Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3339 | 24 Oct 2024
Klinis : DS : Pasien mengatakan jumlah urinnya berkurang dari pada sebelum sakit. Pasien mengatakan mual muntah sejak 3 hari yang lalu DO : Keadaan umum : lemas Ada edema ekstermitas Balans cairan +200mL Hasil lab: BUN 112,8mg/dL Kreatinin 17,98mg/dL Hb 8.7g/dL Kalium 5,2 TD: 169/87mmHg N: 71x/menit S: 37℃ RR: 20 x/menit Hasil rotgen thorax : Cardiomegaly
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Aliran Urin
2. Intoleransi Aktivitas
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Penurunan Aliran Urin
SDKI: Berkurangnya pengeluaran urin dari ginjal.
SLKI: Mempertahankan Fungsi Vesika Urinaria.
SIKI: Manajemen Cairan.
2. Intoleransi Aktivitas
SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan.
SLKI: Pemulihan Kemampuan Fisik.
SIKI: Manajemen Energi.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SDKI: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Mempertahankan Berat Badan.
SIKI: Manajemen Nutrisi.
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, pasien menunjukkan gejala penurunan aliran urin, kelemahan umum, dan kemungkinan ketidakseimbangan nutrisi. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah penurunan aliran urin, intoleransi aktivitas, dan ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh. Standar asuhan keperawatan yang dapat digunakan adalah SDKI, SLKI, dan SIKI.
Silakan tanyakan jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut. -
Article No. 3340 | 24 Oct 2024
Klinis : diagnosa medis PGK dengan hemodialisis. terpasang kateter double lumen. Keadaan umum : lemas Ada edema ekstermitas Balans cairan +200mL Hasil lab: BUN 112,8mg/dL Kreatinin 17,98mg/dL Hb 8.7g/dL Kalium 5,2 TD: 169/87mmHg N: 71x/menit S: 37℃ RR: 20 x/menit Hasil rotgen thorax : Cardiomegaly
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan diagnosa medis Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dengan hemodialisis, terpasang kateter double lumen, dan kondisi umum pasien:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik dan energi.
- Penyebab: Proses penyakit, anemia, edema, ketidakseimbangan elektrolit.
- Manifestasi Klinis: Kelelahan, lemah, sesak napas, dan intoleransi terhadap aktivitas.
2. Kelebihan Volume Cairan (SDKI)
- Definisi: Keadaan di mana terdapat kelebihan cairan total dalam tubuh.
- Penyebab: Asupan cairan melebihi kemampuan eliminasi, ketidakseimbangan mekanisme pengaturan cairan dan elektrolit.
- Manifestasi Klinis: Edema, peningkatan berat badan, peningkatan tekanan darah, sesak napas, dan perubahan status mental.
3. Risiko Infeksi (SDKI)
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel, jaringan, atau sistem.
- Penyebab: Prosedur invasif (kateter double lumen), gangguan pertahanan tubuh.
- Manifestasi Klinis: Peningkatan tanda dan gejala infeksi, seperti peningkatan suhu tubuh, leukositosis, dan hasil kultur positif.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI dan SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Intervensi: Monitoring tanda-tanda vital, pembatasan aktivitas, pemberian energi melalui nutrisi dan cairan, rehabilitasi.
- Luaran: Peningkatan toleransi aktivitas, perbaikan tanda-tanda vital, peningkatan kemampuan fungsional.
2. Kelebihan Volume Cairan
- Intervensi: Monitor input dan output cairan, pembatasan asupan cairan, pemberian diuretik, hemodialisis.
- Luaran: Keseimbangan cairan, penurunan edema, stabilitas tanda-tanda vital.
3. Risiko Infeksi
- Intervensi: Perawatan akses vaskular, pemberian antibiotik, monitor tanda infeksi, pencegahan kontaminasi.
- Luaran: Tidak ada tanda-tanda infeksi, hasil kultur negatif, tidak ada komplikasi.
Ingat, asuhan keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan dikolaborasikan dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 3341 | 24 Oct 2024
Klinis : Tn.N umur 60 tahun, suku padang, agama Islam, pensiunan pegawai negeri gol.II, riwayat pendidikan tamat SMP, istri sudah meninggal 2 tahun lalu, dan saat ini Tn.N tinggal dengan anak pertamanya. Tn.N dirawat di ruang perawatan neurologi Rumah Sakit MC, Tn.N dirawat hari yang ketiga.Tn. dirawat di ruang tersebut dengan diagnosa medis stroke iskemic, dengan kondisi saat masuk kesadaran menurun, GCS: 10, TD: 170/100, RR: 30 x/mt, N: 68 x/mt. Nafas tampak cepat dan terdengar suara ngorok. Kondisi pada saat ini (hari 3) perawatan dan didapatkan data sebagai berikut: Kesadaran conpos mentis, GCS 13, TD: 160/100, N: 68 x/mnt, RR: 28, terdengar bunyi ronki basal kiri/kanan. kelumpuhan anggota gerak bagian atas dan bawah kanan (hemiparese dextra), bicara tidak jelas (pelo), tetapi bila diajak bicara Tn.T dapat mengerti dan dapat menjawab pertanyaan dengan menganggukan kepala dan bicara tetapi tidak jelas (pelo). Tn.N tidak dapat menelan sehingga terpasang NGT untuk memasukan makanannya, masih terpasang oksigen kanul 3 lt/mnt, terpasang IV line cairan NaCl 20 tts/mnt, pada saat ini juga Tn.N sudah dianjutkan untuk melakukan aktivitas ringan yang dapat dilakukan dan melakukan ROM aktif pada daerah yang tidak terjadi kelumpuhan dan dilakukan ROM pasif pada daerah yang mengalami kelumpuhan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makan/minum, toileting/bab dan bak, mandi dan dalam melakukan aktifitas Tn.N harus selalu dibantu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah beberapa Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia yang dapat diterapkan pada Tn. N:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
- SDKI: Gangguan aliran darah ke otak yang mengurangi asupan oksigen dan nutrisi ke jaringan otak.
- SLKI: Meningkatkan aliran darah ke otak, mempertahankan oksigenasi otak, mencegah komplikasi.
- SIKI: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen oksigen, manajemen cairan, terapi aktivitas.
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dari satu tempat ke tempat lain.
- SLKI: Meningkatkan kekuatan dan rentang gerak, mempertahankan fungsi muskuloskeletal, mencegah komplikasi.
- SIKI: Terapi aktivitas, terapi latihan, manajemen nyeri.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Komunikasi Verbal
- SDKI: Keterbatasan dalam mengekspresikan atau menerima informasi melalui bahasa lisan.
- SLKI: Mempertahankan kemampuan komunikasi, meningkatkan kemampuan berbahasa, mencegah komplikasi.
- SIKI: Terapi wicara, manajemen komunikasi, terapi aktivitas.
4. Diagnosa Keperawatan: Risiko Aspirasi
- SDKI: Risiko masuknya cairan, makanan, atau benda asing ke dalam saluran pernapasan.
- SLKI: Mempertahankan fungsi menelan, mencegah aspirasi, mencegah komplikasi.
- SIKI: Manajemen menelan, manajemen nutrisi, manajemen oksigen.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) menjelaskan definisi dan karakteristik dari diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menjelaskan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menjelaskan rencana tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dengan memahami SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan sesuai dengan standar profesi keperawatan di Indonesia. -
Article No. 3342 | 24 Oct 2024
Klinis : luka sengatan listrik, jari necrosis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi luka sengatan listrik dengan jari nekrosis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan integritas kulit
2. Risiko infeksi
3. Risiko kerusakan jaringan
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Integritas Kulit
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Penyebab: Paparan energi listrik yang menyebabkan kerusakan pada kulit.
- Tanda dan Gejala: Luka pada kulit, kemerahan, dan nekrosis pada jari.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
- Penyebab: Adanya luka terbuka yang memudahkan masuknya mikroorganisme.
- Faktor Risiko: Gangguan integritas kulit, kelembaban, serta penurunan sistem imun.
3. Risiko Kerusakan Jaringan
- Definisi: Rentan terhadap kerusakan sel, jaringan, dan/atau organ.
- Penyebab: Paparan energi listrik yang menyebabkan nekrosis pada jari.
