Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3292 | 23 Oct 2024
Klinis : bengkak pada pipi kanan. ada luka robek dan lecet pada pipi kanan pingsan (-) muntah menyembur (-) Kepala = terdapat vl dan ve pada regio zygoma dex (luka kotor ), rinorea (+) Ekstremitas Superior= Akral hangat, Nadi kuat, CRT <2 dtk, Oedem -/-, deformitas, krepitasi pd antebrachii dex. nyeri (+), rom terbatas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Kerusakan Integritas Kulit
- Definisi: Perubahan struktur dan fungsi kulit yang normal.
- Penyebab: Trauma fisik (luka robek dan lecet pada pipi kanan).
- Tanda dan Gejala: Adanya luka robek dan lecet pada pipi kanan.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penyebab: Trauma fisik (luka pada pipi kanan).
- Tanda dan Gejala: Adanya rasa nyeri pada pipi kanan.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen.
- Penyebab: Adanya luka kotor pada regio zygoma dex.
- Tanda dan Gejala: Terdapat luka kotor pada regio zygoma dex.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah kesehatan klien yang menjadi fokus intervensi keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Penggunaan SDKI-SLKI-SIKI ini membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas tinggi bagi pasien. -
Article No. 3293 | 23 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki Sdr Y umur 18 th, di rawat di ruang Flamboyan dengan diagnosis meningitis. Suspek meningitis tuberkulosa. Kesadaran pasien compos mentis, mengeluh pusing sekali, ekspresi kesakitan, dan sulit tidur. Hasil pengkajian pasien memiliki Riwayat otitis media telinga kiri, pasien juga memiliki riwayat pengobatan TB selama 6 bulan. Keluhan nyeri skala 6 (rentan 0-10). Semua aktivitas pasien dibantu penuh. Pasien tidak mau makan karena pusing terus menerus disertai dengan mual. Tekanan darah 130/80 mmHg, suhu 39°C, nadi 100x/menit, RR 24x/mnt hasil pemeriksaan fisik kernig sign +, tanda Brudzinski positif, terdapat kaku kuduk. Pasien dipasang kateter no 16, mendapat terapi oksigen 3 lt/mnt, infus RL 20 tpm. Terapi ceftriaxone 2x1 gr intravena, paracetamol 3x500 mg. Pola nutrisi sehari hari makan 3 x sehari, tidak ada pantangan. Minum 6 gelas sehari, BAB 1x/hr, BAK 5 kali sehari tidak ada kelainan. Menurut keluarga pasien terlihat lebih kurus setelah sering mengeluh pusing karena tidak mau makan. Berat badan pasien 47 kg yang sebelumnya 52 kg.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G00.8
- Deskripsi: Meningitis bakterial lain, termasuk meningitis tuberkulosis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.04
- Deskripsi: Pemberian oksigen, lainnya.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 G00.8 (Meningitis bakterial lain, termasuk meningitis tuberkulosis) dipilih karena pasien memiliki diagnosis suspek meningitis tuberkulosis berdasarkan gejala klinis yang ditunjukkan, seperti pusing, ekspresi kesakitan, sulit tidur, dan riwayat pengobatan tuberkulosis sebelumnya.
2. Kode ICD-9-CM 96.04 (Pemberian oksigen, lainnya) dipilih karena pasien mendapatkan terapi oksigen 3 liter per menit sebagai bagian dari penatalaksanaan kondisinya.
Catatan tambahan:
- Pasien menunjukkan gejala meningitis seperti kaku kuduk, kernig sign positif, dan tanda Brudzinski positif.
- Pasien juga memiliki riwayat otitis media telinga kiri yang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya meningitis.
- Adanya penurunan berat badan yang signifikan (dari 52 kg menjadi 47 kg) menunjukkan kondisi malnutrisi atau anoreksia terkait dengan gejala pusing dan mual yang terus-menerus.
