Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3235 | 23 Oct 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun yang mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah dengan kemungkinan diagnosis campak, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit menular campak.
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko infeksi: Kerentanan individu terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol infeksi: Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran infeksi.
- Pemantauan tanda-tanda infeksi: Pengamatan dan perekaman tanda-tanda infeksi.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen infeksi: Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
- Perawatan luka: Tindakan untuk memelihara dan menyembuhkan luka.
- Edukasi kesehatan: Tindakan untuk memberikan informasi dan pembelajaran tentang kesehatan.
Sebagai seorang perawat, tindakan yang dapat dilakukan adalah:
1. Memantau tanda-tanda vital dan gejala infeksi secara rutin.
2. Melakukan perawatan luka, seperti merawat ruam dan bintik Koplik.
3. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan penyebaran infeksi campak, seperti isolasi pasien, menjaga kebersihan, dan memantau gejala.
4. Berkoordinasi dengan tim medis untuk pemberian pengobatan dan penanganan komplikasi yang mungkin terjadi.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat memperoleh perawatan yang optimal dan risiko infeksi dapat diminimalkan. -
Article No. 3236 | 23 Oct 2024
Klinis : 3.1 Studi Kasus Tn. R adalah seorang manajer di perusahaan IT, dan istrinya, Ny. L, bekerja sebagai dosen di universitas swasta. Mereka memiliki seorang anak perempuan bernama Citra, yang berusia 6 tahun. Citra memiliki tinggi badan 115 cm dan berat badan 22 kg, yang masih dalam rentang normal untuk anak seusianya. Dalam enam bulan terakhir, Citra mulai menunjukkan perubahan yang mencolok dalam perilaku. Orang tuanya memperhatikan bahwa ia lebih sering murung dan sulit diajak bicara. Tidurnya cukup teratur, yaitu sekitar 9 jam per hari, tetapi sering terbangun di tengah malam dan tampak cemas. Selain itu, Citra mengalami penurunan minat dalam kegiatan bermain yang dulu ia sukai, seperti menggambar dan bermain boneka, dan lebih banyak menghabiskan waktu menonton video di perangkat elektronik. Di sekolah, guru melaporkan bahwa Citra tampak kesulitan mengikuti pelajaran. Ia sering tidak fokus dan tampak gelisah saat berada di kelas. Citra juga menjadi lebih pemalu dan cenderung menjauh dari teman-temannya. Saat jam istirahat, ia lebih sering duduk sendirian atau bermain dengan satu atau dua teman saja, dan kurang bersemangat saat berinteraksi dengan kelompok besar. Ada juga laporan bahwa Citra mudah menangis ketika mendapat tekanan atau ketika diminta melakukan sesuatu yang tidak ia sukai. Menurut orang tuanya, Citra dulu adalah anak yang ceria dan penuh rasa ingin tahu, selalu bertanya dan tertarik pada hal-hal baru. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, ia menjadi lebih tertutup dan sering menolak jika diajak berbicara tentang perasaannya. Orang tuanya merasa khawatir, terutama karena mereka merasa tidak tahu bagaimana membantu Citra mengatasi perubahan emosional ini. Mereka juga mulai memikirkan apakah Citra memerlukan bantuan dari profesional untuk mengatasi masalahnya. Sumber Koping Sistem pendukung keluarga Citra cukup baik secara umum, namun orang tuanya tampak kesulitan dalam mengatasi perubahan emosional yang dialami anak mereka. Orang tuanya memiliki pemahaman dasar tentang cara mendukung anak, tetapi merasa perlu lebih banyak panduan dalam hal manajemen emosi dan strategi mengatasi kecemasan pada anak. Faktor Biologis dan Kognitif Secara fisik, Citra tumbuh dengan baik dan menerima imunisasi sesuai jadwal. Gizi dan aktivitas fisiknya juga terjaga. Namun, dari sisi kognitif, walaupun ia seharusnya mulai aktif belajar membaca dan menulis, fokus dan perhatiannya yang terganggu membuatnya tertinggal di beberapa bidang. Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksinya dengan orang lain juga menurun, yang mengindikasikan adanya hambatan dalam perkembangan sosial dan emosional. Faktor Sosial dan Emosional Secara psikososial, Citra tampak mengalami kesulitan dalam membangun rasa percaya diri dan mengekspresikan emosi secara sehat. Ia tampak kurang mampu mengatasi frustrasi dan cenderung menarik diri ketika menghadapi masalah. Rasa cemas dan ketidakmampuannya mengungkapkan perasaan membuatnya menjadi lebih tertutup. Keterampilan koping yang kurang baik terlihat dari kecenderungannya untuk melarikan diri ke kegiatan yang pasif, seperti menonton video, daripada berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dukungan Sosial Orang tua Citra memberikan dukungan yang cukup dari segi material dan waktu, namun tampaknya mereka membutuhkan bantuan lebih lanjut untuk memahami dan membantu perkembangan emosional dan sosial Citra. Konseling anak atau bimbingan psikologis dari profesional mungkin dapat membantu Citra dalam mengatasi rasa cemas dan kesulitan bersosialisasi. Dukungan dari sekolah, terutama dalam hal strategi manajemen kelas yang mendukung kebutuhan emosional anak, juga bisa menjadi faktor penting. Aset Material Keluarga Citra berada dalam situasi keuangan yang stabil. Penghasilan orang tuanya memungkinkan mereka mengakses layanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, fokus utama keluarga ini dapat diarahkan pada pencarian solusi untuk mendukung kesehatan emosional dan perilaku Citra, seperti konseling atau terapi anak yang sesuai.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan studi kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Gangguan Perilaku Anak Berhubungan dengan Perubahan Emosional
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Gangguan Perilaku Anak adalah perilaku anak yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan yang dapat mengganggu interaksi sosial, prestasi akademik, atau keamanan diri dan orang lain.
- SLKI: Peningkatan Fungsi Perilaku Anak adalah kemampuan anak untuk menampilkan perilaku yang sesuai dengan tahap perkembangan dalam berbagai situasi.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Terapi Perilaku, Konseling Keluarga, Manajemen Perilaku, dan Pendidikan Orang Tua.
2. Kecemasan Anak Berhubungan dengan Perubahan Emosional
Penjelasan:
- SDKI: Kecemasan Anak adalah keadaan emosional anak yang ditandai dengan rasa takut, khawatir, atau gelisah yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
- SLKI: Kontrol Kecemasan Anak adalah kemampuan anak untuk mengidentifikasi, mengatasi, dan mengendalikan tingkat kecemasannya.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Terapi Bermain, Relaksasi, Manajemen Kecemasan, dan Edukasi Orang Tua.
3. Gangguan Interaksi Sosial Anak Berhubungan dengan Perubahan Perilaku
Penjelasan:
- SDKI: Gangguan Interaksi Sosial Anak adalah ketidakmampuan anak untuk terlibat dan berpartisipasi dalam interaksi sosial yang sesuai dengan tahap perkembangannya.
- SLKI: Peningkatan Interaksi Sosial Anak adalah kemampuan anak untuk terlibat dan berpartisipasi dalam interaksi sosial yang sesuai dengan tahap perkembangannya.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Terapi Bermain, Konseling Keluarga, Fasilitasi Interaksi Sosial, dan Pendidikan Orang Tua.
Penekanan utama dari diagnosa keperawatan ini adalah pada perubahan emosional dan perilaku Citra yang mempengaruhi perkembangan sosial dan akademiknya. Intervensi keperawatan yang diprioritaskan adalah terapi bermain, konseling keluarga, dan edukasi orang tua untuk membantu Citra mengatasi kecemasan, meningkatkan interaksi sosial, dan memperbaiki fungsi perilakunya. -
Article No. 3237 | 23 Oct 2024
Klinis : Seorang pria berusia 29 tahun menjalani operasi kandung empedu laparoskopi elektif yang berjalan lancar. Malam setelah operasi, pasien gelisah mengeluh sakit perut hebat dengan skala 8/10, berkeringat dingin dan BAB kehitaman cair 5x dalam 6 jam terakhir. Hasil pengkajian menunjukkan HR 130 x/menit, TD 80/40 mmHg, RR 28 x/menit, hiperventilasi, SpO2 92%, dan haluaran urin 120 cc selama 8 jam terakhir. Hasil laboratorium menunjukkan penurunan kadar Hb dari 11 gram/dL sebelum operasi menjadi 6 gram/dl pasca operasi. Pasien mulai mengalami penurunan kesadaran ketika dipindah ke ruang ICU dan penurunan SpO2 88% dengan peningkatan RR 32 x/menit. Hasil gas darah menunjukkan pH 7.29, pCO2 50 mmHg, pO2 90 mmHg, HCO3 27 mEq/L, BE -2, AaDO2 48,7.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: K91.81
- Deskripsi: Perdarahan gastrointestinal pasca-operasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 51.23
- Deskripsi: Kolekistektomi laparoskopik
Berdasarkan kondisi yang diberikan, pasien ini mengalami perdarahan gastrointestinal pasca-operasi kolekistektomi laparoskopik. Setelah prosedur operasi yang berjalan lancar, pasien mengalami gejala-gejala yang mencurigakan adanya komplikasi, yaitu:
- Keluhan sakit perut hebat dengan skala nyeri 8/10, disertai BAB cair kehitaman sebanyak 5 kali dalam 6 jam terakhir, menunjukkan adanya perdarahan gastrointestinal.