- Faktor Risiko: Gangguan aliran darah, iskemia, dan kerusakan jaringan.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- SDKI menyediakan definisi, penyebab, karakteristik, dan kriteria hasil untuk setiap diagnosa keperawatan.
- Standar ini membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan mendokumentasikan diagnosa keperawatan yang tepat.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- SLKI menyediakan indikator hasil yang dapat diukur untuk setiap diagnosa keperawatan.
- Standar ini membantu perawat dalam mengevaluasi efektivitas intervensi keperawatan dan mencapai hasil yang diharapkan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- SIKI menyediakan daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
- Standar ini membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa dan kondisi pasien.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terstandar, dan berpusat pada pasien untuk mengatasi kondisi luka sengatan listrik dengan jari nekrosis. -
Article No. 3343 | 24 Oct 2024
Klinis : Hiperemesis gravidarum, hamil ukuran 4-5 minggu, mengeluh pusing mual dan muntah, pandangan ganda. memiliki riwayat penyakit mioma uteri dan vertigo
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hiperemesis gravidarum yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual dan Muntah Berlebihan (Hiperemesis Gravidarum) berhubungan dengan perubahan hormonal dan fisiologis pada kehamilan.
Penjelasan:
Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal dan fisiologis, seperti peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dan estrogen, yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran cerna.
2. Risiko Kekurangan Cairan (Dehidrasi) berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan akibat mual dan muntah.
Penjelasan:
Kehilangan cairan yang berlebihan akibat mual dan muntah dapat menyebabkan risiko kekurangan cairan (dehidrasi) pada ibu hamil. Hal ini dapat menimbulkan komplikasi seperti ketidakseimbangan elektrolit dan gangguan fungsi organ.
3. Gangguan Penglihatan (Pandangan Ganda) berhubungan dengan perubahan fisiologis pada kehamilan dan riwayat penyakit vertigo.
Penjelasan:
Pandangan ganda (diplopia) dapat terjadi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan fisiologis pada kehamilan, seperti peningkatan tekanan intrakranial, serta riwayat penyakit vertigo yang dimiliki oleh ibu.
Standar Asuhan Keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI):
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada kondisi ini, perawat dapat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Standar ini menjadi acuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 3344 | 24 Oct 2024
Klinis : dianogsa hidung keluar darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi hidung keluar darah.
Diagnosa Keperawatan:
Perdarahan Hidung (Epistaksis)
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Perdarahan yang berasal dari mukosa hidung.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh trauma, penyakit sistemik, gangguan koagulasi, dan lain-lain.
- Tanda dan Gejala: Adanya perdarahan dari hidung, dapat berupa tetesan atau aliran darah.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan:
a. Perdarahan Terkontrol: Pasien menunjukkan perdarahan yang terkontrol, tidak ada perdarahan lanjut.
b. Komplikasi Pencegahan: Pasien tidak mengalami komplikasi yang berhubungan dengan perdarahan, seperti hipovolemia, anemia, dan lain-lain.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Manajemen Perdarahan: Memberikan kompresi lokal pada area perdarahan, menggunakan tampon, atau merujuk ke dokter untuk penanganan medis.
b. Pemantauan Tanda Vital: Memantau tanda-tanda vital pasien secara berkala untuk mendeteksi tanda-tanda hipovolemia.
c. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi tentang penyebab, gejala, dan penanganan epistaksis.
Sebagai perawat profesional, saya akan menggunakan standar-standar tersebut sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi perdarahan hidung pada pasien. -
Article No. 3345 | 24 Oct 2024
Klinis : mimisan diagnosanya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Perdarahan Epistaksis
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Perdarahan Epistaksis adalah keadaan di mana terjadi perdarahan dari hidung yang tidak dapat dikontrol. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti trauma, gangguan koagulasi, atau adanya kelainan struktur pembuluh darah di hidung.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan perdarahan epistaksis adalah:
1. Perdarahan terkontrol
2. Tidak terjadi komplikasi
3. Pasien dan keluarga mampu mengelola perdarahan epistaksis
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi perdarahan epistaksis meliputi:
1. Penekanan pada area perdarahan
2. Penggunaan obat-obatan hemostatik
3. Pemberian oksigen, jika diperlukan
4. Edukasi pasien dan keluarga mengenai perawatan lanjutan di rumah
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien, menentukan diagnosis keperawatan yang tepat, dan menyusun rencana perawatan yang sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. Tujuan utamanya adalah menghentikan perdarahan, mencegah komplikasi, dan memastikan pasien dan keluarga dapat mengelola kondisi ini dengan baik. -
Article No. 3346 | 24 Oct 2024
Klinis : tangan terluka
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tangan terluka.
Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu
Definisi:
Kerusakan pada epidermis, dermis, atau jaringan dibawahnya.
Penyebab:
1. Trauma fisik (luka terbuka)
2. Faktor eksternal (benda tajam, gesekan, pukulan)
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik Utama: Terdapat kerusakan pada lapisan kulit
- Faktor Berhubungan: Trauma, luka terbuka
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Integritas kulit membaik, tidak terjadi komplikasi, nyeri terkontrol
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Perawatan Luka
2. Manajemen Nyeri
3. Pencegahan Infeksi
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Integritas Kulit Terganggu" menggambarkan adanya kerusakan pada lapisan kulit yang dapat disebabkan oleh trauma fisik seperti luka terbuka. Standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan panduan komprehensif dalam mengelola kondisi ini, mulai dari mengidentifikasi karakteristik utama dan faktor penyebab, menetapkan luaran yang diharapkan, serta menentukan intervensi keperawatan yang tepat, seperti perawatan luka, manajemen nyeri, dan pencegahan infeksi. Tujuannya adalah untuk memulihkan integritas kulit, mencegah komplikasi, dan mengelola nyeri yang menyertai. -
Article No. 3347 | 24 Oct 2024
Klinis : mimisan pada hidung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi mimisan pada hidung.
Diagnosa Keperawatan:
Perdarahan Epistaksis
Perdarahan Epistaksis adalah hilangnya integritas pembuluh darah di rongga hidung yang mengakibatkan keluarnya darah dari hidung.
SDKI:
- Definisi: Keluarnya darah dari rongga hidung
- Penyebab: Cedera pada mukosa hidung, hipertensi, penggunaan obat antikoagulan, kelainan pembekuan darah
- Gejala: Darah keluar dari hidung, adanya bekuan darah di rongga hidung
SLKI:
- Kontrol perdarahan
- Penyembuhan luka
- Pemulihan status hemodinamik
SIKI:
- Pemberian kompres dingin pada hidung
- Kompresi hidung
- Edukasi perawatan hidung dan penyebab perdarahan epistaksis
- Pemantauan tanda-tanda vital dan status perdarahan
Dengan pendekatan ini, diharapkan perawat dapat melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah perdarahan epistaksis pada pasien. Fokus utama adalah mengendalikan perdarahan, mempercepat penyembuhan luka, dan memulihkan status hemodinamik pasien. -
Article No. 3348 | 24 Oct 2024
Klinis : Hiperemesis Gravidarum. pasien mengatakan pusing sejak kemarin, pandangan ganda, mual dan muntah. memiliki riwayat penyakit vertigo dan mioma uteri.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Hiperemesis Gravidarum.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan
- Definisi: Kondisi di mana individu berisiko mengalami defisit atau kelebihan cairan, elektrolit, dan/atau pH cairan tubuh.
- Faktor Risiko: Mual dan muntah hebat akibat Hiperemesis Gravidarum.
2. Ketidakefektifan Manajemen Energi
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengatur sumber daya untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.
- Faktor Terkait: Kelemahan akibat malnutrisi dan dehidrasi dari Hiperemesis Gravidarum.
3. Gangguan Citra Tubuh
- Definisi: Gangguan dalam persepsi atau gambaran mental tubuh seseorang.
- Faktor Terkait: Perubahan fisik akibat Hiperemesis Gravidarum, seperti penurunan berat badan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) menyediakan standar diagnosa keperawatan yang tervalidasi untuk memandu perawat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menyediakan standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan, yang dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menyediakan standar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Perawat dapat menggunakan ketiga standar ini secara terintegrasi untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi bagi pasien dengan Hiperemesis Gravidarum.