- Terapi yang diberikan, yaitu ceftriaxone 2x1 gr intravena dan paracetamol 3x500 mg, sesuai dengan penatalaksanaan meningitis. -
Article No. 3294 | 23 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki Sdr Y umur 18 th, di rawat di ruang Flamboyan dengan diagnosis meningitis. Suspek meningitis tuberkulosa. Kesadaran pasien compos mentis, mengeluh pusing sekali, ekspresi kesakitan, dan sulit tidur. Hasil pengkajian pasien memiliki Riwayat otitis media telinga kiri, pasien juga memiliki riwayat pengobatan TB selama 6 bulan. Keluhan nyeri skala 6 (rentan 0-10). Semua aktivitas pasien dibantu penuh. Pasien tidak mau makan karena pusing terus menerus disertai dengan mual. Tekanan darah 130/80 mmHg, suhu 39°C, nadi 100x/menit, RR 24x/mnt hasil pemeriksaan fisik kernig sign +, tanda Brudzinski positif, terdapat kaku kuduk. Pasien dipasang kateter no 16, mendapat terapi oksigen 3 lt/mnt, infus RL 20 tpm. Terapi ceftriaxone 2x1 gr intravena, paracetamol 3x500 mg. Pola nutrisi sehari hari makan 3 x sehari, tidak ada pantangan. Minum 6 gelas sehari, BAB 1x/hr, BAK 5 kali sehari tidak ada kelainan. Menurut keluarga pasien terlihat lebih kurus setelah sering mengeluh pusing karena tidak mau makan. Berat badan pasien 47 kg yang sebelumnya 52 kg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi meningitis
2. Gangguan tidur berhubungan dengan rasa tidak nyaman akibat nyeri kepala
3. Ketidakefektifan pola makan berhubungan dengan mual, pusing, dan anoreksia
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi meningitis
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan.
- SLKI: Tujuan intervensi adalah pasien dapat mengontrol nyeri. Intervensi keperawatan meliputi pemberian analgetik, kompres hangat/dingin, distraksi, dan manajemen nyeri.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengatasi nyeri akut meliputi pengkajian nyeri, pemberian analgetik, manajemen lingkungan, manajemen komplementer, dan edukasi tentang nyeri.
2. Gangguan tidur berhubungan dengan rasa tidak nyaman akibat nyeri kepala
- SDKI: Gangguan tidur adalah ketidakmampuan untuk tidur atau mempertahankan tidur yang menyebabkan rasa tidak nyaman.
- SLKI: Tujuan intervensi adalah pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat. Intervensi keperawatan meliputi pengaturan lingkungan, terapi relaksasi, dan edukasi.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan tidur meliputi pengkajian pola tidur, manajemen lingkungan, terapi komplementer, dan edukasi.
3. Ketidakefektifan pola makan berhubungan dengan mual, pusing, dan anoreksia
- SDKI: Ketidakefektifan pola makan adalah asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Tujuan intervensi adalah pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat. Intervensi keperawatan meliputi pemberian nutrisi enteral/parenteral, stimulasi nafsu makan, dan edukasi.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengatasi ketidakefektifan pola makan meliputi pengkajian nutrisi, manajemen nutrisi, dan edukasi.
Dalam penerapannya, perawat harus melakukan pengkajian komprehensif, intervensi yang tepat, serta monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 3295 | 23 Oct 2024
Klinis : Kekerasan rumah tangga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kekerasan rumah tangga, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Fisik (SLKI: Risiko Cedera Fisik)
Definisi: Keadaan di mana individu, keluarga, atau komunitas berisiko mengalami cedera fisik akibat tindakan kekerasan.
2. Gangguan Proses Keluarga (SLKI: Gangguan Proses Keluarga)
Definisi: Keadaan di mana keluarga mengalami disfungsi atau perubahan dalam interaksi dan hubungan antar anggota keluarga.
3. Stres Trauma (SLKI: Stres Trauma)
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami reaksi fisik dan psikologis yang tidak menyenangkan sebagai respons terhadap peristiwa yang mengancam atau membahayakan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami oleh pasien dan menjadi dasar bagi perawat dalam menetapkan diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan kepada pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat dalam mengatasi masalah kesehatan pasien.
Dalam kasus kekerasan rumah tangga, diagnosa keperawatan yang sesuai mencakup Risiko Cedera Fisik, Gangguan Proses Keluarga, dan Stres Trauma. Masing-masing diagnosa memiliki luaran dan intervensi keperawatan yang spesifik untuk menangani masalah kesehatan yang dialami oleh korban kekerasan rumah tangga. -
Article No. 3296 | 23 Oct 2024
Klinis : prilaku kekerasan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi perilaku kekerasan, dengan penjelasan yang terperinci.
1. Kode ICD-10:
- Kode: F63.8
- Deskripsi: Gangguan perilaku lainnya, termasuk perilaku kekerasan.
Penjelasan:
- Kode F63.8 dalam klasifikasi ICD-10 digunakan untuk mendiagnosis perilaku kekerasan atau gangguan perilaku lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan dalam kategori yang lebih spesifik.
- Gangguan perilaku ini ditandai dengan adanya pola perilaku yang berulang dan menetap, yang melanggar hak orang lain atau melanggar norma-norma sosial yang berlaku.
- Perilaku kekerasan dapat melibatkan agresi fisik, verbal, atau emosional terhadap orang lain, hewan, atau benda-benda.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.25
- Deskripsi: Intervensi terapeutik untuk perilaku agresif.
