Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5561 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Biopsi paru, tertutup [jarum biopsi]
Penjelasan:
Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk menggambarkan tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Hal ini sesuai dengan gejala yang dialami pasien, yaitu batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya lesi di paru. Pada kasus tuberkulosis paru, konfirmasi diagnosis biasanya dilakukan melalui pemeriksaan bakteriologis (misalnya, pemeriksaan sputum) dan/atau histologis (misalnya, biopsi paru).
Kode ICD-9-CM 87.44 (Biopsi paru, tertutup [jarum biopsi]) dapat digunakan untuk tindakan pengambilan sampel jaringan paru melalui prosedur biopsi untuk menegakkan diagnosis. Hal ini dapat dilakukan jika diperlukan konfirmasi histologis dari lesi yang terlihat pada hasil pemeriksaan radiologi.
Perlu diperhatikan bahwa kode ICD-9-CM digunakan untuk mencatat tindakan/prosedur medis, sedangkan kode ICD-10 digunakan untuk mencatat diagnosis. Penentuan kode yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat dan pengkodean yang sesuai. -
Article No. 5562 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan kebersihan jalan napas.
- Penyebab: Adanya sekresi mukus yang berlebihan dan ketidakmampuan untuk mengeluarkannya secara efektif.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan atau melakukan aktivitas fisik pada tingkat yang diinginkan atau dibutuhkan.
- Penyebab: Kelemahan umum dan sesak napas yang dialami pasien.
3. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Penurunan nafsu makan dan mual yang dialami pasien.
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Pasien mengalami batuk berdahak yang disertai dengan suara napas bronkial di paru kanan atas, menandakan adanya sekresi mukus yang berlebihan dan tidak dapat dikeluarkan secara efektif.
- Intervensi keperawatan dapat meliputi manajemen jalan napas, terapi batuk, dan tindakan fisioterapi dada untuk membantu membersihkan jalan napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- Pasien mengalami sesak napas, yang dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik pada tingkat yang diinginkan.
- Intervensi keperawatan dapat mencakup manajemen aktivitas, oksigenasi, dan latihan fisik yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
3. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan kehilangan berat badan, yang dapat menyebabkan asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Intervensi keperawatan dapat meliputi pengkajian nutrisi, pemberian dukungan nutrisi, dan edukasi mengenai peningkatan asupan nutrisi.
Secara umum, diagnosa keperawatan ini membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah kesehatan pasien dengan tuberkulosis paru. -
Article No. 5563 | 14 Nov 2024
Klinis : DO: - DS: - Ibu klien mengatakan An S mengeluh tidak enak badan - Suhu badan naik, Ibu klien mmengtakan suhu An S saat di periksa 39 C - - Ibu kien mengatakan An S mengeluh badannya terasa panas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh respons fisiologis tubuh terhadap rangsangan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh dalam batas normal
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Identifikasi penyebab hipertermia
2. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
3. Berikan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi
4. Pertahankan lingkungan yang nyaman dan sejuk
5. Berikan obat penurun panas jika diperlukan
Dalam kasus ini, klien mengalami peningkatan suhu tubuh (39°C) yang merupakan salah satu tanda dan gejala hipertermia. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi penyebab, memantau tanda-tanda vital, memberikan cairan yang cukup, menciptakan lingkungan yang nyaman dan sejuk, serta pemberian obat penurun panas jika diperlukan. -
Article No. 5564 | 14 Nov 2024
Klinis : mohon buatkan DS dan DO pada pasien dengan diasnosa konstipasi pada ileus obstruktif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi konstipasi pada ileus obstruktif.
Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi Berhubungan dengan Obstruksi Usus
Definisi:
Konstipasi berhubungan dengan obstruksi usus adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan frekuensi, volume, atau kesulitan dalam defekasi yang disebabkan oleh adanya obstruksi mekanis di dalam sistem pencernaan.
Faktor Terkait:
- Obstruksi usus (tumor, striktur, volvulus, hernia)
- Penurunan motilitas usus
- Penggunaan obat-obatan tertentu
- Kurang asupan cairan dan serat
Gejala dan Tanda Mayor (DS dan DO):
Data Subjektif (DS):
- Keluhan sulit buang air besar
- Perut terasa penuh dan kembung
- Distensi abdominal
- Mual dan muntah
Data Objektif (DO):
- Hasil pemeriksaan imaging menunjukkan adanya obstruksi usus
- Peristaltik usus menurun
- Abdomen tampak distended
- Tanda-tanda dehidrasi (kulit kering, turgor kulit menurun)
Rencana Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Konstipasi
2. Manajemen Nyeri
3. Manajemen Cairan
4. Manajemen Nutrisi
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Pengeluaran feses normal
2. Penurunan rasa tidak nyaman akibat konstipasi
3. Keseimbangan cairan yang memadai
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat
Dalam penanganan konstipasi pada ileus obstruktif, perawat berperan penting dalam melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosis keperawatan yang tepat, dan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. Perawat harus bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan penanganan yang efektif bagi pasien. -
Article No. 5565 | 14 Nov 2024
Klinis : Mohon jelaskan jumlah peristaltik usus dan bising usus pada orang dengan ileus obstruksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ileus obstruksi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Fungsi Gastrointestinal
Definisi: Penurunan kemampuan saluran gastrointestinal untuk melakukan fungsi pencernaan dan penyerapan.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
a. Gejala dan tanda: Penurunan atau tidak ada peristaltik usus, bising usus hipoaktif atau tidak ada, nyeri abdomen, distensio abdomen, muntah, konstipasi, dan malabsorpsi.
