Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3205 | 23 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk berdahak, pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yang datang dengan batuk berdahak dan pilek, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Penjelasan: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas
- Indikator: Frekuensi batuk, frekuensi napas, suara napas, kemampuan batuk, jumlah sputum, dan warna sputum.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
- Intervensi: Membersihkan jalan napas, mengatur posisi, memberikan oksigen, menggunakan alat bantu napas, dan melakukan suction.
Tone: akademis
Persona: pakar, nurse
Dalam konteks akademis dan sebagai pakar keperawatan, saya memberikan diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar PPNI untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan batuk berdahak dan pilek. Saya berperan sebagai perawat yang memberikan penjelasan terperinci dan professional mengenai pendekatan keperawatan yang tepat untuk menangani kondisi tersebut. -
Article No. 3206 | 23 Oct 2024
Klinis : Ansietas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Ansietas.
Diagnosa Keperawatan: Ansietas
Definisi:
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang berlebihan terhadap suatu peristiwa yang belum terjadi dengan respon biologis dan perilaku yang ditimbulkannya.
Batasan Karakteristik (SDKI):
1. Ekspresi verbal mengenai kekhawatiran
2. Perilaku gelisah
3. Ketegangan otot
4. Peningkatan frekuensi jantung
5. Peningkatan tekanan darah
6. Diaphoresis
7. Tremor
Faktor yang Berhubungan (SDKI):
1. Krisis situasional
2. Perubahan status kesehatan
3. Ancaman terhadap harga diri
4. Ancaman terhadap integritas diri
5. Lingkungan yang tidak familiar
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Ansietas
2. Terapi Relaksasi
3. Terapi Kognitif
4. Terapi Psikoedukasi
5. Dukungan Emosional
Hasil yang Diharapkan (SIKI):
1. Klien dapat mengekspresikan perasaan cemas dengan tenang
2. Klien dapat mengenali tanda dan gejala cemas
3. Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi
4. Klien dapat mengidentifikasi faktor pencetus kecemasan
5. Klien dapat menunjukkan perilaku kooperatif selama proses keperawatan
Penjelasan singkat:
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan definisi dan batasan karakteristik untuk diagnosa keperawatan Ansietas. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) mencakup intervensi keperawatan yang dapat digunakan untuk mengatasi Ansietas. Sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memberikan hasil yang diharapkan dari intervensi tersebut.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan standar-standar ini untuk melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi, dan mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dengan kondisi Ansietas. -
Article No. 3207 | 23 Oct 2024
Klinis : harga diri rendah situasional
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Harga Diri Rendah Situasional
Definisi:
Harga diri rendah situasional adalah penilaian negatif individu terhadap dirinya sendiri yang terjadi dalam situasi tertentu.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Harga diri rendah situasional didefinisikan sebagai penilaian negatif individu terhadap dirinya sendiri yang terjadi dalam situasi tertentu.
- Karakteristik definisi: Pernyataan negatif tentang diri, Kurangnya kepercayaan diri, Perilaku menarik diri, Menolak pujian, Tidak mampu menerima komplimen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Harga diri meningkat, Kepercayaan diri meningkat, Kemampuan mengatasi masalah meningkat, Kemampuan berinteraksi sosial meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan: Pengembangan harga diri, Terapi perilaku kognitif, Terapi kelompok, Terapi aktivitas, Terapi bermain.
Dalam konteks akademis dan sebagai seorang pakar perawat, penting untuk memahami dan menerapkan standar-standar tersebut dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien dengan harga diri rendah situasional. -
Article No. 3208 | 23 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan bengkak karena alergi di kulit dan mulut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang mengalami bengkak karena alergi di kulit dan mulut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit Berhubungan dengan Reaksi Alergi
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Integritas Kulit adalah kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit. Dalam kasus ini, pasien mengalami bengkak di kulit dan mulut yang disebabkan oleh reaksi alergi. Hal ini dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi kulit serta membuat kulit rentan terhadap infeksi.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan kondisi ini adalah Integritas Kulit Membaik, yang ditandai dengan berkurangnya bengkak, eritema, dan gejala alergi lainnya. Pasien juga diharapkan dapat mengelola faktor penyebab alergi dan mencegah terjadinya kekambuhan.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Manajemen Alergi: Mengidentifikasi dan menghindari faktor pemicu alergi, pemberian antihistamin, dan perawatan kulit untuk mengurangi gejala.
