Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3752 | 27 Oct 2024
Klinis : Nyeri perut bawah sejak 1 minggu,nyeri vas 8-9,untuk bergerak nyeri,demam,BAB sulit,mual muntah,tidak mau makan minum sejak 5 hari terakhir,pasien mengeluh lemas,BAK terakhir kemarin sore,warna kuning riwayat operasi hemoroid 1 tahun yang lalu,terdapat kemerahan di paha Beserta data subjektif dan data objektifnya resiko dehidrasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis di abdomen bawah, ditandai dengan laporan nyeri dengan skala 8-9, nyeri saat bergerak, demam, mual, muntah, dan kesulitan defekasi.
2. Risiko dehidrasi berhubungan dengan penurunan intake cairan, ditandai dengan mulut kering, urine kuning, dan kulit kering.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosis keperawatan "Nyeri akut" dan "Risiko dehidrasi" sesuai dengan SDKI yang diterbitkan oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia). Diagnosis ini menggambarkan masalah kesehatan yang dialami pasien dan menjadi fokus intervensi keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI memberikan panduan tentang hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk mengatasi diagnosa "Nyeri akut" dan "Risiko dehidrasi". Contohnya, untuk "Nyeri akut" luaran yang diharapkan adalah pengurangan nyeri, stabilnya tanda-tanda vital, dan peningkatan kemampuan pasien dalam beraktivitas. Sedangkan untuk "Risiko dehidrasi" luaran yang diharapkan adalah terpenuhinya kebutuhan cairan, stabilnya tanda-tanda vital, dan tidak adanya tanda-tanda dehidrasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI memberikan panduan tentang intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa "Nyeri akut" dan "Risiko dehidrasi". Contohnya, untuk "Nyeri akut" intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pemberian analgesik, dan kompres hangat. Sedangkan untuk "Risiko dehidrasi" intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan intake dan output cairan, pemberian cairan intravena, dan edukasi tentang asupan cairan yang adekuat.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 3753 | 27 Oct 2024
Klinis : Nyeri perut bawah sejak 1 minggu,nyeri vas 8-9,untuk bergerak nyeri,demam,BAB sulit,mual muntah,tidak mau makan minum sejak 5 hari terakhir,pasien mengeluh lemas,BAK terakhir kemarin sore,warna kuning riwayat operasi hemoroid 1 tahun yang lalu,terdapat kemerahan di paha,Riwayat Hipertensi+Diabetes melitus-,Stroke+RPD:Stroke+HT+RPO Beserta data subjektif dan data objektif masing masing diagnosa keperawatannya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
- Data Subjektif: Pasien mengeluh nyeri perut bawah dengan skala nyeri 8-9, nyeri saat bergerak.
- Data Objektif: Pasien tampak meringis kesakitan.
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Tujuan: Pasien akan melaporkan penurunan tingkat nyeri. Kriteria Hasil: Pasien dapat mengendalikan nyeri, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan.
- SIKI: Intervensi: Manajemen nyeri, pemberian analgetik, terapi relaksasi.
2. Risiko gangguan integritas kulit
- Data Subjektif: Pasien memiliki riwayat operasi hemoroid 1 tahun yang lalu dan terdapat kemerahan di paha.
- Data Objektif: Terdapat kemerahan di paha.
- SDKI: Risiko gangguan integritas kulit adalah kerentanan terhadap kerusakan, perubahan, atau kehilangan epidermis dan/atau dermis.
- SLKI: Tujuan: Pasien akan mempertahankan integritas kulit. Kriteria Hasil: Kulit tetap utuh, tidak terjadi lesi atau kerusakan kulit.
- SIKI: Intervensi: Perawatan kulit, pencegahan kerusakan kulit, penggunaan alas tempat tidur yang sesuai.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
- Data Subjektif: Pasien mengeluh mual, muntah, tidak mau makan minum sejak 5 hari terakhir.
- Data Objektif: Pasien tampak lemah.
