Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18498 | 12 Jun 2025
Klinis : pasien post operasi caesar dengan luka di perut, skala nyeri 5
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien post operasi caesar dengan luka di perut, skala nyeri 5, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul secara tiba-tiba atau bertahap, dengan intensitas ringan hingga berat, yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI: Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
- SIKI: Manajemen nyeri, yaitu mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi nyeri serta menerapkan strategi yang tepat untuk mengurangi nyeri.
2. Risiko infeksi (00004)
- SDKI: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Pasien tidak mengalami infeksi selama perawatan.
- SIKI: Pencegahan infeksi, yaitu mencegah atau meminimalkan risiko infeksi pada pasien.
3. Risiko gangguan integritas kulit (00047)
- SDKI: Rentan terhadap kerusakan, perubahan, atau gangguan pada epidermis dan/atau lapisan dermis.
- SLKI: Pasien tidak mengalami kerusakan atau gangguan integritas kulit selama perawatan.
- SIKI: Perawatan luka, yaitu memelihara, melindungi, dan memperbaiki kerusakan pada kulit dan/atau jaringan.
Penjelasan singkat:
1. Nyeri akut (00132):
- Pasien mengalami nyeri di area luka operasi caesar dengan skala nyeri 5.
- Tujuan: Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
- Intervensi: Manajemen nyeri, seperti identifikasi dan pengelolaan faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, serta penerapan strategi yang tepat untuk mengurangi nyeri.
2. Risiko infeksi (00004):
- Pasien rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen akibat luka operasi caesar.
- Tujuan: Pasien tidak mengalami infeksi selama perawatan.
- Intervensi: Pencegahan infeksi, seperti meminimalkan risiko infeksi pada pasien.
3. Risiko gangguan integritas kulit (00047):
- Pasien rentan terhadap kerusakan, perubahan, atau gangguan pada epidermis dan/atau lapisan dermis akibat luka operasi caesar.
- Tujuan: Pasien tidak mengalami kerusakan atau gangguan integritas kulit selama perawatan.
- Intervensi: Perawatan luka, seperti memelihara, melindungi, dan memperbaiki kerusakan pada kulit dan/atau jaringan. -
Article No. 18432 | 11 Jun 2025
Klinis : pasien sering buang air kecil terus menus dan sering haus , luka lama sembuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan gejala sering buang air kecil, rasa haus berlebihan, dan luka yang lama sembuh, dengan kemungkinan mengarah pada **Diabetes Melitus**.
---
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (SDKI Code: D.0018)**
*Definisi:* Ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang diperlukan untuk fungsi fisiologis normal.
*Etiologi:* Hiperglikemia pada Diabetes Melitus menyebabkan diuresis osmotik (peningkatan frekuensi berkemih) dan dehidrasi, yang memicu rasa haus berlebihan (polidipsia).
---
### **Standar Luaran Keperawatan (SLKI):**
1. **Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tercapai (SLKI Code: L.14001)**
- Kriteria:
- Asupan cairan adekuat.
- Turgor kulit normal.
- Frekuensi berkemih dalam batas normal.
- Kadar glukosa darah terkontrol.
2. **Penyembuhan Luka Optimal (SLKI Code: L.08001)**
- Kriteria:
- Proses granulasi jaringan luka meningkat.
- Tidak ada tanda infeksi (rubor, kalor, dolor, tumor).
---
### **Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):**
1. **Manajemen Cairan (SIKI Code: I.11001)**
- Monitor tanda vital (TD, nadi, suhu).
- Observasi tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa kering).
- Anjurkan asupan cairan sesuai kebutuhan (2-3 L/hari).
- Kolaborasi pemberian terapi cairan intravena jika diperlukan.
2. **Manajemen Hiperglikemia (SIKI Code: I.25001)**
- Monitor kadar glukosa darah secara berkala.
- Edukasi pasien tentang diet diabetes (karbohidrat kompleks, rendah gula).
- Kolaborasi pemberian insulin/antidiabetik oral sesuai resep.
3. **Perawatan Luka (SIKI Code: I.08001)**
- Lakukan perawatan luka steril (pembersihan, debridemen jika perlu).
- Gunakan dressing yang sesuai (hidrogel/antimikroba untuk luka diabetik).
- Ajarkan pasien teknik perawatan luka mandiri.
---
### **Catatan Akademis:**
- **Patofisiologi:** Hiperglikemia menyebabkan diuresis osmotik ? poliuria ? polidipsia ? dehidrasi. Gangguan mikrosirkulasi dan neuropati memperlambat penyembuhan luka.
- **Evidence-Based Practice:** Penelitian menunjukkan bahwa kontrol glikemik ketat (HbA1c <7%) mengurangi risiko komplikasi luka diabetik (ADA, 2023).
---
### **Persona Pakar:**
Sebagai perawat, penting untuk:
1. **Prioritaskan intervensi** stabilisasi cairan dan elektrolit sebelum fokus pada manajemen luka.
2. **Kolaborasi multidisiplin** dengan dokter, ahli gizi, dan podiatris untuk tatalaksana holistik.
3. **Edukasi pasien** tentang pemantauan glukosa mandiri dan tanda-tanda hipoglikemia/hiperglikemia.
Jika diperlukan penyesuaian lebih spesifik (misal: pasien dengan komorbiditas), kode SDKI/SLKI/SIKI tambahan dapat diintegrasikan.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)* -
Article No. 18433 | 11 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pasien tersebut adalah tuberkulosis paru. Berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru, dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Bronkoskopi, tidak diklasifikasikan di tempat lain
- Penjelasan: Prosedur bronkoskopi mungkin dilakukan untuk memperoleh spesimen sputum atau jaringan paru untuk pemeriksaan mikrobiologis dan histologis dalam rangka konfirmasi diagnosis tuberkulosis paru.
Selain itu, tindakan lain yang mungkin dilakukan adalah:
- Rontgen toraks untuk mendeteksi lesi di paru
- Pemeriksaan laboratorium untuk mengidentifikasi bakteri Mycobacterium tuberculosis
- Terapi antibiotik antituberkulosis sesuai protokol pengobatan tuberkulosis
Diagnosis tuberkulosis paru membutuhkan konfirmasi dengan pemeriksaan penunjang yang lebih lanjut. Tatalaksana yang tepat dan segera diperlukan untuk mencegah komplikasi dan penyebaran infeksi. -
Article No. 18434 | 11 Jun 2025
Klinis : Pasien mengeluh sesak disertai perut yang memebsar sejak 1 bulan terakhir. kaki juga terasa berat dan semakin lama terlihat semakin besar. pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 168/100 mmHg, frekuensi nadi 102 xmenit, frekuensi nafas 27 x/menit. Terdapat peningkatan JVP dan pasien terlihat pucat serta konjungtiva anemis. suara paru ronchi positif di kedua lobus paru bagian bawah. terdapat asites dan edema derajat 3 pada kedua kaki. CRT 3 detik, akral teraba dingin.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan (00026)
SDKI:
Kelebihan Volume Cairan (00026)
Definisi: Kelebihan cairan yang ditandai dengan retensi cairan dan/atau akumulasi cairan intraselular, ekstraselular, atau keduanya.
Kode: 00026
SLKI:
Pengelolaan Kelebihan Volume Cairan (10030)
Definisi: Tindakan untuk mengelola kelebihan cairan pada pasien.
Kode: 10030
SIKI:
Pemantauan Tanda-Tanda Vital (30113)
Definisi: Pengumpulan data tentang tanda-tanda vital pasien untuk mendeteksi adanya perubahan atau masalah.
Kode: 30113
Penjelasan Singkat:
Pasien menunjukkan gejala-gejala kelebihan volume cairan, seperti sesak napas, peningkatan JVP, edema pada kaki, dan asites. Tanda-tanda vital juga menunjukkan adanya hipertensi, takikardi, dan takipnea. Pemeriksaan fisik lainnya seperti konjungtiva anemis dan ronchi di paru-paru menguatkan diagnosis kelebihan volume cairan.
Diagnosa keperawatan yang tepat adalah Kelebihan Volume Cairan (00026), yang memerlukan intervensi keperawatan seperti Pengelolaan Kelebihan Volume Cairan (10030) dan Pemantauan Tanda-Tanda Vital (30113) untuk mengatasi masalah tersebut. -
Article No. 18435 | 11 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan gatal-gatal, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena adanya keterbatasan.
2. Gangguan Pola Tidur (00198)
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
3. Pruritus (00027)
Definisi: Sensasi tidak nyaman pada kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Pruritus (10028)
Definisi: Sensasi tidak nyaman pada kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Gejala: Pruritus (10028.1)
Definisi: Tindakan kolaboratif untuk mengendalikan sensasi gatal pada kulit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Gejala: Pruritus (10028.1.1)
Definisi: Tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi gatal pada kulit.
Kode dan definisi di atas merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal. Diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI ini dapat digunakan sebagai panduan dalam perawatan pasien dengan kondisi serupa. -
Article No. 18436 | 11 Jun 2025
Klinis : Tingkat infeksi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, untuk kondisi "Tingkat infeksi", berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis jika ada:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R65.0
- Deskripsi: Sindrom respons inflamasi sistemik [SIRS] karena infeksi tanpa disfungsi organ
- Penjelasan: Kode R65.0 dalam ICD-10 digunakan untuk mengidentifikasi sindrom respons inflamasi sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi, tetapi tanpa adanya disfungsi organ. Ini mencakup kondisi di mana terdapat infeksi yang menyebabkan respons inflamasi sistemik, namun belum mencapai tingkat keparahan yang mengakibatkan gangguan pada organ-organ tubuh.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.75
- Deskripsi: Pemberian antibiotik intravena untuk profilaksis
- Penjelasan: Kode 99.75 dalam ICD-9-CM mengacu pada pemberian antibiotik intravena sebagai tindakan profilaksis atau pencegahan terhadap infeksi. Prosedur ini dapat dilakukan dalam kasus infeksi sistemik atau untuk mencegah komplikasi infeksi pada pasien.
Dengan menggunakan kode-kode ini, dokter atau perekam medis dapat dengan tepat mendokumentasikan diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan untuk mengelola kondisi "Tingkat infeksi" pada pasien. -
Article No. 18437 | 11 Jun 2025
Klinis : bayi dengan diagnosa RDS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi bayi dengan diagnosa Respiratory Distress Syndrome (RDS).
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Pemantauan Respirasi (6820)
Definisi: Pengumpulan dan analisis data pernapasan untuk menetapkan status pernapasan.
b. Manajemen Jalan Napas (3140)
Definisi: Memfasilitasi permeabilitas jalan napas untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat.
c. Terapi Oksigen (3320)
Definisi: Pemberian oksigen untuk mempertahankan atau meningkatkan saturasi oksigen.
Hasil Keperawatan (SLKI):
a. Status Pernapasan: Terbuka (0403)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang adekuat.
b. Ventilasi (0401)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
c. Oksigenasi (0402)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan kadar oksigen yang adekuat dalam darah.
Faktor yang Berhubungan (SDKI):
a. Perkembangan Bayi (10008)
Definisi: Tahapan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang mempengaruhi kemampuan fisiologis.
b. Gangguan Struktur Anatomi (10001)
Definisi: Perubahan atau kerusakan pada struktur anatomi yang mempengaruhi fungsi.
c. Penyakit Pernapasan (10010)
Definisi: Gangguan pada sistem pernapasan yang mempengaruhi kemampuan untuk bernapas.
Harapan saya, penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami Diagnosa Keperawatan dan komponen SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi bayi dengan RDS. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 18438 | 11 Jun 2025
Klinis : tergigit anjing
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, untuk kondisi tergigit anjing, berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: W54.0
- Deskripsi: Tergigit anjing
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.01
- Deskripsi: Debridemen luka, tidak kompleks
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 W54.0 "Tergigit anjing" adalah kode yang sesuai untuk menggambarkan kondisi dimana seseorang tergigit oleh anjing. Kode ini termasuk dalam kategori "Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain dari penyebab eksternal" pada bab XX klasifikasi ICD-10.
2. Untuk tindakan medis yang mungkin dilakukan, kode ICD-9-CM 98.01 "Debridemen luka, tidak kompleks" dapat digunakan. Debridemen luka merupakan prosedur pembersihan dan perawatan luka gigitan anjing untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan. Kode ini termasuk dalam kategori "Prosedur terapeutik, diagnostik, dan operatif" pada bab "Prosedur-Prosedur Operatif dan Prosedur Non-Operatif" dalam klasifikasi ICD-9-CM.
Sebagai dokter atau perekam medis, kode-kode ini dapat digunakan untuk mendokumentasikan diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan dalam menangani kasus tergigit anjing. Pengkodean yang akurat dan terstruktur sangat penting untuk mencatat informasi medis secara sistematis dan mendukung proses perawatan pasien, administrasi rumah sakit, serta analisis epidemiologi dan statistik kesehatan. -
Article No. 18439 | 11 Jun 2025
Klinis : pusing, lemas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pusing dan lemas adalah "Intoleransi Aktivitas" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas rutin tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Pasien mampu mempertahankan tingkat energi yang adekuat selama melakukan aktivitas.
- Pasien dapat mengelola aktivitas sesuai dengan kemampuannya.
2. Manajemen Energi Efektif
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi energinya.
- Pasien mampu menerapkan teknik konservasi energi dalam aktivitas sehari-hari.
- Pasien dapat menyeimbangkan antara aktivitas dan istirahat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Energi
- Mengidentifikasi aktivitas yang membutuhkan energi berlebih.
- Mengajarkan teknik konservasi energi, seperti pengaturan jeda/istirahat selama aktivitas.
- Memfasilitasi perencanaan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien.
- Memantau tanda-tanda kelelahan selama aktivitas.
2. Manajemen Aktivitas
- Membantu pasien dalam merencanakan aktivitas sehari-hari.
- Mengajarkan teknik memperkecil energi yang dibutuhkan saat beraktivitas.
- Mendorong pasien untuk beristirahat yang cukup sesuai kebutuhan.
- Memfasilitasi penggunaan alat bantu yang dapat meningkatkan toleransi aktivitas.
3. Edukasi Kesehatan
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya manajemen energi dan aktivitas.
- Mengajarkan pasien dan keluarga cara mengenali tanda-tanda intoleransi aktivitas.
- Membantu pasien dan keluarga mengembangkan strategi untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitas dan mengelola energinya secara efektif, sehingga dapat kembali melakukan aktivitas rutin tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. -
Article No. 18440 | 11 Jun 2025
Klinis : MUNTAH, ADA NYERI PERUT, MENCRET TIDAK ADA. pasien HABIS JATUH DI HALAMAN KEPALA TERBENTUR TANAH, TIDAK ADA LUKA DI KEPALA, SETELAH JATUH TIDAK ADA PINGSAN, SETELAH JATUH OS TIDUR LALU ADA MUNTAH 3X. LEMAS, TIDAK MAU MAKAN MINUM, DEMAM -
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.0
- Deskripsi: Muntah
2. Kode ICD-10:
- Kode: R10.4
- Deskripsi: Nyeri perut, tidak dijelaskan
3. Kode ICD-10:
- Kode: R19.7
- Deskripsi: Diare, tidak dijelaskan
4. Kode ICD-10:
- Kode: S00.9
- Deskripsi: Cedera kepala, tidak dijelaskan lebih lanjut
5. Kode ICD-10:
- Kode: R53
- Deskripsi: Lemah dan kelelahan
6. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah, tidak dijelaskan
Tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang dijelaskan dalam kasus ini. Pasien mengalami gejala-gejala muntah, nyeri perut, diare, cedera kepala, kelemahan, dan mual setelah terjatuh di halaman. Tidak ada luka di kepala, pingsan, atau demam yang dilaporkan. Pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menentukan penyebab dan rencana penatalaksanaan yang tepat.