- Tanda-tanda syok hipovolemik, seperti takikardi, hipotensi, hiperventilasi, dan penurunan diuresis, mengindikasikan adanya kehilangan volume cairan yang signifikan akibat perdarahan.
- Penurunan kadar hemoglobin yang cukup drastis dari 11 g/dL menjadi 6 g/dL juga menunjukkan adanya kehilangan darah dalam jumlah besar.
- Kondisi respirasi yang memburuk dengan penurunan saturasi oksigen dan peningkatan frekuensi pernapasan, serta hasil gas darah yang menunjukkan asidosis metabolik, menunjukkan adanya gangguan ventilasi-perfusi.
Oleh karena itu, kode ICD-10 yang sesuai adalah K91.81 (Perdarahan gastrointestinal pasca-operasi), dan prosedur operasi yang dilakukan sebelumnya adalah kolekistektomi laparoskopik, yang memiliki kode ICD-9-CM 51.23. -
Article No. 3238 | 23 Oct 2024
Klinis : pasien jantung dengan diagnosa medis CHF EC CAD POST PAC mengatakan nyeri post tindakan PAC, PASIEN tampak meringis sakit, skala nyeri 3, passien mudah lelah saat melakukan aktivitas dan tampak gelisah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Intoleransi Aktivitas
3. Kecemasan
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Tujuan utamanya adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat mengenali dan mengontrol faktor yang memperberat nyeri, dan pasien dapat mengatasi nyeri dengan strategi yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan analgesik, terapi relaksasi, kompres hangat/dingin, dan manajemen lingkungan yang nyaman.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Tujuan utamanya adalah pasien dapat melakukan aktivitas rutin tanpa hambatan, pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi aktivitas, dan pasien dapat beradaptasi dengan keterbatasan aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pembatasan aktivitas, monitor tanda-tanda vital, latihan aktivitas secara bertahap, dan edukasi tentang manajemen energi.
3. Kecemasan
- SDKI: Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber stresor atau ancaman yang tidak jelas dan/atau tidak diketahui penyebabnya.
- SLKI: Tujuan utamanya adalah pasien dapat mengenali dan mengungkapkan perasaan cemas, pasien dapat mengatasi kecemasan dengan strategi yang efektif, dan pasien dapat beradaptasi dengan situasi yang menimbulkan kecemasan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah komunikasi terapeutik, terapi relaksasi, psikoedukasi, dan dukungan emosional.
Dalam kondisi pasien jantung dengan diagnosa medis CHF EC CAD POST PAC, nyeri post tindakan PAC, tampak mudah lelah saat aktivitas, dan gelisah, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut, Intoleransi Aktivitas, dan Kecemasan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pembatasan aktivitas, latihan aktivitas bertahap, komunikasi terapeutik, dan terapi relaksasi. -
Article No. 3239 | 23 Oct 2024
Klinis : Seorang pria berusia 29 tahun menjalani operasi kandung empedu laparoskopi elektif yang berjalan lancar. Malam setelah operasi, pasien gelisah mengeluh sakit perut hebat dengan skala 8/10, berkeringat dingin dan BAB kehitaman cair 5x dalam 6 jam terakhir. Hasil pengkajian menunjukkan HR 130 x/menit, TD 80/40 mmHg, RR 28 x/menit, hiperventilasi, SpO2 92%, dan haluaran urin 120 cc selama 8 jam terakhir. Hasil laboratorium menunjukkan penurunan kadar Hb dari 11 gram/dL sebelum operasi menjadi 6 gram/dl pasca operasi. Pasien mulai mengalami penurunan kesadaran ketika dipindah ke ruang ICU dan penurunan SpO2 88% dengan peningkatan RR 32 x/menit. Hasil gas darah menunjukkan pH 7.29, pCO2 50 mmHg, pO2 90 mmHg, HCO3 27 mEq/L, BE -2, AaDO2 48,7.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipovolemia berhubungan dengan perdarahan pasca operasi, ditandai dengan penurunan tekanan darah, peningkatan denyut jantung, penurunan haluaran urin, dan penurunan kadar hemoglobin.
2. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur operasi kandung empedu, ditandai dengan keluhan nyeri perut hebat dengan skala 8/10.
3. Gangguan oksigenasi berhubungan dengan hipovolemia dan hiperventilasi, ditandai dengan penurunan SpO2, peningkatan laju pernapasan, dan hasil gas darah yang abnormal.
4. Risiko penurunan cardiac output berhubungan dengan hipovolemia, ditandai dengan penurunan tekanan darah dan peningkatan denyut jantung.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan diagnosa keperawatan yang disusun secara sistematis berdasarkan NANDA-I (North American Nursing Diagnosis Association International).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan luaran keperawatan yang digunakan sebagai acuan dalam menetapkan tujuan atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan intervensi keperawatan yang digunakan sebagai acuan dalam merencanakan dan melakukan tindakan keperawatan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) merupakan organisasi profesi perawat di Indonesia yang bertanggung jawab dalam mengembangkan dan menetapkan standar praktik keperawatan, termasuk SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 3240 | 23 Oct 2024
Klinis : pasien jantung dengan diagnosa medis CHF EC CAD POST PAC mengatakan nyeri dada, PASIEN tampak meringis sakit, skala nyeri 3, passien mudah lelah saat melakukan aktivitas dan tampak gelisah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien jantung yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan proses patologis penyakit jantung, sebagaimana ditunjukkan dengan pasien mengeluhkan nyeri dada, meringis kesakitan, dan skala nyeri 3.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung, sebagaimana ditunjukkan dengan pasien mudah lelah saat melakukan aktivitas dan tampak gelisah.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
2. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut: Pasien melaporkan pengurangan nyeri, pasien tampak tenang dan relaks.
2. Intoleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal, pasien tampak tidak lelah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Identifikasi karakteristik nyeri, monitor tanda-tanda vital, berikan analgesik sesuai resep, ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
2. Manajemen Aktivitas: Identifikasi kemampuan aktivitas pasien, berikan aktivitas sesuai toleransi, monitor respon pasien selama aktivitas, berikan edukasi mengenai aktivitas yang aman.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengelola kondisi pasien jantung dengan CHF EC CAD POST PAC. -
Article No. 3241 | 23 Oct 2024
Klinis : Ds:klien mengelu nyeri pada perut,nyeri sekitar luka sc nyeri sewaktu2 Do:td:90/60 mmhg,nadi 98 x/mnit ,suhu:36,2,RR: 24 x-mnt,kunjungtiva anemis,fundus uteri 2 jari di bawa pusat,perdarahan kurang lebih 250 cc,hb ,79 g/dl,RBC 2,57,HCT 20,7
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif (Ds) dan data objektif (Do) yang Anda berikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Penjelasan:
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain, 1994).
- SLKI: Tujuan terkait nyeri akut adalah klien dapat melaporkan nyeri berkurang serta mampu mengenali dan menggunakan tindakan non-farmakologis untuk mengatasi nyeri.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut antara lain pemberian analgesik, relaksasi, terapi panas/dingin, dan manajemen nyeri.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Tujuan terkait ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah klien dapat menunjukkan peningkatan berat badan dan tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh antara lain pemberian nutrisi enteral, monitoring asupan dan output, serta edukasi tentang nutrisi.
3. Risiko Perdarahan
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Perdarahan adalah keadaan di mana individu rentan mengalami kehilangan darah yang berlebihan.
- SLKI: Tujuan terkait risiko perdarahan adalah klien dapat mempertahankan volume cairan dan tidak terjadi perdarahan.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko perdarahan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan perdarahan, dan pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi klien secara komprehensif dan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam merumuskan diagnosis keperawatan, menetapkan tujuan, dan menentukan intervensi yang sesuai. -
Article No. 3242 | 23 Oct 2024
Klinis : pasien jantung dengan diagnosa medis CHF EC CAD mengatakan nyeri dada, PASIEN tampak meringis sakit, skala nyeri 3, passien mudah lelah saat melakukan aktivitas dan tampak gelisah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.9
- Deskripsi: Gagal jantung, tidak diklasifikasikan di tempat lain (CHF)
- Kode: I25.10
- Deskripsi: Penyakit jantung iskemik kronis, atherosclerotic heart disease of native coronary artery without angina pectoris (CAD)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.65
- Deskripsi: Pengukuran intensitas nyeri
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien ini memiliki diagnosis medis Congestive Heart Failure (CHF) yang disebabkan oleh Coronary Artery Disease (CAD). Pasien mengeluhkan nyeri dada, tampak meringis kesakitan dengan skala nyeri 3, dan mudah lelah saat beraktivitas serta tampak gelisah.
