Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3262 | 23 Oct 2024
Klinis : DS: - DO: Pasien terpasang infus berdasarkan pada data tersebut, maka diagnosa keperawatannya adalah ...
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif yang tidak ditemukan (-) dan data objektif berupa pasien terpasang infus, maka dapat ditegakkan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Defisit Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui pembuluh darah akibat terpasang infus.
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraseluler yang sesuai dengan kebutuhan fisiologis.
- Faktor yang berhubungan: Kehilangan cairan melalui pembuluh darah.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien akan mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pemantauan status cairan, pemberian cairan intravena, dan edukasi tentang pentingnya mempertahankan keseimbangan cairan.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, perencanaan tindakan keperawatan, dan implementasi yang tepat untuk mengatasi risiko defisit cairan pada pasien. Tujuannya adalah mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 3263 | 23 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien wannita usia 27 tahun dilakukan pengkajian nutrisi. Hasil perhitungan IMT berada dalam rentang 25-30, termasuk dalam kategori … * 10 poin Underweight BB normal Overweight Obesitas Kurang gizi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan hasil pengkajian nutrisi yang Anda berikan, dimana Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien berada dalam rentang 25-30, maka pasien tersebut termasuk dalam kategori *Overweight*.
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi tersebut berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Berat Badan
Penjelasan singkat:
- Definisi: Keadaan dimana individu mengalami kelebihan asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan tubuh.
- Karakteristik Definisi: IMT >25-30, lingkar perut meningkat, peningkatan jaringan lemak.
- Faktor Risiko: Pola makan yang tidak sehat, aktivitas fisik kurang, riwayat keluarga dengan overweight/obesitas.
Rencana Keperawatan mengacu pada SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Manajemen nutrisi
- Edukasi gizi dan perubahan gaya hidup
- Pemantauan berat badan dan lingkar perut
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pengelolaan nutrisi yang optimal
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 3264 | 23 Oct 2024
Klinis : Seorang laki – laki usia 40 tahun sudah lima hari belum BAB. klien mengatakan perutnya sebah, terasa penuh, peristaltik usus 3 x/mnt. Diagnosa yang tepat pada klien tersebut adalah : 4 poin Impaksi Konstipasi Flatulens Hemoroid Inkontinensia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
1. Diagnosa Keperawatan: Konstipasi
Definisi: Ketidakmampuan untuk buang air besar secara teratur.
2. Diagnosa Keperawatan: Impaksi Fekal
Definisi: Akumulasi feses yang padat dan menyebabkan obstruksi usus.
3. Diagnosa Keperawatan: Flatulens
Definisi: Produksi dan akumulasi gas di dalam saluran pencernaan yang berlebihan.
4. Diagnosa Keperawatan: Hemoroid
Definisi: Pembesaran vena di rektum dan anus yang menyebabkan perdarahan, nyeri, dan ketidaknyamanan.
Penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI: Merupakan sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan masalah kesehatan klien yang memerlukan intervensi keperawatan.
SLKI: Merupakan sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI: Merupakan sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 3265 | 23 Oct 2024
Klinis : DS: Pasien merasa ingin sendiri dan hidupnya sudah tidak ada harapan lagi. DO: Pasien tampak berperilaku pasif dan sedih. berdasarkan pada data tersebut, maka diagnosa keperawatannya adalah ... * 6 poin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif (DS) yang menunjukkan bahwa pasien merasa ingin sendiri dan hidupnya sudah tidak ada harapan lagi, serta data objektif (DO) yang menunjukkan bahwa pasien tampak berperilaku pasif dan sedih, maka diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Bunuh Diri
Penjelasan:
Risiko Bunuh Diri merupakan kondisi di mana individu menunjukkan tanda dan gejala yang mengarah pada keinginan untuk mengakhiri hidupnya. Hal ini sesuai dengan data yang diberikan, di mana pasien merasa hidupnya sudah tidak ada harapan lagi dan menunjukkan perilaku pasif serta sedih, yang dapat menjadi indikasi adanya risiko bunuh diri.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Bunuh Diri didefinisikan sebagai "Kondisi di mana individu menunjukkan tanda dan gejala yang mengarah pada keinginan untuk mengakhiri hidupnya."
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Beberapa luaran yang dapat diukur dalam kasus ini adalah penurunan risiko bunuh diri, peningkatan koping, dan peningkatan harapan hidup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemberian dukungan emosional, penerapan strategi manajemen stres, pengembangan harapan, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah dan mengelola risiko bunuh diri. -
Article No. 3266 | 23 Oct 2024
Klinis : Diagnosa keperawatan pada pasien denga masalah istirahat dan tidur, kecuali ... * 5 poin Gangguan pola tidur b.d nyeri Koping individu tidak efektif b.d insomnia Gangguan aktivitas fisik b.d nyeri Gangguan konsep diri b.d penyimpangan hipersomnia Cemas b.d ketidakmampuan untuk tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam menangani kondisi pasien dengan masalah istirahat dan tidur, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah mengembangkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) sebagai panduan bagi perawat dalam praktik keperawatan. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan yang sesuai, kecuali:
1. Gangguan pola tidur b.d nyeri:
- SDKI: Gangguan pola tidur adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan jumlah dan kualitas tidur yang dibutuhkan.
