Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3112 | 22 Oct 2024
Klinis : us 2 Nn. H, 26 tahun datang ke poli CAPD dengan mengeluh cairan dialisat kemerahan sejak tadi malam. Tidak ada nyeri, keluhan dirasakan tiba-tiba. TD 110/70 mmHg, HR 72x/mnt, RR 18 x/mnt, Suhu 36,8 ˚C, BB 48 kg, TB 145 cm. Klien rutin melakukan pergantian cairan dianeal 4x/hari (1,5% - 1,5% - 1,5% - 2,5%), dilakukan pergantian cairan dengan dialisat 2,5%, volume keluar 2100 ml (20 menit), volume masuk 2000 ml (10 menit), warna cairan kemerahan, tidak tampak fibrin, tidak tampak kemerahan pada luka exit site.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi Peritoneal
- SDKI: Risiko Infeksi Peritoneal
- Definisi: Kondisi rentan terhadap invasi dan perkembangan mikroorganisme patogen pada membran peritoneal yang dapat menyebabkan infeksi.
- Faktor risiko: Prosedur CAPD dengan pergantian cairan dialisis yang tidak sesuai.
Penjelasan Singkat:
- Klien dengan CAPD memiliki risiko infeksi peritoneal yang tinggi, terutama jika terdapat masalah dalam prosedur pergantian cairan dialisis.
- Tanda dan gejala awal infeksi peritoneal yang dialami klien adalah cairan dialisat berwarna kemerahan, yang dapat menandakan adanya proses inflamasi.
- Untuk mencegah infeksi peritoneal, perlu dilakukan intervensi keperawatan yang cepat dan tepat, seperti pemantauan tanda-tanda infeksi, edukasi prosedur pergantian cairan dialisis yang benar, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Risiko Infeksi: Bebas dari gejala dan tanda-tanda infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Cairan Dialisis
- Pencegahan Infeksi
- Pemantauan Tanda Vital -
Article No. 3113 | 22 Oct 2024
Klinis : us 2 Nn. H, 26 tahun datang ke poli CAPD dengan mengeluh cairan dialisat kemerahan sejak tadi malam. Tidak ada nyeri, keluhan dirasakan tiba-tiba. TD 110/70 mmHg, HR 72x/mnt, RR 18 x/mnt, Suhu 36,8 ˚C, BB 48 kg, TB 145 cm. Klien rutin melakukan pergantian cairan dianeal 4x/hari (1,5% - 1,5% - 1,5% - 2,5%), dilakukan pergantian cairan dengan dialisat 2,5%, volume keluar 2100 ml (20 menit), volume masuk 2000 ml (10 menit), warna cairan kemerahan, tidak tampak fibrin, tidak tampak kemerahan pada luka exit site.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N18.6
- Deskripsi: Gagal ginjal stage akhir
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 54.98
- Deskripsi: Dialisis peritoneal kontinyu ambulatori (CAPD)
Penjelasan:
Pasien Nn. H, seorang wanita berusia 26 tahun, datang ke poli CAPD dengan keluhan cairan dialisat kemerahan sejak tadi malam. Kondisi ini dapat mengarah pada diagnosis Gagal Ginjal Stage Akhir (N18.6) berdasarkan kode ICD-10, di mana pasien telah menjalani terapi dialisis peritoneal kontinyu ambulatori (CAPD) secara rutin.
Kode ICD-9-CM Procedure 54.98 menunjukkan tindakan dialisis peritoneal kontinyu ambulatori (CAPD) yang sedang dilakukan oleh pasien. Hal ini sesuai dengan informasi bahwa pasien rutin melakukan pergantian cairan dialisat 4 kali per hari.
Perubahan warna cairan dialisat menjadi kemerahan dapat mengindikasikan adanya komplikasi atau infeksi pada saluran peritoneal. Namun, dengan tidak adanya keluhan nyeri dan tanda-tanda infeksi lainnya, kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti perdarahan minor atau reaksi terhadap cairan dialisat.
