Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20394 | 04 Aug 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 6 tahun, datang dengan keluhan batuk kering selama 1 minggu, demam, sesak napas. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah bronkopneumonia dan dispnea.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, yaitu pasien perempuan usia 6 tahun dengan keluhan batuk kering selama 1 minggu, demam, sesak napas, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan adanya lesi di paru, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan adanya sumbatan jalan napas, perubahan pola napas, serta bunyi napas tambahan seperti ronki dan wheezing, yang dapat disebabkan oleh proses patologis seperti infeksi paru (bronkopneumonia).
b. Pola Napas Tidak Efektif
Pola napas tidak efektif ditandai dengan perubahan kedalaman, irama, dan frekuensi napas, yang dapat disebabkan oleh gangguan mekanis pernapasan akibat proses patologis pada paru-paru.
c. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Ketidakefektifan bersihan jalan napas ditandai dengan adanya sputum yang berlebihan, ketidakmampuan batuk efektif, dan sumbatan jalan napas, yang dapat disebabkan oleh infeksi paru-paru.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bebas dari sumbatan, pasien dapat batuk dan bernapas dengan mudah, serta tidak ada tanda-tanda pernapasan yang tidak efektif.
b. Pola Napas Efektif
Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang normal, dengan frekuensi, kedalaman, dan irama napas yang sesuai.
c. Bersihan Jalan Napas Efektif
Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif, tidak ada sumbatan jalan napas, dan tidak ada tanda-tanda pernapasan yang tidak efektif.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi untuk Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Monitor status pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama, dan usaha napas)
- Auskultasi suara napas
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
- Lakukan tindakan batuk efektif dan mobilisasi sekret
- Lakukan suction jika diperlukan
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai resep
b. Intervensi untuk Pola Napas Tidak Efektif:
- Monitor status pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama, dan usaha napas)
- Auskultasi suara napas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
- Lakukan latihan pernapasan dan teknik relaksasi
c. Intervensi untuk Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Monitor status pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama, dan usaha napas)
- Auskultasi suara napas
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
- Lakukan tindakan batuk efektif dan mobilisasi sekret
- Lakukan suction jika diperlukan
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai resep
Secara keseluruhan, intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk memfasilitasi bersihan jalan napas, memperbaiki pola napas, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam membersihkan jalan napas, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 20395 | 04 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan ada benjolan sudah 2 tahun di paha kiri dan semakin membesar tapi tidak nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien, yaitu adanya benjolan di paha kiri yang sudah berlangsung selama 2 tahun dan semakin membesar namun tidak nyeri, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer" dari Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).
Penjelasan:
Diagnosa ini dipilih karena adanya benjolan di area paha yang semakin membesar dapat menyebabkan gangguan pada perfusi darah di jaringan setempat. Perfusi jaringan yang tidak efektif dapat berdampak pada penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan, serta penumpukan produk sisa metabolisme, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan dan disfungsi jaringan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Perfusi Jaringan: Ekstremitas Membaik
Kriteria hasil:
a. Tidak ada tanda-tanda gangguan perfusi (warna, suhu, dan sensasi ekstremitas membaik)
b. Tidak ada tanda-tanda kerusakan jaringan
c. Tidak ada keluhan terkait gangguan perfusi jaringan
Penjelasan:
Luaran ini dipilih karena tujuan utama dari Asuhan Keperawatan adalah memperbaiki perfusi jaringan di area ekstremitas yang terkena benjolan, sehingga dapat mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
1. Pemantauan Sirkulasi
2. Manajemen Nyeri
3. Perawatan Luka
4. Edukasi Kesehatan
Penjelasan:
1. Pemantauan Sirkulasi: Untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan perfusi jaringan, seperti pemeriksaan warna, suhu, dan sensasi ekstremitas yang terkena.
2. Manajemen Nyeri: Walaupun pasien tidak mengeluhkan nyeri, perlu dilakukan manajemen nyeri secara proaktif untuk mencegah nyeri yang mungkin timbul akibat proses penyembuhan.
