Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5089 | 09 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita umur 30;tahun. Sering berdiam diri dirumah. Pasien sering mengamuk dan marah-marah. Saat diajak bicara pasien selalu diam. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI. sekaligus SLKI, SIKI dan kodenya.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat diberikan diagnosis dan kode ICD-10 serta kode ICD-9-CM prosedur/tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F43.1
- Deskripsi: Gangguan stres pasca-trauma (PTSD)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.39
- Deskripsi: Terapi perilaku, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 F43.1 (Gangguan stres pasca-trauma/PTSD)
- Pasien memiliki gejala-gejala yang sesuai dengan kriteria diagnostik PTSD, seperti sering berdiam diri di rumah, sering mengamuk dan marah-marah, serta bersikap diam saat diajak bicara. Hal ini menunjukkan adanya gangguan psikologis akibat trauma atau stres yang dialami oleh pasien.
2. Kode ICD-9-CM Prosedur 94.39 (Terapi perilaku, tidak diklasifikasikan di tempat lain)
- Tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah terapi perilaku, yang bertujuan untuk membantu pasien mengelola gejala-gejala PTSD dan memperbaiki pola perilakunya.
Selain itu, berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosis keperawatan yang mungkin sesuai adalah:
- Diagnosis: Risiko trauma psikologis
- Kode: 00145
- Definisi: Rentan mengalami gangguan psikologis yang dapat menimbulkan penderitaan atau gangguan fungsi akibat paparan atau peristiwa yang tidak menyenangkan.
Terkait dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), beberapa yang mungkin sesuai adalah:
- SLKI: Pemulihan Trauma Psikologis
- Kode: 1804
- SIKI: Terapi Modalitas Kognitif
- Kode: 6720
Dengan mempertimbangkan diagnosis ICD-10, prosedur ICD-9-CM, serta standar keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI), maka pendekatan komprehensif dapat dilakukan untuk mengelola kondisi pasien secara holistik. -
Article No. 5090 | 09 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita umur 30;tahun. Sering berdiam diri dirumah. Pasien sering mengamuk dan marah-marah. Saat diajak bicara pasien selalu diam. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI. sekaligus SLKI, SIKI dan kodenya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Isolasi Sosial (SDKI Kode: 00053)
Definisi: Pengalaman individu yang merasa terisolasi dari orang lain, baik secara emosional maupun fisik.
Gejala: Sering berdiam diri di rumah, pasien sering mengamuk dan marah-marah, serta diam saat diajak bicara.
Diagnosa ICD:
F60.0 Paranoia
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Interaksi Sosial (SLKI Kode: 00126)
Tujuan: Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain secara efektif.
Kriteria Hasil: Pasien mampu mengungkapkan perasaan dan kebutuhan, terlibat dalam aktivitas sosial, dan menunjukkan perilaku yang sesuai.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Terapi Sosialisasi (SIKI Kode: 6330)
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi interaksi sosial pasien dengan orang lain.
Aktivitas: Mengidentifikasi kebutuhan sosial pasien, melibatkan pasien dalam aktivitas kelompok, dan memberikan dukungan emosional.
2. Terapi Perilaku (SIKI Kode: 4920)
Definisi: Tindakan untuk membantu pasien mencapai perubahan perilaku yang diinginkan.
Aktivitas: Mengidentifikasi perilaku maladaptif pasien, mengajarkan teknik pengelolaan kemarahan, dan memberikan reinforcement positif.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan Isolasi Sosial menggambarkan pengalaman pasien yang merasa terisolasi dari orang lain, baik secara emosional maupun fisik. Gejala yang muncul adalah sering berdiam diri di rumah, mengamuk dan marah-marah, serta diam saat diajak bicara. Diagnosa ICD F60.0 Paranoia juga sesuai dengan kondisi pasien.