2. Peningkatan Integritas Kulit: Menjaga kebersihan dan kelembapan kulit, serta mengurangi trauma pada kulit.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan pengelolaan alergi.
Dalam melakukan penanganan, perawat harus memperhatikan prinsip-prinsip keperawatan, seperti holistic, berpusat pada pasien, dan berorientasi pada luaran yang diharapkan. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, seperti dokter, juga diperlukan untuk memberikan perawatan yang komprehensif. -
Article No. 3209 | 23 Oct 2024
Klinis : Rambut rontok. Pasien terdiagnosa sifilis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu rambut rontok pada pasien yang terdiagnosis sifilis, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit (Rambutrontok)
Penjelasan Singkat:
Gangguan Integritas Kulit (Rambut Rontok) adalah keadaan di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi kulit, termasuk rambut, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan fungsi, dan risiko infeksi pada pasien.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00044
Judul: Gangguan Integritas Kulit
Definisi: Keadaan di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi kulit yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan fungsi, dan risiko infeksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 01401
Judul: Integritas Kulit Membaik
Definisi: Tercapainya keadaan struktur dan fungsi kulit yang optimal pada pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 04220
Judul: Perawatan Luka
Definisi: Serangkaian tindakan untuk meningkatkan penyembuhan luka dan mencegah komplikasi.
Dalam konteks ini, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah perawatan rambut dan kulit kepala, termasuk mengatasi masalah rambut rontok yang terjadi akibat infeksi sifilis. Intervensi tersebut dilakukan dengan memperhatikan tone akademis dan persona pakar/perawat yang diminta. -
Article No. 3210 | 23 Oct 2024
Klinis : Diare kronis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang Anda minta mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis diare kronis, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin terkait.
1. Kode ICD-10:
- Kode: K52.9
- Deskripsi: Diare dan gastroenteritis non-infeksi, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Kolonoskopi
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 K52.9 (Diare dan gastroenteritis non-infeksi, tidak spesifik) digunakan untuk kondisi diare kronis yang tidak disebabkan oleh infeksi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti alergi makanan, intoleransi laktosa, sindrom usus irritable, atau penyebab lainnya.
2. Dalam kasus diare kronis, prosedur kolonoskopi (kode ICD-9-CM 45.23) mungkin dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan penyebab yang mendasarinya, seperti penyakit inflamasi usus, polip, atau kanker usus besar. Kolonoskopi memungkinkan dokter untuk memeriksa secara visual bagian dalam usus besar dan mengambil sampel jaringan (biopsi) jika diperlukan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Pemilihan kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat, pengkodean yang sesuai, dan penagihan yang benar untuk layanan yang diberikan. Kode-kode ini juga berguna untuk analisis epidemiologis, penelitian, dan perencanaan layanan kesehatan. -
Article No. 3211 | 23 Oct 2024
Klinis : Batuk berdahak, dan terdapat wheezing
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi Batuk berdahak dan wheezing, dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J41.0
- Deskripsi: Bronkitis kronis simpel
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.31
- Deskripsi: Spirometri, termasuk arus puncak
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J41.0 (Bronkitis kronis simpel) sesuai dengan gejala batuk berdahak dan wheezing yang diderita oleh pasien. Bronkitis kronis simpel adalah kondisi peradangan kronis pada bronkus, yang menyebabkan produksi dahak berlebih dan kelemahan otot-otot pernapasan, sehingga menimbulkan gejala batuk berdahak dan wheezing.
2. Kode ICD-9-CM 94.31 (Spirometri, termasuk arus puncak) merupakan prosedur diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi fungsi paru-paru pada pasien dengan gejala batuk berdahak dan wheezing. Spirometri adalah pemeriksaan fungsi paru-paru yang mengukur volume dan aliran udara saat bernapas. Hasil spirometri dapat membantu mengidentifikasi penyebab gejala dan menentukan rencana penanganan yang tepat.