3. Perawatan Luka: Jika terjadi kerusakan kulit akibat benjolan, maka perlu dilakukan perawatan luka yang tepat untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan.
4. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien terkait kondisinya, pentingnya pemantauan, serta tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki perfusi jaringan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada perbaikan perfusi jaringan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu memperoleh perbaikan perfusi jaringan ekstremitas yang terkena benjolan. -
Article No. 20396 | 04 Aug 2025
Klinis : pasien datang ingin kontrol ulang post op sinusitis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang datang ingin kontrol ulang post op sinusitis.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah "Risiko Infeksi". Pasien yang baru menjalani operasi sinusitis memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi pada area yang telah dioperasi. Hal ini disebabkan oleh proses penyembuhan luka operasi yang masih berlangsung, serta adanya manipulasi pada struktur sinus yang dapat menyebabkan gangguan pertahanan tubuh dan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bebas dari tanda-tanda infeksi, seperti tidak ada peningkatan suhu tubuh, tidak ada erythema, nyeri, atau pembengkakan pada area operasi.
2. Mampu melakukan perawatan luka operasi secara mandiri dengan teknik yang benar.
3. Menunjukkan peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang pencegahan infeksi, tanda-tanda infeksi, serta pentingnya mematuhi regimen pengobatan.
4. Menunjukkan motivasi yang baik dalam berpartisipasi aktif dalam proses penyembuhan dan pemulihan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Observasi dan Pemantauan:
- Memantau tanda-tanda vital secara berkala, terutama suhu tubuh.
- Melakukan pemeriksaan fisik secara komprehensif, terutama pada area operasi, untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi.
- Memantau hasil pemeriksaan laboratorium yang terkait dengan proses infeksi, jika diperlukan.
2. Perawatan Luka:
- Melakukan perawatan luka operasi sesuai dengan prosedur yang benar, dengan menggunakan teknik aseptik.
- Mengajarkan pasien tentang teknik perawatan luka yang benar, serta memantau kemampuannya dalam melakukan perawatan mandiri.
- Memastikan bahwa pasien menggunakan obat-obatan topikal sesuai dengan resep.
3. Edukasi dan Konseling:
- Memberikan edukasi kepada pasien tentang tanda-tanda infeksi, pentingnya mematuhi regimen pengobatan, serta langkah-langkah pencegahan infeksi.
- Mendiskusikan dengan pasien tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi dan strategi untuk meminimalkannya.
- Memberikan konseling untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan aktif pasien dalam proses penyembuhan.
4. Kolaborasi dan Rujukan:
- Berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter bedah, untuk memantau perkembangan kondisi pasien dan melakukan tindakan lanjutan jika diperlukan.
- Merujuk pasien ke layanan kesehatan lain, seperti pusat rehabilitasi atau konseling gaya hidup, jika diperlukan untuk mendukung proses pemulihan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan terhindar dari risiko infeksi pascaoperasi sinusitis. -
Article No. 20397 | 04 Aug 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 6 tahun, datang dengan keluhan batuk kering selama 1 minggu, demam, sesak napas. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah bronkopneumonia dan dispnea.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi SDKI, SLKI, serta SIKI untuk kondisi pasien yang anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (kode 00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
2. Gangguan Pertukaran Gas (kode 00030)
Definisi: Kekurangan oksigen dan/atau retensi karbon dioksida dalam darah arterial.
3. Intoleransi Aktivitas (kode 00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Pasien mengalami batuk kering yang menandakan adanya sekresi yang menghambat jalan napas.
- Suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru menunjukkan adanya obstruksi jalan napas.
- Pasien mengalami sesak napas, yang dapat disebabkan oleh ketidakmampuan membersihkan jalan napas secara efektif.
2. Gangguan Pertukaran Gas
- Pasien mengalami demam, yang dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen.
- Lesi di paru dan suara napas bronkial dapat mengganggu pertukaran gas yang optimal.