- SDKI: Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Tujuan: Pasien akan mempertahankan berat badan dalam rentang normal. Kriteria Hasil: Asupan nutrisi adekuat, tidak terjadi penurunan berat badan.
- SIKI: Intervensi: Pemantauan nutrisi, pemberian nutrisi enteral atau parenteral, konsultasi ahli gizi.
4. Gangguan eliminasi: Konstipasi
- Data Subjektif: Pasien mengeluh susah BAB.
- Data Objektif: Pasien tampak tidak nyaman.
- SDKI: Gangguan eliminasi: Konstipasi adalah penurunan frekuensi, durasi, atau pengeluaran feses yang tidak sesuai dengan pola eliminasi normal.
- SLKI: Tujuan: Pasien akan mempertahankan pola eliminasi normal. Kriteria Hasil: Frekuensi dan konsistensi feses normal, pasien tidak mengalami diskomfort.
- SIKI: Intervensi: Manajemen konstipasi, pemberian obat laksatif, konsultasi ahli gizi.
Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan utama yang dapat dirumuskan adalah Nyeri akut, Risiko gangguan integritas kulit, Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh, dan Gangguan eliminasi: Konstipasi. Setiap diagnosa keperawatan disertai dengan data subjektif, data objektif, serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 3754 | 27 Oct 2024
Klinis : Seorang pria 53 tahun datang ke UGD RS X diantar oleh keluarganya. Pasien datang dengan keluhan sesak napas, lebih banyak tidur, dan bengkak pada kedua tungkai kaki sejak 2 hari yang lalu. Menurut keluarga pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 sejak 10 tahun yang lalu. Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan data sebagai berikut: Kesadaran E2V2M4. Tekanan darah 124/74 mmHg, HR 97 x/menit, RR 22x/menit, suhu 36,1oC. Berat badan saat ini 89 kg (normal 83 kg), pitting edema ++/++, Suara nafas bersih tanpa ronchi. Output urin (1500 mL / 24 jam) Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan data sebagai berikut : Na = 132 mEq / L K = 5,5 mEq / L Cl = 106 mEq / L Ureum serum = 450 mg / dL Kreatinin serum = 17,5 mg / dL Hasil analisa gas darah pH = 7,10 HCO3 = 12 mEq / L PaCO2 = 40 mm Hg paO2 = 50 mmHg Pasien tersebut didiagnosis menderita AKI on acute CKD dengan rencana tindakan HD dengan Program HD sebagai berikut : - TD : 3 jam - UF : minimal - QB : 200 ml/mnt - QD : 500 ml/mnt - Free heparin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda paparkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Ginjal berhubungan dengan gagal ginjal akut.
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke ginjal yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal.
2. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal.
Definisi: Kondisi di mana ada kelebihan cairan dalam tubuh.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Ginjal:
- Tanda dan gejala: Penurunan laju filtrasi glomerulus, peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam darah.
- Intervensi keperawatan: Monitor tanda-tanda vital, input-output cairan, pemeriksaan laboratorium, dan persiapan hemodialisis.
2. Kelebihan Volume Cairan:
- Tanda dan gejala: Edema, sesak napas, dan peningkatan berat badan.
- Intervensi keperawatan: Monitor intake dan output cairan, pembatasan asupan cairan, dan persiapan hemodialisis.
3. Intoleransi Aktivitas:
- Tanda dan gejala: Kelelahan, malaise, dan penurunan toleransi terhadap aktivitas.
- Intervensi keperawatan: Bantu dan monitoring aktivitas pasien, ajukan konsultasi fisioterapi, dan perencanaan aktivitas sesuai kemampuan pasien.
