Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5624 | 14 Nov 2024
Klinis : trombosit rendah, pusing, mual, demam, keringat dingin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan berhubungan dengan penurunan trombosit.
Penjelasan:
Diagnosa ini didasarkan pada gejala penurunan trombosit yang dapat menyebabkan risiko perdarahan. Trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah, sehingga penurunannya dapat meningkatkan risiko perdarahan.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan pusing, mual, dan kelelahan.
Penjelasan:
Diagnosa ini didasarkan pada gejala pusing, mual, dan kelelahan yang dapat mengganggu kemampuan individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya demam dan perubahan fisiologis lainnya.
3. Hipertermia berhubungan dengan kondisi infeksi.
Penjelasan:
Diagnosa ini didasarkan pada gejala demam yang dapat mengindikasikan adanya proses infeksi dalam tubuh. Hipertermia dapat menyebabkan perubahan fisiologis lainnya, seperti keringat dingin.
Berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi ini antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital, laboratorium, dan status perdarahan.
2. Pemberian terapi farmakologis sesuai dengan kondisi.
3. Manajemen aktivitas dan istirahat.
4. Manajemen demam dan gejala infeksi.
5. Edukasi dan konseling kepada pasien dan keluarga.
Peran perawat adalah membantu pasien dalam mencegah komplikasi, mengelola gejala, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Perawat juga berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memberikan perawatan yang komprehensif. -
Article No. 5625 | 14 Nov 2024
Klinis : angina pektoris
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi angina pektoris.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penurunan aliran darah ke miokardium, sebagaimana ditandai dengan keluhan nyeri dada, sesak napas, dan kecemasan.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Setelah intervensi keperawatan, pasien akan menunjukkan pengurangan nyeri, peningkatan kemampuan untuk mengatasi nyeri, dan peningkatan kualitas hidup.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, edukasi tentang angina pektoris, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan medis.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya menekankan pentingnya penilaian komprehensif, intervensi yang berpusat pada pasien, dan kolaborasi interprofesional untuk memberikan asuhan keperawatan yang optimal bagi pasien dengan angina pektoris. -
Article No. 5626 | 14 Nov 2024
Klinis : trombosit rendah, pusing, mual, demam, keringat dingin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko perdarahan ditandai dengan adanya penurunan jumlah trombosit, mudah terjadi hematom, dan adanya perdarahan di kulit atau membran mukosa.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan integritas kulit dan membran mukosa, tidak terjadi perdarahan, dan jumlah trombosit dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan laboratorium (jumlah trombosit), pemberian terapi antikoagulan jika diperlukan, dan edukasi kepada pasien serta keluarga mengenai pencegahan perdarahan.
Kondisi lain yang Anda deskripsikan, seperti pusing, mual, demam, dan keringat dingin, dapat menjadi manifestasi klinis dari kondisi penurunan trombosit. Oleh karena itu, pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik yang komprehensif, serta pemeriksaan laboratorium yang lengkap sangat penting untuk menentukan diagnosis dan memberikan intervensi yang tepat. -
Article No. 5627 | 14 Nov 2024
Klinis : trombosit rendah, pusing, mual, demam, keringat dingin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu trombosit rendah, pusing, mual, demam, dan keringat dingin, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Resiko Perdarahan berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit.
Penjelasan:
Resiko Perdarahan adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami perdarahan akibat faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembekuan darah, seperti penurunan jumlah trombosit. Kondisi ini memerlukan pengawasan dan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan.
2. Mual dan Muntah berhubungan dengan penyebab fisiologis.
Penjelasan:
Mual dan Muntah adalah kondisi di mana individu mengalami rasa tidak nyaman di dalam lambung yang dapat menyebabkan pengeluaran isi lambung melalui mulut. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyebab fisiologis seperti infeksi atau gangguan metabolik.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.
Penjelasan:
Hipertermia adalah kondisi di mana suhu tubuh individu meningkat di atas batas normal, biasanya disebabkan oleh proses infeksi atau peradangan. Kondisi ini memerlukan pengawasan dan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi penyebab dan mengelola gejala yang muncul.
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Penjelasan:
Intoleransi Aktivitas adalah kondisi di mana individu mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat kelemahan fisik. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penurunan jumlah trombosit dan gejala-gejala lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk beraktivitas.
Dalam melakukan asuhan keperawatan, saya sebagai perawat akan mengacu pada standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, komprehensif, dan berpusat pada pasien. -
Article No. 5628 | 14 Nov 2024
Klinis : trombosit rendah, pusing, mual, demam, keringat dingin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Penurunan Jumlah Trombosit
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko terjadinya kehilangan darah yang dapat membahayakan kesehatan akibat penurunan jumlah trombosit dalam darah.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan tanda-tanda vital stabil, tidak terjadi perdarahan, dan tidak ada gejala penurunan volume cairan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, memantau jumlah trombosit, mencegah trauma, dan memberikan edukasi terkait risiko perdarahan.
2. Mual Berhubungan dengan Penurunan Jumlah Trombosit
Penjelasan:
- SDKI: Perasaan tidak nyaman di perut yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah, yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit.
- SLKI: Pasien dapat mengatakan mual berkurang, tidak terjadi muntah, dan dapat makan dengan baik.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan antiemetik, mengatur diet, dan memberikan dukungan emosional.
3. Hipertermia Berhubungan dengan Infeksi
Penjelasan:
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas normal (>37,5°C) yang berhubungan dengan adanya infeksi.
- SLKI: Pasien menunjukkan suhu tubuh normal, tanda-tanda vital stabil, dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, memberikan obat antipiretik, dan menjaga suhu lingkungan yang nyaman.
Keadaan klinis yang Anda deskripsikan, yaitu trombosit rendah, pusing, mual, demam, dan keringat dingin, mengarah pada kemungkinan adanya kondisi trombositopenia. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, jumlah trombosit, mencegah trauma, memberikan antiemetik, mempertahankan suhu tubuh normal, dan memberikan edukasi kepada pasien terkait kondisinya. -
Article No. 5629 | 14 Nov 2024
Klinis : trombosit rendah, pusing, mual, demam, keringat dingin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Penjelasan: Kondisi ini dapat terjadi akibat adanya penurunan trombosit yang dapat menyebabkan gangguan pada proses pencernaan dan penyerapan nutrisi di dalam tubuh.
2. Intoleransi aktivitas
Penjelasan: Pusing, mual, dan keringat dingin yang dirasakan dapat mengindikasikan adanya ketidakmampuan tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal.
3. Hipertermia
Penjelasan: Demam yang dialami menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang dapat disebabkan oleh infeksi atau reaksi tubuh terhadap kondisi yang sedang dialami.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Dalam kasus ini, SDKI yang relevan adalah:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
2. Intoleransi aktivitas
3. Hipertermia
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan capaian atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus ini, SLKI yang relevan adalah:
1. Status nutrisi
2. Toleransi aktivitas
3. Suhu tubuh
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang perlu dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Dalam kasus ini, SIKI yang relevan adalah:
1. Manajemen nutrisi
2. Manajemen aktivitas
3. Manajemen hipertermia
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim medis lainnya untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Tujuan utamanya adalah untuk membantu pasien mencapai kondisi yang stabil dan optimal. -
Article No. 5630 | 14 Nov 2024
Klinis : trombosit rendah, pusing, mual, demam, keringat dingin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kekurangan Volume Cairan (NANDA-I)
Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
Gejala dan Tanda: Trombosit rendah, pusing, mual, demam, keringat dingin.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Produksi Trombosit
- Hipertermia
- Mual
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan
- Kontrol Suhu
- Kontrol Mual/Muntah
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Cairan
- Manajemen Demam
- Manajemen Mual dan Muntah
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif, memberikan intervensi keperawatan yang tepat, dan memantau respon pasien untuk memastikan pemulihan kondisi. Tujuan utamanya adalah menjaga keseimbangan cairan, kontrol suhu, dan mengatasi mual/muntah. Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan perawatan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 5631 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan pernah jatuh di mushola
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan persona sebagai pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Jatuh
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Jatuh adalah kondisi di mana individu rentan mengalami cedera akibat terjatuh.
- Faktor risiko yang dapat menyebabkan risiko jatuh meliputi riwayat jatuh, gangguan keseimbangan, gangguan mobilitas, dan lingkungan tidak aman.
- Tanda dan gejala yang dapat diidentifikasi, seperti ketidakstabilan berjalan, gangguan penglihatan, dan penggunaan alat bantu jalan yang tidak sesuai.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan dari diagnosa Risiko Jatuh adalah Adaptasi Keseimbangan dan Mobilitas Fisik yang Memadai.
- Indikator yang dapat diukur meliputi kestabilan berjalan, kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, dan tidak ada riwayat jatuh.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, antara lain:
- Manajemen Risiko Jatuh: identifikasi faktor risiko, modifikasi lingkungan, dan penggunaan alat bantu yang sesuai.
- Peningkatan Keseimbangan: latihan keseimbangan, koordinasi, dan penguatan otot.