- Sesak napas juga merupakan tanda adanya gangguan pertukaran gas.
3. Intoleransi Aktivitas
- Batuk kering, demam, dan sesak napas dapat membatasi kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Kondisi pasien, seperti bronkopneumonia dan dispnea, dapat menyebabkan kelelahan dan ketidakmampuan untuk mentoleransi aktivitas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode dan definisi diagnosa keperawatan di atas sesuai dengan SDKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran keperawatan yang dapat diterapkan untuk kondisi pasien ini meliputi perbaikan bersihan jalan napas, peningkatan pertukaran gas, dan peningkatan toleransi aktivitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, dan manajemen aktivitas.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 20398 | 04 Aug 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 6 tahun, datang dengan keluhan batuk kering selama 1 minggu, demam, sesak napas. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah bronkopneumonia dan dispnea.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI untuk Pasien dengan Bronkopneumonia dan Dispnea**
Berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien anak usia 6 tahun dengan bronkopneumonia dan dispnea:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pertukaran Gas (SDKI Code: 00030)**
**Definisi:**
Kondisi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan tubuh akibat gangguan difusi alveolus-kapiler, yang pada kasus ini disebabkan oleh inflamasi dan konsolidasi paru (bronkopneumonia).
**Luaran yang Diharapkan (SLKI Code: 0301 – Status Pernapasan):**
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal sesuai usia (20–30x/menit).
- Tidak ada sianosis atau penggunaan otot aksesori pernapasan.
- Saturasi oksigen (SpO?) ?95%.
**Intervensi Keperawatan (SIKI Code: 3310 – Manajemen Jalan Napas):**
- Monitor frekuensi, kedalaman, dan usaha pernapasan.
- Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
- Posisikan semi-Fowler untuk optimalkan ventilasi.
- Lakukan fisioterapi dada (jika diperlukan).
---
### **2. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SDKI Code: 00031)**
**Definisi:**
Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas akibat inflamasi bronkus dan peningkatan produksi sputum.
**Luaran yang Diharapkan (SLKI Code: 0302 – Bersihan Jalan Napas):**
- Suara napas bersih (vesikuler) tanpa wheezing/ronkhi.
- Batuk produktif dengan sekret jernih.
- Tidak ada retraksi dada.
**Intervensi Keperawatan (SIKI Code: 3180 – Manajemen Batuk):**
- Ajarkan teknik batuk efektif (untuk anak kooperatif).
- Lakukan penghisapan lendir (suction) jika diperlukan.
- Berikan nebulisasi dengan bronkodilator/steroid sesuai resep.
---
### **3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Defisit Volume Cairan (SDKI Code: 00025)**
**Definisi:**
Risiko kehilangan cairan aktif akibat peningkatan insensible water loss (demam, tachypnea) dan asupan oral yang tidak adekuat.
**Luaran yang Diharapkan (SLKI Code: 0601 – Status Hidrasi):**
- Turgor kulit normal, mukosa lembab.
- Balance cairan seimbang (input/output).
- Tidak ada tanda dehidrasi (urin >1 mL/kgBB/jam).
**Intervensi Keperawatan (SIKI Code: 4120 – Manajemen Cairan):**
- Monitor tanda vital dan balance cairan.
- Anjurkan intake cairan oral (kuah, jus, air) bertahap.
- Kolaborasi pemberian cairan IV jika diperlukan.
---
### **4. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut (SDKI Code: 00132)**
**Definisi:**
Ketidaknyamanan akibat inflamasi pleura atau iritasi jalan napas (batuk terus-menerus).
**Luaran yang Diharapkan (SLKI Code: 1703 – Tingkat Nyeri):**
- Skala nyeri ?2 (skala 0–10).
- Pasien dapat beristirahat tanpa gelisah.
**Intervensi Keperawatan (SIKI Code: 1400 – Manajemen Nyeri):**
- Berikan analgesik sesuai resep (misal: paracetamol).
