Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3765 | 27 Oct 2024
Klinis : kejang, demam, sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi kejang, demam, dan sesak nafas dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Penyebab: Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi, kelelahan otot pernapasan, nyeri, dan obstruksi jalan napas.
2. Hipertermia
- Definisi: Suhu tubuh di atas kisaran normal akibat kegagalan mekanisme termoregulasi.
- Penyebab: Infeksi, peningkatan metabolisme, lingkungan yang panas, dan gangguan sistem termoregulasi.
3. Risiko Kejang
- Definisi: Risiko mengalami perubahan aktivitas listrik otak yang abnormal dan tidak terkontrol.
- Penyebab: Cedera otak, gangguan keseimbangan elektrolit, dan gangguan metabolik.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengelolaan Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan jalan napas yang paten dan ventilasi yang adekuat.
- Intervensi: Observasi status pernapasan, pemberian oksigen, dan pengelolaan sekresi.
2. Manajemen Hipertermia
- Tujuan: Menurunkan suhu tubuh ke dalam rentang normal.
- Intervensi: Monitor tanda-tanda vital, pemberian obat antipiretik, dan manajemen lingkungan.
3. Pencegahan Kejang
- Tujuan: Mencegah terjadinya kejang dan komplikasi yang mungkin timbul.
- Intervensi: Identifikasi faktor risiko, monitor tanda-tanda kejang, dan pemberian terapi antikonvulsan.
Implementasi dan Evaluasi (SIKI):
1. Mempertahankan Jalan Napas
- Tindakan: Mengobservasi status pernapasan, memberikan oksigen, dan mengelola sekresi.
- Evaluasi: Pasien menunjukkan jalan napas yang paten dan ventilasi yang adekuat.
2. Menurunkan Suhu Tubuh
- Tindakan: Memantau tanda-tanda vital, memberikan obat antipiretik, dan mengatur lingkungan.
- Evaluasi: Suhu tubuh pasien kembali dalam rentang normal.
3. Mencegah Kejang
- Tindakan: Mengidentifikasi faktor risiko, memantau tanda-tanda kejang, dan memberikan terapi antikonvulsan.
- Evaluasi: Pasien tidak mengalami kejang dan tidak terjadi komplikasi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus menerapkan standar praktik profesional yang berlandaskan pada SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI. Hal ini bertujuan untuk memastikan kualitas dan keamanan dalam memberikan perawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. -
Article No. 3610 | 26 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Intoleransi Aktivitas
3. Malnutrisi Risiko Tinggi
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan secret/cairan dari saluran napas dengan efektif.
- SLKI: Peningkatan kemampuan batuk, penurunan sekresi jalan napas, dan perbaikan suara napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan dan meningkatkan permeabilitas jalan napas, mengeluarkan secret/cairan dari saluran napas, dan meningkatkan ventilasi.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Peningkatan toleransi terhadap aktivitas dan perbaikan kemampuan fungsional.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi, memonitor, dan mempertahankan toleransi aktivitas pasien.
3. Malnutrisi Risiko Tinggi
- SDKI: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan berat badan, asupan nutrisi tidak adekuat, dan perubahan komposisi tubuh.
