Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3641 | 26 Oct 2024
Klinis : NYERI AKUT
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "NYERI AKUT" dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Faktor Terkait:
1. Agen cedera biologis (misalnya: inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen cedera kimiawi (misalnya: bahan iritan, toksin)
3. Agen cedera fisik (misalnya: trauma, pembedahan, fraktur)
4. Agen cedera psikologis (misalnya: kecemasan, depresi)
Karakteristik Mayor:
1. Laporan pasien tentang rasa nyeri
2. Ekspresi nyeri (misalnya: meringis, mengerang, gemetar)
3. Perilaku protektif (misalnya: menghindari aktivitas, posisi tubuh yang tidak nyaman)
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Nyeri Terkontrol
2. Fungsi Fisik Membaik
3. Nyeri Terkendali
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Farmakologis
3. Relaksasi
4. Distraksi
Kesimpulan:
Diagnosis keperawatan Nyeri Akut menggambarkan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Luaran keperawatan yang diharapkan adalah tingkat nyeri yang terkontrol, peningkatan fungsi fisik, dan nyeri yang terkendali. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, terapi farmakologis, relaksasi, dan distraksi. -
Article No. 3642 | 26 Oct 2024
Klinis : NYERI AKUT
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Nyeri Akut.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut. Nyeri akut biasanya memiliki onset yang tiba-tiba, durasi yang terbatas, dan intensitas yang dapat diprediksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Nyeri Akut adalah pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol, mampu mengenali dan mengatasi nyeri, serta mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Nyeri Akut meliputi:
1. Pengkajian nyeri secara komprehensif
2. Pemberian analgesik sesuai resep
3. Terapi non-farmakologis seperti kompres hangat/dingin, relaksasi, distraksi, dan terapi musik
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri
5. Evaluasi efektivitas intervensi dan penyesuaian rencana tindakan jika diperlukan.
Sebagai perawat, saya akan berusaha memberikan asuhan keperawatan yang holistik dan berpusat pada pasien untuk membantu mengatasi nyeri akut yang dialami. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga diperlukan untuk mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 3643 | 26 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien wanita berusia 55 tahun datang dengan keluhan utama kelelahan yang mudah, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, sesak napas saat beraktivitas ringan, mual dan muntah, serta sering berkemih pada malam hari. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah tinggi, edema, dan suara jantung S3. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar kreatinin dan BUN, penurunan GFR, serta proteinuria. Diagnosis kerja adalah gagal ginjal kronis stadium 4 dengan hipertensi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan perfusi jaringan dan keterbatasan fisiologis.
2. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan.
3. Risiko Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan polisuria, dyspnea, dan edema.
4. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Intoleransi Aktivitas:
SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik.
SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi toleransi terhadap aktivitas fisik.
SIKI: Manajemen Energi, Manajemen Aktivitas.
2. Kelebihan Volume Cairan:
SDKI: Kelebihan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau rongga tubuh.
SLKI: Intervensi untuk mengelola kelebihan cairan.
SIKI: Manajemen Cairan, Manajemen Edema, Terapi Dialisis.
3. Risiko Gangguan Pola Tidur:
SDKI: Berisiko mengalami perubahan kuantitas dan/atau kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SLKI: Intervensi untuk mempromosikan pola tidur yang adekuat.
SIKI: Manajemen Pola Tidur.
4. Risiko Infeksi:
SDKI: Berisiko mengalami masuknya dan perbanyakan organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI: Intervensi untuk mencegah dan mengelola infeksi.
SIKI: Manajemen Infeksi, Pencegahan Infeksi.
Secara umum, diagnosa keperawatan dan rencana intervensi yang disusun berdasarkan SDKI-SLKI-SIKI akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif untuk mengatasi masalah kesehatan pasien dengan gagal ginjal kronis stadium 4 dan hipertensi. -
Article No. 3644 | 26 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien wanita berusia 55 tahun datang dengan keluhan utama kelelahan yang mudah, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, sesak napas saat beraktivitas ringan, mual dan muntah, serta sering berkemih pada malam hari. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah tinggi, edema, dan suara jantung S3. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar kreatinin dan BUN, penurunan GFR, serta proteinuria. Diagnosis kerja adalah gagal ginjal kronis stadium 4 dengan hipertensi.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan informasi medis yang diberikan, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N18.4
- Deskripsi: Gagal ginjal kronis stadium 4
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 39.95
- Deskripsi: Hemodialisis
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 N18.4 (Gagal ginjal kronis stadium 4) sesuai dengan diagnosis kerja pasien yang mengalami gagal ginjal kronis stadium 4 dengan gejala kelelahan, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, sesak napas saat beraktivitas ringan, mual dan muntah, serta sering berkemih pada malam hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah tinggi, edema, dan suara jantung S3, sementara pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar kreatinin dan BUN, penurunan GFR, serta proteinuria.