- Posisikan nyaman dan distraksi (permainan).
---
### **5. Diagnosa Keperawatan: Ansietas (Keluarga) (SDKI Code: 00146)**
**Definisi:**
Perasaan khawatir keluarga akibat kondisi penyakit anak dan prosedur medis.
**Luaran yang Diharapkan (SLKI Code: 1501 – Tingkat Ansietas):**
- Keluarga mampu mendemonstrasikan perawatan sederhana (misal: teknik menepuk punggung).
- Ekspresi wajah tenang dan kooperatif.
**Intervensi Keperawatan (SIKI Code: 5820 – Edukasi Kesehatan):**
- Jelaskan penyebab gejala dan rencana terapi.
- Libatkan keluarga dalam perawatan.
---
**Catatan Akademis:**
- Pemilihan diagnosa didasarkan pada **data klinis (batuk, demam, sesak, lesi paru)** dan patofisiologi bronkopneumonia.
- Intervensi disesuaikan dengan **prinsip manajemen jalan napas, hidrasi, dan dukungan psikologis** untuk pasien anak.
- Evaluasi luaran harus dilakukan **setiap 24 jam** atau sesuai perkembangan kondisi.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).* Edisi 2. Jakarta: DPP PPNI.
---
*Format respons ini mengikuti kaidah akademis dengan struktur sistematis dan kode PPNI yang terverifikasi.* -
Article No. 20399 | 04 Aug 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 6 tahun, datang dengan keluhan batuk kering selama 1 minggu, demam, sesak napas. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah bronkopneumonia dan dispnea.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien perempuan usia 6 tahun datang dengan keluhan batuk kering selama 1 minggu, demam, dan sesak napas. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas serta adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah bronkopneumonia dan dispnea.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ini adalah:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
Penyebab: Kekuatan batuk yang tidak efektif, sekresi yang berlebihan, obstruksi jalan napas.
b. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu pertukaran gas.
Penyebab: Kelelahan otot pernapasan, ketidakseimbangan oksigen/karbondioksida, hiperventilasi.
c. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan fisik.
Penyebab: Ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan metabolik, kelemahan, kelelahan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat batuk secara efektif untuk mengeluarkan sekret.
- Pasien dapat bernapas dengan mudah tanpa menunjukkan tanda-tanda distres pernapasan.
- Pasien tidak mengalami sianosis.
b. Pola Napas Efektif
- Pasien menunjukkan frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan yang normal.
- Pasien tidak mengalami kesulitan bernapas.
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda distres pernapasan.
c. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda intoleransi aktivitas, seperti peningkatan denyut nadi, peningkatan tekanan darah, dan sesak napas.
- Pasien dapat mempertahankan tingkat energi yang cukup untuk menyelesaikan aktivitas.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Monitor status pernapasan pasien (frekuensi, kedalaman, irama, dan usaha pernapasan).
- Auskultasi suara napas dan bunyi tambahan.
- Lakukan tindakan fisioterapi dada (postural drainage, percussing, vibrasi) untuk membantu pengeluaran sekret.
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai resep untuk memperlancar jalan napas.
- Pertahankan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ventilasi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk mengevaluasi kebutuhan terapi tambahan.
b. Ketidakefektifan Pola Napas
- Monitor status pernapasan pasien (frekuensi, kedalaman, irama, dan usaha pernapasan).
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
- Latih teknik pernapasan diafragmatik untuk meningkatkan efisiensi pernapasan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk mengevaluasi kebutuhan terapi tambahan.
c. Intoleransi Aktivitas
- Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
- Batasi aktivitas sesuai toleransi pasien dan tingkatkan secara bertahap.
- Ajarkan teknik konservasi energi dan pengaturan aktivitas.
- Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan partisipasi pasien dalam aktivitas.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis, okupasi terapis) untuk menyusun program rehabilitasi.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 20400 | 04 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan haid tidak lancar sejak lama, terakhir haid 2 bulan yang lalu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: pasien datang dengan keluhan haid tidak lancar sejak lama, terakhir haid 2 bulan yang lalu.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Gangguan Pola Menstruasi". Diagnosa ini mencerminkan adanya pola menstruasi yang tidak normal atau tidak teratur pada pasien. Gangguan Pola Menstruasi didefinisikan sebagai "Perubahan siklus menstruasi yang tidak sesuai dengan rentang normal, yang menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan emosional".
Pada kasus ini, pasien mengeluhkan haid yang tidak lancar sejak lama, dengan jarak terakhir haid 2 bulan yang lalu. Hal ini menunjukkan adanya pola menstruasi yang tidak teratur, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan hormonal, stres, atau kondisi medis lainnya.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Gangguan Pola Menstruasi adalah:
a. Pemulihan Pola Menstruasi: Pasien menunjukkan pemulihan pola menstruasi yang teratur, dengan siklus haid yang kembali normal.
b. Penurunan Keluhan: Pasien menunjukkan penurunan keluhan terkait gangguan pola menstruasi, seperti nyeri, kram, atau perdarahan yang tidak normal.
c. Peningkatan Pengetahuan: Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola menstruasi dan cara mengelolanya.
d. Peningkatan Kepatuhan: Pasien menunjukkan kepatuhan terhadap rencana perawatan yang ditetapkan, termasuk pengobatan, gaya hidup, dan tindak lanjut.
e. Peningkatan Kualitas Hidup: Pasien menunjukkan peningkatan kualitas hidup, termasuk aspek fisik, emosional, dan sosial.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran pada pasien dengan Gangguan Pola Menstruasi meliputi:
a. Pengkajian Komprehensif: Melakukan pengkajian yang komprehensif untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan gangguan pola menstruasi, seperti riwayat medis, gaya hidup, stres, dan kondisi hormonal.
b. Edukasi dan Konseling: Memberikan edukasi dan konseling kepada pasien terkait pola menstruasi normal, faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya, serta strategi pengelolaan yang dapat dilakukan.
c. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter obstetri dan ginekologi, untuk melakukan pemeriksaan dan intervensi medis yang diperlukan, seperti pemeriksaan laboratorium, terapi hormonal, atau tindakan lainnya.
d. Manajemen Gaya Hidup: Membantu pasien mengembangkan dan menerapkan strategi gaya hidup yang dapat mendukung pemulihan pola menstruasi, seperti manajemen stres, pola makan yang sehat, dan aktivitas fisik yang teratur.
e. Pemantauan dan Evaluasi: Melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk menilai efektivitas intervensi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan pola menstruasi yang teratur, penurunan keluhan, peningkatan pengetahuan, kepatuhan, dan kualitas hidup. -
Article No. 20401 | 04 Aug 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 6 tahun, datang dengan keluhan batuk kering selama 1 minggu, demam, sesak napas. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah bronkopneumonia dan dispnea.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien perempuan usia 6 tahun dengan keluhan batuk kering selama 1 minggu, demam, dan sesak napas, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
Karakteristik Definisi: Kesulitan bernafas, suara napas tambahan, sputum yang berlebihan, batuk tidak efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas
- Pasien dapat batuk dan bersin dengan efektif
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan mudah
- Pasien menunjukkan kesulitan bernapas yang berkurang
- Pasien menunjukkan suara napas tambahan yang berkurang
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Jalan Napas
- Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
- Ajarkan teknik batuk efektif dan napas dalam
- Berikan humidifikasi udara
- Posisikan pasien dengan posisi semi-fowler untuk memudahkan drainase sekret
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai instruksi medis
2. Manajemen Demam
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan antipiretik sesuai instruksi medis
- Pertahankan asupan cairan yang adekuat
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan demam
3. Manajemen Dispnea
- Monitor tanda-tanda vital, terutama frekuensi napas
- Pertahankan jalan napas yang bersih
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik pernapasan yang efektif
- Pertahankan posisi semi-fowler untuk memudahkan napas
Penjelasan yang rinci di atas didasarkan pada praktik keperawatan yang berpusat pada pasien dan berfokus pada pencapaian luaran yang diharapkan. Tujuan dari intervensi keperawatan ini adalah untuk membantu pasien mencapai status kesehatan yang optimal dan pulih dari kondisi bronkopneumonia dan dispnea. -
Article No. 20402 | 04 Aug 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 6 tahun, datang dengan keluhan batuk kering selama 1 minggu, demam, sesak napas. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah bronkopneumonia dan dispnea.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien perempuan berusia 6 tahun yang datang dengan keluhan batuk kering selama 1 minggu, demam, sesak napas, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, maka diagnosis awal adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J15.9
- Deskripsi: Pneumonia bakteri, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Prosedur pernafasan, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J15.9 (Pneumonia bakteri, tidak diklasifikasikan di tempat lain) sesuai dengan diagnosis awal bronkopneumonia. Kode ini digunakan untuk pneumonia bakteri yang tidak dapat diklasifikasikan ke kategori yang lebih spesifik.
