Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3412 | 24 Oct 2024
Klinis : Pasien merasa lemas, tidak kuat berjalan, merasa sakit di tulang-tulang, nadi 101x/mnt, sesak dan terpasang oksigen 5 lpm, gds 78, dengan diagnosa DMT2, ckd st 5 on hemodialisa 2x/mggu, tidak bab 10 hari, tidak kencing satu setengah hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan penurunan energi, ditandai dengan pasien merasa lemas dan tidak kuat berjalan.
2. Nyeri Kronis berhubungan dengan penyakit kronik (DM, CKD), ditandai dengan pasien merasa sakit di tulang-tulang.
3. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan edema paru, ditandai dengan pasien mengalami sesak napas dan membutuhkan oksigen 5 lpm.
4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan perfusi gastrointestinal, ditandai dengan pasien tidak BAB selama 10 hari.
5. Retensi Urin berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal, ditandai dengan pasien tidak kencing selama satu setengah hari.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan kondisi pasien.
- Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan pengkajian, analisis data, dan penegakan diagnosis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran keperawatan disusun berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan disusun berdasarkan diagnosis keperawatan dan luaran yang diharapkan. -
Article No. 3413 | 24 Oct 2024
Klinis : Ny.Y mengatakan keluarga jarang untuk memeriksakan kesehatannya, keluarga akan pergi berobat ketika sudah merasa hal tersebut sangat mengganggu Ny.Y mengatakan tidak mengonsumsi vitamin secara rutin dan hanya mengonsumsi pada saat sakit saja Ny.Y tidak pernah melakukan kegiatan olahraga karena merasa sudah banyak melakukan pekerjaan rumah Ny.Y mengatakan tidak melakukan penanganan/operasi pada benjolan di kaki anaknya karena belum mendapat izin suami dan karna usia anaknya masih kecil jadi ada rasa takut untuk dilakukannya tindakan operasi Ny.Y mengatakan penanganan yang dilakukan pada benjolan kaki anaknya ialah meminum air tajin Ny.Y mengatakan belum membutuhkan penanganan kesehatan mata, meskipun dalam satu terakhir mengalami kedutan yang dipercaya akan timbul apabila mengalami stres
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang dialami oleh Ny. Y.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perilaku Kesehatan
2. Defisit Perawatan Diri
3. Cemas
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Perilaku Kesehatan
SDKI: Pola hidup dan tindakan individu yang tidak sesuai dengan rekomendasi profesional kesehatan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan.
SLKI: Perilaku individu yang tidak sesuai dengan rekomendasi profesional kesehatan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi individu dalam mengadopsi dan mempertahankan perilaku kesehatan yang efektif.
2. Defisit Perawatan Diri
SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
SLKI: Kemampuan individu untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi individu dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
3. Cemas
SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya atau masalah.
SLKI: Perasaan nyaman atau tenang yang dirasakan individu.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi individu dalam mengelola perasaan cemas.
Berdasarkan informasi yang diberikan, Ny. Y memiliki beberapa masalah kesehatan terkait dengan perilaku kesehatan yang tidak efektif, defisit perawatan diri, dan kecemasan. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah memfasilitasi Ny. Y dalam mengadopsi dan mempertahankan perilaku kesehatan yang efektif, membantu Ny. Y dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri, dan memfasilitasi Ny. Y dalam mengelola perasaan cemas yang mungkin muncul. -
Article No. 3414 | 24 Oct 2024
Klinis : Pasien datang dari IGD setelah dirujuk dari poli SHLV A dr. Elvie Sangian, SpA. Pasien datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu SMRS. Demam yang dirasakan naik turun disertai batuk dan mual. Pasien juga mengalami nyeri saat menelan karena ada amandel sehingga intake pasien menurun. Pasien memiliki riwayat penyakit tipes dan ISPA dan dirawat di RS sebanyak 2x. Pasien juga memiliki riwayat apendisitis dan dirawat sebanyak 1x juga sudah dilakukan operasi apendektomi pada 10 September 2024. Hasil pemeriksaan TTV pada pasien suhu 37,8°C , SpO2 100%, HR 125x/menit, RR 28x/menit, pasien terpasang akses IV di metacarpal sinistra dan diberikan terapi D5 ½ NS 25 ml/jam, PIVAS: 0. Hasil laboratorium : leukosit 16.0 103/ µl (tinggi); trombosit 503 103/ µl (tinggi) ; MCV 75.3 fL (tinggi). Hasil urinalysis: eritrosit 15.7/uL (tinggi), leukosit 101.10/uL, epitel 10.10/uL (tinggi).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan suhu tubuh di atas normal.
2. Gangguan menelan berhubungan dengan inflamasi amandel dan penurunan intake ditandai dengan nyeri saat menelan.
3. Risiko dehidrasi berhubungan dengan penurunan intake cairan.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Hipertermia:
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- SLKI: Menurunkan suhu tubuh ke rentang normal.
- SIKI: Pemberian cairan intravena, antipiretik, kompres hangat/dingin.
2. Gangguan menelan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk menelan makanan atau cairan dengan aman.
- SLKI: Memaksimalkan kemampuan menelan.
- SIKI: Pemberian nutrisi enteral melalui selang nasogastrik, pengaturan posisi saat menelan.
3. Risiko dehidrasi:
- SDKI: Peningkatan risiko ketidakseimbangan cairan.
- SLKI: Mempertahankan keseimbangan cairan.
- SIKI: Pemberian cairan intravena, pemantauan intake dan output cairan.
Berdasarkan kondisi pasien, diagnosa keperawatan yang muncul adalah hipertermia, gangguan menelan, dan risiko dehidrasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI meliputi pemberian cairan intravena, antipiretik, kompres hangat/dingin, pemberian nutrisi enteral, pengaturan posisi saat menelan, dan pemantauan intake dan output cairan. -
Article No. 3415 | 24 Oct 2024
Klinis : keluarga jarang untuk memeriksakan kesehatannya, keluarga akan pergi berobat ketika sudah merasa hal tersebut sangat mengg keluarga mengatakan tidak mengonsumsi vitamin secara rutin dan hanya mengonsumsi pada saat sakit saja keluargatidak pernah melakukan kegiatan olahraga karena merasa sudah banyak melakukan pekerjaan rumah keluarga mengatakan tidak melakukan penanganan/operasi pada benjolan di kaki anaknya karena belum mendapat izin suami dan karna usia anaknya masih kecil jadi ada rasa takut untuk dilakukannya tindakan operasi Ny.Y mengatakan penanganan yang dilakukan pada benjolan kaki anaknya ialah meminum air tajin Ny.Y mengatakan belum membutuhkan penanganan kesehatan mata, meskipun dalam satu terakhir mengalami kedutan yang dipercaya akan timbul apabila mengalami stres
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakpatuhan keluarga terhadap pemeriksaan kesehatan
2. Ketidakpatuhan keluarga terhadap konsumsi vitamin
3. Aktivitas fisik tidak efektif
4. Ketidakpatuhan keluarga terhadap penanganan kesehatan anak
5. Risiko gangguan penglihatan
Penjelasan:
1. Ketidakpatuhan keluarga terhadap pemeriksaan kesehatan
- SDKI: Ketidakpatuhan
- SLKI: Peningkatan Kepatuhan
- SIKI: Manajemen Kepatuhan
Keluarga jarang melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, hanya saat merasa sangat perlu. Ini dapat meningkatkan risiko penyakit yang tidak terdeteksi dan dikelola dengan baik.
2. Ketidakpatuhan keluarga terhadap konsumsi vitamin
- SDKI: Ketidakpatuhan
- SLKI: Peningkatan Kepatuhan
- SIKI: Manajemen Kepatuhan
Keluarga hanya mengonsumsi vitamin saat sakit, padahal konsumsi vitamin secara rutin penting untuk menjaga kesehatan.
3. Aktivitas fisik tidak efektif
- SDKI: Aktivitas Fisik Tidak Efektif
- SLKI: Peningkatan Aktivitas Fisik
- SIKI: Manajemen Aktivitas
Keluarga tidak melakukan aktivitas olahraga karena merasa sudah banyak melakukan pekerjaan rumah. Namun, aktivitas olahraga tetap penting untuk menjaga kesehatan.
4. Ketidakpatuhan keluarga terhadap penanganan kesehatan anak
- SDKI: Ketidakpatuhan
- SLKI: Peningkatan Kepatuhan
- SIKI: Manajemen Kepatuhan
Keluarga belum bersedia melakukan penanganan/operasi pada benjolan di kaki anak karena belum mendapat izin suami dan rasa takut. Padahal penanganan yang tepat penting untuk kesehatan anak.
5. Risiko gangguan penglihatan
- SDKI: Risiko Gangguan Penglihatan
- SLKI: Peningkatan Kesehatan Penglihatan
- SIKI: Manajemen Kesehatan Penglihatan
Ny. Y mengalami kedutan mata yang dipercaya timbul saat stres, namun belum membutuhkan penanganan kesehatan mata. Perlu dicermati agar tidak terjadi gangguan penglihatan yang lebih serius.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan untuk meningkatkan kepatuhan, aktivitas fisik, penanganan kesehatan, dan kesehatan penglihatan keluarga. -
Article No. 3416 | 24 Oct 2024
Klinis : Pasien datang dari IGD setelah dirujuk dari poli SHLV A dr. Elvie Sangian, SpA. Pasien datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu SMRS. Demam yang dirasakan naik turun disertai batuk dan mual. Pasien juga mengalami nyeri saat menelan karena ada amandel sehingga intake pasien menurun. Pasien memiliki riwayat penyakit tipes dan ISPA dan dirawat di RS sebanyak 2x. Pasien juga memiliki riwayat apendisitis dan dirawat sebanyak 1x juga sudah dilakukan operasi apendektomi pada 10 September 2024. Hasil pemeriksaan TTV pada pasien suhu 37,8°C , SpO2 100%, HR 125x/menit, RR 28x/menit, pasien terpasang akses IV di metacarpal sinistra dan diberikan terapi D5 ½ NS 25 ml/jam, PIVAS: 0. Hasil laboratorium : leukosit 16.0 103/ µl (tinggi); trombosit 503 103/ µl (tinggi) ; MCV 75.3 fL (tinggi). Hasil urinalysis: eritrosit 15.7/uL (tinggi), leukosit 101.10/uL, epitel 10.10/uL (tinggi).
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J03.9
- Deskripsi: Tonsilitis akut, tidak spesifik. Pasien mengalami gejala demam, batuk, mual, dan nyeri saat menelan yang menunjukkan adanya radang pada amandel.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.16
- Deskripsi: Apendektomi, laparoskopi. Pasien memiliki riwayat operasi apendektomi yang dilakukan sebelumnya.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J03.9 (Tonsilitis akut, tidak spesifik) dipilih karena pasien datang dengan keluhan utama demam, batuk, mual, dan nyeri saat menelan, yang mengarah pada adanya radang pada amandel (tonsilitis).
2. Kode ICD-9-CM 45.16 (Apendektomi, laparoskopi) dipilih karena pasien memiliki riwayat operasi apendektomi yang dilakukan sebelumnya. -
Article No. 3417 | 24 Oct 2024
Klinis : Pasien datang dari IGD setelah dirujuk dari poli SHLV A dr. Elvie Sangian, SpA. Pasien datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu SMRS. Demam yang dirasakan naik turun disertai batuk dan mual. Pasien juga mengalami nyeri saat menelan karena ada amandel sehingga intake pasien menurun. Pasien memiliki riwayat penyakit tipes dan ISPA dan dirawat di RS sebanyak 2x. Pasien juga memiliki riwayat apendisitis dan dirawat sebanyak 1x juga sudah dilakukan operasi apendektomi pada 10 September 2024. Hasil pemeriksaan TTV pada pasien suhu 37,8°C , SpO2 100%, HR 125x/menit, RR 28x/menit, pasien terpasang akses IV di metacarpal sinistra dan diberikan terapi D5 ½ NS 25 ml/jam, PIVAS: 0. Hasil laboratorium : leukosit 16.0 103/ µl (tinggi); trombosit 503 103/ µl (tinggi) ; MCV 75.3 fL (tinggi). Hasil urinalysis: eritrosit 15.7/uL (tinggi), leukosit 101.10/uL, epitel 10.10/uL (tinggi).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
2. Risiko Infeksi
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Pasien mampu mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dan mempertahankan jalan napas terbuka.
- Penjelasan: Pasien mengalami batuk dan mual yang dapat mengganggu bersihan jalan napas sehingga memerlukan intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi.
2. Risiko Infeksi
- SDKI: Peningkatan risiko terserang oleh patogen.
- SLKI: Pasien bebas dari infeksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
- Penjelasan: Pasien memiliki riwayat penyakit tipes dan ISPA, serta hasil pemeriksaan menunjukkan peningkatan parameter infeksi (leukosit, trombosit, dan urinalisis), sehingga pasien berisiko mengalami infeksi.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan berat badan dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi.
- Penjelasan: Pasien mengalami penurunan intake karena nyeri saat menelan, sehingga asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Dalam penerapan asuhan keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian komprehensif, menetapkan prioritas masalah, merencanakan intervensi yang sesuai, serta melakukan monitoring dan evaluasi untuk memastikan peningkatan status kesehatan pasien. -
Article No. 3418 | 24 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan merasa sedih akan keadaan bayinya dan merasa takut untuk persalinan pervaginam, Pasien tampak tegang dan sedih, Suara bergetar, Tekanan darah 112/72 mmHg, Nadi 91 bpm, Suhu 36,3 celcius, SpO2 97%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Kecemasan berhubungan dengan kondisi bayi dan rasa takut terhadap persalinan pervaginam ditandai dengan pasien mengatakan merasa sedih akan keadaan bayinya dan merasa takut untuk persalinan pervaginam, pasien tampak tegang dan sedih, serta suara bergetar.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap ancaman yang tidak jelas dan non spesifik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan keperawatan yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan penurunan tingkat kecemasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
- Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi kecemasan
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
- Berikan informasi yang jelas dan akurat terkait kondisi bayi dan proses persalinan
- Latih teknik relaksasi dan manajemen stres
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
Dengan kondisi vital pasien yang stabil (TD 112/72 mmHg, Nadi 91 bpm, Suhu 36,3°C, SpO2 97%), maka fokus utama intervensi keperawatan adalah mengurangi kecemasan pasien. -
Article No. 3419 | 24 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan merasa sedih akan keadaan bayinya yang meninggal dan merasa takut untuk persalinan pervaginam, Pasien tampak tegang dan sedih, Suara bergetar, Tekanan darah 112/72 mmHg, Nadi 91 bpm, Suhu 36,3 celcius, SpO2 97%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Berduka Disfungsional
Penjelasan:
Berduka Disfungsional adalah respon individu terhadap kehilangan yang ditandai dengan ekspresi emosi yang tidak sesuai, maladaptif, atau tidak efektif. Dalam kasus ini, pasien menunjukkan gejala-gejala seperti merasa sedih akan keadaan bayinya yang meninggal dan merasa takut untuk persalinan pervaginam. Pasien juga tampak tegang dan sedih, serta suaranya bergetar.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Berduka Disfungsional didefinisikan sebagai "Respon individu terhadap kehilangan yang ditandai dengan ekspresi emosi yang tidak sesuai, maladaptif, atau tidak efektif".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang diharapkan untuk Berduka Disfungsional adalah:
1. Pasien dapat mengekspresikan perasaan berduka secara efektif.
2. Pasien dapat menerima kehilangan yang dialami.
3. Pasien dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk Berduka Disfungsional meliputi:
1. Memberikan dukungan emosional
2. Memfasilitasi penerimaan kehilangan
3. Membantu pasien mengekspresikan perasaan berduka
4. Membantu pasien mengatasi rasa takut
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat membantu pasien dalam menghadapi dan mengelola perasaan berduka yang dialaminya. -
Article No. 3420 | 24 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan mendengar suatu suara
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, yaitu pasien mengatakan mendengar suatu suara, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
Penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi ini:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran adalah persepsi palsu atau distorsi terhadap suara yang terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang nyata. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor biologis, psikologis, atau faktor lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dengan diagnosa ini adalah pasien dapat mengenali halusinasinya, mampu mengontrol halusinasi, dan tidak merespon halusinasi secara berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Identifikasi tipe, frekuensi, dan karakteristik halusinasi.
2. Berikan lingkungan yang tenang dan aman.
3. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengontrol halusinasi.
4. Libatkan keluarga dalam proses perawatan.
5. Berikan obat-obatan sesuai indikasi.
Dengan pendekatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mengatasi halusinasi yang dialaminya dan mencapai perbaikan kondisi. -
Article No. 3421 | 24 Oct 2024
Klinis : dandy walker syndrome
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Dandy-Walker Syndrome.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan: Dandy-Walker Syndrome dapat menyebabkan akumulasi cairan di dalam otak, yang dapat menghambat aliran udara dan mengganggu fungsi pernafasan.
2. Risiko Terjadinya Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan: Pasien dengan Dandy-Walker Syndrome mungkin mengalami peningkatan tekanan intrakranial, yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit dan jaringan di sekitar area kepala.
3. Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan: Dandy-Walker Syndrome dapat menyebabkan keterbatasan pergerakan dan kontrol motorik pada pasien, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Dalam kasus Dandy-Walker Syndrome, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, Risiko Terjadinya Kerusakan Integritas Kulit, dan Gangguan Mobilitas Fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Untuk kasus Dandy-Walker Syndrome, luaran yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif, Integritas Kulit Terjaga, dan Mobilitas Fisik Membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan. Intervensi yang dapat dilakukan untuk pasien dengan Dandy-Walker Syndrome antara lain:
- Pemantauan Fungsi Pernafasan
- Perawatan Kulit
- Terapi Fisik
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Dandy-Walker Syndrome telah dipaparkan. Sebagai perawat profesional, saya siap untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi bagi pasien dengan kondisi ini.