2. Apabila pasien memerlukan tindakan atau prosedur hemodialisis, maka kode ICD-9-CM yang sesuai adalah 39.95 (Hemodialisis). Hemodialisis merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani pasien dengan gagal ginjal kronis stadium 4. -
Article No. 3645 | 26 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien wanita berusia 55 tahun datang dengan keluhan utama kelelahan yang mudah, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, sesak napas saat beraktivitas ringan, mual dan muntah, serta sering berkemih pada malam hari. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah tinggi, edema, dan suara jantung S3. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar kreatinin dan BUN, penurunan GFR, serta proteinuria. Diagnosis kerja adalah gagal ginjal kronis stadium 4 dengan hipertensi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan peningkatan beban kerja jantung akibat gagal ginjal kronis.
2. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal akibat gagal ginjal kronis.
3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan poliuria nokturia akibat gagal ginjal kronis.
4. Mual dan Muntah berhubungan dengan uremia akibat gagal ginjal kronis.
Penjelasan singkat:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
1. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan energi.
2. Kelebihan Volume Cairan: Kondisi kelebihan cairan intra- dan/atau ekstrasel.
3. Gangguan Pola Tidur: Perubahan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
4. Mual dan Muntah: Sensasi tidak nyaman di perut yang diikuti dengan kontraksi otot abdomen dan usus untuk mengeluarkan isi perut.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
2. Keseimbangan Cairan: Keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan dalam tubuh.
3. Pola Tidur: Pola siklus bangun dan tidur yang teratur dan berkualitas.
4. Kontrol Mual dan Muntah: Kemampuan individu untuk mencegah atau mengendalikan mual dan muntah.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Energi: Intervensi untuk membantu individu mengatur energi yang dimiliki.
2. Manajemen Cairan: Intervensi untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh.
3. Manajemen Tidur: Intervensi untuk memfasilitasi pola tidur yang adekuat.
4. Manajemen Mual dan Muntah: Intervensi untuk mencegah atau mengendalikan mual dan muntah. -
Article No. 3646 | 26 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien wanita berusia 55 tahun datang dengan keluhan utama kelelahan yang mudah, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, sesak napas saat beraktivitas ringan, mual dan muntah, serta sering berkemih pada malam hari. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah tinggi, edema, dan suara jantung S3. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar kreatinin dan BUN, penurunan GFR, serta proteinuria. Diagnosis kerja adalah gagal ginjal kronis stadium 4 dengan hipertensi.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan gejala dan hasil pemeriksaan yang diberikan, diagnosis pasien adalah gagal ginjal kronis stadium 4 dengan hipertensi. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N18.4
- Deskripsi: Gagal ginjal kronis, stadium 4
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 39.95
- Deskripsi: Dialisis ginjal, tidak termasuk hemodialisis
Penjelasan:
- Kode ICD-10 N18.4 adalah untuk gagal ginjal kronis stadium 4, yang sesuai dengan kondisi pasien yang memiliki penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (GFR) dan peningkatan kadar kreatinin dan BUN.
- Kode ICD-9-CM 39.95 adalah untuk prosedur dialisis ginjal, yang mungkin diperlukan untuk penatalaksanaan gagal ginjal kronis stadium 4 pada pasien ini.
Pasien dengan gagal ginjal kronis stadium 4 biasanya menunjukkan gejala seperti kelelahan yang mudah, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, sesak napas saat beraktivitas ringan, mual dan muntah, serta sering berkemih pada malam hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya hipertensi, edema, dan suara jantung S3. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar kreatinin dan BUN, serta penurunan GFR dan proteinuria.
Penatalaksanaan yang mungkin diperlukan untuk pasien ini adalah terapi obat-obatan untuk mengendalikan hipertensi, pembatasan asupan cairan dan natrium, serta dialisis ginjal (hemodialisis atau dialisis peritoneal) untuk mengurangi beban kerja ginjal dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 3647 | 26 Oct 2024
Klinis : GAGAL GINJAL KRONIS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Gagal Ginjal Kronis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)
Penjelasan: Penurunan fungsi ginjal yang ditandai dengan penurunan LFG, yang menyebabkan penumpukan zat sisa metabolisme dalam darah.
2. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Penjelasan: Ketidakmampuan ginjal untuk mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, seperti sodium, kalium, kalsium, dan fosfor.