b. Faktor risiko: Obstruksi mekanis, ileus paralitik, dan penurunan asupan cairan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
a. Luaran yang diharapkan: Peristaltik usus membaik, bising usus normal, nyeri abdomen menurun, distensio abdomen berkurang, tidak ada muntah, dan fungsi gastrointestinal membaik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
a. Intervensi keperawatan: Observasi tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik, manajemen nutrisi dan cairan, manajemen nyeri, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
Dalam kondisi ileus obstruksi, pasien akan mengalami penurunan atau tidak ada peristaltik usus dan bising usus yang hipoaktif atau tidak ada. Hal ini disebabkan oleh adanya obstruksi mekanis pada saluran pencernaan, sehingga menghambat pergerakan dan fungsi usus. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah observasi tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik, manajemen nutrisi dan cairan, manajemen nyeri, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk mengatasi penyebab dan gejala ileus obstruksi. -
Article No. 5566 | 14 Nov 2024
Klinis : mohon buatkan data DS dan DO pada pasien ileus obstruksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan ileus obstruksi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Intoleransi Aktivitas
3. Gangguan Pola Defekasi
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan nyeri terkontrol, pasien dapat mengidentifikasi dan menggunakan teknik pengelolaan nyeri yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Nyeri, Terapi Analgesik, Terapi Komplementer.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik.
- SLKI: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, pasien mampu melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya.
- SIKI: Manajemen Aktivitas, Peningkatan Mobilitas, Terapi Latihan.
3. Gangguan Pola Defekasi
- SDKI: Perubahan dalam frekuensi, konsistensi, eliminasi, atau kenyamanan saat berkemih, yang menyebabkan rasa tidak nyaman.
- SLKI: Pasien menunjukkan pola eliminasi yang normal, pasien melaporkan tidak ada masalah dalam eliminasi.
- SIKI: Manajemen Konstipasi, Manajemen Diare, Edukasi Perawatan Diri.
Data Subjektif (DS):
- Pasien mengeluhkan nyeri perut yang terus-menerus dan semakin memberat.
- Pasien merasa lemah dan sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Pasien mengeluhkan sulit buang air besar sejak beberapa hari yang lalu.
Data Objektif (DO):
- Tanda-tanda vital: Tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 90 x/menit, Suhu 38,2°C.
- Pemeriksaan fisik: Abdomen membuncit, nyeri tekan, bising usus menurun.
- Pemeriksaan penunjang: Foto polos abdomen menunjukkan dilatasi usus halus, CT scan abdomen menunjukkan obstruksi usus.
Kesimpulan, pasien dengan ileus obstruksi memerlukan penanganan yang komprehensif meliputi manajemen nyeri, peningkatan toleransi aktivitas, dan manajemen gangguan pola defekasi sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 5567 | 14 Nov 2024
Klinis : mohon jelaskan peristaltik usus dan bising usus pada pasien ileus paralitik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Saya adalah seorang perawat profesional dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia yang akan membahas tentang diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi peristaltik usus dan bising usus pada pasien ileus paralitik.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan peristaltik usus berhubungan dengan ileus paralitik
Penjelasan:
Ileus paralitik adalah kondisi di mana terjadi penurunan atau hilangnya gerakan peristaltik usus, sehingga menyebabkan penumpukan gas dan cairan di dalam usus. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan peristaltik usus, yang ditandai dengan adanya bising usus yang sangat berkurang atau tidak terdengar.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan peristaltik usus berhubungan dengan ileus paralitik, dengan definisi: Penurunan atau hilangnya gerakan usus yang terkoordinasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Sesuai dengan diagnosa keperawatan di atas, luaran yang diharapkan adalah Peristaltik usus membaik, dengan kriteria hasil:
1. Bising usus meningkat
2. Frekuensi BAB kembali normal
3. Perut tidak kembung
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah:
1. Monitoring peristaltik usus dan bising usus secara berkala
2. Pemberian cairan intravena untuk mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Pemberian obat-obatan prokinetik untuk meningkatkan peristaltik usus
4. Pemberian diet yang sesuai, seperti diet cair atau makanan lunak
5. Posisikan pasien dengan posisi fowler atau semi fowler untuk memfasilitasi pengeluaran gas
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi peristaltik usus dan bising usus pada pasien ileus paralitik. Semoga informasi ini bermanfaat. Terima kasih. -
Article No. 5568 | 14 Nov 2024
Klinis : mohon jelaskan peristaltik usus dan bising usus pada pasien ileus obstruktif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi peristaltik usus dan bising usus pada pasien ileus obstruktif.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Motilitas Gastrointestinal berhubungan dengan obstruksi usus, ditandai dengan penurunan peristaltik usus dan bising usus hipoaktif.