- SLKI: Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan pola tidur yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat berupa manajemen nyeri, teknik relaksasi, dan edukasi tentang pola tidur yang sehat.
2. Koping individu tidak efektif b.d insomnia:
- SDKI: Koping individu tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk melakukan penilaian dan tindakan yang tepat untuk mengatasi stresor.
- SLKI: Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan koping yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat berupa terapi kognitif-perilaku, teknik manajemen stres, dan konseling.
3. Gangguan aktivitas fisik b.d nyeri:
- SDKI: Gangguan aktivitas fisik adalah ketidakmampuan untuk melakukan gerakan tubuh yang diinginkan.
- SLKI: Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan aktivitas fisik yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat berupa manajemen nyeri, latihan fisik yang sesuai, dan peningkatan mobilisasi.
4. *Gangguan konsep diri b.d penyimpangan hipersomnia:*
- Gangguan konsep diri adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan persepsi positif tentang diri sendiri.
- Hipersomnia adalah kondisi di mana seseorang mengalami tidur yang berlebihan dan sulit untuk terjaga.
- Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Gangguan pola tidur b.d hipersomnia", bukan "Gangguan konsep diri b.d penyimpangan hipersomnia".
5. Cemas b.d ketidakmampuan untuk tidur:
- SDKI: Cemas adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya atau masalah.
- SLKI: Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan tingkat kecemasan yang menurun.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat berupa terapi relaksasi, manajemen stres, dan terapi kognitif-perilaku.
Jadi, diagnosa keperawatan yang tidak sesuai adalah "Gangguan konsep diri b.d penyimpangan hipersomnia". -
Article No. 3267 | 23 Oct 2024
Klinis : Seorang wanita usia 37 tahun dirawat di ruang bedah dengan post op appendictomi. Hasil pengkajian didapatkan data pasien mengeluh badannya gatal-gatal dan keluarga mengatakan pasien tidak dapat mandi sendiri. Kuku dan rambut tampak kotor, kulit berminyak, badan bau. Kebutuhan dasar apakah yang terganggu pada pasien? * 5 poin Personal hygiene Istirahat dan tidur Aktivitas Nutrisi Cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari kita bahas kondisi pasien yang Anda paparkan berdasarkan kerangka SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Kebersihan Diri (Self-Care Deficit)
Penjelasan:
Pasien mengalami gangguan kebersihan diri ditandai dengan keluhan gatal-gatal, penampilan kotor pada kuku, rambut, dan kulit yang berminyak serta bau badan. Hal ini menunjukkan adanya ketidakmampuan pasien dalam merawat kebersihan dirinya secara mandiri.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
- Bantu pasien mandi dan membersihkan diri
- Ajarkan teknik perawatan diri yang benar
- Motivasi pasien untuk melakukan perawatan diri secara mandiri
Luaran Keperawatan (SIKI):
- Pasien dapat mempertahankan kebersihan diri yang optimal
- Pasien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri
Selain itu, berdasarkan data yang diberikan, kebutuhan dasar lain yang terganggu pada pasien adalah:
2. Gangguan Istirahat dan Tidur
Pasien mungkin mengalami gangguan istirahat dan tidur akibat efek samping atau komplikasi dari tindakan pembedahan.
3. Gangguan Aktivitas
Pasien tidak dapat mandi sendiri, menunjukkan adanya keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Gangguan Nutrisi
Pasien mungkin mengalami gangguan nutrisi akibat efek samping atau komplikasi dari tindakan pembedahan.
5. Gangguan Cairan dan Elektrolit
Pasien mungkin mengalami gangguan cairan dan elektrolit akibat efek samping atau komplikasi dari tindakan pembedahan.
Perawat harus melakukan pengkajian yang komprehensif dan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik. -
Article No. 3268 | 23 Oct 2024
Klinis : Demam sudah satu minggu, sudah berobat kalau minum obat panasnya turun, setelah itu panas lagi, nyeri menelan+, mual muntah -, batuk kontak dg penderita gondongan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi yang Anda berikan dengan nada akademis dan persona sebagai perawat pakar.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (Fever) berhubungan dengan proses penyakit infeksi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas suhu normal sebagai respons fisiologis terhadap berbagai rangsangan atau stimulus.
- Tanda dan gejala yang muncul pada kasus ini adalah demam yang berlangsung selama satu minggu, nyeri saat menelan, dan kontak dengan penderita gondongan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan pada kasus ini adalah klien dapat mengendalikan suhu tubuh, nyeri menelan berkurang, dan tidak terjadi komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen demam (kompres hangat, pemberian antipiretik), manajemen rasa nyeri, dan edukasi pencegahan penularan penyakit.
Oleh karena itu, berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia (Fever) berhubungan dengan proses penyakit infeksi. Perawat perlu melakukan intervensi yang komprehensif untuk mengelola kondisi demam dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 3269 | 23 Oct 2024
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun telah didiagnosa mengalami ALL berdasarkan pemeriksaan lumbal pungsi dan BMP dan akan direncanakan untuk memperoleh terapi kemoterapi, sehingga dilakukan pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium yaitu leukosit 350.000/ µL, neutrophil 0%, Hb 9,5gr/dL, dan trombosit 160.000/ µL. Dari hasil pengkajian perawat didapatkan data yaitu anak mengelus lemas, penurunan nafsu makan dan tanda-tanda vital dalam batas normal. Apa diagnosis keperawatan utama yang dapat diangkat dari kasus di atas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dari kasus yang Anda paparkan, diagnosis keperawatan utama yang dapat diangkat adalah:
Diagnosis Keperawatan: Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat peningkatan jumlah leukosit dan penurunan jumlah neutrofil.
Penjelasan:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), Risiko Infeksi didefinisikan sebagai risiko rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan. Dalam kasus ini, anak laki-laki berusia 8 tahun dengan diagnosis ALL (Acute Lymphoblastic Leukemia) memiliki hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan jumlah leukosit hingga 350.000/µL dan penurunan jumlah neutrofil menjadi 0%. Kondisi ini menyebabkan penurunan sistem imun, sehingga anak berisiko tinggi mengalami infeksi.
Berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah:
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
2. Klien menunjukkan peningkatan sistem imun.
3. Klien menunjukkan pemulihan fungsi fisiologis.
Kemudian, berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
2. Pemantauan dan pencatatan tanda-tanda infeksi.
3. Pemberian edukasi kepada keluarga mengenai pencegahan infeksi.
4. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antibiotik atau antineoplastik yang sesuai.
Diagnosis keperawatan ini menjadi prioritas utama karena kondisi penurunan sistem imun akibat efek samping kemoterapi dapat memicu terjadinya infeksi yang dapat membahayakan kondisi kesehatan anak. -
Article No. 3270 | 23 Oct 2024
Klinis : Seorang anak dengan ALL telah menjalani prosedur kemoterapi dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kondisi anak setelah kemoterapi. Hasil pemeriksaan menunjukkan Hb 10 gr/dL, RBC 3.500.000/uL, leukosit 123.000/uL. Diagnosis utama dari anak tersebut yaitu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan menggunakan standar diagnosa keperawatan dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi seorang anak dengan ALL yang telah menjalani kemoterapi.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Risiko: Kemoterapi, perubahan status fisiologis.
- Gejala dan Tanda: Penurunan berat badan, penurunan kadar hemoglobin, penurunan jumlah sel darah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien menunjukkan perbaikan status nutrisi.
- Kriteria Hasil: Kadar hemoglobin, jumlah sel darah merah, dan jumlah sel darah putih dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan status nutrisi, pemberian suplemen nutrisi, edukasi tentang kebutuhan nutrisi selama perawatan.
Jadi, diagnosa keperawatan utama untuk anak dengan ALL yang telah menjalani kemoterapi dengan hasil pemeriksaan Hb 10 gr/dL, RBC 3.500.000/uL, dan leukosit 123.000/uL adalah Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh. Perawat perlu melakukan intervensi yang tepat untuk memantau dan memperbaiki status nutrisi klien. -
Article No. 3271 | 23 Oct 2024
Klinis : Seorang anak dengan ALL telah menjalani prosedur kemoterapi dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kondisi anak setelah kemoterapi. Hasil pemeriksaan menunjukkan Hb 10 gr/dL, RBC 3.500.000/uL, leukosit 123.000/uL. Diagnosis utama dari anak tersebut yaitu Select one: a. kelemahan b. risiko cidera c. risiko infeksi d. risiko syok e. gangguan perfusi jaringan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
c. Risiko Infeksi
Penjelasan singkat:
Menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), risiko infeksi didefinisikan sebagai "Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan." Pada anak dengan ALL (Acute Lymphoblastic Leukemia) yang telah menjalani kemoterapi, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan kadar hemoglobin (Hb 10 gr/dL) dan penurunan jumlah sel darah merah (RBC 3.500.000/uL), serta peningkatan jumlah sel darah putih (leukosit 123.000/uL). Kondisi ini menandakan adanya penurunan sistem imun, yang dapat meningkatkan risiko infeksi pada pasien.
Berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), luaran yang dapat dicapai terkait risiko infeksi antara lain mencakup status imunologi, integritas kulit, dan bebas infeksi.
Sedangkan menurut SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko infeksi pada pasien ini mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan status imunologis, pengelolaan nutrisi, dan pencegahan infeksi.