Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5614 | 14 Nov 2024
Klinis : DIARE 5 KALI, MUNTAH
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi diare 5 kali dan muntah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare berhubungan dengan gangguan fungsi gastrointestinal, ditandai dengan buang air besar cair lebih dari 3 kali per hari.
2. Intoleransi makan/minum berhubungan dengan mual dan muntah, ditandai dengan ketidakmampuan untuk mentoleransi asupan oral.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Diare: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi lebih dari 3 kali per hari, yang dapat disebabkan oleh infeksi, intoleransi makanan, efek obat, atau penyakit kronis.
2. Intoleransi makan/minum: Ketidakmampuan untuk mentoleransi asupan oral akibat adanya mual, muntah, atau rasa tidak nyaman.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Diare: Luaran yang diharapkan adalah pasien akan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, tidak terjadi dehidrasi, dan frekuensi diare menurun.
2. Intoleransi makan/minum: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menerima dan mentoleransi asupan makanan/cairan secara oral tanpa timbul mual atau muntah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Diare: Intervensi keperawatan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, asupan dan pengeluaran cairan, pemberian cairan dan elektrolit, serta edukasi tentang penyebab dan penatalaksanaan diare.
2. Intoleransi makan/minum: Intervensi keperawatan meliputi manajemen mual dan muntah, pemberian obat-obatan antiemetik, edukasi tentang diet yang tepat, serta dukungan psikologis.
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment komprehensif, menyusun rencana asuhan keperawatan, dan menjalankan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien untuk mengatasi diare dan intoleransi makan/minum. Pemantauan dan evaluasi secara berkala akan dilakukan untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan. -
Article No. 5615 | 14 Nov 2024
Klinis : pasien sakit kepala pusing oleng tegang belakang leher dan dirasakan kayak mau muntah malas minum obat ada objektif tekanan darah 183/90 na 85 kali per menit pernapasan 20 kali per menit suhu 36 derajat Celcius berikan saya diagnosa yang yang terganggu kebutuhan aktivitasnya terkait dengan pasien hipertensi di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan Hipertensi
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral adalah keadaan di mana individu mengalami penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak yang dapat menyebabkan gangguan fungsi serebral.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan Serebral Efektif
2. Tanda-Tanda Vital dalam Rentang Normal
3. Tidak Ada Tanda-Tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Manajemen Hipertensi
3. Manajemen Nyeri Kepala
4. Edukasi Manajemen Hipertensi
Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami gejala-gejala yang menunjukkan adanya gangguan perfusi jaringan serebral, seperti sakit kepala, pusing, dan mual. Selain itu, pasien juga mengalami hipertensi, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan, jika tidak ditangani dengan baik, dapat mengganggu aliran darah dan nutrisi ke otak.
Oleh karena itu, Diagnosa Keperawatan yang tepat adalah Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan Hipertensi. Perawat perlu melakukan intervensi yang sesuai, seperti pemantauan tanda-tanda vital, manajemen hipertensi, manajemen nyeri kepala, serta edukasi kepada pasien mengenai pengelolaan hipertensi, untuk memulihkan perfusi jaringan serebral yang efektif. -
Article No. 5616 | 14 Nov 2024
Klinis : demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi demam.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (00007) - Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal akibat kegagalan mekanisme thermoregulasi.
Penjelasan Singkat:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- SDKI merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk perumusan diagnosis keperawatan.
- Dalam kasus demam, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia (00007), yang menggambarkan peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal akibat kegagalan mekanisme thermoregulasi.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- SLKI adalah standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Dalam kasus demam, beberapa luaran yang dapat diukur antara lain penurunan suhu tubuh, perbaikan status hidrasi, dan peningkatan kenyamanan pasien.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- SIKI merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan.
- Contoh intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan demam antara lain manajemen demam, termoregulasi, dan manajemen cairan.
Sebagai perawat profesional, saya akan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. Hal ini untuk memastikan bahwa pasien dengan kondisi demam mendapatkan perawatan yang berkualitas dan sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku. -
Article No. 5617 | 14 Nov 2024
Klinis : batuk pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi batuk pilek.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Hipersekresi, hipoventilasi, kelemahan otot pernapasan, obstruksi jalan napas.
- Gejala dan Tanda: Batuk tidak efektif, napas cuping hidung, wheezing, sianosis, sputum berlebih.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
- Indikator: Frekuensi napas dalam batas normal, tidak ada sputum yang menumpuk, tidak ada sianosis, tidak ada wheezing.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Jalan Napas, Terapi Inhalasi, Manajemen Batuk.
- Tindakan keperawatan: Monitor jalan napas, auskultasi suara napas, berikan inhalasi, latih teknik batuk efektif, berikan posisi yang nyaman.
Dalam konteks akademis dan sebagai seorang pakar keperawatan, diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dengan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai kondisi batuk pilek dan penatalaksanaannya dalam praktik keperawatan. -
Article No. 5618 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan kurang mau untuk ikut berkumpul dan mengobrol bersama karena kurang nyaman
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
Isolasi Sosial
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Isolasi Sosial didefinisikan sebagai keadaan di mana individu mengalami kekurangan atau ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sekitar secara adekuat.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama dari SLKI dalam kasus Isolasi Sosial adalah Adaptasi Sosial, yaitu kemampuan individu untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sosial secara efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Isolasi Sosial meliputi:
a. Terapi Kelompok: Memfasilitasi individu untuk berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok lain.
b. Peningkatan Kemampuan Sosial: Melatih keterampilan komunikasi dan interaksi sosial individu.
c. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan dan empati untuk meningkatkan rasa nyaman dan percaya diri individu.
Kesimpulannya, diagnosa Isolasi Sosial menggambarkan kondisi pasien yang kurang mau untuk ikut berkumpul dan mengobrol bersama karena merasa kurang nyaman. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi terapi kelompok, peningkatan kemampuan sosial, dan dukungan emosional untuk membantu pasien beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan sosial secara efektif. -
Article No. 5619 | 14 Nov 2024
Klinis : Pelayanan admisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pelayanan admisi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakefektifan Proses Admisi Berhubungan dengan Kurangnya Informasi
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakefektifan Proses Admisi adalah kondisi di mana individu, keluarga, atau komunitas berada dalam risiko mengalami gangguan dalam proses penerimaan, registrasi, atau pengumpulan informasi yang diperlukan saat masuk ke fasilitas pelayanan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Proses Admisi Efektif, di mana individu, keluarga, atau komunitas dapat menjalani proses penerimaan, registrasi, dan pengumpulan informasi yang diperlukan saat masuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan lancar.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran tersebut antara lain:
1. Pengkajian Admisi: Mengumpulkan informasi terkait proses admisi yang sedang berjalan.
2. Edukasi Proses Admisi: Memberikan informasi yang jelas dan lengkap mengenai alur, persyaratan, dan dokumentasi yang diperlukan dalam proses admisi.
3. Koordinasi Proses Admisi: Memastikan kolaborasi dan komunikasi yang efektif antar unit/bagian terkait proses admisi.
4. Pemantauan Proses Admisi: Melakukan evaluasi dan perbaikan berkelanjutan terhadap proses admisi yang sedang berjalan.
Dengan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas proses admisi, sehingga individu, keluarga, atau komunitas dapat mengalami proses penerimaan, registrasi, dan pengumpulan informasi yang diperlukan saat masuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan lancar. -
Article No. 5620 | 14 Nov 2024
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Nyeri Akut meliputi: pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri, pasien dapat mendemonstrasikan strategi pengelolaan nyeri yang efektif, dan pasien dapat kembali ke aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Nyeri Akut antara lain: pengkajian nyeri, pemberian analgesik, terapi nonfarmakologis (relaksasi, distraksi, terapi musik, terapi panas-dingin), dan edukasi tentang pengelolaan nyeri.
Sebagai perawat, kami memiliki peran penting dalam mengidentifikasi, menilai, dan mengelola nyeri pasien secara holistik, baik melalui intervensi farmakologis maupun nonfarmakologis, serta memfasilitasi pasien untuk dapat kembali beraktivitas secara optimal. -
Article No. 5621 | 14 Nov 2024
Klinis : Risiko perfusi perifer tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko perfusi perifer tidak efektif
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko perfusi perifer tidak efektif adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami gangguan suplai darah dan oksigen ke jaringan perifer, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari kondisi ini adalah perbaikan perfusi perifer, yang ditandai dengan peningkatan suhu kulit, pengisian kapiler yang baik, dan tidak ada tanda-tanda gangguan sirkulasi perifer.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital, terutama suhu kulit, pengisian kapiler, dan nadi perifer.
2. Manajemen posisi, seperti elevasi ekstremitas untuk meningkatkan aliran darah.
3. Perawatan kulit dan pencegahan luka tekan.
4. Manajemen rasa nyeri dan edema.
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga perfusi perifer yang optimal.
Sebagai seorang pakar dan perawat, saya menekankan pentingnya pemantauan dan pengelolaan yang komprehensif untuk mengatasi risiko perfusi perifer tidak efektif. Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, diharapkan dapat dicapai luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 5622 | 14 Nov 2024
Klinis : Risiko perfusi perifer tidak efektif siki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko perfusi perifer tidak efektif.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko perfusi perifer tidak efektif
Definisi (SDKI):
Risiko gangguan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer akibat perubahan sirkulasi.
Faktor Risiko (SDKI):
1. Penyakit vaskuler perifer
2. Diabetes melitus
3. Hipertensi
4. Obesitas
5. Merokok
6. Penyakit jantung
7. Immobilisasi
Kriteria Hasil (SLKI):
1. Perfusi perifer yang efektif
2. Integritas kulit terjaga
3. Tidak ada tanda-tanda iskemia
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Evaluasi status sirkulasi perifer
2. Manajemen aktivitas fisik
3. Manajemen nutrisi
4. Manajemen nyeri
5. Edukasi gaya hidup sehat
Penjelasan Singkat:
Risiko perfusi perifer tidak efektif merupakan kondisi di mana ada risiko gangguan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer akibat perubahan sirkulasi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko, seperti penyakit vaskuler perifer, diabetes melitus, hipertensi, obesitas, merokok, penyakit jantung, dan immobilisasi.
Tujuan perawatan adalah untuk memastikan perfusi perifer yang efektif, menjaga integritas kulit, dan mencegah tanda-tanda iskemia. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi evaluasi status sirkulasi perifer, manajemen aktivitas fisik, manajemen nutrisi, manajemen nyeri, dan edukasi gaya hidup sehat.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan penilaian menyeluruh, merencanakan, dan mengimplementasikan intervensi yang sesuai untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 5623 | 14 Nov 2024
Klinis : trombosit rendah, pusing, mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan Standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi trombosit rendah, pusing, dan mual.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan berhubungan dengan penurunan trombosit.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia): Risiko Perdarahan adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami hilangnya darah dari pembuluh darah, lebih dari yang diharapkan, yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah individu dapat mempertahankan integritas kulit dan mukosa, serta tidak terjadi perdarahan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda perdarahan, mengatur aktivitas, serta memberikan informasi dan edukasi terkait risiko perdarahan.
2. Mual berhubungan dengan efek samping obat.
Penjelasan:
- SDKI: Mual adalah sensasi tidak nyaman di epigastrium yang mengarah pada keinginan untuk memuntahkan isi lambung.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah individu dapat mengendalikan mual dan tidak terjadi muntah.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memberikan antiemetik, mengatur diet, serta memberikan informasi dan edukasi terkait manajemen mual.
3. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan pusing.
Penjelasan:
- SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam melakukan pergerakan tubuh secara independen.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah individu dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu mobilisasi, mengatur lingkungan yang aman, serta memberikan edukasi terkait manajemen pusing.
Diharapkan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, dan SIKI ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi pasien dengan trombosit rendah, pusing, dan mual.