Kode ICD-10 I50.9 digunakan untuk gagal jantung yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, yang sesuai dengan kondisi CHF pada pasien. Sedangkan kode ICD-10 I25.10 digunakan untuk penyakit jantung iskemik kronis akibat atherosclerosis pada arteri koroner tanpa angina pektoris, yang sesuai dengan kondisi CAD pada pasien.
Dalam kasus ini, tidak ditemukan prosedur atau tindakan medis yang spesifik, tetapi dilakukan pengukuran intensitas nyeri yang tercatat dengan kode ICD-9-CM 89.65.
Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap memberikan penjelasan yang lebih rinci. -
Article No. 3243 | 23 Oct 2024
Klinis : Ds:klien mengelu nyeri pada perut,nyeri sekitar luka sc nyeri sewaktu2 Do:td:90/60 mmhg,nadi 98 x/mnit ,suhu:36,2,RR: 24 x-mnt,kunjungtiva anemis,fundus uteri 2 jari di bawa pusat,perdarahan kurang lebih 250 cc,hb ,79 g/dl,RBC 2,57,HCT 20,7 ,natrium 143 mmol,kalium 3,5 mmol,aptt 38,1,klorida 104 mmol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
2. Perdarahan pasca seksio sesarea
3. Risiko perburukan perfusi jaringan
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri Akut
Klien mengalami keluhan nyeri pada perut dan sekitar luka sesar, serta nyeri yang sewaktu-waktu muncul. Hal ini merupakan indikasi adanya nyeri akut yang perlu ditangani.
2. Perdarahan Pasca Seksio Sesarea
- SDKI: Perdarahan
- SLKI: Manajemen Perdarahan
- SIKI: Manajemen Perdarahan Pasca Seksio Sesarea
Berdasarkan data objektif, klien mengalami perdarahan kurang lebih 250 cc setelah seksio sesarea. Hal ini perlu ditangani untuk mencegah komplikasi yang lebih lanjut.
3. Risiko Perburukan Perfusi Jaringan
- SDKI: Perfusi Jaringan
- SLKI: Manajemen Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Risiko Perburukan Perfusi Jaringan
Klien memiliki tanda-tanda seperti tekanan darah rendah (90/60 mmHg), nadi cepat (98 x/menit), dan nilai laboratorium yang abnormal (Hb 7,9 g/dL, RBC 2,57, HCT 20,7%). Hal ini dapat menyebabkan perburukan perfusi jaringan yang perlu dikelola dengan baik. -
Article No. 3244 | 23 Oct 2024
Klinis : Tn. A umur 50 tahun datang ke UGD RSAB Jakarta jam 13.00 WIB dengan keluhan kaki kanan bengkak dan nyeri, tidak nafsu makan. Saat pemeriksaan didapatkan TD: 160/90 mmHg, pitting odema (+++) pada kaki kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan.
Penjelasan Singkat:
Kelebihan volume cairan merupakan kondisi di mana terdapat peningkatan jumlah cairan dalam kompartemen intravaskular, interstisial, atau keduanya. Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan mekanisme regulasi cairan, seperti penurunan fungsi ginjal, asupan cairan yang berlebihan, atau retensi cairan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana terdapat peningkatan jumlah cairan dalam satu atau lebih kompartemen tubuh.
- Faktor Terkait: Gangguan mekanisme regulasi cairan.
- Karakteristik Umum: Edema, peningkatan berat badan, distensi vena leher, bunyi jantung melemah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien menunjukkan tanda-tanda perbaikan keseimbangan cairan.
- Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan tanda-tanda perbaikan edema, berat badan stabil, dan tidak ada tanda-tanda kelebihan volume cairan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Cairan, Pemantauan Tanda Vital, Perawatan Edema.
- Aktivitas Keperawatan: Mengatur asupan dan output cairan, memantau tanda-tanda vital, menjaga posisi ekstremitas yang bengkak, dan memberikan edukasi kepada pasien.
Dengan tone = akademis dan persona = pakar, maka intervensi keperawatan yang direkomendasikan harus sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI, serta diberikan dengan pendekatan yang komprehensif dan berorientasi pada bukti terbaik.