Penjelasan:
- Kode ICD-9-CM 94.25 digunakan untuk mengkodekan prosedur atau tindakan medis yang dilakukan untuk menangani perilaku agresif atau kekerasan.
- Intervensi terapeutik dapat mencakup terapi perilaku, konseling, penggunaan obat-obatan, atau kombinasi dari pendekatan-pendekatan tersebut, dengan tujuan untuk mengurangi atau menghentikan perilaku kekerasan.
- Tindakan medis ini dapat dilakukan di berbagai pengaturan, seperti rumah sakit, klinik, atau lingkungan komunitas, bergantung pada kebutuhan dan kondisi pasien.
Dalam menangani kasus perilaku kekerasan, penting untuk melakukan penilaian komprehensif, identifikasi faktor-faktor penyebab, dan memberikan intervensi yang sesuai untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 3297 | 23 Oct 2024
Klinis : prilaku kekerasan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi perilaku kekerasan dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Perilaku Kekerasan
Definisi:
Perilaku Kekerasan adalah respon maladaptif terhadap stresor internal atau eksternal yang ditandai dengan tindakan atau ancaman fisik dan/atau verbal yang membahayakan diri sendiri atau orang lain.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Karakteristik Utama:
1. Merusak benda-benda di sekitar
2. Mengancam atau menyerang orang lain secara verbal atau fisik
3. Menunjukkan ekspresi wajah yang marah
4. Nada bicara yang meninggi
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang Diharapkan:
1. Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan
2. Klien dapat mengenali faktor pencetus perilaku kekerasan
3. Klien dapat menggunakan strategi pengendalian perilaku kekerasan yang efektif
4. Lingkungan yang aman dan kondusif bagi klien
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Ciptakan lingkungan yang aman dan meminimalkan stresor
2. Lakukan manajemen agresi dengan teknik de-eskalasi verbal
3. Ajarkan teknik pengendalian diri dan relaksasi
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan komprehensif
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan terarah untuk menangani kondisi perilaku kekerasan pada klien. -
Article No. 3298 | 23 Oct 2024
Klinis : Tn.X berjenis kelamin laki-laki dengan usia 34 tahun dirawat di bangsal jiwa RS PKU Muhammadiyah Gombong dengan masalah isolasi sosial. Ibu klien mengatakan bahwa klien sering mengalami kegagalan dalam pendekatan terhadap lawan jenis saat klien masih berstatus mahasiswa sarjana. Ibu klien juga mengatakan bahwa teman-teman sebaya klien rata-rata sudah menikah. Sebelum sakit klien memiliki keterampilan berkomunikasi dengan baik di depan umum. Sembilan tahun yang lalu klien pernah memiliki pengalaman kerja dan menjadi tulang punggung keluarga. Dengan bermodal status karyawan tetap di sebuah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dengan posisi sebagai HRD (Human Resource Development) di Kabupaten daerah tempat tinggal klien. Ibu klien juga menceritakan kepada perawat bahwa klien pernah mencoba melamar anak perempuan dari seorang kepala desa. Namun, lamaran klien ditolak dan lambat laun klien mulai kehilangan kepercayaan dirinya. Sejak sakit, klien banyak menghabiskan waktunya di dalam kamarnya saja, dan selalu memiliki alasan untuk menghindar bertemu dengan tetangga atau temannya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn.X:
Diagnosa Keperawatan:
1. Isolasi Sosial
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Isolasi Sosial adalah kondisi di mana individu mengalami pengalaman atau persepsi yang negatif tentang hubungan sosial yang terbatas atau tidak adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Partisipasi dalam Kegiatan Sosial
2. Keterlibatan dalam Interaksi Sosial
3. Perasaan Terhubung dengan Orang Lain
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Terapi Sosialisasi
2. Peningkatan Harga Diri
3. Fasilitasi Komunikasi
Penjelasan singkat:
Tn.X mengalami isolasi sosial yang ditandai dengan sering menghindar bertemu dengan tetangga atau teman, lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kamar, dan kehilangan kepercayaan diri setelah gagal dalam melamar anak perempuan kepala desa. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain terapi sosialisasi untuk meningkatkan partisipasi dalam kegiatan sosial dan interaksi sosial, peningkatan harga diri untuk mengatasi perasaan negatif tentang dirinya, serta fasilitasi komunikasi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi yang sebelumnya baik. -
Article No. 3299 | 23 Oct 2024
Klinis : DS : Ny. D mengeluh pusing, pandangan kabur, dan meras lemah saat beraktivitas DO : - Ny. D tampak lemah - TD : 80/70 mmHg, RR : 24 x/menit, Nadi : 60 x/menit, S : 36,1 derajat celcius
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Hemodinamik
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakstabilan Hemodinamik didefinisikan sebagai kondisi di mana terjadi perubahan yang tidak diharapkan dalam tekanan darah, nadi, respirasi, atau suhu tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Stabilitas Kardiovaskular Membaik
2. Perfusi Jaringan Membaik
3. Suhu Tubuh Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Hemodinamik
2. Manajemen Cairan
3. Terapi Vasoaktif
4. Manajemen Nyeri
Penjelasan:
Ny. D mengeluh pusing, pandangan kabur, dan merasa lemah saat beraktivitas. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah rendah (80/70 mmHg), laju pernapasan cepat (24x/menit), dan nadi lambat (60x/menit). Hal ini mengindikasikan adanya ketidakstabilan hemodinamik yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti dehydrasi, perdarahan, atau masalah kardiovaskular.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan hemodinamik secara ketat, manajemen cairan, pemberian terapi vasoaktif jika diperlukan, dan manajemen nyeri. Tujuan utamanya adalah untuk menstabilkan kondisi hemodinamik Ny. D, meningkatkan perfusi jaringan, dan memulihkan suhu tubuh normal. -
Article No. 3300 | 23 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya sebagai perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas terbuka.