Rencana asuhan keperawatan yang dapat dilakukan adalah Peningkatan Interaksi Sosial, dengan tujuan agar pasien dapat berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Terapi Sosialisasi untuk memfasilitasi interaksi sosial pasien, dan Terapi Perilaku untuk membantu pasien mencapai perubahan perilaku yang diinginkan. -
Article No. 5091 | 09 Nov 2024
Klinis : lemas, anemia, varises esofagus, hepatitis B, melena pada sirosis hepatis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53
- Deskripsi: Lemas (asthenia)
- Kode: D64.9
- Deskripsi: Anemia, tidak diklasifikasikan di tempat lain
- Kode: I85.0
- Deskripsi: Varises esofagus dengan perdarahan
- Kode: B18.1
- Deskripsi: Hepatitis viral kronis tipe B tanpa delta agen dan tanpa komanya
- Kode: K92.1
- Deskripsi: Melena
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 42.91
- Deskripsi: Skleroterapy varises esofagus
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Endoskopi bagian atas saluran cerna (esofagus, lambung, duodenum)
Penjelasan:
1. Kode ICD-10:
- Kode R53 (Lemas/asthenia) menggambarkan kondisi subjektif yang ditandai dengan perasaan lemah atau kekurangan energi.
- Kode D64.9 (Anemia, tidak diklasifikasikan di tempat lain) adalah kode umum untuk anemia dengan etiologi yang tidak jelas.
- Kode I85.0 (Varises esofagus dengan perdarahan) menunjukkan adanya varises esofagus yang dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal.
- Kode B18.1 (Hepatitis viral kronis tipe B tanpa delta agen dan tanpa komanya) mengidentifikasi infeksi hepatitis B kronis.
- Kode K92.1 (Melena) menggambarkan adanya perdarahan gastrointestinal yang mengakibatkan keluarnya tinja berwarna hitam.
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode 42.91 (Skleroterapy varises esofagus) mengindikasikan tindakan injeksi bahan sklerotik untuk menyembuhkan varises esofagus.
- Kode 45.23 (Endoskopi bagian atas saluran cerna) menunjukkan prosedur pemeriksaan endoskopik pada esofagus, lambung, dan duodenum. -
Article No. 5092 | 09 Nov 2024
Klinis : lemas, anemia, varises esofagus, hepatitis B, melena pada sirosis hepatis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan (Fatigue) berhubungan dengan anemia, hepatitis B, dan sirosis hepatis.
2. Risiko Perdarahan (Risk for Bleeding) berhubungan dengan varises esofagus dan sirosis hepatis.
Penjelasan Singkat:
1. Kelelahan (Fatigue)
- SDKI: Suatu sensasi fisik dan emosi yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan keterbatasan sumber daya fisiologis dan psikologis untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Kemampuan untuk mempertahankan tingkat aktivitas yang diinginkan.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, manajemen energi, dan pemberian nutrisi yang adekuat.
2. Risiko Perdarahan (Risk for Bleeding)
- SDKI: Rentan terhadap hilangnya darah yang tidak terkontrol dari tempat-tempat di dalam atau di luar tubuh.
- SLKI: Tidak terjadi perdarahan yang tidak terkendali.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan perdarahan, dan pemberian terapi farmakologis sesuai indikasi.
Dalam kondisi ini, pasien mengalami kelelahan yang disebabkan oleh anemia, hepatitis B, dan sirosis hepatis. Selain itu, pasien juga berisiko mengalami perdarahan yang disebabkan oleh varises esofagus dan sirosis hepatis. Manajemen yang tepat dalam bentuk intervensi keperawatan yang sesuai sangat penting untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 5093 | 09 Nov 2024
Klinis : lemas, anemia, varises esofagus, hepatitis B, melena pada sirosis hepatis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sebutkan, yaitu lemas, anemia, varises esofagus, hepatitis B, dan melena pada sirosis hepatis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan kelelahan.
2. Anemia berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin.
3. Perdarahan berhubungan dengan varises esofagus dan sirosis hepatis.
4. Risiko Infeksi berhubungan dengan penyakit hepatitis B.
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Penurunan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan akibat ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen.