Pemantauan ketat terhadap tanda-tanda infeksi dan evaluasi lebih lanjut oleh tim medis diperlukan untuk menentukan penyebab dan penanganan yang sesuai. -
Article No. 3114 | 22 Oct 2024
Klinis : us 2 Nn. H, 26 tahun datang ke poli CAPD dengan mengeluh cairan dialisat kemerahan sejak tadi malam. Tidak ada nyeri, keluhan dirasakan tiba-tiba. TD 110/70 mmHg, HR 72x/mnt, RR 18 x/mnt, Suhu 36,8 ˚C, BB 48 kg, TB 145 cm. Klien rutin melakukan pergantian cairan dianeal 4x/hari (1,5% - 1,5% - 1,5% - 2,5%), dilakukan pergantian cairan dengan dialisat 2,5%, volume keluar 2100 ml (20 menit), volume masuk 2000 ml (10 menit), warna cairan kemerahan, tidak tampak fibrin, tidak tampak kemerahan pada luka exit site.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan untuk Nn. H, 26 tahun, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Peritonitis
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Berisiko mengalami inflamasi pada lapisan peritoneum yang disebabkan oleh mikroorganisme.
- Faktor risiko: Prosedur dialisis peritoneal, gangguan sistem imun, higiene yang buruk.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi infeksi peritonitis.
- Kriteria hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, nyeri, cairan peritoneal keruh), pemeriksaan laboratorium normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pemantauan tanda-tanda infeksi, edukasi tentang teknik pergantian cairan dialisis yang aseptik, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik jika diperlukan.
Penjelasan singkat:
Nn. H, 26 tahun, datang dengan keluhan cairan dialisat kemerahan sejak tadi malam. Meskipun tidak ada nyeri, kondisi ini berisiko menyebabkan infeksi peritonitis jika tidak segera ditangani dengan tepat. Perawat perlu melakukan pemantauan tanda-tanda infeksi, edukasi tentang teknik pergantian cairan dialisis yang aseptik, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik jika diperlukan. -
Article No. 3115 | 22 Oct 2024
Klinis : us 2 Nn. H, 26 tahun datang ke poli CAPD dengan mengeluh cairan dialisat kemerahan sejak tadi malam. Tidak ada nyeri, keluhan dirasakan tiba-tiba. TD 110/70 mmHg, HR 72x/mnt, RR 18 x/mnt, Suhu 36,8 ˚C, BB 48 kg, TB 145 cm. Klien rutin melakukan pergantian cairan dianeal 4x/hari (1,5% - 1,5% - 1,5% - 2,5%), dilakukan pergantian cairan dengan dialisat 2,5%, volume keluar 2100 ml (20 menit), volume masuk 2000 ml (10 menit), warna cairan kemerahan, tidak tampak fibrin, tidak tampak kemerahan pada luka exit site.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Infeksi saluran peritoneum berhubungan dengan kontaminasi cairan dialisis, ditandai dengan cairan dialisat berwarna kemerahan.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana seseorang mengalami invasi dan multiplikasi mikroorganisme patogen di dalam rongga peritoneum yang dapat menyebabkan peradangan.
- Penyebab: Kontaminasi cairan dialisis, gangguan integritas kulit, prosedur yang tidak aseptik, dan imunodefisiensi.
- Tanda dan Gejala: Cairan dialisat berwarna kemerahan, nyeri abdomen, demam, dan leukositosis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi komplikasi infeksi, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan fungsi peritoneal tetap baik.
- Kriteria Hasil: Cairan dialisat normal, tidak ada nyeri abdomen, tidak ada demam, dan hasil laboratorium normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Observasi tanda-tanda infeksi, pemantauan cairan dialisis, perawatan exit site, pemberian antibiotik (jika perlu), dan edukasi tentang pencegahan infeksi.
- Rasional: Untuk mencegah komplikasi infeksi, memonitor kondisi klien, dan memastikan perawatan yang tepat.
Dalam kasus ini, pasien mengalami infeksi saluran peritoneum yang ditandai dengan cairan dialisat berwarna kemerahan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah observasi tanda-tanda infeksi, pemantauan cairan dialisis, perawatan exit site, dan pemberian antibiotik (jika diperlukan) serta edukasi tentang pencegahan infeksi. -
Article No. 3116 | 22 Oct 2024
Klinis : pasien pria umur 42 tahun, datang dengan keluhan panas mulai 5 hari yang lalu , batuk, pusing, nyeri perut, tidak bisa tidur
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu panas mulai 5 hari yang lalu, batuk, pusing, nyeri perut, dan tidak bisa tidur yang dialami oleh pasien pria berusia 42 tahun, diagnosis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J15.9
- Deskripsi: Pneumonia bakteri, tidak diklasifikasi di tempat lain
Penjelasan:
- Pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada infeksi pernafasan seperti panas, batuk, dan pusing, yang dapat menunjukkan adanya pneumonia.
- Kode J15.9 digunakan untuk pneumonia bakteri yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, karena tidak ada informasi spesifik tentang penyebab bakteri yang menyebabkan pneumonia pada pasien ini.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.21
- Deskripsi: Pemberian antibiotik intravena
Penjelasan:
- Pada kasus pneumonia, salah satu tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pemberian antibiotik intravena untuk mengatasi infeksi bakteri.
- Kode ICD-9-CM 99.21 digunakan untuk prosedur pemberian antibiotik intravena, yang dapat menjadi bagian dari manajemen penanganan pasien dengan pneumonia.
Penatalaksanaan lebih lanjut dapat meliputi pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah, ronsen dada, atau pemeriksaan mikrobiologi untuk mengidentifikasi penyebab pneumonia dan memastikan pemberian terapi yang tepat. -
Article No. 3117 | 22 Oct 2024
Klinis : pasien pria umur 42 tahun, datang dengan keluhan panas mulai 5 hari yang lalu , batuk, pusing, nyeri perut, tidak bisa tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- Penyebab: Infeksi, dehidrasi, gangguan sistem imun.
- Gejala: Panas, menggigil, sakit kepala, nyeri otot.
2. Gangguan pola tidur
- Definisi: Perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Penyebab: Stres, nyeri, gangguan fisiologis.
- Gejala: Sulit memulai atau mempertahankan tidur, tidak merasa segar saat bangun.
3. Nyeri akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penyebab: Proses penyakit, peradangan.
- Gejala: Keluhan nyeri, perubahan tanda vital, perilaku protektif.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Memuat definisi, penyebab, gejala, karakteristik, dan faktor yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan.
- Membantu perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Memuat hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Membantu perawat dalam menetapkan tujuan dan evaluasi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memuat tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, sistematis, dan berkualitas. -
Article No. 3118 | 22 Oct 2024
Klinis : resiko perdarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "risiko perdarahan", dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan
Definisi:
Risiko perdarahan adalah keadaan di mana individu rentan mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal, baik secara internal maupun eksternal, yang dapat mengancam kehidupan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Dalam SDKI, risiko perdarahan diidentifikasi sebagai salah satu diagnosis keperawatan yang memerlukan intervensi keperawatan. Diagnosis ini mencakup faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan perdarahan, seperti riwayat medis, prosedur invasif, dan kondisi patologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI menetapkan luaran yang diharapkan untuk pasien dengan risiko perdarahan, seperti pemantauan tanda-tanda vital, status hemodinamik yang stabil, dan tidak ditemukan tanda-tanda perdarahan aktif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI menyediakan panduan intervensi keperawatan untuk mengelola risiko perdarahan, seperti pemantauan hemodinamik, kolaborasi dengan tim medis, pemberian terapi farmakologis, dan edukasi bagi pasien dan keluarga tentang pencegahan perdarahan.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosis yang tepat, serta merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang efektif untuk mengelola risiko perdarahan pada pasien. -
Article No. 3119 | 22 Oct 2024
Klinis : pasien pria umur 42 tahun, datang dengan keluhan panas mulai 5 hari yang lalu , batuk, pusing, nyeri perut, tidak bisa tidur
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan gejala-gejala yang dialami pasien, yaitu panas, batuk, pusing, nyeri perut, dan tidak bisa tidur, diagnosis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J15.9
- Deskripsi: Pneumonia bakterial, tidak diklasifikasi di tempat lain
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada infeksi saluran pernapasan, yaitu demam, batuk, dan nyeri perut. Berdasarkan presentasi klinis, kemungkinan besar pasien mengalami pneumonia bakterial yang belum teridentifikasi penyebabnya secara spesifik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemberian antibiotik parenteral
Penjelasan:
Untuk penatalaksanaan pneumonia bakterial, pemberian antibiotik parenteral merupakan tindakan medis yang umum dilakukan. Pemberian antibiotik secara parenteral (intravena atau intramuskular) diperlukan untuk mencapai konsentrasi obat yang cukup di dalam tubuh dan membantu mempercepat penyembuhan pasien.
Catatan: Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah, foto toraks, atau kultur sputum mungkin diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan menentukan terapi yang tepat. -
Article No. 3120 | 22 Oct 2024
Klinis : acute pain
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi akut "acute pain" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Acute Pain (Nyeri Akut)
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut ditandai dengan adanya keluhan nyeri yang dirasakan oleh pasien, ekspresi wajah yang menunjukkan kesakitan, perilaku protektif, dan peningkatan tanda-tanda vital.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien dapat melaporkan nyeri yang terkontrol, menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri, dan mempertahankan aktivitas fungsional sesuai kemampuan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pengkajian nyeri, pemberian analgesik, terapi non-farmakologis (distraksi, relaksasi, dan terapi komplementer), serta edukasi pasien dan keluarga terkait manajemen nyeri.
Penjelasan Singkat:
Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan ini ditandai dengan keluhan nyeri, ekspresi wajah yang menunjukkan kesakitan, perilaku protektif, dan peningkatan tanda-tanda vital. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pengkajian nyeri, pemberian analgesik, terapi non-farmakologis, serta edukasi pasien dan keluarga. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri yang terkontrol, menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri, dan mempertahankan aktivitas fungsional sesuai kemampuan. -
Article No. 3121 | 22 Oct 2024
Klinis : 2. Tn. J usia 43 tahun datang ke poli penyakit dalam RS dengan keluhan kedua kaki bengkak bertambah, berat dipakai untuk berjalan, mual dan nafsu makan menurun. Hasil pengkajian: HD reguler 2 kali/minggu, TD 140/90 mmHg, nadi 94 kali/menit, RR 18 kali/menit, suhu 36,80 C, BB pasien meningkat 5 kg dari sebelumnya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi Tn. J dengan keluhan kaki bengkak bertambah, berat saat berjalan, mual, dan nafsu makan menurun dapat mengarah pada Diagnosa Keperawatan Edema.
Penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan: Edema
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Akumulasi cairan yang berlebih di dalam jaringan tubuh.
- Penyebab: Gangguan kardiovaskular, gangguan ginjal, dan faktor nutrisi.
- Gejala: Pembengkakan pada ekstremitas, perubahan berat badan, dan gangguan mobilitas.
2. Intervensi Keperawatan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Cairan
- Manajemen Nutrisi
- Peningkatan Mobilitas
3. Implementasi Keperawatan (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Cairan
- Pemberian Diet Rendah Garam
- Latihan Gerak Aktif
Dalam konteks ini, perawat perlu melakukan intervensi keperawatan untuk mengatasi edema pada pasien Tn. J, seperti memantau cairan, memberikan diet rendah garam, dan memfasilitasi latihan gerak aktif. Tujuannya adalah untuk mengurangi akumulasi cairan berlebih, memperbaiki status nutrisi, dan meningkatkan mobilitas pasien.