- Peningkatan Mobilitas Fisik: latihan ambulasi, latihan rentang gerak, dan aktivitas sesuai kemampuan.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien yang pernah jatuh di mushola adalah Risiko Jatuh, dengan intervensi yang dapat dilakukan meliputi manajemen risiko jatuh, peningkatan keseimbangan, dan peningkatan mobilitas fisik, sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 5405 | 13 Nov 2024
Klinis : post operasi laparatomi eksplorasi karna pengangkatan massa ovarium. Pada saat operasi didapatkan perlengketan massa sehingga terjadi perdarahan di kamar operasi hingga 600ml, Saat pasien tiba di ICU dengan tekanan darah 60/32mmHg, nadi 143x/menit, irama sinus takikardi, akral dingin, pucat, sudah dilakukan transfusi darah PRC 500ml, FFP 500ml, Namun produksi drain sekitar 100ml/jam, Tekanan darah 72/35mmHg, dengan topangan Norefineprin 0.6mcq,kgbb/menit, dobutamine 10mcq/kgbb/menit, adrenalin 0.5mcq/kgbb/menit, Produksi urin 0.3ml/kgbb/jam. Saat dilakukan Echo hemodinamik didapatkan EF: 25% CO: 2.5L/menit, SV: 20ml/m²/beat, SVR: 1300 dyne/detik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dijelaskan, Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipovolemia Akut
Penjelasan: Pasien mengalami perdarahan akibat perlengketan massa saat operasi, sehingga terjadi penurunan volume cairan dalam tubuh yang ditandai dengan tekanan darah rendah, nadi cepat, akral dingin, dan produksi urin rendah.
2. Penurunan Curah Jantung
Penjelasan: Hasil pemeriksaan ekokardiografi menunjukkan penurunan ejeksi fraksi (EF 25%), cardiac output (2.5 L/menit), dan stroke volume (20 ml/m²/beat), yang menandakan gangguan fungsi jantung.
3. Ketidakstabilan Hemodinamik
Penjelasan: Pasien mengalami ketidakstabilan hemodinamik yang ditandai dengan tekanan darah rendah, nadi cepat, dan kebutuhan obat-obatan vasoaktif yang tinggi (norepinefrin, dobutamin, adrenalin) untuk mempertahankan perfusi jaringan.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan pedoman yang digunakan oleh perawat di Indonesia dalam melakukan proses keperawatan. Berikut penjelasan singkat untuk masing-masing standar:
1. SDKI: Merupakan panduan dalam menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan penilaian klinis perawat terhadap respon pasien terhadap masalah kesehatan.
2. SLKI: Merupakan panduan dalam menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
3. SIKI: Merupakan panduan dalam menentukan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandarisasi sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 5406 | 13 Nov 2024
Klinis : post operasi laparatomi eksplorasi karna pengangkatan massa ovarium. Pada saat operasi didapatkan perlengketan massa sehingga terjadi perdarahan di kamar operasi hingga 600ml, Saat pasien tiba di ICU dengan tekanan darah 60/32mmHg, nadi 143x/menit, irama sinus takikardi, akral dingin, pucat, sudah dilakukan transfusi darah PRC 500ml, FFP 500ml, Namun produksi drain sekitar 100ml/jam, Tekanan darah 72/35mmHg, dengan topangan Norefineprin 0.6mcq,kgbb/menit, dobutamine 10mcq/kgbb/menit, adrenalin 0.5mcq/kgbb/menit, Produksi urin 0.3ml/kgbb/jam. Saat dilakukan Echo hemodinamik didapatkan EF: 25% CO: 2.5L/menit, SV: 20ml/m²/beat, SVR: 1300 dyne/detik.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: N83.9
- Deskripsi: Gangguan ovarium, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 54.21
- Deskripsi: Laparotomi eksplorasi
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami kondisi post-operasi laparotomi eksplorasi akibat pengangkatan massa ovarium. Selama operasi, terjadi perlengketan massa yang menyebabkan perdarahan sekitar 600 ml. Saat tiba di ICU, pasien mengalami syok hipovolemik dengan tanda-tanda vital yang tidak stabil, seperti tekanan darah rendah, nadi takikardi, akral dingin, dan pucat. Telah dilakukan penanganan awal berupa transfusi darah PRC 500 ml dan FFP 500 ml, namun produksi drain masih sekitar 100 ml/jam.
Untuk mengatasi kondisi syok hipovolemik, pasien mendapatkan terapi vasoaktif berupa norepinefrin 0.6 mcg/kg/menit, dobutamin 10 mcg/kg/menit, dan epinefrin 0.5 mcg/kg/menit. Selain itu, produksi urin juga terbatas, yaitu 0.3 ml/kg/jam. Hasil pemeriksaan ekokardiografi menunjukkan disfungsi kardiovaskular dengan ejeksi fraksi 25%, cardiac output 2.5 L/menit, stroke volume 20 ml/m²/beat, dan SVR 1300 dyne/detik.
Berdasarkan kondisi klinis dan hasil pemeriksaan, diagnosis utama yang sesuai adalah gangguan ovarium yang tidak terspesifikasi (N83.9), dengan tindakan medis berupa laparotomi eksplorasi (54.21) yang dilakukan sebelumnya.