Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3600 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien perempuan berusia 45 Tahun bernama Ny.S datang ke Rumah Sakit Respati dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, pusing, dan mengeluarkan darah dari kemaluannya sejak 1 minggu yang lalu dan saat periksa kerumah sakit perdarahan sudah berhenti. Hasil anamnesa perawat maternitas menunjukkan hasil Ny.S mengalami riwayat leukorrhea sejak 6 bulan yang lalu. Leukorrhea berwarna kuning dan menyebabkan rasa gatal dan panas pada kemaluan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. S.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis pada abdomen bawah
2. Perdarahan vagina berhubungan dengan kondisi ginekologis
3. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya riwayat leukorrhea
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis pada abdomen bawah
- SDKI: Nyeri akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Pengkajian Nyeri, Manajemen Nyeri Farmakologis, Manajemen Nyeri Non-Farmakologis
2. Perdarahan vagina berhubungan dengan kondisi ginekologis
- SDKI: Perdarahan vagina
- SLKI: Manajemen Perdarahan
- SIKI: Pengkajian Perdarahan, Tindakan Hemostatik, Edukasi Pencegahan Perdarahan
3. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya riwayat leukorrhea
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Manajemen Infeksi
- SIKI: Pengkajian Infeksi, Pengelolaan Infeksi, Edukasi Pencegahan Infeksi
Dalam penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan intervensi yang tepat, dan melakukan evaluasi untuk memantau perkembangan kondisi pasien. Pendekatan ini membantu perawat memberikan asuhan keperawatan yang holistik dan berpusat pada pasien. -
Article No. 3601 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien perempuan berusia 45 Tahun bernama Ny.S datang ke Rumah Sakit Respati dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, pusing, dan mengeluarkan darah dari kemaluannya sejak 1 minggu yang lalu dan saat periksa kerumah sakit perdarahan sudah berhenti. Hasil anamnesa perawat maternitas menunjukkan hasil Ny.S mengalami riwayat leukorrhea sejak 6 bulan yang lalu. Leukorrhea berwarna kuning dan menyebabkan rasa gatal dan panas pada kemaluan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan proses patologis (perdarahan dan nyeri abdomen)
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan leukorrhea
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan proses patologis (perdarahan dan nyeri abdomen)
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Pengendalian Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut. Nyeri yang dialami Ny.S berhubungan dengan proses patologis berupa perdarahan dan nyeri abdomen bawah.
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan leukorrhea
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pencegahan Infeksi
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi
Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan. Leukorrhea yang dialami Ny.S dapat meningkatkan risiko infeksi karena adanya sekresi berlebih dari vagina yang dapat menjadi media pertumbuhan bakteri.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh Ny.S. -
Article No. 3602 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki 47 tahun, dirawat di unit penyakit dalam, klien masuk melalui UGD dengan riwayat 1 hari yang lalu mengalami nyeri dada hebat di sebelah kiri, seperti tertekan dan keringat dingin. Klien mengalami keluhan itu dalam perjalanan menuju ke kantor. Klien dianjurkan dirawat di ICU, tetapi klien dan keluarga menolak dengan alasan keberatan biaya. Hasil pengkajian, keadaan umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis, tampak terbaring lemah di tempat tidur terpasang oksigen 3l/mt, infuse asering di lengan kiri. Hasil rekaman jantung sinus ritme dengan ST depresi di lead II, III dan aVF. N/HR = 88x / menit, Terapi yang didapatkan Nitrogliceryn SL. Saat ini, keluhan nyeri dada masih hilang timbul dengan intensitas 3-4, Obsv TTV= TD=130/90mmHg N/HR=88x/mnt. Diagnosa medik ACS: NSTEMI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, dan rencana keperawatan untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit jantung koroner, ditandai dengan keluhan nyeri dada seperti tertekan dan keringat dingin.
Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah terjadinya kerusakan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan nyeri terkontrol, menunjukkan ekspresi nyaman, dan mempertahankan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen nyeri, termasuk pemberian analgesik, teknik nonfarmakologis, dan monitoring efektivitas intervensi.
Rencana Keperawatan:
1. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, intensitas, durasi, frekuensi) secara berkala.
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik yang sesuai (misalnya nitrogliserin sublingual).
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan teknik pernafasan.
5. Monitor tanda-tanda vital secara berkala.
6. Berikan dukungan emosional dan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit jantung koroner.
7. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya (dokter, fisioterapis, dll.) untuk penanganan komprehensif.
Tujuan Akhir:
Pasien melaporkan nyeri terkontrol, menunjukkan ekspresi nyaman, dan dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan. -
Article No. 3603 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki 47 tahun, dirawat di unit penyakit dalam, klien masuk melalui UGD dengan riwayat 1 hari yang lalu mengalami nyeri dada hebat di sebelah kiri, seperti tertekan dan keringat dingin. Klien mengalami keluhan itu dalam perjalanan menuju ke kantor. Klien dianjurkan dirawat di ICU, tetapi klien dan keluarga menolak dengan alasan keberatan biaya. Hasil pengkajian, keadaan umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis, tampak terbaring lemah di tempat tidur terpasang oksigen 3l/mt, infuse asering di lengan kiri. Hasil rekaman jantung sinus ritme dengan ST depresi di lead II, III dan aVF. N/HR = 88x / menit, Terapi yang didapatkan Nitrogliceryn SL. Saat ini, keluhan nyeri dada masih hilang timbul dengan intensitas 3-4, Obsv TTV= TD=130/90mmHg N/HR=88x/mnt. Diagnosa medik ACS: NSTEMI buatlah 2 diagnosis untuk pasien di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dari uraian kondisi pasien yang diberikan, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan 2 diagnosis keperawatan berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), yaitu:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Penyakit jantung koroner pada pasien dengan sindrom koroner akut non-ST-elevasi miokardial infark (NSTEMI).
Gejala dan Tanda:
- Pasien mengeluhkan nyeri dada hebat di sebelah kiri, seperti tertekan dan disertai keringat dingin.
- Nyeri dada masih hilang timbul dengan intensitas 3-4.
- Hasil rekaman jantung menunjukkan depresi segmen ST di lead II, III dan aVF.
Intervensi Keperawatan:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan skala nyeri).
- Berikan oksigen dan posisikan pasien senyaman mungkin.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi analgetik yang sesuai.
- Lakukan relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri.
- Pantau tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin hidup sehari-hari.
Penyebab: Penyakit jantung koroner pada pasien dengan sindrom koroner akut non-ST-elevasi miokardial infark (NSTEMI) yang menyebabkan gangguan perfusi miokard.
Gejala dan Tanda:
- Pasien tampak lemah dan terbaring di tempat tidur.
- Pasien membutuhkan oksigen 3 l/menit.
- Hasil pemeriksaan menunjukkan denyut jantung 88 kali per menit.
Intervensi Keperawatan:
- Kaji tingkat aktivitas pasien dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Berikan aktivitas yang sesuai dengan toleransi pasien, dimulai dari aktivitas ringan.
- Pantau tanda-tanda vital dan toleransi pasien terhadap aktivitas.
- Berikan dukungan emosional dan informasi tentang pentingnya aktivitas untuk pemulihan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menentukan program rehabilitasi yang sesuai.
Dalam memberikan diagnosis keperawatan, saya berpedoman pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 3604 | 25 Oct 2024
Klinis : Pasien datang ke igd dengan demam sejak 4hari smrs demam naik turun, batuk beradahak, pilek, mual, muntah, gusi berdarah, dada nyeri saat batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, dengan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
3. Mual
4. Risiko Perdarahan
Penjelasan Singkat:
1. Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- SLKI: Tujuan: Suhu tubuh normal. Intervensi: Observasi tanda-tanda vital, Manajemen terapi untuk menurunkan suhu.