Dengan adanya kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur medis, dokter atau perekam medis dapat dengan mudah mendokumentasikan kondisi pasien dan tindakan medis yang dilakukan, sehingga memudahkan proses perawatan, pencatatan, dan penagihan biaya kesehatan. -
Article No. 3212 | 23 Oct 2024
Klinis : Batuk berdahak, dan terdapat wheezing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan gejala yang Anda paparkan, yaitu batuk berdahak dan terdapat wheezing, maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang terbuka.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh adanya akumulasi sekret yang berlebihan, peningkatan produksi sekret, atau adanya obstruksi jalan napas.
- Gejala yang muncul pada pasien seperti batuk produktif dan wheezing, menunjukkan adanya ketidakefektifan bersihan jalan napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas
2. Pertukaran Gas
3. Status Pernapasan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Pernapasan
3. Manajemen Oksigenasi
Peran perawat dalam mengatasi kondisi ini adalah melakukan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti memonitor status pernapasan, memberikan terapi pernapasan, mengajarkan teknik batuk efektif, dan mempertahankan bersihan jalan napas agar dapat memaksimalkan pertukaran gas dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 3213 | 23 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan pusing, demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan pusing dan demam.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal, biasanya disebabkan oleh proses infeksi atau inflamasi.
- Penyebab: Infeksi, dehidrasi, efek obat-obatan, gangguan sistem termoregulasi.
- Tanda dan Gejala: Peningkatan suhu tubuh, kulit hangat, wajah kemerahan, sakit kepala, letih.
2. Nyeri Kepala
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di daerah kepala.
- Penyebab: Infeksi, peningkatan tekanan intrakranial, stres, dehidrasi.
- Tanda dan Gejala: Sakit kepala, rasa berat di kepala, pusing, mual, fotofobia.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Dalam kasus ini, SDKI akan membantu perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan yang tepat, seperti Hipertermia dan Nyeri Kepala.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus ini, SLKI akan membantu perawat dalam menetapkan luaran yang diharapkan, seperti penurunan suhu tubuh, pengurangan rasa sakit kepala, dan peningkatan kenyamanan pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang harus dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Dalam kasus ini, SIKI akan membantu perawat dalam memilih intervensi yang tepat, seperti pemberian obat penurun demam, terapi kompres hangat-dingin, manajemen nyeri, dan edukasi tentang penyebab dan penanganan pusing dan demam.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan standar PPNI akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan berpusat pada pasien untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 3214 | 23 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menurut standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan pusing.
Diagnosa Keperawatan:
Pusing (Vertigo)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Sensasi berputar atau bergoyang yang disebabkan oleh gangguan system vestibular, neurologis, muskuloskeletal, atau sistem kardiovaskular.
- Karakteristik Definisi: Meliputi gangguan keseimbangan, rasa tidak nyaman pada kepala, sensasi berputar, mual, dan muntah.
- Faktor yang Berhubungan: Dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi, trauma, gangguan otologis, neurologis, kardiovaskular, atau muskuloskeletal.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan yang Diharapkan:
a. Pasien dapat mengenali penyebab pusing.
b. Pasien dapat mengelola faktor penyebab pusing.
c. Pasien dapat mempertahankan keseimbangan.
d. Pasien dapat beraktivitas tanpa mengalami pusing.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Asesmen komprehensif: Mengevaluasi riwayat penyakit, pola tidur, tekanan darah, dan gejala yang menyertai.
b. Manajemen gejala: Memberikan informasi tentang penyebab pusing, mengajarkan teknik relaksasi, dan memberikan obat-obatan yang dapat mengurangi gejala.
c. Peningkatan keseimbangan: Mengajarkan latihan keseimbangan, memfasilitasi ambulasi, dan menyediakan alat bantu jika diperlukan.
d. Edukasi dan konseling: Memberikan informasi tentang penyebab, pencegahan, dan pengelolaan pusing.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat mengatasi masalah pusing yang dialami dan mencapai hasil keperawatan yang optimal.