- SLKI: Perbaikan status nutrisi dan pencegahan komplikasi akibat malnutrisi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengidentifikasi faktor risiko, memantau status nutrisi, dan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta diagnosis awal tuberkulosis paru, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah bersihan jalan napas tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan malnutrisi risiko tinggi. Intervensi keperawatan akan difokuskan pada pengelolaan jalan napas, peningkatan toleransi aktivitas, dan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien. -
Article No. 3611 | 26 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien perempuan berusia 45 Tahun bernama Ny.S datang ke Rumah Sakit Respati dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, pusing, dan mengeluarkan darah dari kemaluannya sejak 1 minggu yang lalu dan saat periksa kerumah sakit perdarahan sudah berhenti. Hasil anamnesa perawat maternitas menunjukkan hasil Ny.S mengalami riwayat leukorrhea sejak 6 bulan yang lalu. Leukorrhea berwarna kuning dan menyebabkan rasa gatal dan panas pada kemaluan. Klien juga mengeluhkan mengalami post coital bleeding sejak 3 bulan yang lalu. Riwayat obstetri klien P4A0. Dokter obsgyn menyarankan untuk melakukan pap smear pada klien. Hasil pemeriksaan pap smear menunjukkan Displasia Level Tinggi atau CIC (carcinoma in- situ; kanker tapi tidak invasif). Membutuhkan kolposkopi dengan biopsi kerucut . Dokter menyarankan klien utuk menjalani Kemoterapi. Dalam pengobatan kemoterapi pasien harus menjalani enam seri pengobatan dan setiap masing – masing seri pengobatan kemo berjarak tiga minggu. Sebagai awal dari pengobatan, pasien mendapat obat untuk kemo yaitu Cisplatin seri I 80 mg dan 5FU5 60 mg selama empat hari dan dilakukan cek lab 2 minggu setelah kemoterapi untuk mengetahui apakah awal kemoterapi berhasil dilakukan, kemudian setelah tiga minggu dilakukan kemo seri ke dua dengan obat kemo Cisplatin II dengan dosis 80 mg dan 5FU560 mg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. S sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (kanker serviks)
2. Risiko infeksi berhubungan dengan efek samping kemoterapi
3. Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker serviks dan kemoterapi
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (kanker serviks)
- SDKI: Nyeri akut
- SLKI: Pengelolaan Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Penjelasan: Pasien Ny. S mengalami nyeri abdomen bagian bawah yang merupakan gejala dari kanker serviks yang dideritanya. Perawat perlu melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif dan memberikan intervensi yang tepat untuk mengatasi nyeri yang dialami pasien.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan efek samping kemoterapi
- SDKI: Risiko infeksi
- SLKI: Pencegahan Infeksi
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi
Penjelasan: Pasien Ny. S akan menjalani kemoterapi, yang dapat menyebabkan penurunan sistem imun dan meningkatkan risiko infeksi. Perawat perlu melakukan pencegahan infeksi secara proaktif, memantau tanda-tanda infeksi, dan memberikan edukasi kepada pasien.
3. Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker serviks dan kemoterapi
- SDKI: Ansietas
- SLKI: Manajemen Ansietas
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Penjelasan: Pasien Ny. S menghadapi diagnosis kanker serviks dan harus menjalani kemoterapi, yang dapat menimbulkan kecemasan. Perawat perlu mengkaji tingkat kecemasan pasien, memberikan intervensi keperawatan untuk mengatasi kecemasan, dan memberikan dukungan emosional kepada pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat juga harus memperhatikan aspek-aspek lain seperti nutrisi, sistem eliminasi, konseling, dan edukasi terkait pengobatan, serta melibatkan keluarga dalam proses perawatan. -
Article No. 3612 | 26 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien perempuan berusia 45 Tahun bernama Ny.S datang ke Rumah Sakit Respati dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, pusing, dan mengeluarkan darah dari kemaluannya sejak 1 minggu yang lalu dan saat periksa kerumah sakit perdarahan sudah berhenti. Hasil anamnesa perawat maternitas menunjukkan hasil Ny.S mengalami riwayat leukorrhea sejak 6 bulan yang lalu. Leukorrhea berwarna kuning dan menyebabkan rasa gatal dan panas pada kemaluan. Klien juga mengeluhkan mengalami post coital bleeding sejak 3 bulan yang lalu. Riwayat obstetri klien P4A0. Dokter obsgyn menyarankan untuk melakukan pap smear pada klien. Hasil pemeriksaan pap smear menunjukkan Displasia Level Tinggi atau CIC (carcinoma in- situ; kanker tapi tidak invasif). Membutuhkan kolposkopi dengan biopsi kerucut . Dokter menyarankan klien utuk menjalani Kemoterapi. Dalam pengobatan kemoterapi pasien harus menjalani enam seri pengobatan dan setiap masing – masing seri pengobatan kemo berjarak tiga minggu. Sebagai awal dari pengobatan, pasien mendapat obat untuk kemo yaitu Cisplatin seri I 80 mg dan 5FU5 60 mg selama empat hari dan dilakukan cek lab 2 minggu setelah kemoterapi untuk mengetahui apakah awal kemoterapi berhasil dilakukan, kemudian setelah tiga minggu dilakukan kemo seri ke dua dengan obat kemo Cisplatin II dengan dosis 80 mg dan 5FU560 mg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko Infeksi berhubungan dengan pengobatan kemoterapi.
b. Nyeri akut berhubungan dengan efek samping kemoterapi.
c. Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit dan pengobatan kemoterapi.
2. Penjelasan Singkat:
a. Risiko Infeksi berhubungan dengan pengobatan kemoterapi:
- SDKI: Risiko terganggunya kemampuan tubuh dalam mencegah dan/atau menangkal masuknya agen infeksi dari lingkungan internal dan eksternal.
- SLKI: Kemampuan individu untuk mencegah atau menangani infeksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengenali, mencegah, dan menangani infeksi.
b. Nyeri akut berhubungan dengan efek samping kemoterapi:
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Kemampuan individu untuk mengenali, melaporkan, dan mengelola nyeri.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengidentifikasi, memantau, dan mengelola nyeri.
c. Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit dan pengobatan kemoterapi:
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya yang tidak jelas.
- SLKI: Kemampuan individu untuk mengenali, mengekspresikan, dan mengelola kecemasan.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengidentifikasi, memantau, dan mengelola kecemasan.
Dalam konteks kasus ini, pasien menghadapi risiko infeksi akibat efek samping kemoterapi, nyeri akut yang mungkin timbul, serta kecemasan terkait prognosis penyakit dan pengobatan yang akan dijalani. Peran perawat adalah mengidentifikasi, memantau, dan mengelola masalah-masalah tersebut sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku. -
Article No. 3613 | 26 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kardiovaskular Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan jantung aktual atau potensial.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri Kardiovaskular Akut ditandai dengan adanya pengalaman nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mendemonstrasikan pengurangan nyeri dada, peningkatan toleransi aktivitas, dan stabilitas tanda-tanda vital.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengkajian nyeri, pemberian analgesik, terapi oksigen, dan edukasi tentang manajemen nyeri.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan aktivitas fisik yang dibutuhkan untuk merawat diri atau untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Intoleransi Aktivitas ditandai dengan adanya sesak napas yang dialami pasien saat beraktivitas.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengkajian toleransi aktivitas, pemberian oksigen, dan edukasi tentang manajemen energi.
3. Risiko Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
Definisi: Berisiko mengalami perubahan pada frekuensi nadi, tekanan darah, laju pernapasan, atau suhu tubuh yang dapat mengancam kesehatan.
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Risiko Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital ditandai dengan adanya riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2 yang dimiliki pasien.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan stabilitas tanda-tanda vital dalam batas normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat-obatan sesuai resep, dan edukasi tentang manajemen penyakit kronis. -
Article No. 3614 | 26 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita berumur 20 tahun pasien mengatakan sesak nafas sejak kemarin malam karena udara dingin batuk berdahak selama 2 hari dan badan lemas karena kurang tidur pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit asma diagnosa medis asma bronkial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau memfasilitasi pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif sesuai kemampuannya.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat diberikan meliputi manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan edukasi mengenai teknik pernapasan yang efektif.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya tanpa mengalami kelelahan berlebih.
- SIKI: Intervensi yang dapat diberikan meliputi manajemen energi, latihan fisik, dan edukasi mengenai pengaturan aktivitas.
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, pasien wanita berusia 20 tahun mengalami sesak napas sejak kemarin malam karena udara dingin, batuk berdahak selama 2 hari, serta badan lemas karena kurang tidur. Pasien juga memiliki riwayat penyakit asma bronkial. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif dan Intoleransi Aktivitas, yang dapat diatasi melalui intervensi keperawatan yang terfokus pada manajemen jalan napas, terapi oksigen, edukasi pernapasan, manajemen energi, dan latihan fisik. -
Article No. 3615 | 26 Oct 2024
Klinis : Nyeri saat buang air kecil, keluar tidak lancar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri saat buang air kecil dan keluar tidak lancar.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan gejala yang Anda alami, yaitu nyeri saat buang air kecil dan keluar tidak lancar, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SDKI:
- Faktor yang berhubungan: Adanya proses penyakit, cedera, atau intervensi terapeutik.
- Karakteristik Mayor: Melaporkan adanya rasa sakit, ekspresi wajah yang menunjukkan adanya rasa sakit.
- Karakteristik Minor: Peningkatan tanda-tanda vital, perubahan pola tidur, dan perubahan nafsu makan.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat melaporkan nyeri berkurang.
- Indikator Hasil: Pasien dapat menunjukkan skala nyeri yang menurun, pasien dapat menyebutkan strategi koping yang efektif untuk mengatasi nyeri.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, pemberian analgesik, terapi relaksasi, dan edukasi manajemen nyeri.
2. Gangguan Berkemih
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan urin secara adekuat.