- SIKI: Tindakan keperawatan: Pengukuran suhu, Pemberian obat penurun panas, Kompres hangat/dingin.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari saluran napas.
- SLKI: Tujuan: Paten jalan napas. Intervensi: Fisioterapi dada, Suction, Oksigenasi.
- SIKI: Tindakan keperawatan: Pemantauan pernapasan, Fisioterapi dada, Suction.
3. Mual
- SDKI: Sensasi tidak nyaman yang mendorong untuk muntah.
- SLKI: Tujuan: Mual berkurang. Intervensi: Manajemen mual, Terapi komplementer.
- SIKI: Tindakan keperawatan: Pemberian anti-mual, Teknik relaksasi.
4. Risiko Perdarahan
- SDKI: Rentan mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal.
- SLKI: Tujuan: Tidak terjadi perdarahan. Intervensi: Pemantauan tanda-tanda vital, Manajemen perdarahan.
- SIKI: Tindakan keperawatan: Observasi tanda-tanda perdarahan, Penekanan pada gusi yang berdarah.
Semoga penjelasan ini membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 3605 | 25 Oct 2024
Klinis : pasien dengan diagnosa obstruksi febris, mengeluh sesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan diagnosa obstruksi febris yang mengeluh sesak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Berhubungan dengan Obstruksi Airway
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Napas adalah kondisi di mana individu mengalami ketidakefektifan dalam inspirasi dan/atau ekspirasi yang dapat mengganggu pertukaran gas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan pola napas yang efektif, dengan tanda-tanda vital yang stabil, dan tidak ada tanda-tanda distress pernafasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
- Monitor status respirasi (frekuensi, kedalaman, irama, dan usaha napas)
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Pertahankan jalan napas yang paten
- Ajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif
- Kolaborasi pemberian bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan
Tujuan intervensi ini adalah untuk mempertahankan jalan napas yang paten, mencegah komplikasi, dan meningkatkan upaya napas yang efektif pada pasien. -
Article No. 3606 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki 47 tahun, dirawat di unit penyakit dalam, klien masuk melalui UGD dengan riwayat 1 hari yang lalu mengalami nyeri dada hebat di sebelah kiri, seperti tertekan dan keringat dingin. Klien mengalami keluhan itu dalam perjalanan menuju ke kantor. Klien dianjurkan dirawat di ICU, tetapi klien dan keluarga menolak dengan alasan keberatan biaya. Hasil pengkajian, keadaan umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis, tampak terbaring lemah di tempat tidur terpasang oksigen 3l/mt, infuse asering di lengan kiri. Hasil rekaman jantung sinus ritme dengan ST depresi di lead II, III dan aVF. N/HR = 88x / menit, Terapi yang didapatkan Nitrogliceryn SL. Saat ini, keluhan nyeri dada masih hilang timbul dengan intensitas 3-4, Obsv TTV= TD=130/90mmHg N/HR=88x/mnt. Diagnosa medik ACS: NSTEMI buatlah 2 diagnosis untuk pasien di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan dua diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. Diagnosis Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan aktual atau potensial pada jaringan.
Faktor yang Berhubungan: Agens cedera biologis (penyakit jantung koroner)
Karakteristik Mayor: Laporan pasien tentang nyeri dada yang hebat, Ekspresi wajah menunjukkan kesakitan, Perilaku protektif.
2. Diagnosis Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, akibat keterbatasan fisik.
Faktor yang Berhubungan: Penyakit kardiovaskular (ACS: NSTEMI)
Karakteristik Mayor: Rapor pasien tentang kelelahan yang berlebihan, Keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, Perubahan tanda-tanda vital saat aktivitas.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan respons klien terhadap masalah kesehatan atau tahap perkembangan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Standar-standar ini disusun oleh PPNI untuk menjamin kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 3607 | 25 Oct 2024
Klinis : Tn. R. 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam. Sebelumnya pasien tidak memiliki riwayat hipertensi. Saat pemeriksaan di klinik 2 bulan yang lalu, didapatkan tekanan darahnya 150/95 mmHg dan diberikan hydrochlorothiazide 12,5 mg/hari. Ayah pasien meninggal karena stroke pada usia 60 tahun, ibu pasien masih hidup namun memiliki hipertensi dan riwayat infark miokard. Pasien merokok 1 bungkus per hari selama 28 tahun terakhir. Pasien dibawa ke rumah sakit karena merasa sakit kepala, gelisah, dan tidak nyaman di daerah dada. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan: TD 170/110 mmHg, nadi 84x/menit, RR 20x/menit, impuls apikal teraba di ICS 4 lateral mid klavikula, irama jantung reguler, mild retinopathy pemeriksaan oftalmoskop, edema ekstremitas bawah +1. Hasil pemeriksaan diagnostik didapatkan: EKG (mild left ventricular hypertrophy), urinalysis (protein 30 mg/dL), serum creatinine level (1.6 mg/dL). Pasien mendapatkan terapi hydrochlorothiazide 25,5 mg/hari (peningkatan dosis) dan Lisinopril 1x5 mg, serta diet DASH dan rendah garam. Pasien mengatakan, pernah mendengar bahwa obat tekanan darah dapat "membuat impoten" dan merusak ginjal sehingga pasien tidak pernah meminum obatnya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Tn. R. 45 tahun yang dirawat di ruang penyakit dalam dengan hipertensi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung sekunder hipertensi, ditandai dengan pasien mengeluhkan sakit kepala, gelisah, dan tidak nyaman di daerah dada.
2. Ketidakpatuhan pengobatan berhubungan dengan keyakinan pasien bahwa obat hipertensi dapat menyebabkan disfungsi seksual dan merusak ginjal, ditandai dengan pasien jarang meminum obat.
3. Risiko cedera berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, ditandai dengan TD 170/110 mmHg.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang berisi rumusan diagnosis keperawatan yang diakui secara nasional dan digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang berisi rumusan luaran keperawatan yang diakui secara nasional dan digunakan oleh perawat untuk menetapkan tujuan dan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang berisi rumusan intervensi keperawatan yang diakui secara nasional dan digunakan oleh perawat untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan bertujuan untuk menyediakan panduan yang terstandar dan teruji secara ilmiah, sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 3608 | 25 Oct 2024
Klinis : Tn. R. 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam. Sebelumnya pasien tidak memiliki riwayat hipertensi. Saat pemeriksaan di klinik 2 bulan yang lalu, didapatkan tekanan darahnya 150/95 mmHg dan diberikan hydrochlorothiazide 12,5 mg/hari. Ayah pasien meninggal karena stroke pada usia 60 tahun, ibu pasien masih hidup namun memiliki hipertensi dan riwayat infark miokard. Pasien merokok 1 bungkus per hari selama 28 tahun terakhir. Pasien dibawa ke rumah sakit karena merasa sakit kepala, gelisah, dan tidak nyaman di daerah dada. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan: TD 170/110 mmHg, nadi 84x/menit, RR 20x/menit, impuls apikal teraba di ICS 4 lateral mid klavikula, irama jantung reguler, mild retinopathy pemeriksaan oftalmoskop, edema ekstremitas bawah +1. Hasil pemeriksaan diagnostik didapatkan: EKG (mild left ventricular hypertrophy), urinalysis (protein 30 mg/dL), serum creatinine level (1.6 mg/dL). Pasien mendapatkan terapi hydrochlorothiazide 25,5 mg/hari (peningkatan dosis) dan Lisinopril 1x5 mg, serta diet DASH dan rendah garam. Pasien mengatakan, pernah mendengar bahwa obat tekanan darah dapat "membuat impoten" dan merusak ginjal sehingga pasien tidak pernah meminum obatnya.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis untuk Tn. R. adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.29
- Deskripsi: Pemberian obat antihipertensi lainnya, seperti pemberian hydrochlorothiazide dan lisinopril.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I10 untuk Hipertensi esensial (primer):
- Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi sebelumnya, tetapi pada pemeriksaan di klinik 2 bulan lalu didapatkan tekanan darah 150/95 mmHg, sehingga didiagnosis dengan hipertensi.