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan: Penurunan kapasitas fungsional akibat kelelahan, kelemahan, dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Nyeri Kronis
Penjelasan: Nyeri yang terkait dengan komplikasi penyakit ginjal kronis, seperti neuropati, kram otot, dan sakit kepala.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien dan menentukan diagnosa keperawatan yang sesuai. Untuk kondisi Gagal Ginjal Kronis, SDKI menyediakan definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, serta batasan karakteristik untuk setiap diagnosa keperawatan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan. Untuk kondisi Gagal Ginjal Kronis, SLKI menyediakan berbagai luaran yang dapat dicapai, seperti peningkatan fungsi ginjal, keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal, peningkatan toleransi aktivitas, serta penurunan nyeri kronis.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Untuk kondisi Gagal Ginjal Kronis, SIKI menyediakan berbagai intervensi yang dapat dilakukan, seperti pemantauan fungsi ginjal, manajemen cairan dan elektrolit, peningkatan aktivitas, serta manajemen nyeri.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas bagi pasien dengan Gagal Ginjal Kronis. -
Article No. 3648 | 26 Oct 2024
Klinis : GAGAL GINJAL KRONIS
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, untuk kondisi GAGAL GINJAL KRONIS, kode-kode yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N18.9
- Deskripsi: Gagal ginjal kronis, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Gagal ginjal kronis (CKD) adalah kondisi di mana fungsi ginjal menurun secara bertahap dan permanen, sehingga ginjal tidak dapat lagi mempertahankan homeostasis tubuh dengan baik. Kode ICD-10 N18.9 mencakup semua tahapan CKD dari stadium 1 hingga 5, termasuk penyebab-penyebab yang tidak dispesifikkan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 39.95
- Deskripsi: Dialisis ginjal, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Pada pasien dengan gagal ginjal kronis stadium akhir, prosedur dialisis ginjal dapat dilakukan untuk menggantikan sebagian fungsi ginjal yang hilang. Kode ICD-9-CM 39.95 mencakup berbagai teknik dialisis, seperti hemodialisis, dialisis peritoneal, dan dialisis kontinyu.
Perlu diperhatikan bahwa pengkodean diagnosis dan prosedur medis harus dilakukan secara cermat dan teliti berdasarkan dokumentasi medis yang lengkap, untuk memastikan ketepatan pelaporan dan pembayaran klaim kesehatan yang sesuai. -
Article No. 3649 | 26 Oct 2024
Klinis : Nn. Y umur 19 tahun dilakukan HD 2x seminggu setiap hari rabu-sabtu. Pasien sudah menjalani HD rutin sejak 6 tahun yang lalu. Pada saat dilakukan pemeriksaan didapatkan data sebagai berikut : Berat badan kering mengalami penurunan (BB kering 3 bulan yang lalu 50 kg dan saat ini BB kering 45 kg). Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan memiliki riwayat alergi terhadap ikan laut. Pasien mengalami diare sudah 5 hari. Konjutiva tampak anemis, tulang area wajah tampak menonjol, klavicula terlihat menonjol,massa otot di area tangan atas sudah banyak berkurang. Hasil pemeriksaan lab didapatkan data : Hb 7,9g/dl/ Ht 2.4 %/ serum Albumin 2,95g/dl/ SI 141 mg/dl/ TIBC 166mg/dl
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan perubahan fungsi ginjal
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Risiko Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Terpelihara
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Pemantauan Cairan, Pemberian Terapi Cairan, Pengelolaan Electrolit
Pasien mengalami penurunan berat badan kering yang signifikan, serta hasil laboratorium menunjukkan tanda-tanda gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit seperti anemia, hipoalbuminemia, dan ditemukan diare yang dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit.
2. Risiko Malnutrisi berhubungan dengan penurunan asupan makanan
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Malnutrisi
- SLKI: Status Gizi Baik
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Terapi Gizi Medis
Pasien mengalami penurunan nafsu makan, riwayat alergi terhadap ikan laut, serta pemeriksaan fisik menunjukkan penurunan massa otot yang signifikan dan tulang yang menonjol, indikasi adanya masalah nutrisi.
Perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang sesuai standar seperti pemantauan cairan, pemberian terapi cairan, manajemen nutrisi, dan terapi gizi medis untuk mengatasi permasalahan yang dialami pasien. -
Article No. 3650 | 26 Oct 2024
Klinis : Sakit kepala
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi "Sakit kepala" dengan format yang terstruktur.
1. Kode ICD-10:
- Kode: G43 - Migrain
- Deskripsi: Migrain adalah jenis sakit kepala yang sering kambuh, ditandai dengan nyeri kepala yang hebat, biasanya terpusat di satu sisi kepala. Migrain dapat disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya atau suara.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.39 - Pemberian obat lainnya, injeksi atau infus
- Deskripsi: Prosedur pemberian obat, injeksi, atau infus dapat dilakukan untuk menangani gejala sakit kepala, seperti pemberian analgesik, antiemetik, atau obat-obatan lain yang dapat membantu mengurangi nyeri dan gejala terkait.
Penjelasan detail:
- Kode ICD-10 G43 digunakan untuk mengidentifikasi diagnosis migrain, yang merupakan salah satu jenis sakit kepala yang paling umum. Migrain dicirikan oleh nyeri kepala yang kambuhan, sering terpusat di satu sisi kepala, dan dapat disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya atau suara.
- Kode ICD-9-CM 99.39 mencakup prosedur pemberian obat, injeksi, atau infus yang dapat dilakukan untuk menangani gejala sakit kepala, seperti pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri, antiemetik untuk mengatasi mual, atau obat-obatan lain yang dapat membantu meredakan simptom-simptom terkait.
Penggunaan kode-kode ini oleh dokter atau perekam medis akan membantu mengidentifikasi dan mendokumentasikan diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kondisi sakit kepala pada pasien.