Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3671 | 26 Oct 2024
Klinis : Tn. J usia 51 tahun datang ke IGD dengan keluhan utama BAB hitam sejak 1 minggu SMRS. BAB kehitaman dengan konsistensi lembek, ada ampas, tidak berlendir dengan frekuensi dua kali per hari dan volume kira-kira ½ gelas setiap buang air besar. Disertai muntah darah 1x, lemas, demam, nyeri ulu hati, makan minum sulit, mual, bengkak kaki, perut membesar, dan terasa penuh. Kulit dan mata kuning sejak 2 minggu SMRS. Tn. J memiliki riwayat penyakit Sirosis Hepatis.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan gejala dan riwayat penyakit Tn. J, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K92.1
- Deskripsi: Melena
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Esofagogastroduodenoskopi [EGD]
Penjelasan:
Kode ICD-10 K92.1 (Melena) merupakan diagnosis yang paling sesuai dengan gejala utama Tn. J yaitu BAB berwarna hitam. Melena adalah pengeluaran tinja hitam atau kehitam-hitaman akibat perdarahan dari saluran pencernaan bagian atas.
Selain itu, Tn. J juga menunjukkan gejala-gejala lain yang terkait dengan perdarahan saluran cerna seperti muntah darah, lemas, dan nyeri ulu hati. Kulit dan mata kuning juga mengindikasikan adanya gangguan hati, yang sesuai dengan riwayat sirosis hepatis yang dimiliki Tn. J.
Untuk prosedur medis, kode ICD-9-CM 45.23 (Esofagogastroduodenoskopi [EGD]) merupakan tindakan yang mungkin dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan menentukan sumber perdarahan pada kasus ini. EGD adalah pemeriksaan endoskopi yang dapat melihat bagian esofagus, lambung, dan duodenum untuk mengidentifikasi adanya lesi atau kelainan yang menyebabkan perdarahan.
Selain itu, pemeriksaan penunjang lain seperti pemeriksaan darah, pencitraan, dan prosedur lainnya mungkin juga diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan menentukan manajemen yang tepat bagi Tn. J. -
Article No. 3672 | 26 Oct 2024
Klinis : Tn. J usia 51 tahun datang ke IGD dengan keluhan utama BAB hitam sejak 1 minggu SMRS. BAB kehitaman dengan konsistensi lembek, ada ampas, tidak berlendir dengan frekuensi dua kali per hari dan volume kira-kira ½ gelas setiap buang air besar. Disertai muntah darah 1x, lemas, demam, nyeri ulu hati, makan minum sulit, mual, bengkak kaki, perut membesar, dan terasa penuh. Kulit dan mata kuning sejak 2 minggu SMRS. Tn. J memiliki riwayat penyakit Sirosis Hepatis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kondisi yang Anda gambarkan, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Gangguan Sirkulasi Darah Perifer (SDKI: Peripheral Circulation Impairment)
Definisi: Penurunan perfusi darah ke jaringan perifer yang mengakibatkan perubahan pada fungsi dan struktur jaringan.
Gejala yang muncul: Edema pada kaki, perut membesar, dan kulit mata kuning.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI: Activity Intolerance)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Gejala yang muncul: Lemas, makan minum sulit, dan nyeri ulu hati.
3. Mual (SDKI: Nausea)
Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah ke dorongan untuk muntah.
Gejala yang muncul: Mual dan muntah darah.
4. Perubahan Eliminasi Usus (SDKI: Bowel Elimination Altered)
Definisi: Perubahan pola buang air besar yang tidak sesuai dengan kebiasaan normal.
Gejala yang muncul: BAB hitam, lembek, dengan ampas, dan frekuensi dua kali per hari.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas, serta memudahkan dalam proses dokumentasi dan evaluasi. -
Article No. 3673 | 26 Oct 2024
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Nyeri: Kemampuan untuk mencapai dan mempertahankan tingkat nyeri yang dapat diterima.
- Kenyamanan: Keadaan yang mencerminkan kepuasan seseorang terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan lingkungannya.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
- Terapi Relaksasi: Tindakan yang dilakukan untuk mencapai kondisi rileks pada pasien.
- Terapi Distraksi: Tindakan yang dilakukan untuk mengalihkan perhatian pasien dari stimulus nyeri.
Sebagai perawat, kami akan bekerja untuk mengevaluasi penyebab nyeri, mengkaji intensitas dan karakteristik nyeri, serta mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif untuk menangani nyeri secara efektif. Ini dapat melibatkan intervensi farmakologis, non-farmakologis, dan strategi manajemen nyeri yang sesuai dengan kebutuhan individu pasien. -
Article No. 3674 | 26 Oct 2024
Klinis : Pasien dengan anemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan anemia, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
- SDKI: Kondisi di mana asupan nutrisi tidak dapat memenuhi kebutuhan metabolisme.
- SLKI: Perawat membantu pasien untuk mencapai dan mempertahankan status nutrisi yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian status nutrisi, pemberian diet sesuai kondisi, dan pemantauan intake nutrisi pasien.
2. Kelelahan
Penjelasan:
- SDKI: Kondisi di mana individu mengalami penurunan kapasitas fisik dan mental untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Perawat membantu pasien untuk mencapai dan mempertahankan tingkat energi yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian penyebab kelelahan, pengaturan aktivitas dan istirahat, serta pemberian terapi untuk mengatasi kelelahan.
3. Penurunan Curah Jantung
Penjelasan:
- SDKI: Kondisi di mana terjadi penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu.
- SLKI: Perawat membantu pasien untuk mencapai dan mempertahankan fungsi kardiovaskular yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan pengaturan aktivitas untuk mencegah penurunan curah jantung.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, diharapkan penjelasan ini dapat memberikan informasi yang komprehensif dan ilmiah mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI untuk pasien dengan anemia. -
Article No. 3675 | 26 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan gigi tumbuh miring, demam naik turun sejak dua hari, nyeri ulu hati, mual, muntah lima kali, nyeri telan, badan lemas, mimisan, gusi berdarah, bab hitam
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dipaparkan, kondisi pasien tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K08.1
- Deskripsi: Maloklusi, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 41.2
- Deskripsi: Ekstraksi gigi, tidak termasuk gigi impaksi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 K08.1 (Maloklusi, tidak diklasifikasikan di tempat lain):
- Pasien mengeluhkan gigi tumbuh miring, yang menunjukkan adanya maloklusi atau keadaan dimana susunan gigi tidak normal.
- Kode ICD-10 K08.1 mencakup kondisi maloklusi yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, seperti malposisi gigi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 41.2 (Ekstraksi gigi, tidak termasuk gigi impaksi):
- Berdasarkan gejala yang dipaparkan, seperti demam, nyeri ulu hati, mual, muntah, nyeri telan, dan gusi berdarah, dapat mengindikasikan adanya infeksi atau masalah pada gigi.
- Jika diperlukan, prosedur ekstraksi gigi dapat dilakukan untuk menangani kondisi tersebut.
- Kode ICD-9-CM 41.2 mencakup ekstraksi gigi, tidak termasuk gigi impaksi, yang mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah gigi pada pasien.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosa dan tindakan medis yang tepat harus ditentukan setelah melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang lebih lengkap oleh dokter yang menangani pasien. -
Article No. 3676 | 26 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan gigi tumbuh miring, demam naik turun sejak dua hari, nyeri ulu hati, mual, muntah lima kali, nyeri telan, badan lemas, mimisan, gusi berdarah, bab hitam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis gigi.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
3. Risiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis gigi:
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pemberian analgetik, dan konsultasi dengan ahli gigi.
- SIKI: Tujuan keperawatan adalah pasien dapat melaporkan penurunan nyeri dan dapat beraktivitas dengan nyaman.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik:
- SDKI: Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau yang dibutuhkan.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, monitoring tanda-tanda vital, dan pemberian terapi nutrisi.
- SIKI: Tujuan keperawatan adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri.
3. Risiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia:
- SDKI: Risiko perdarahan adalah kerentanan terhadap kehilangan darah yang dapat mengancam jiwa.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda perdarahan, perawatan luka, dan kolaborasi dengan tim medis.
- SIKI: Tujuan keperawatan adalah pasien tidak mengalami perdarahan yang dapat mengancam jiwa.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 3677 | 26 Oct 2024
Klinis : etiologi pasien sirosis hepatis dengan masalah keperawatan hipervolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien sirosis hepatis dengan masalah keperawatan hipervolemia.
Diagnosa Keperawatan:
Hipervolemia berhubungan dengan gangguan fungsi hati pada pasien sirosis hepatis.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipervolemia didefinisikan sebagai kelebihan volume cairan yang ditandai dengan adanya edema, kenaikan berat badan, dan peningkatan tekanan darah. Pada pasien sirosis hepatis, hipervolemia dapat terjadi akibat gangguan fungsi hati yang menyebabkan retensi natrium dan air.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari pengelolaan hipervolemia pada pasien sirosis hepatis adalah pasien menunjukkan volume cairan yang adekuat, ditandai dengan pengurangan edema, stabilitas berat badan, dan tekanan darah dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Pantau tanda-tanda vital dan status cairan (intake-output, berat badan, edema).
2. Batasi asupan cairan dan natrium sesuai indikasi.
3. Berikan diuretik sesuai resep dokter.
4. Ajarkan pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan dan natrium serta pemantauan tanda-tanda hipervolemia.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam pengelolaan hipervolemia.
Sebagai pakar keperawatan, saya berharap penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai Diagnosa Keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk pasien sirosis hepatis dengan hipervolemia. -
Article No. 3678 | 26 Oct 2024
Klinis : Pasien laki – laki dengan inisial Tn. J berusia 51 tahun, datang ke IGD RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo pada tanggal 07 Juni 2022 diantar oleh keluarganya dengan keluhan buang air besar berwarna kehitaman sejak satu minggu SMRS. BAB kehitaman dengan konsistensi lembek ada ampas namun tidak berlendir dengan frekuensi dua kali per hari.dan volume kira-kira ½ gelas setiap buang air besar. Pasien mengeluh badan terasa lemas disertai muntah darah sebanyak satu kali SMRS, demam, nyeri ulu hati, mual, makan minum sulit, bengkak pada kedua kaki, perut membesar, dan terasa penuh. Pasien juga mengeluhkan kulit dan mata kuning sejak dua minggu SMRS. Pasien tidak mengalami keluhan pusing, nyeri kepala, gusi berdarah, rambut rontok, dan BAK seperti teh.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien Tn. J:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko perdarahan akut berhubungan dengan penyakit hati (SDKI)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik (SDKI)
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia (SDKI)
Penjelasan Singkat:
1. Risiko perdarahan akut berhubungan dengan penyakit hati (SDKI)
- Definisi: Keadaan berisiko mengalami perdarahan hebat dalam waktu singkat yang disebabkan oleh gangguan pada fungsi hati.
- Faktor Risiko: Penyakit hati, trombositopenia, gangguan koagulasi.
- Gejala: Muntah darah, BAB berwarna kehitaman, perdarahan pada kulit/mukosa.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat keterbatasan fisik.
- Faktor Risiko: Penyakit kronis, penurunan fungsi organ, malnutrisi.
- Gejala: Mudah lelah, sesak napas, nyeri saat beraktivitas.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia (SDKI)
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Risiko: Anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan.
- Gejala: Penurunan berat badan, lemah, anoreksia, mual, muntah.
Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah risiko perdarahan akut, intoleransi aktivitas, dan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Penjelasan singkat tersebut mencakup definisi, faktor risiko, dan gejala dari masing-masing diagnosa keperawatan. -
Article No. 3679 | 26 Oct 2024
Klinis : Pasien laki – laki dengan inisial Tn. J berusia 51 tahun, datang ke IGD RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo pada tanggal 07 Juni 2022 diantar oleh keluarganya dengan keluhan buang air besar berwarna kehitaman sejak satu minggu SMRS. BAB kehitaman dengan konsistensi lembek ada ampas namun tidak berlendir dengan frekuensi dua kali per hari.dan volume kira-kira ½ gelas setiap buang air besar. Pasien mengeluh badan terasa lemas disertai muntah darah sebanyak satu kali SMRS, demam, nyeri ulu hati, mual, makan minum sulit, bengkak pada kedua kaki, perut membesar, dan terasa penuh. Pasien juga mengeluhkan kulit dan mata kuning sejak dua minggu SMRS. Pasien tidak mengalami keluhan pusing, nyeri kepala, gusi berdarah, rambut rontok, dan BAK seperti teh. Diagnosa resiko ketidakseimbangan elektrolit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien Tn. J:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit adalah keadaan di mana seseorang berisiko mengalami perubahan kadar elektrolit (natrium, kalium, klorida, kalsium, magnesium, fosfat) dalam cairan tubuh yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Elektrolit: Kadar elektrolit serum (natrium, kalium, klorida, kalsium, magnesium, fosfat) dalam rentang normal.
2. Tanda-tanda Vital: Tanda-tanda vital dalam rentang normal.
3. Status Cairan: Jumlah dan karakteristik cairan tubuh dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Elektrolit: Mengidentifikasi dan memantau kadar elektrolit serum (natrium, kalium, klorida, kalsium, magnesium, fosfat).
2. Manajemen Cairan: Mengatur pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
3. Manajemen Obat: Memantau dan mengevaluasi efek pemberian obat-obatan terkait gangguan elektrolit.
Berdasarkan kondisi Tn. J, terdapat beberapa keluhan yang mengarah pada risiko ketidakseimbangan elektrolit, seperti muntah darah, nyeri ulu hati, mual, serta perubahan pada kulit dan mata. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit. -
Article No. 3680 | 26 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan gigi tumbuh miring, demam naik turun sejak 2 hari, nyeri ulu hati, mual, muntah 5 kali, nyeri telan, badan merasa lemas, mimisan, gusi berdarah, amandel bengkak hasil TTV : TD: 106/78mmHg, nadi: 100x/menit, RR: 20X/menit, suhu: 36,6c, SPO2: 98
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, beserta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan seperti kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Menunjukkan penurunan tingkat nyeri, tingkat kepuasan terhadap penanganan nyeri, kemampuan menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen nyeri, pemberian analgetik, terapi relaksasi, edukasi terkait nyeri.
2. Diagnosa Keperawatan: Mual
- SDKI: Perasaan tidak nyaman dan keinginan untuk muntah.
- SLKI: Menunjukkan penurunan frekuensi dan tingkat keparahan mual, kemampuan menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi mual.
- SIKI: Manajemen mual, pemberian antiemetik, terapi relaksasi, edukasi terkait mual.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Defisit Volume Cairan
- SDKI: Peningkatan risiko kehilangan cairan yang melebihi jumlah yang dapat diganti.
- SLKI: Menunjukkan keseimbangan cairan yang memadai, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan tidak ada tanda dehidrasi.
- SIKI: Manajemen cairan, pemberian cairan parenteral, pemantauan intake dan output cairan.
4. Diagnosa Keperawatan: Kerusakan Integritas Jaringan
- SDKI: Kerusakan membran mukosa.
- SLKI: Menunjukkan perbaikan integritas jaringan dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
- SIKI: Perawatan luka, pemberian obat topikal, edukasi terkait perawatan luka.
5. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
- SDKI: Peningkatan risiko terserang organisme patogen.
- SLKI: Menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi.
- SIKI: Pencegahan infeksi, pemantauan tanda-tanda infeksi, pemberian antibiotik jika diperlukan.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan respon pasien terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.