- Pada saat pasien dibawa ke rumah sakit, didapatkan tekanan darah yang sangat tinggi, yaitu 170/110 mmHg, sehingga dapat diklasifikasikan sebagai hipertensi esensial (primer).
2. Kode ICD-9-CM Procedure 99.29 untuk Pemberian obat antihipertensi lainnya:
- Pasien awalnya diberikan hydrochlorothiazide 12,5 mg/hari, namun dosisnya kemudian ditingkatkan menjadi 25,5 mg/hari.
- Selain itu, pasien juga diberikan terapi tambahan dengan lisinopril 1x5 mg.
- Pemberian obat antihipertensi ini merupakan tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kondisi hipertensi pada pasien.
Dalam penanganannya, selain pemberian obat antihipertensi, pasien juga diberikan edukasi mengenai pentingnya kepatuhan minum obat. Pasien perlu diedukasi bahwa obat antihipertensi tidak akan menyebabkan disfungsi ereksi atau merusak ginjal jika dikonsumsi sesuai dengan petunjuk dokter. -
Article No. 3609 | 25 Oct 2024
Klinis : Diagnosa Otomatis AI: Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis untuk Tn. R. adalah sebagai berikut: 1. Kode ICD-10: - Kode: I10 - Deskripsi: Hipertensi esensial (primer) 2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada): - Kode: 99.29 - Deskripsi: Pemberian obat antihipertensi lainnya, seperti pemberian hydrochlorothiazide dan lisinopril. Penjelasan: 1. Kode ICD-10 I10 untuk Hipertensi esensial (primer): - Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi sebelumnya, tetapi pada pemeriksaan di klinik 2 bulan lalu didapatkan tekanan darah 150/95 mmHg, sehingga didiagnosis dengan hipertensi. - Pada saat pasien dibawa ke rumah sakit, didapatkan tekanan darah yang sangat tinggi, yaitu 170/110 mmHg, sehingga dapat diklasifikasikan sebagai hipertensi esensial (primer). 2. Kode ICD-9-CM Procedure 99.29 untuk Pemberian obat antihipertensi lainnya: - Pasien awalnya diberikan hydrochlorothiazide 12,5 mg/hari, namun dosisnya kemudian ditingkatkan menjadi 25,5 mg/hari. - Selain itu, pasien juga diberikan terapi tambahan dengan lisinopril 1x5 mg. - Pemberian obat antihipertensi ini merupakan tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kondisi hipertensi pada pasien. Dalam penanganannya, selain pemberian obat antihipertensi, pasien juga diberikan edukasi mengenai pentingnya kepatuhan minum obat. Pasien perlu diedukasi bahwa obat antihipertensi tidak akan menyebabkan disfungsi ereksi atau merusak ginjal jika dikonsumsi sesuai dengan petunjuk dokter.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, saya akan berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan darah.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengancam fungsi otak.
- Faktor Risiko: Peningkatan tekanan darah.
- Kriteria Hasil: Mempertahankan tekanan darah dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda kerusakan otak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Perfusi jaringan serebral efektif.
- Indikator: Tekanan darah dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda kerusakan otak.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat antihipertensi sesuai resep, edukasi tentang manajemen hipertensi (diet, aktivitas, kepatuhan minum obat).
Secara singkat, pasien dengan hipertensi esensial perlu mendapatkan perawatan yang komprehensif, meliputi pemantauan keadaan umum, pemberian obat antihipertensi, serta edukasi mengenai manajemen hipertensi untuk mencegah komplikasi seperti gangguan perfusi serebral. Standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI dan SIKI dapat digunakan sebagai panduan dalam memberikan perawatan yang optimal.