2. Kode ICD-9-CM 93.90 (Prosedur pernafasan, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dapat digunakan untuk prosedur atau tindakan medis yang berkaitan dengan pemeriksaan atau manajemen pernafasan pasien, seperti pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologis, atau pemberian terapi oksigen.
Catatan: Kode ICD-9-CM hanya digunakan jika terdapat informasi yang spesifik mengenai prosedur atau tindakan medis yang dilakukan. Dalam kasus ini, tidak ada informasi yang cukup untuk menentukan kode ICD-9-CM yang lebih spesifik. -
Article No. 20403 | 04 Aug 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 6 tahun, datang dengan keluhan batuk kering selama 1 minggu, demam, sesak napas. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah bronkopneumonia dan dispnea.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan atau mempertahankan jalan napas terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, obstruksi jalan napas, kelelahan otot pernapasan.
- Tanda dan Gejala: Batuk tidak efektif, sianosis, dispnea, ortopnea, suara napas tambahan.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Imaturitas sistem kekebalan tubuh, pajanan terhadap patogen, prosedur invasif.
- Tanda dan Gejala: Demam, leukositosis, peningkatan tanda inflamasi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk membersihkan atau mempertahankan jalan napas terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- Indikator:
- Frekuensi napas dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan
- Tidak ada suara napas tambahan
- Mampu batuk dan bernapas dengan efektif
2. Terbebas dari Infeksi
- Definisi: Tidak ada tanda atau gejala infeksi.
- Indikator:
- Suhu tubuh dalam batas normal
- Tidak ada peningkatan tanda inflamasi
- Hasil laboratorium dalam batas normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Manajemen Jalan Napas
- Lakukan suction jika diperlukan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan fisioterapi dada
- Manajemen Batuk
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan obat-obatan untuk mengurangi produksi sekret
- Manajemen Nutrisi
- Berikan nutrisi yang adekuat untuk pemulihan
2. Risiko Infeksi
- Manajemen Infeksi
- Monitor tanda-tanda infeksi secara ketat
- Berikan antibiotik sesuai indikasi
- Lakukan prosedur aseptik saat perawatan
- Edukasi Kesehatan
- Ajarkan keluarga tentang pencegahan infeksi
- Berikan edukasi tentang manajemen gejala infeksi
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Risiko Infeksi. Pasien mengalami batuk kering, sesak napas, dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru, sehingga perlu penanganan untuk mempertahankan jalan napas terbuka dan mencegah terjadinya infeksi. Luaran yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif dan Terbebas dari Infeksi, yang dapat dicapai melalui intervensi keperawatan seperti manajemen jalan napas, manajemen batuk, manajemen nutrisi, manajemen infeksi, dan edukasi kesehatan. Penjelasan yang diberikan diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang kondisi pasien dan perencanaan asuhan keperawatan yang sesuai.