terapi inhalasi, serta edukasi mengenai teknik batuk efektif.
2. Nyeri Kronis
Penjelasan:
- SDKI: Nyeri Kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Menurunkan tingkat nyeri yang dialami pasien dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemberian analgetik, terapi relaksasi, dan edukasi mengenai manajemen nyeri.
3. Perubahan Pola Nafas
Penjelasan:
- SDKI: Perubahan Pola Nafas adalah perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu pertukaran gas.
- SLKI: Mempertahankan pola napas yang efektif dan mencegah komplikasi akibat perubahan pola napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, terapi oksigen, dan edukasi mengenai teknik pernapasan yang benar.
Dengan diagnosa-diagnosa tersebut, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan Ny. Tumini, sehingga dapat mencapai hasil yang optimal dalam penanganan kondisinya.