- SLKI: Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri tanpa kelelahan berlebih.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen aktivitas, pemberian oksigen, dan pemberian nutrisi yang adekuat.
2. Anemia
- SDKI: Penurunan kadar hemoglobin dalam darah yang menyebabkan penurunan pengiriman oksigen ke jaringan.
- SLKI: Klien menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin dan hematokrit sesuai dengan target.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemberian suplemen besi, edukasi tentang diet kaya zat besi, dan pemantauan parameter laboratorium.
3. Perdarahan
- SDKI: Keluarnya darah secara tidak terkendali dari pembuluh darah yang dapat mengancam kehidupan.
- SLKI: Klien tidak mengalami perdarahan aktif dan parameter vital stabil.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pengendalian perdarahan, dan pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
4. Risiko Infeksi
- SDKI: Peningkatan risiko invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Klien tidak mengalami infeksi selama perawatan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pencegahan infeksi, pemberian obat-obatan anti-infeksi, dan edukasi mengenai pencegahan penularan.
Saya berharap penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI yang relevan untuk kondisi yang Anda sebutkan. Jika Anda membutuhkan informasi tambahan, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 5094 | 09 Nov 2024
Klinis : lemas, anemia, varises esofagus, hepatitis B, melena pada sirosis hepatis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, anemia, dan varises esofagus pada sirosis hepatis.
2. Perdarahan berhubungan dengan varises esofagus dan hepatitis B pada sirosis hepatis.
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan hepatitis B pada sirosis hepatis.
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi Aktivitas:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas hidup sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan akibat keterbatasan fisik.
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas.
- SIKI: Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi.
2. Perdarahan:
- SDKI: Kehilangan cairan atau darah dari saluran pencernaan yang dapat mengancam kehidupan.
- SLKI: Kontrol Perdarahan.
- SIKI: Manajemen Perdarahan, Manajemen Varises Esofagus.
3. Risiko Infeksi:
- SDKI: Peningkatan risiko penyebaran atau transmisi patogen dari sumber yang berpotensi menginfeksi.
- SLKI: Pencegahan Infeksi.
- SIKI: Manajemen Infeksi, Manajemen Hepatitis.
Dalam konteks ini, pasien mengalami kondisi yang cukup kompleks dengan adanya sirosis hepatis, anemia, varises esofagus, dan hepatitis B. Perawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain sangat diperlukan untuk mengelola kondisi ini secara efektif.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih. -
Article No. 5095 | 09 Nov 2024
Klinis : lemas, anemia, varises esofagus, hepatitis B, melena pada sirosis hepatis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya sebagai perawat akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar PPNI untuk kondisi yang Anda sebutkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan Kronis berhubungan dengan anemia dan sirosis hepatis yang ditandai dengan lemas, lesu, dan mudah lelah.
2. Perdarahan Gastrointestinal berhubungan dengan varises esofagus pada sirosis hepatis yang ditandai dengan melena.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Hepatik berhubungan dengan hepatitis B dan sirosis hepatis.
Penjelasan Singkat:
1. Kelelahan Kronis:
SDKI: Keadaan subjektif yang berkaitan dengan perasaan kelelahan dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang biasa dilakukan.
SLKI: Peningkatan energi, pengaturan aktivitas, dan manajemen kelelahan.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi kelelahan kronis, seperti memantau tanda-tanda vital, mengatur jadwal aktivitas dan istirahat, serta memberikan nutrisi yang adekuat.
2. Perdarahan Gastrointestinal:
SDKI: Keadaan kehilangan darah melalui saluran cerna yang dapat mengancam jiwa.