SDKI:
- Faktor yang berhubungan: Adanya infeksi saluran kemih, terjadinya pembengkakan prostat, dan adanya obstruksi saluran kemih.
- Karakteristik Mayor: Terasa susah atau tidak dapat mengeluarkan urin, harus mengejan saat buang air kecil, dan urin keluar tidak lancar.
- Karakteristik Minor: Rasa sakit atau tidak nyaman saat buang air kecil.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pola berkemih kembali normal.
- Indikator Hasil: Pasien dapat berkemih dengan lancar tanpa rasa sakit dan volume urin sesuai kebutuhan.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Kateterisasi urin, pemberian obat-obatan, dan edukasi perawatan diri.
Dengan pemahaman tentang SDKI, SLKI, dan SIKI, kami dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah yang Anda hadapi. Jangan ragu untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan kami untuk mendapatkan penanganan yang tepat. -
Article No. 3616 | 26 Oct 2024
Klinis : nyeri bagian lutut
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi nyeri bagian lutut, dengan format yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: M25.56
- Deskripsi: Nyeri lutut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 81.45
- Deskripsi: Artroplasti lutut, tidak dijelaskan lebih lanjut
Penjelasan:
Untuk kondisi nyeri bagian lutut, kode ICD-10 yang sesuai adalah M25.56 (Nyeri lutut). Ini mewakili kondisi umum nyeri atau rasa tidak nyaman di area lutut, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti cedera, osteoartritis, atau kondisi muskuloskeletal lainnya.
Dalam kasus ini, tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk prosedur atau tindakan medis yang tercantum. Namun, jika pasien menjalani intervensi seperti artroplasti lutut, maka kode ICD-9-CM yang sesuai adalah 81.45 (Artroplasti lutut, tidak dijelaskan lebih lanjut). Kode ini mencakup prosedur penggantian sendi lutut, baik sebagian maupun total, untuk mengatasi kondisi seperti osteoartritis atau cedera yang menyebabkan nyeri lutut.
Sebagai catatan, penggunaan kode ICD yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat, pengkodean tagihan, dan analisis epidemiologi. -
Article No. 3617 | 26 Oct 2024
Klinis : nyeri bagian lutut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut Terkait Dengan Kondisi Muskuloskeletal
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kondisi nyeri bagian lutut dapat dikategorikan sebagai Nyeri Akut Terkait Dengan Kondisi Muskuloskeletal.
SDKI:
Nyeri Akut Terkait Dengan Kondisi Muskuloskeletal adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan atau potensi kerusakan pada struktur atau fungsi sendi, ligamen, otot, tendon, atau tulang di sekitar sendi, yang muncul secara tiba-tiba dan dirasakan dalam waktu yang singkat.
SLKI:
Luaran yang diharapkan dari penanganan kondisi ini adalah pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman, serta menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: manajemen nyeri, terapi modalitas fisik (misalnya kompres hangat/dingin, terapi latihan), edukasi terkait manajemen nyeri, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya fisioterapis) untuk penanganan komprehensif. -
Article No. 3618 | 26 Oct 2024
Klinis : ibu hamil dengan anemia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi ibu hamil dengan anemia:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O99.0
- Deskripsi: Anemia complicating pregnancy, childbirth and the puerperium
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.02
- Deskripsi: Transfusion of packed cells
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 O99.0 (Anemia complicating pregnancy, childbirth and the puerperium) digunakan untuk mengkodekan kondisi anemia yang terjadi pada ibu hamil. Anemia selama kehamilan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk defisiensi zat besi, pendarahan, atau kondisi medis lainnya. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus karena dapat berdampak pada kesehatan ibu dan bayi.
2. Jika diperlukan, tindakan medis yang dapat dilakukan adalah transfusi sel darah merah (packed cells) yang dikodekan dengan ICD-9-CM 99.02. Prosedur ini dapat diindikasikan untuk mengatasi anemia berat atau untuk mempertahankan kadar hemoglobin dan oksigenasi yang memadai pada ibu hamil.
Dalam menangani kondisi ibu hamil dengan anemia, dokter atau perekam medis perlu melakukan evaluasi komprehensif, termasuk pemeriksaan laboratorium, penilaian status nutrisi, dan pertimbangan faktor risiko lainnya. Penatalaksanaan yang tepat, termasuk pemberian suplemen, terapi transfusi, atau intervensi lainnya, akan ditentukan berdasarkan kondisi klinis individual pasien.