Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3195 | 23 Oct 2024
Klinis : Risiko Perilaku Kekerasan (D.0146) d.d kerusakan kontrol impuls (perilaku melempar barang dan menggigit teman saat berebut mainan), persepsi pada lingkungan tidak akurat (kesulitan memahami dan berinteraksi dengan teman sebaya, sering menolak ajakan bermain), disfungi sistem keluarga (kemungkinan kurangnya panduan orang tua dalam menghadapi perubahan perilaku Bintang, meskipun sistem pendukung secara umum baik)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan informasi yang Anda berikan, dengan penjelasan yang terstruktur.
1. Kode ICD-10:
- Kode: F63.1
- Deskripsi: Perilaku Merusak
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.31
- Deskripsi: Psikoterapi, individual
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah Perilaku Merusak (F63.1) dalam ICD-10. Ini mencakup kondisi yang ditandai dengan perilaku impulsif dan agresif, seperti melempar barang dan menggigit teman saat berebut mainan.
Selain itu, terdapat gejala lain yang berkaitan dengan kondisi ini, yaitu persepsi pada lingkungan yang tidak akurat (kesulitan memahami dan berinteraksi dengan teman sebaya) serta disfungsi sistem keluarga (kemungkinan kurangnya panduan orang tua dalam menghadapi perubahan perilaku).
Untuk penatalaksanaan, salah satu tindakan yang mungkin diperlukan adalah psikoterapi individual (kode ICD-9-CM 94.31) untuk membantu mengatasi masalah perilaku dan interaksi sosial. Psikoterapi dapat membantu meningkatkan pemahaman, pengontrolan emosi, dan pengembangan keterampilan komunikasi serta interaksi sosial.
Penanganan yang komprehensif, mencakup intervensi psikologis, bimbingan orang tua, dan dukungan keluarga, dapat membantu mengelola kondisi ini secara efektif. -
Article No. 3196 | 23 Oct 2024
Klinis : Risiko Perilaku Kekerasan (D.0146) d.d kerusakan kontrol impuls (perilaku melempar barang dan menggigit teman saat berebut mainan), persepsi pada lingkungan tidak akurat (kesulitan memahami dan berinteraksi dengan teman sebaya, sering menolak ajakan bermain), disfungi sistem keluarga (kemungkinan kurangnya panduan orang tua dalam menghadapi perubahan perilaku Bintang, meskipun sistem pendukung secara umum baik)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan (D.0146)
Definisi:
Risiko Perilaku Kekerasan adalah keadaan di mana individu memiliki potensi untuk menyerang diri sendiri, orang lain, atau lingkungan secara verbal, fisik, atau psikologis.
Faktor Risiko:
1. Kerusakan kontrol impuls (perilaku melempar barang dan menggigit teman saat berebut mainan)
2. Persepsi pada lingkungan tidak akurat (kesulitan memahami dan berinteraksi dengan teman sebaya, sering menolak ajakan bermain)
3. Disfungsi sistem keluarga (kemungkinan kurangnya panduan orang tua dalam menghadapi perubahan perilaku, meskipun sistem pendukung secara umum baik)
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Perilaku
2. Terapi Bermain
3. Bina Hubungan Terapeutik
4. Edukasi Keluarga
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Kontrol Perilaku Meningkat
2. Interaksi Sosial Membaik
3. Fungsi Keluarga Membaik
Penjelasan Singkat:
Diagnosa Risiko Perilaku Kekerasan ini menggambarkan kondisi anak yang memiliki potensi untuk berperilaku agresif secara verbal, fisik, atau psikologis. Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan kontrol impuls, persepsi lingkungan yang tidak akurat, serta disfungsi sistem keluarga. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen perilaku, terapi bermain, membangun hubungan terapeutik, serta edukasi keluarga. Tujuan akhirnya adalah meningkatnya kontrol perilaku, interaksi sosial yang membaik, dan fungsi keluarga yang lebih baik. -
Article No. 3197 | 23 Oct 2024
Klinis : Risiko Perilaku Kekerasan (D.0146) d.d kerusakan kontrol impuls (perilaku melempar barang dan menggigit teman saat berebut mainan), persepsi pada lingkungan tidak akurat (kesulitan memahami dan berinteraksi dengan teman sebaya, sering menolak ajakan bermain), disfungi sistem keluarga (kemungkinan kurangnya panduan orang tua dalam menghadapi perubahan perilaku Bintang, meskipun sistem pendukung secara umum baik)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan (D.0146)
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Perilaku Kekerasan adalah kondisi di mana individu berada dalam risiko untuk terlibat dalam tindakan yang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada diri sendiri atau orang lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Impuls: Individu dapat mengendalikan dorongan untuk berperilaku agresif atau merusak.
2. Interaksi Sosial: Individu dapat berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
3. Fungsi Keluarga: Keluarga dapat berfungsi secara optimal dalam memenuhi kebutuhan anggotanya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perilaku: Intervensi untuk membantu individu mengembangkan strategi yang efektif dalam mengelola perilakunya.
2. Terapi Bermain: Intervensi untuk memfasilitasi perkembangan dan ekspresi emosi anak melalui aktivitas bermain.
3. Dukungan Keluarga: Intervensi untuk membantu keluarga dalam mendukung anggotanya yang mengalami masalah kesehatan.
Dalam kasus ini, Bintang menunjukkan risiko perilaku kekerasan, dengan gejala kerusakan kontrol impuls (perilaku melempar barang dan menggigit teman), persepsi pada lingkungan yang tidak akurat (kesulitan memahami dan berinteraksi dengan teman sebaya), serta disfungsi sistem keluarga (kemungkinan kurangnya panduan orang tua dalam menghadapi perubahan perilaku Bintang). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup manajemen perilaku, terapi bermain, dan dukungan keluarga untuk membantu Bintang dalam mengembangkan kontrol impuls yang baik, meningkatkan interaksi sosial yang efektif, serta mendukung fungsi keluarga yang optimal. -
Article No. 3198 | 23 Oct 2024
Klinis : Risiko Perilaku Kekerasan (D.0146) d.d kerusakan kontrol impuls (perilaku melempar barang dan menggigit teman saat berebut mainan), persepsi pada lingkungan tidak akurat (kesulitan memahami dan berinteraksi dengan teman sebaya, sering menolak ajakan bermain), disfungi sistem keluarga (kemungkinan kurangnya panduan orang tua dalam menghadapi perubahan perilaku Bintang, meskipun sistem pendukung secara umum baik)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Risiko Perilaku Kekerasan (D.0146) pada Bintang.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan (D.0146)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Perilaku Kekerasan (D.0146) adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami perilaku mengancam atau menyakiti diri sendiri, orang lain, atau lingkungan secara fisik, emosional, atau verbal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk kasus ini adalah Kontrol Perilaku (L.0024), di mana individu dapat mengendalikan dorongan untuk berperilaku agresif dan dapat berinteraksi dengan orang lain secara efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Perilaku (I.0062), untuk mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang memicu perilaku kekerasan.
2. Terapi Perilaku (I.0163), untuk membantu individu mengembangkan strategi yang lebih adaptif dalam mengekspresikan emosi dan mengatasi stres.
3. Terapi Permainan (I.0170), untuk memfasilitasi ekspresi emosi dan interaksi sosial yang lebih positif.
4. Edukasi Keluarga (I.0044), untuk memberikan panduan kepada orang tua dalam menangani perubahan perilaku anak.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan Bintang dapat meningkatkan kontrol perilakunya, mengelola emosi dengan lebih baik, dan berinteraksi secara efektif dengan teman sebaya. -
Article No. 3199 | 23 Oct 2024
Klinis : Risiko Perilaku Kekerasan (D.0146) d.d kerusakan kontrol impuls (perilaku melempar barang dan menggigit teman saat berebut mainan), persepsi pada lingkungan tidak akurat (kesulitan memahami dan berinteraksi dengan teman sebaya, sering menolak ajakan bermain), disfungi sistem keluarga (kemungkinan kurangnya panduan orang tua dalam menghadapi perubahan perilaku Bintang, meskipun sistem pendukung secara umum baik)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan (D.0146)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Perilaku Kekerasan merupakan kondisi di mana individu berisiko mengalami atau menunjukkan perilaku yang dapat mencederai diri sendiri atau orang lain secara fisik, verbal, atau psikologis. Dalam kasus ini, terdapat kerusakan kontrol impuls yang menyebabkan perilaku melempar barang dan menggigit teman saat berebut mainan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada kondisi ini adalah penurunan risiko perilaku kekerasan, peningkatan kontrol impuls, dan peningkatan kemampuan interaksi sosial. Hal ini dapat dicapai melalui intervensi keperawatan yang berfokus pada manajemen perilaku, terapi kognitif-perilaku, dan pengembangan keterampilan komunikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diterapkan meliputi: Manajemen Perilaku, Terapi Bermain, Pengaturan Lingkungan, Pelatihan Keterampilan Sosial, dan Konseling Keluarga. Tujuannya adalah untuk membantu klien dalam mengembangkan kontrol impuls, memperbaiki persepsi terhadap lingkungan, dan meningkatkan fungsi keluarga dalam menangani perubahan perilaku.
Dalam kasus ini, kolaborasi dengan tim multidisipliner seperti psikolog anak dan terapis okupasi dapat memberikan pendekatan yang komprehensif untuk mengatasi risiko perilaku kekerasan pada anak. -
Article No. 3200 | 23 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan dengan nada akademis dan persona seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (SDKI)
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret/benda asing dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan energi.
3. Kurang Pengetahuan (SDKI)
Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan masalah kesehatan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar diagnosis keperawatan yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI menyediakan daftar diagnosis keperawatan yang valid dan reliable.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SLKI membantu perawat dalam menetapkan target capaian dalam asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang memuat intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. SIKI memberikan panduan bagi perawat dalam memilih intervensi yang tepat.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, komprehensif, dan berpusat pada pasien. -
Article No. 3201 | 23 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Mual
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Mual merupakan sensasi tidak nyaman di bagian epigastrium yang cenderung mengarah pada keinginan untuk muntah. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti efek samping obat, iritasi saluran cerna, dan kondisi medis lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah intervensi keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan:
1. Frekuensi mual berkurang
2. Pasien dapat mengenali faktor yang menyebabkan mual
3. Pasien dapat mengelola mual dengan teknik non-farmakologis
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual antara lain:
1. Manajemen mual, yaitu pemberian obat anti-mual, mengidentifikasi pemicu mual, dan memberikan teknik relaksasi.
2. Manajemen nutrisi, yaitu memantau asupan nutrisi dan cairan pasien, serta memberikan makanan yang lebih mudah dicerna.
3. Manajemen hidrasi, yaitu memantau status hidrasi pasien dan memberikan cairan yang tepat.
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen mual. -
Article No. 3202 | 23 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit ulu hati, mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit ulu hati dan mual.
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual (SDKI, 2017)
Definisi: Sensasi tidak nyaman yang dirasakan di bagian belakang tenggorokan atau epigastrium yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
Luaran Keperawatan (SLKI, 2019):
1. Kontrol Mual (Kode: 00816)
Tujuan: Pasien dapat mengontrol mual yang dialami.
Intervensi Keperawatan (SIKI, 2018):
1. Manajemen Mual (Kode: I0104)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau mengatasi mual.
Aktivitas:
- Identifikasi penyebab mual
- Tingkatkan istirahat dan rileksasi
- Berikan antiemetik sesuai instruksi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan mual
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit ulu hati dan mual, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Mual". Mual merupakan sensasi tidak nyaman yang dirasakan di bagian belakang tenggorokan atau epigastrium yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
Luaran keperawatan yang diharapkan adalah Kontrol Mual, yaitu pasien dapat mengontrol mual yang dialami. Untuk mencapai luaran tersebut, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Mual, yang meliputi identifikasi penyebab mual, peningkatan istirahat dan relaksasi, pemberian antiemetik sesuai instruksi, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan mual. -
Article No. 3203 | 23 Oct 2024
Klinis : pasien mengeluh nyeri perut dengan frekuensi bab meningkat dan feses warna hitam. pasien tampak lemas, bibir pucat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (perdarahan gastrointestinal)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
- Faktor yang berhubungan: Proses penyakit
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien melaporkan nyeri berkurang.
- Kriteria hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien terlihat relaks, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen nyeri, pemberian analgesik, teknik relaksasi, dan edukasi tentang nyeri.
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan faktor pembekuan darah
Penjelasan Singkat:
SDKI:
- Risiko perdarahan: Keadaan rentan individu untuk mengalami penurunan jumlah atau fungsi komponen hemostasis yang dapat menyebabkan perdarahan.
- Faktor yang berhubungan: Penurunan faktor pembekuan darah
SLKI:
- Tujuan: Pasien bebas dari komplikasi perdarahan.
- Kriteria hasil: Tanda-tanda vital stabil, pemeriksaan laboratorium dalam batas normal, dan tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif.
SIKI:
- Intervensi: Pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan laboratorium, pemberian produk darah, dan tindakan hemostatik.
Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluh nyeri perut, frekuensi bab meningkat, feses berwarna hitam, serta tampak lemas dan pucat, diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai adalah nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (perdarahan gastrointestinal) dan risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan faktor pembekuan darah. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup manajemen nyeri, pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan laboratorium, dan pemberian produk darah jika diperlukan. -
Article No. 3204 | 23 Oct 2024
Klinis : Efusi pleura
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis jika ada, untuk kondisi efusi pleura.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J90
- Deskripsi: Efusi pleura, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 34.91
- Deskripsi: Torakosentesis; Drainase cairan atau gas dari rongga pleura melalui pungsi dengan jarum atau trokar.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 J90 (Efusi pleura, tidak diklasifikasikan di tempat lain) digunakan untuk menggambarkan akumulasi cairan atau gas di dalam rongga pleura, yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis seperti radang paru, kanker, trauma, atau penyebab lainnya.
- Kode ICD-9-CM 34.91 (Torakosentesis) mengacu pada prosedur pengambilan sampel cairan atau pengeluaran gas dari rongga pleura melalui pungsi dengan jarum atau trokar. Tindakan ini dilakukan untuk diagnosis atau perawatan efusi pleura.
Penggunaan kode-kode ini yang tepat dan akurat dalam dokumentasi medis sangat penting untuk memastikan pencatatan yang komprehensif dan pengkodean yang sesuai untuk keperluan pelaporan, penagihan, dan analisis epidemiologi.