Penyebab: Sekresi berlebih, peningkatan produksi lendir, obstruksi jalan napas.
Gejala dan tanda: Batuk berdahak, sesak napas, ronki dan suara napas bronkial.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Kelemahan, malnutrisi, infeksi.
Gejala dan tanda: Kelelahan, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan.
3. Hipertermia
Definisi: Suhu tubuh di atas normal.
Penyebab: Proses infeksi.
Gejala dan tanda: Demam.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar diagnosa keperawatan yang dirumuskan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Diagnosa keperawatan di atas sesuai dengan SDKI, yaitu Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, Intoleransi Aktivitas, dan Hipertermia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar luaran keperawatan yang dirumuskan oleh PPNI. Luaran keperawatan yang diharapkan untuk kondisi pasien ini antara lain: Pemeliharaan Jalan Napas, Toleransi Aktivitas, dan Suhu Tubuh dalam Rentang Normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang dirumuskan oleh PPNI. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk kondisi pasien ini antara lain: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Aktivitas, dan Manajemen Hipertermia.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang saya paparkan di atas sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menangani kondisi pasien pria usia 45 tahun dengan dugaan tuberkulosis paru. -
Article No. 3301 | 23 Oct 2024
Klinis : os terjatuh terguling-guling dari tangga lantai 2 ke lantai 1, nyeri kepala (+) >> muntah 4x (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kondisi jatuh dari tangga lantai 2 ke lantai 1 dengan keluhan nyeri kepala dan muntah. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Fisik Berhubungan Dengan Jatuh
- SDKI: Risiko yang dapat terjadi pada seseorang yang mengalami jatuh, yang dapat mengakibatkan kerusakan fisik.
- SLKI: Pemulihan fisik, Tidak Terjadi Komplikasi Akibat Jatuh.
- SIKI: Manajemen Lingkungan: Pencegahan Jatuh, Manajemen Risiko Jatuh.
2. Nyeri Kepala Akut Berhubungan Dengan Trauma Kepala
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang potensial atau aktual di area kepala, yang muncul secara tiba-tiba dan dalam waktu yang singkat.
- SLKI: Manajemen Nyeri, Kenyamanan Tercapai.
- SIKI: Manajemen Nyeri, Intervensi Spesifik Cedera Kepala.
3. Mual Berhubungan Dengan Cedera Kepala
- SDKI: Perasaan ingin muntah yang tidak dapat dikontrol.
- SLKI: Kontrol Gejala, Tidak Terjadi Komplikasi.
- SIKI: Manajemen Mual dan Muntah.
Penjelasan singkat:
1. Risiko Cedera Fisik Berhubungan Dengan Jatuh:
- Pasien berisiko mengalami cedera fisik akibat jatuh dari tangga lantai 2 ke lantai 1.
- Intervensi keperawatan difokuskan pada manajemen lingkungan untuk mencegah jatuh dan manajemen risiko jatuh.
2. Nyeri Kepala Akut Berhubungan Dengan Trauma Kepala:
- Pasien mengalami nyeri kepala akibat trauma kepala saat jatuh.
- Intervensi keperawatan difokuskan pada manajemen nyeri dan intervensi spesifik cedera kepala.
3. Mual Berhubungan Dengan Cedera Kepala:
- Pasien mengalami mual yang disebabkan oleh cedera kepala saat jatuh.
- Intervensi keperawatan difokuskan pada manajemen mual dan muntah.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan.