Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3352 | 24 Oct 2024
Klinis : luka pada dagu, dijahit 7hari yang lalu
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yakni luka pada dagu yang dijahit 7 hari yang lalu, maka:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S01.01
- Deskripsi: Luka terbuka pada dagu
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.59
- Deskripsi: Jahitan kulit lain, termasuk penyambungan luka
Penjelasan:
- Kode ICD-10 S01.01 merupakan kode untuk luka terbuka pada dagu, yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
- Kode ICD-9-CM 86.59 adalah kode untuk tindakan medis berupa jahitan kulit lain, termasuk penyambungan luka, yang dilakukan pada pasien dengan luka pada dagu 7 hari yang lalu.
Sebagai dokter atau perekam medis, kami perlu menentukan kode diagnosis dan tindakan medis yang sesuai agar dapat menghasilkan dokumentasi medis yang akurat dan lengkap. Pengkodean yang tepat sangat penting untuk memastikan perawatan yang sesuai, penagihan yang benar, serta analisis epidemiologi dan statistik kesehatan yang andal. -
Article No. 3353 | 24 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien laki-laki Tn. D dengan usia 21 tahun dirawat di Rumah Sakit dikarenakan dengan keluhan nyeri kepala bertambah berat dirasakan sejak +6 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan terutama dibagian kanan kepala nyeri seperti ditekan. Keluhan disertai mual-muntah >3 kali, serta penglihatan bertambah kabur sejak +3 bulan yang lalu dan lemah anggota gerak kiri. Pasien telah didiagnosa medis tumor otak. Saat dilakukan pengkajian, klien mengatakan kepala pusing dan nyeri dibagian atas mata sebelah kanan seperti ditusuk-tusuk dan ditekan, nyeri terjadi hilang timbul, skala nyeri 4-5, klien mengeluh penglihatan kabur hanya dapat melihat lambaian tangan dan cahaya yang terang, serta klien mengeluh mual saat makan, nafsu makan klien menurun. Keluarga pasien mengatakan Klien memiliki kebiasaan merokok, jarang untuk berolahraga. Keadaan pasien komposmentis, GCS 15 (E: 4, M: 6, V: 5), TD=120/80 mmHg, HR=88x/menit, RR=20x/menit, Suhu=36,4°C. Pemeriksaan TTV dengan hasil, S: 39,2°C, TD:125/56 mmHg, Pernapasan:32 x/I, dan nadi:105x/i. Pasien mengeluh mual saat makan, porsi makan yang diberikan rumah sakit hanya habis 2-3 sendok, sebelum sakit berat badan pasien 70 kg dan setelah sakit berat badan pasien menjadi 62 kg, pasien tampak pucat, badan tampak kurus, mukosa bibir kering.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disusun diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI untuk pasien Tn. D sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan tumor otak
2. Gangguan penglihatan berhubungan dengan tumor otak
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan asupan nutrisi
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan tumor otak
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
2. Gangguan penglihatan berhubungan dengan tumor otak
- SDKI: Gangguan Penglihatan
- SLKI: Peningkatan Penglihatan
- SIKI: Manajemen Gangguan Penglihatan
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan asupan nutrisi
- SDKI: Kekurangan Volume Cairan
- SLKI: Keseimbangan Cairan
- SIKI: Manajemen Cairan
Penjelasan singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan tumor otak
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Manajemen Nyeri adalah kemampuan mengenali, melaporkan, dan mengendalikan nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengenali, menilai, dan mengendalikan nyeri yang dialami pasien.
2. Gangguan penglihatan berhubungan dengan tumor otak
- SDKI: Gangguan Penglihatan adalah keterbatasan atau penurunan kemampuan visual yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Peningkatan Penglihatan adalah kemampuan meningkatkan fungsi penglihatan.
- SIKI: Manajemen Gangguan Penglihatan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi gangguan penglihatan.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan asupan nutrisi
- SDKI: Kekurangan Volume Cairan adalah penurunan volume cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intrasellular.
- SLKI: Keseimbangan Cairan adalah kemampuan mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh.
- SIKI: Manajemen Cairan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh. -
Article No. 3354 | 24 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien laki-laki Tn. D dengan usia 21 tahun dirawat di Rumah Sakit dikarenakan dengan keluhan nyeri kepala bertambah berat dirasakan sejak +6 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan terutama dibagian kanan kepala nyeri seperti ditekan. Keluhan disertai mual-muntah >3 kali, serta penglihatan bertambah kabur sejak +3 bulan yang lalu dan lemah anggota gerak kiri. Pasien telah didiagnosa medis tumor otak. Saat dilakukan pengkajian, klien mengatakan kepala pusing dan nyeri dibagian atas mata sebelah kanan seperti ditusuk-tusuk dan ditekan, nyeri terjadi hilang timbul, skala nyeri 4-5, klien mengeluh penglihatan kabur hanya dapat melihat lambaian tangan dan cahaya yang terang, serta klien mengeluh mual saat makan, nafsu makan klien menurun. Keluarga pasien mengatakan Klien memiliki kebiasaan merokok, jarang untuk berolahraga. Keadaan pasien komposmentis, GCS 15 (E: 4, M: 6, V: 5), TD=120/80 mmHg, HR=88x/menit, RR=20x/menit, Suhu=36,4°C. Pemeriksaan TTV dengan hasil, S: 39,2°C, TD:125/56 mmHg, Pernapasan:32 x/I, dan nadi:105x/i. Pasien mengeluh mual saat makan, porsi makan yang diberikan rumah sakit hanya habis 2-3 sendok, sebelum sakit berat badan pasien 70 kg dan setelah sakit berat badan pasien menjadi 62 kg, pasien tampak pucat, badan tampak kurus, mukosa bibir kering.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa Tn. D mengalami kondisi medis berupa tumor otak. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, serta SIKI yang sesuai dengan kondisi Tn. D:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial akibat tumor otak.
2. Gangguan penglihatan berhubungan dengan kerusakan saraf optik akibat tumor otak.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan penurunan nafsu makan.
4. Risiko cedera berhubungan dengan kelemahan anggota gerak kiri.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial akibat tumor otak.
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Manajemen Nyeri, Koping Nyeri.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pemberian analgesik, dan mengurangi stresor yang menyebabkan nyeri.
2. Gangguan penglihatan berhubungan dengan kerusakan saraf optik akibat tumor otak.
- SDKI: Gangguan penglihatan adalah perubahan dalam fungsi penglihatan yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan.
- SLKI: Kemandirian Sensori, Kepatuhan Terapi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah melatih kemampuan sensori dan adaptasi, serta edukasi tentang terapi untuk gangguan penglihatan.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan penurunan nafsu makan.
- SDKI: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan ketika asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Manajemen Nutrisi, Pemulihan Nutrisi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nutrisi, pemberian nutrisi enteral/parenteral, dan edukasi tentang nutrisi.
4. Risiko cedera berhubungan dengan kelemahan anggota gerak kiri.
- SDKI: Risiko cedera adalah kerentanan terhadap luka fisik atau psikologis yang dapat menimbulkan dampak negatif.
- SLKI: Pencegahan Jatuh, Keamanan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pencegahan jatuh, manajemen keamanan, dan latihan fisik untuk meningkatkan kekuatan anggota gerak.
Berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai dapat diterapkan untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh Tn. D. -
Article No. 3355 | 24 Oct 2024
Klinis : ISOLASI SOSIAL
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dokter, untuk kondisi 'Isolasi Sosial', berikut adalah kode ICD-10 yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z55.9
- Deskripsi: Masalah yang berhubungan dengan pendidikan dan literasi, tidak ditentukan
Tidak terdapat kode ICD-9-CM khusus untuk prosedur atau tindakan medis yang berkaitan dengan isolasi sosial. Kondisi isolasi sosial biasanya ditangani melalui intervensi psikologis atau sosial, seperti konseling, terapi, atau dukungan sosial, yang tidak memiliki kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik.
Isolasi sosial adalah kondisi di mana seseorang mengalami kurangnya interaksi sosial dan koneksi dengan orang lain. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti depresi, kesepian, gangguan sosial, atau bahkan situasi pandemi yang membatasi interaksi tatap muka. Kondisi ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan individu, sehingga penanganan yang tepat, seperti terapi dan dukungan sosial, sangat diperlukan. -
Article No. 3356 | 24 Oct 2024
Klinis : ISOLASI SOSIAL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menyajikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Isolasi Sosial.
Diagnosa Keperawatan:
Isolasi Sosial
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Isolasi Sosial didefinisikan sebagai keadaan di mana individu mengalami keterbatasan interaksi sosial yang disebabkan oleh ketidakmampuan atau penolakan untuk membentuk hubungan yang bermakna dengan orang lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Isolasi Sosial adalah pasien dapat meningkatkan interaksi sosial, memiliki hubungan sosial yang bermakna, dan merasa terhubung dengan orang lain.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Isolasi Sosial meliputi:
1. Terapi Sosialisasi: Memfasilitasi pasien untuk terlibat dalam aktivitas sosial dan membangun hubungan interpersonal yang bermakna.
2. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan, empati, dan validasi perasaan pasien untuk meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri.
3. Edukasi: Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya interaksi sosial dan cara-cara untuk meningkatkannya.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI ini diharapkan dapat membantu perawat dalam mengelola pasien dengan Isolasi Sosial secara komprehensif dan sesuai dengan praktik keperawatan terbaik. -
Article No. 3357 | 24 Oct 2024
Klinis : Depresi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Depresi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Bunuh Diri
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Bunuh Diri: Risiko individu untuk menyakiti diri sendiri dengan niat untuk mengakhiri hidup.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Individu dapat menunjukkan perilaku mencegah bunuh diri.
- Kriteria Hasil: Individu dapat mengidentifikasi faktor risiko bunuh diri, mengekspresikan alasan hidup, dan menggunakan strategi koping yang efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi Risiko Bunuh Diri
2. Manajemen Risiko Bunuh Diri
3. Dukungan Emosional
4. Terapi Perilaku Kognitif
5. Terapi Kelompok
Penjelasan singkat:
Depresi dapat meningkatkan risiko individu untuk melakukan tindakan bunuh diri. Diagnosa Keperawatan "Risiko Bunuh Diri" berfokus pada upaya pencegahan dan penanganan komprehensif untuk mengurangi risiko bunuh diri pada individu yang mengalami depresi. Melalui intervensi keperawatan yang terstandar, diharapkan dapat membantu individu mengidentifikasi faktor risiko, mengembangkan strategi koping yang efektif, dan meningkatkan alasan hidup sehingga dapat mencegah terjadinya perilaku bunuh diri. -
Article No. 3358 | 24 Oct 2024
Klinis : Harga Diri Rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan: Harga Diri Rendah
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Harga Diri Rendah didefinisikan sebagai evaluasi diri yang negatif dan perasaan tidak berharga.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari Harga Diri Rendah adalah Peningkatan Harga Diri, yang ditandai dengan kemampuan individu dalam menilai dirinya secara positif, perasaan berharga, dan penerimaan diri yang baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk Harga Diri Rendah dapat meliputi:
1. Terapi Kognitif: Mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif menjadi lebih positif.
2. Bimbingan Diri: Membantu klien untuk mengenali kekuatan dan kelemahan diri, serta mengembangkan rasa percaya diri.
3. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan, empati, dan validasi terhadap perasaan klien.
4. Terapi Kelompok: Memfasilitasi interaksi dan berbagi pengalaman dengan orang lain untuk meningkatkan harga diri.
Dalam konteks akademis, seorang perawat sebagai pakar dapat menerapkan intervensi-intervensi tersebut secara komprehensif untuk membantu klien dengan Harga Diri Rendah mencapai peningkatan harga diri yang optimal. -
Article No. 3359 | 24 Oct 2024
Klinis : pasien db dilakuakn pengambilan darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang dilakukan pengambilan darah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Nyeri Prosedural
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Nyeri Prosedural adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial yang terkait dengan prosedur medis atau tindakan keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Kontrol Nyeri
3. Kepuasan terhadap Pengelolaan Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Relaksasi
3. Terapi Komplementer
Dalam kondisi pasien yang dilakukan pengambilan darah, risiko nyeri prosedural dapat muncul. Perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengelola nyeri yang mungkin dialami pasien, seperti manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan terapi komplementer. Tujuannya adalah untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan, seperti kontrol nyeri dan kepuasan pasien terhadap pengelolaan nyeri. -
Article No. 3360 | 24 Oct 2024
Klinis : pasien db dilakuakn pengambilan darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami kondisi terkait dengan pengambilan darah. Berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan.
- Faktor yang berhubungan: Proses pengambilan darah.
2. Cemas
- Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Faktor yang berhubungan: Proses pengambilan darah.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas
- Karakteristik: Kelelahan, kelemahan, dan/atau penurunan toleransi terhadap aktivitas.
- Tujuan: Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
- Intervensi: Atur aktivitas, monitor tanda-tanda vital, identifikasi faktor yang mempengaruhi aktivitas.
2. Cemas
- Karakteristik: Kekhawatiran, ketakutan, dan/atau tanda-tanda fisiologis cemas.
- Tujuan: Pasien dapat mengendalikan kecemasan.
- Intervensi: Identifikasi penyebab kecemasan, berikan informasi, latihan relaksasi, dukungan emosional.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas
- Luaran: Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan atau penurunan toleransi.
2. Kontrol Kecemasan
- Luaran: Pasien dapat mengendalikan kecemasan yang dialami.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas
- Intervensi: Atur aktivitas berdasarkan toleransi pasien, monitor tanda-tanda vital, identifikasi faktor yang mempengaruhi aktivitas.
2. Manajemen Kecemasan
- Intervensi: Identifikasi penyebab kecemasan, berikan informasi, latihan relaksasi, dukungan emosional.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai diagnosis keperawatan dan standar PPNI yang dapat diterapkan dalam penanganan pasien terkait pengambilan darah. -
Article No. 3361 | 24 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan mual muntah dan diare
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami mual, muntah, dan diare.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual, muntah, dan diare
Penjelasan:
Kode ICD-10 R11.2 adalah untuk mengindikasikan kondisi mual, muntah, dan diare yang dialami oleh pasien. Kode ini termasuk dalam kategori "Simptom dan tanda yang melibatkan sistem pencernaan dan abdomen" (R10-R19) dalam Klasifikasi Internasional Penyakit (ICD-10).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur spesifik yang terkait.
Penjelasan:
Dalam kasus ini, tidak ada tindakan medis spesifik yang perlu dikodekan menggunakan ICD-9-CM Procedure. Penanganan yang mungkin dilakukan adalah memberikan terapi penunjang, seperti rehidrasi, antiemetik, atau antidiare, tergantung pada penilaian klinis dan kondisi pasien. Namun, kode prosedur tersebut tidak perlu dicantumkan dalam dokumentasi medis.
Secara ringkas, kode ICD-10 yang sesuai untuk kondisi mual, muntah, dan diare yang dialami oleh pasien adalah R11.2 (Mual, muntah, dan diare). Tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang spesifik untuk dicantumkan dalam hal ini.