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Motilitas Gastrointestinal didefinisikan sebagai ketidakmampuan usus untuk melakukan kontraksi dan relaksasi yang terkoordinasi, yang menyebabkan penurunan atau peningkatan aktivitas peristaltik. Hal ini dapat disebabkan oleh obstruksi usus, paralisis usus, atau kondisi lain yang mempengaruhi fungsi usus.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan Gangguan Motilitas Gastrointestinal antara lain: peningkatan peristaltik usus, pemulihan pola bising usus yang normal, pemulihan fungsi gastrointestinal, dan kemampuan pasien dalam mengatasi masalah.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Motilitas Gastrointestinal pada pasien ileus obstruktif antara lain: pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan peristaltik usus dan bising usus, manajemen nyeri, pemberian antiemetik dan prokinetik, serta edukasi kepada pasien dan keluarga.
Sebagai perawat, saya akan memantau dan mengevaluasi secara ketat kondisi peristaltik usus dan bising usus pasien, serta melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk memfasilitasi pemulihan fungsi gastrointestinal dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 5569 | 14 Nov 2024
Klinis : DS: Klien mengatakan belum BAB sejak masuk rs tgl 7/11/2024, 1 x BAB lendir warna hijau tua,bercak di celana saja DO: Bising usus 3x/m Peristaltik usus 1x/m Hasil Radiologi: Paralitik Ileus dan Obstruksi partial pada rectosigmoid (berak lender)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Obstipasi (NANDA-I)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Obstipasi: Keadaan di mana individu mengalami kesulitan untuk buang air besar yang berkepanjangan atau tidak dapat buang air besar sama sekali.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Lancarnya eliminasi: Kemampuan individu untuk mengeluarkan sisa metabolisme dari dalam tubuh secara lancar dan teratur.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Obstipasi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk memfasilitasi proses pengeluaran sisa metabolisme dari dalam tubuh secara lancar dan teratur.
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, klien mengalami gejala obstipasi, yaitu belum buang air besar sejak masuk rumah sakit pada tanggal 7/11/2024, dengan hasil radiologi menunjukkan adanya paralitik ileus dan obstruksi parsial pada rektosigmoid (berak lendir). Hal ini mengindikasikan adanya gangguan pada sistem pencernaan yang menyebabkan kesulitan buang air besar.
Sebagai perawat, intervensi yang dapat dilakukan meliputi:
1. Monitoring eliminasi dan status gastrointestinal
2. Pemberian laksatif atau enema, sesuai kondisi klien
3. Edukasi tentang pentingnya eliminasi regular
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk penanganan yang komprehensif.
Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi proses pembuangan sisa metabolisme secara lancar dan teratur, sehingga klien dapat kembali memiliki pola eliminasi yang normal. -
Article No. 5570 | 14 Nov 2024
Klinis : DS: Klien mengatakan belum BAB 1 minggu, 1 x BAB lendir warna hijau tua,bercak di celana saja DO: Peristaltik usus 1x/m Hasil Radiologi: Paralitik Ileus dan Obstruksi partial pada rectosigmoid (berak lender)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Konstipasi (SDKI)
Definisi: Kondisi yang ditandai dengan kesulitan, rasa tidak nyaman, atau ketidakmampuan untuk defekasi secara teratur.
2. Obstruksi saluran cerna (SDKI)
Definisi: Kondisi yang ditandai dengan hambatan aliran digesta di sepanjang saluran cerna.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien yang menjadi fokus intervensi keperawatan. Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Konstipasi dan Obstruksi saluran cerna.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SLKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan target atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Beberapa luaran yang mungkin sesuai untuk kasus ini adalah:
1. Pola defekasi kembali normal
2. Tidak terjadi komplikasi akibat obstruksi saluran cerna
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi yang mungkin sesuai untuk kasus ini antara lain:
1. Manajemen konstipasi
2. Manajemen obstruksi saluran cerna
3. Pemantauan tanda-tanda vital
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian yang komprehensif, merencanakan intervensi yang sesuai, dan melakukan pemantauan yang ketat untuk memastikan kesejahteraan pasien. Koordinasi dengan tim medis lain juga diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal.