Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18487 | 12 Jun 2025
Klinis : Pasien laki-laki berusia 43 tahun merupakan perokok aktif. Hasil pemeriksaan thorax yaitu terdapat konsolidasi pada paru-paru bawah dan ukuran jantung membesar. Pasien post PCI dengan diagnosa medis STEMI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
2. Kurang Pengetahuan Tentang Kesehatan (00126)
3. Ketidakpatuhan (00079)
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Kode SDKI: 10021
- Kode SLKI: 10022
- Kode SIKI: 10026
2. Kurang Pengetahuan Tentang Kesehatan (00126)
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
- Kode SDKI: 13015
- Kode SLKI: 13016
- Kode SIKI: 13020
3. Ketidakpatuhan (00079)
- Definisi: Tindakan yang tidak mengikuti rekomendasi terapeutik dan kesehatan.
- Kode SDKI: 13033
- Kode SLKI: 13034
- Kode SIKI: 13038
Pada kondisi pasien yang diberikan, diagnosa keperawatan yang muncul adalah:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032), terkait dengan adanya konsolidasi pada paru-paru bawah dan pembesaran jantung.
2. Kurang Pengetahuan Tentang Kesehatan (00126), terkait dengan riwayat merokok aktif.
3. Ketidakpatuhan (00079), terkait dengan kemungkinan pasca PCI (Percutaneous Coronary Intervention) untuk diagnosa medis STEMI (ST-Elevation Myocardial Infarction).
Harap diperhatikan bahwa diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat serta kode SDKI, SLKI, dan SIKI yang diberikan di atas sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 18488 | 12 Jun 2025
Klinis : Pasien laki-laki berusia 43 tahun merupakan perokok aktif. Hasil pemeriksaan thorax yaitu terdapat konsolidasi pada paru-paru bawah dan ukuran jantung membesar. Pasien post PCI dengan diagnosa medis STEMI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang relevan untuk kasus tersebut sesuai dengan **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Pertukaran Gas (SDKI Code: 00030)**
**Penjelasan:**
Kondisi konsolidasi paru dan pembesaran jantung dapat mengganggu pertukaran gas, menyebabkan hipoksia dan penurunan perfusi jaringan. Riwayat merokok memperburuk fungsi paru, sementara STEMI dan post-PCI memengaruhi curah jantung.
**Luaran (SLKI):**
- **Perbaikan Pertukaran Gas (SLKI Code: 040212)**
Kriteria:
- Saturasi O? dalam rentang normal (?95%).
- Tidak ada sesak napas (RR: 12–20x/menit).
- Nilai AGD dalam batas normal (PaO?: 80–100 mmHg).
**Intervensi (SIKI):**
- **Manajemen Jalan Napas (SIKI Code: 3313)**
- Monitor saturasi O? dan AGD.
- Posisikan semi-Fowler untuk optimalisasi ventilasi.
- Berikan oksigen sesuai indikasi.
- **Manajemen Nyeri (SIKI Code: 1409)**
- Pantau skala nyeri (khususnya nyeri dada pasca-STEMI).
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai protokol.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Penurunan Curah Jantung (SDKI Code: 00029)**
**Penjelasan:**
Pembesaran jantung dan riwayat STEMI mengindikasikan disfungsi ventrikel, mengurangi curah jantung. Post-PCI memerlukan pemantauan ketat terhadap komplikasi (e.g., iskemia berulang).
**Luaran (SLKI):**
- **Stabilitas Kardiovaskular (SLKI Code: 040201)**
Kriteria:
- TD stabil (120–140/80–90 mmHg).
- Nadi teratur (60–100x/menit).
- Tidak ada edema atau tanda gagal jantung.
**Intervensi (SIKI):**
- **Pemantauan Hemodinamik (SIKI Code: 2120)**
- Monitor TD, nadi, dan tanda vital tiap 2–4 jam.
- Observasi tanda syok kardiogenik.
- **Edukasi Penghentian Merokok (SIKI Code: 5614)**
- Berikan konseling dampak merokok pada kardiovaskular.
- Rujuk ke program berhenti merokok.
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Infeksi (SDKI Code: 00004)**
**Penjelasan:**
Konsolidasi paru meningkatkan risiko pneumonia, sementara prosedur PCI (luka invasif) berpotensi menyebabkan infeksi lokal/sistemik.
**Luaran (SLKI):**
- **Pencegahan Infeksi (SLKI Code: 110309)**
Kriteria:
- Tidak ada demam (suhu <37,5°C).
- Luka PCI kering tanpa eritema/nanah.
**Intervensi (SIKI):**
- **Perawatan Luka (SIKI Code: 3530)**
- Inspeksi area pemasangan PCI tiap 8 jam.
- Pertahankan teknik aseptik.
- **Manajemen Infeksi (SIKI Code: 6540)**
- Pantau leukosit dan tanda sistemik infeksi.
---
### **Catatan Akademis/Pakar:**
- **Tone Akademis:** Diagnosa dipilih berdasarkan **evidence-based practice** dengan mempertimbangkan patofisiologi STEMI, dampak merokok, dan komplikasi pasca-PCI.
- **Kode SDKI/SLKI/SIKI** mengacu pada **PPNI Edisi Terkini** untuk standardisasi dokumentasi keperawatan.
- **Persona Pakar:** Rekomendasi intervensi bersifat **holistik**, menggabungkan manajemen fisik (oksigenasi, hemodinamik) dan perilaku (edukasi merokok).
Format ini memenuhi prinsip **SOAP (Subjective-Objective-Assessment-Plan)** dan standar **PPNI**. Jika diperlukan penyesuaian lebih spesifik (e.g., skala nyeri atau detail AGD), dapat dilengkapi dengan data tambahan.
**Referensi:**
- Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) PPNI.
- Buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) PPNI.
- Buku Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) PPNI.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template instansi terkait.)* -
Article No. 18489 | 12 Jun 2025
Klinis : PL) Seorang Wanita berusia 15 tahun mengalami nyeri perut saat menstruasi membuat dia tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Saat ini yang dia lakukan adalah berbaring di tempat tidur dan juga tidak mau makan.belum ada Upaya yang dia lalukan untuk mengatasi rasa sakitnya tersebut Masalah keperawatan yang tepat sesuai kasus diatas adalah… A A. Defisit pengetahuan B Nyeri C A. Perilaku kesehatan cenderung beresiko D A. Kesiapan peningkatan pengetahuan E A. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, masalah keperawatan yang paling tepat adalah:
B. Nyeri
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri
Kode: [00132]
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah demikian.
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah demikian.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: [1605] Kontrol Nyeri
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengontrol atau mengurangi nyeri yang dialami.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: [1400] Manajemen Nyeri
Definisi: Pengurangan rasa nyeri hingga ke tingkat kenyamanan yang dapat diterima pasien.
Dalam kasus ini, seorang wanita berusia 15 tahun mengalami nyeri perut saat menstruasi yang menghambat aktivitasnya dan menyebabkan dia tidak mau makan. Dengan demandadi, masalah keperawatan yang paling tepat adalah "Nyeri". -
Article No. 18490 | 12 Jun 2025
Klinis : Pada saat dilakukan pengkajian pada hari selasa tanggal 7 Januari 2025, pukul 08.00 WIB, keluarga Pasien mengatakan kalau Pasien sebelumnya banyak minum air dikarenakan ada acara keluarga dirumahnya, Pasien juga adalah Pasien CKD ST.5 dan HD rutin di instalasi hemodialisis RSUD Ade M DJoen Sintang. Tanda-tanda vital awal Pasien dengan GCS E5V5M6, dan dengan tanda-tanda vital tekanan darah 168/80 mmHg, Nadi 84 x/menit, Suhu 37 °C, RR 34 x/menit, SpO2 88%. Kemudian dilakukan pemasangan O2 dengan masker NRM 10 Lpm. Kemudian pada tanggal 7 Januari 2025 08.00 WIB Pasien dipindah ke ruang CENDANA 1 RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang. dengan hari rawatan pertama, Pasien mengeluh sesak napas, terdapat napas cuping hidung, adanya Penggunaan otot bantu pernapasan. Pasien mengatakan sering merasa haus dan tidak mampu mengontrol rasa ingin minum dan jumlah minumnya, mulut dan tengorokan terasa kering. Keluarga Pasien mengatakan kalau Pasien banyak mengkonsumsi air minum saat ada acara dirumahnya. Pasien tampak lemah dan hanya terbaring dengan posisi setengah duduk di atas tempat tidur Pasien.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N18.5
- Deskripsi: Penyakit ginjal kronik stadium 5 (End-stage renal disease)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 39.95
- Deskripsi: Hemodialisis
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 N18.5 untuk Penyakit Ginjal Kronik Stadium 5 (End-stage renal disease) dikarenakan pasien diketahui memiliki riwayat CKD ST.5 dan menjalani hemodialisis rutin di instalasi hemodialisis RSUD Ade M DJoen Sintang.
2. Kode ICD-9-CM 39.95 untuk Hemodialisis, karena pasien diketahui rutin menjalani hemodialisis di instalasi hemodialisis RSUD Ade M DJoen Sintang.
Selain itu, berdasarkan keluhan dan temuan pemeriksaan fisik, pasien juga mengalami:
- Sesak napas
- Napas cuping hidung
- Penggunaan otot bantu pernapasan
- Sering merasa haus dan tidak mampu mengontrol rasa ingin minum
- Mulut dan tenggorokan terasa kering
- Tampak lemah dan hanya terbaring dengan posisi setengah duduk di atas tempat tidur
Temuan-temuan ini dapat mengarahkan pada diagnosis sekunder, seperti:
- Gagal napas akut (Acute respiratory failure)
- Dehidrasi (Dehydration)
Namun, untuk menegakkan diagnosis sekunder tersebut, diperlukan evaluasi dan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter yang menangani pasien secara langsung. -
Article No. 18492 | 12 Jun 2025
Klinis : Pasien Wanita bernama Ny. Maya, dirawat dirumah sakit dengan keluhan demam sejak 2 hari lalu. Ia merasa tubuhnya panas, lemas, dan sedikit nyeri tenggorokan. Tidak ada keluhan batuk berat, pilek, atau diare. Pasien mengatakan sempat kehujanan saat pulang kerja. Perawat melakukan pemeriksaan TTV di dapatkan hasil tekanan darah 110 / 80, suhu 38,5 C, nadi 90 X/menit, pernapasan 20 X/menit, dan tenggorokan tampak kemerahan ringan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, beserta kodenya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (00007)
2. Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kontrol Hipertermia (1804)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh pada kisaran normal.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Demam (3900)
Definisi: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas kisaran normal.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan Hipertermia (00007) didasarkan pada gejala klinis yang dialami oleh pasien, yaitu demam sejak 2 hari lalu, suhu tubuh 38,5°C, dan keluhan tubuh panas. Tujuan dari perawatan adalah Kontrol Hipertermia (1804), yaitu mempertahankan suhu tubuh pasien pada kisaran normal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Demam (3900), yaitu tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas kisaran normal. -
Article No. 18493 | 12 Jun 2025
Klinis : DS: ? Pasien mengatakan luka jahitan pada tumit terbuka karena tergesek-gesek selimut saat tidur. ? Pasien mengatakan luka jahitan pada tumit terkena percikan air saat buang air. Do: ? Luka terbalut kasa terkelupas karena tersenggol-senggol ? Luka jahitan belum sepenuhnya mengering
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Terima kasih atas pertanyaan Anda. Berikut adalah analisis saya mengenai kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
Faktor yang Berhubungan:
- Gesekan/Trauma
- Kelembaban yang berlebihan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Penyembuhan Luka
Definisi: Pemulihan struktur dan fungsi kulit yang normal atau mendekati normal setelah terjadi kerusakan.
Kriteria Hasil:
- Luka tertutup dengan baik
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Proses penyembuhan luka berjalan dengan baik
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Luka
- Lakukan penilaian luka (lokasi, ukuran, kedalaman, tanda-tanda infeksi)
- Bersihkan luka dengan cairan antiseptik atau salin
- Aplikasikan balutan yang sesuai untuk menjaga kelembaban luka
- Ganti balutan secara teratur sesuai indikasi
2. Manajemen Cairan
- Pantau masukan dan pengeluaran cairan
- Pertahankan kelembaban kulit yang adekuat
3. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Ajarkan pasien dan keluarga cara perawatan luka yang benar
- Informasikan tanda-tanda infeksi yang harus dilaporkan
- Motivasi pasien untuk menjaga kebersihan dan keutuhan kulit
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan Integritas Kulit Terganggu dipilih karena pasien mengalami kerusakan struktur dan fungsi kulit, yaitu luka jahitan pada tumit yang terbuka akibat gesekan dan iritasi air. Faktor yang berhubungan adalah gesekan/trauma saat tidur dan kelembaban yang berlebihan saat buang air.
Luaran yang diharapkan adalah Integritas Kulit: Penyembuhan Luka, di mana luka akan tertutup dengan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan proses penyembuhan luka berjalan dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan adalah Perawatan Luka untuk menilai dan merawat luka secara optimal, Manajemen Cairan untuk menjaga kelembaban kulit yang adekuat, serta Edukasi Pasien dan Keluarga untuk memastikan mereka dapat melakukan perawatan luka dengan benar dan mengenali tanda-tanda infeksi.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 18494 | 12 Jun 2025
Klinis : DS: ? Pasien mengatakan luka jahitan pada tumit terbuka karena tergesek-gesek selimut saat tidur. ? Pasien mengatakan luka jahitan pada tumit terkena percikan air saat buang air. Do: ? Luka terbalut kasa terkelupas karena tersenggol-senggol ? Luka jahitan belum sepenuhnya mengering
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Integritas Kulit Terganggu
- DS: Pasien mengatakan luka jahitan pada tumit terbuka karena tergesek-gesek selimut saat tidur, dan luka jahitan pada tumit terkena percikan air saat buang air.
- DO: Luka terbalut kasa terkelupas karena tersenggol-senggol, dan luka jahitan belum sepenuhnya mengering.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Penyembuhan Luka
- Kriteria Hasil:
1) Luka menunjukkan penyembuhan yang memadai
2) Tidak ada tanda-tanda infeksi
3) Luka menutup dan menyatu dengan baik
4) Tidak ada drainage atau eksudat pada luka
5) Nyeri luka berkurang
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Luka
- Kaji karakteristik luka (lokasi, ukuran, kedalaman, warna, drainase, dan tanda-tanda infeksi)
- Bersihkan luka sesuai prosedur
- Aplikasikan balutan luka yang sesuai (kasa steril, hydrocolloid, dll.)
- Pertahankan lingkungan luka yang lembab untuk mendukung penyembuhan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka yang benar
2. Manajemen Nyeri
- Kaji intensitas, frekuensi, karakteristik, dan lokasi nyeri
- Berikan analgesik sesuai indikasi untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (kompres hangat, distraksi, dll.)
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri
3. Pencegahan Infeksi
- Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka
- Gunakan teknik aseptik saat melakukan perawatan luka
- Pantau tanda-tanda infeksi (peningkatan suhu, eritema, edema, drainase purulent)
- Berikan antibiotik topikal atau sistemik sesuai indikasi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Integritas Kulit Terganggu dipilih karena sesuai dengan kondisi pasien yang memiliki luka jahitan pada tumit yang terbuka dan belum sepenuhnya mengering. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada integritas kulit.
Luaran yang diharapkan adalah Integritas Kulit: Penyembuhan Luka, dengan kriteria hasil yang mencakup penyembuhan luka yang memadai, tidak ada tanda-tanda infeksi, luka menutup dan menyatu dengan baik, tidak ada drainage atau eksudat, serta nyeri luka berkurang.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi perawatan luka, manajemen nyeri, dan pencegahan infeksi. Perawatan luka bertujuan untuk membantu proses penyembuhan luka, manajemen nyeri untuk mengurangi rasa sakit yang dialami pasien, dan pencegahan infeksi untuk mencegah komplikasi yang dapat menghambat penyembuhan luka.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan kondisi luka pasien dapat membaik dan mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penyembuhan luka yang optimal. -
Article No. 18495 | 12 Jun 2025
Klinis : ? Pasien mengatakan luka jahitan pada tumit terbuka karena tergesek-gesek selimut saat tidur. ? Pasien mengatakan luka jahitan pada tumit terkena percikan air saat buang air. Do: ? Luka terbalut kasa terkelupas karena tersenggol-senggol ? Luka jahitan belum sepenuhnya mengering ? Luka terbalut kasa terbuka di tumit kiri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, kami akan memberikan solusi atas kondisi pasien yang Anda deskripsikan sesuai dengan standar keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Integritas Kulit Terganggu berhubungan dengan gesekan/friksi.
Kondisi ini sesuai dengan keluhan pasien yang mengatakan luka jahitan pada tumit terbuka karena tergesek-gesek selimut saat tidur dan luka jahitan pada tumit terkena percikan air saat buang air.
2. Integritas Kulit Terganggu berhubungan dengan luka terbuka.
Kondisi ini sesuai dengan temuan klinis, yaitu luka terbalut kasa terkelupas karena tersenggol-senggol, luka jahitan belum sepenuhnya mengering, dan luka terbalut kasa terbuka di tumit kiri.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Integritas Kulit Terganggu:
a. Risiko luka berkurang
b. Proses penyembuhan luka membaik
c. Tidak terjadi komplikasi lebih lanjut
2. Integritas Kulit Terganggu:
a. Luka tertutup
b. Proses penyembuhan luka membaik
c. Tidak terjadi komplikasi lebih lanjut
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Integritas Kulit Terganggu:
a. Perawatan luka: Membersihkan luka, mengganti balutan, dan melakukan perawatan sesuai prosedur
b. Manajemen aktivitas: Memodifikasi aktivitas dan posisi untuk mengurangi gesekan/friksi pada luka
c. Edukasi pasien: Mengajarkan pasien tentang cara merawat luka dan mencegah terjadinya gesekan/friksi pada luka
2. Integritas Kulit Terganggu:
a. Perawatan luka: Membersihkan luka, mengganti balutan, dan melakukan perawatan sesuai prosedur
b. Manajemen rasa nyeri: Memberikan analgesik sesuai indikasi untuk mengurangi rasa nyeri
c. Edukasi pasien: Mengajarkan pasien tentang cara merawat luka dan mencegah terjadinya komplikasi
Penjelasan yang rinci dan terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai didasarkan pada keluhan dan temuan klinis pasien. Risiko Integritas Kulit Terganggu berhubungan dengan gesekan/friksi karena luka jahitan pada tumit terbuka akibat tergesek-gesek selimut saat tidur dan terkena percikan air saat buang air. Integritas Kulit Terganggu berhubungan dengan luka terbuka karena luka terbalut kasa terkelupas, luka jahitan belum sepenuhnya mengering, dan luka terbalut kasa terbuka di tumit kiri.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup pengurangan risiko luka, perbaikan proses penyembuhan luka, dan pencegahan komplikasi lebih lanjut. Untuk Risiko Integritas Kulit Terganggu, diharapkan risiko luka berkurang, proses penyembuhan luka membaik, dan tidak terjadi komplikasi. Untuk Integritas Kulit Terganggu, diharapkan luka tertutup, proses penyembuhan luka membaik, dan tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) meliputi perawatan luka, manajemen aktivitas, edukasi pasien, dan manajemen rasa nyeri. Perawatan luka dilakukan untuk membersihkan luka, mengganti balutan, dan melakukan perawatan sesuai prosedur. Manajemen aktivitas bertujuan untuk memodifikasi aktivitas dan posisi untuk mengurangi gesekan/friksi pada luka. Edukasi pasien diberikan untuk mengajarkan pasien tentang cara merawat luka dan mencegah terjadinya gesekan/friksi atau komplikasi. Manajemen rasa nyeri dilakukan dengan memberikan analgesik sesuai indikasi untuk mengurangi rasa nyeri.
Demikian penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang diperlukan dalam menangani kondisi pasien. Semoga informasi ini bermanfaat. Wassalamualaikum. -
Article No. 18496 | 12 Jun 2025
Klinis : Kasus : Seorang pasien perempuan, Ny. A (56 tahun), dirawat di ruang rawat inap RS setelah masuk IGD dengan keluhan pusing hebat disertai lemas. Pasien memiliki riwayat hipertensi selama 5 tahun yang dikontrol dengan Amlodipine 5 mg sekali sehari, serta Diabetes Mellitus tipe 2 yang diobati dengan Metformin 500 mg dua kali sehari. Pemeriksaan awal menunjukkan tekanan darah 180/100 mmHg dan kadar glukosa darah sewaktu 280 mg/dL. Selama perawatan, dokter memutuskan untuk mengubah regimen terapi hipertensi dengan menambahkan Captopril 12,5 mg tiga kali sehari dan memberikan Insulin Regular secara subkutan 3 kali sehari sesuai kebutuhan kadar glukosa darah (Sliding Scale). Informasi terkait sediaan obat: Amlodipine dalam bentuk tablet tersedia dalam sediaan 5 mg, Captopril dalm bentuk tablet tersedia dalam sediaan 25 mg, Metformin dalam bentuk tablet tersedia dalam sediaan 500 mg, Insulin Regular dalam bentuk Vial memiliki konsentrasi 100 unit/mL. Perawat bertanggung jawab dalam memantau efek obat, memastikan pemberian obat yang benar, serta memberikan edukasi kepada pasien mengenai regimen obat yang baru. Pasien melaporkan mual setelah mengonsumsi Metformin dan merasa khawatir terhadap injeksi insulin yang perlu dilakukan secara mandiri setelah pulang nanti.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (SDKI: 10045)
2. Risiko Ketidakefektifan Terapi Obat (SDKI: 10046)
3. Kecemasan (SDKI: 10005)
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (SDKI: 10045)
Definisi: Berisiko mengalami perubahan kadar glukosa darah yang dapat menimbulkan komplikasi.
Faktor risiko: Diabetes Mellitus, regimen pengobatan, stres, aktivitas fisik.
2. Risiko Ketidakefektifan Terapi Obat (SDKI: 10046)
Definisi: Berisiko mengalami efek samping atau komplikasi akibat penggunaan obat-obatan.
Faktor risiko: Riwayat reaksi obat yang tidak diinginkan, polifarmasi, peningkatan atau penurunan fungsi fisiologis.
3. Kecemasan (SDKI: 10005)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya atau masalah di masa depan.
Faktor yang mempengaruhi: Perubahan status kesehatan, ancaman integritas diri, lingkungan yang tidak dikenal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah (SLKI: 10041)
2. Efektivitas Terapi Obat (SLKI: 10042)
3. Tingkat Kecemasan (SLKI: 10004)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah (SIKI: 10041)
2. Manajemen Terapi Obat (SIKI: 10042)
3. Manajemen Kecemasan (SIKI: 10004) -
Article No. 18497 | 12 Jun 2025
Klinis : pasien post operasi caesar dengan luka di perut, skala nyeri 5
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu pasien post operasi caesar dengan luka di perut dan skala nyeri 5, maka:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O82
- Deskripsi: Kelahiran melalui operasi caesar
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 74.0
- Deskripsi: Seksio sesarea
Penjelasan:
Pasien dalam kasus ini telah menjalani operasi caesar (seksio sesarea), yang diklasifikasikan dalam kode ICD-10 O82 (Kelahiran melalui operasi caesar). Prosedur seksio sesarea sendiri memiliki kode ICD-9-CM 74.0.
Pasien juga mengeluhkan adanya luka di perut akibat prosedur operasi caesar yang telah dilakukan. Skala nyeri yang dilaporkan adalah 5, menunjukkan adanya rasa sakit yang cukup signifikan pada area luka operasi.
Sebagai dokter atau perekam medis, pemantauan yang cermat terhadap kondisi pasien, pemberian analgesik yang tepat, serta perawatan luka yang baik sangat penting untuk membantu proses penyembuhan pasien pasca operasi caesar.