SLKI: Manajemen perdarahan, stabilitas hemodinamik, dan pemantauan perdarahan.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi perdarahan gastrointestinal, seperti memantau tanda-tanda vital, menghentikan perdarahan, dan memberikan dukungan cairan dan nutrisi yang adekuat.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Hepatik:
SDKI: Keadaan di mana aliran darah ke hati tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Peningkatan perfusi jaringan, manajemen nyeri, dan pemulihan fungsi hepatik.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan perfusi jaringan hepatik, seperti memantau fungsi hati, memberikan terapi obat yang sesuai, dan mengatur pola diet yang tepat.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI PPNI, perawat dapat mengidentifikasi masalah keperawatan, menetapkan tujuan, dan melakukan intervensi yang komprehensif untuk membantu pasien dengan kondisi yang Anda sebutkan. -
Article No. 5096 | 09 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 57 tahun dirawat di RS Muhammad Husein dengan mengeluhkan nyeri pada paha kiri, pasien mengatakan nyeri akan bertambah saat malam hari, pasien merasakan sudah satu bulan ini ketika angkat beban terasa tidak kuat dan lemah, pasien juga merasakan nafsu makan menurun. Hasil dari pemeriksaan fisik oleh perawat didapatkan pasien tampak meringis dengan skala nyeri 7, TD: 130/90 mmHg, Frekuensi Nadi: 100 x/menit, Frekuensi Napas 24x/menit, dan Suhu: 38,5°C, BB: 65 kg, TB: 170 cm. Pertanyaan soal: Apakah intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah utama dalam kasus diatas? a. Dukungan mobilisasi b. Manajemen nutrisi c. Manajemen hipertermi d. Manajemen nyeri e. Manajemen istirahat tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami beberapa masalah kesehatan yang dapat didiagnosis dengan menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit muskuloskeletal.
Penjelasan Singkat:
- Pasien mengeluhkan nyeri pada paha kiri yang bertambah saat malam hari.
- Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan pasien tampak meringis dengan skala nyeri 7.
- Tanda-tanda vital yang tidak normal, seperti peningkatan denyut nadi dan suhu tubuh, dapat menunjukkan adanya proses penyakit yang menyebabkan nyeri.
Intervensi Keperawatan:
Berdasarkan masalah utama yang diidentifikasi, intervensi keperawatan yang paling sesuai adalah:
d. Manajemen nyeri
Penjelasan:
Intervensi manajemen nyeri bertujuan untuk mengurangi atau mengontrol nyeri yang dialami oleh pasien. Dalam kasus ini, pasien mengalami nyeri akut yang perlu ditangani secara tepat untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Memberikan analgesik sesuai dengan resep dokter
- Mengajarkan teknik-teknik non-farmakologis untuk mengelola nyeri, seperti kompres hangat, distraksi, dan relaksasi
- Memantau efektivitas intervensi dan respon pasien terhadap tindakan yang dilakukan
Melalui intervensi manajemen nyeri yang tepat, diharapkan dapat membantu mengatasi masalah utama pasien dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 5097 | 09 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien pria berusia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.27
- Deskripsi: Bronchoscopy dengan biopsi, paru
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 adalah untuk diagnosis tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis, yang sesuai dengan informasi yang diberikan.
- Kode ICD-9-CM 33.27 adalah untuk prosedur bronkoskopi dengan biopsi paru, yang mungkin dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan mengetahui penyebab lesi di paru.
Catatan: Kode-kode ini hanya sebagai contoh dan tidak dapat menggantikan penilaian profesional dari tenaga kesehatan yang menangani pasien secara langsung. Diagnosis dan tindakan medis yang tepat harus ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan dan evaluasi menyeluruh oleh dokter yang menangani kasus ini. -
Article No. 5098 | 09 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola napas tidak efektif (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah, yang dapat menghalangi ventilasi yang adekuat.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit pernapasan (tuberkulosis paru).
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (SDKI)
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang berhubungan: Anoreksia, penyakit kronis (tuberkulosis paru).
3. Intoleransi aktivitas (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit pernapasan (tuberkulosis paru), penurunan daya tahan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- Tujuan penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI adalah untuk memastikan keseragaman praktik keperawatan, meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, dan memudahkan dokumentasi asuhan keperawatan.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan tuberkulosis paru.