Standar SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menjamin kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 3755 | 27 Oct 2024
Klinis : alergi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan berdasarkan SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
1. Risiko alergi
Definisi: Kerentanan individu terhadap reaksi imun yang tidak diinginkan terhadap suatu agen lingkungan atau makanan.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia adalah sistem klasifikasi diagnosa keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
Sebagai seorang pakar perawat, saya menyarankan agar Anda mempelajari dan menerapkan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan Anda. Hal ini akan membantu Anda memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas tinggi bagi pasien Anda, khususnya yang mengalami alergi. -
Article No. 3756 | 27 Oct 2024
Klinis : defisit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Integritas Kulit
Penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Integritas Kulit didefinisikan sebagai kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor internal (misalnya kondisi medis) atau eksternal (misalnya trauma, iritasi, atau infeksi).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Integritas Kulit adalah perbaikan atau pemulihan integritas kulit, bebas dari komplikasi, dan kenyamanan pasien terjaga.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi perawatan luka, manajemen nyeri, pencegahan infeksi, dan edukasi pasien serta keluarga tentang perawatan kulit yang tepat. Intervensi ini harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan individual pasien.
Dalam konteks akademis dan pakar keperawatan, diagnosa Gangguan Integritas Kulit menunjukkan adanya kerusakan pada struktur dan fungsi kulit yang membutuhkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu. Perawat harus melakukan penilaian yang mendalam, merencanakan dan melaksanakan intervensi yang sesuai, serta melakukan evaluasi yang berkelanjutan untuk memastikan pemulihan integritas kulit dan kenyamanan pasien. -
Article No. 3757 | 27 Oct 2024
Klinis : cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Volume Cairan
Penjelasan Singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI PPNI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Volume Cairan didefinisikan sebagai kondisi di mana terdapat peningkatan atau penurunan cairan intravaskular, interstisial, atau intraselu-ler. Kondisi ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti kehilangan cairan yang berlebihan, asupan cairan yang tidak adekuat, atau gangguan kemampuan tubuh dalam mengatur keseimbangan cairan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Ketidakseimbangan Volume Cairan meliputi:
1. Mencapai keseimbangan cairan yang adekuat
2. Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Menunjukkan intake dan output cairan yang seimbang
4. Tidak terdapat tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Ketidakseimbangan Volume Cairan meliputi:
1. Pemantauan intake dan output cairan
2. Pemberian cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
3. Edukasi tentang manajemen cairan
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi Ketidakseimbangan Volume Cairan pada pasien. -
Article No. 3758 | 27 Oct 2024
Klinis : intoleransi aktifitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kondisi intoleransi aktivitas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Definisi:
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Penyebab:
Intoleransi aktivitas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit kardiovaskular, penyakit paru, anemia, malnutrisi, gangguan muskuloskeletal, dan faktor psikologis.
Tanda dan Gejala:
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kondisi intoleransi aktivitas meliputi kelelahan, sesak napas, nyeri, penurunan kekuatan otot, dan perubahan tanda-tanda vital seperti peningkatan frekuensi jantung dan pernapasan.
Luaran yang Diharapkan (SLKI):
Dengan intervensi yang tepat, pasien diharapkan dapat mencapai luaran seperti peningkatan toleransi aktivitas, perbaikan tanda-tanda vital, penurunan keluhan subjektif, dan peningkatan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengkajian aktivitas dan toleransi, manajemen aktivitas, manajemen energi, serta pemberian edukasi dan dukungan kepada pasien dan keluarga.
Melalui pendekatan berbasis standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandarisasi untuk menangani kondisi intoleransi aktivitas pada pasien. -
Article No. 3759 | 27 Oct 2024
Klinis : kusta
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat professional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi kusta.
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
2. Gangguan Mobilitas Fisik
3. Resiko Infeksi
4. Defisit Perawatan Diri
5. Ansietas
Penjelasan Singkat:
1. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan pada epidermis, dermis, atau lapisan lebih dalam dari kulit.
- Penyebab: Perubahan patologis pada kulit akibat infeksi Mycobacterium leprae.
- Gejala: Timbulnya lesi, bercak putih, pembengkakan saraf tepi, dan kerusakan kulit.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh faktor muskuloskeletal, neurologis, atau faktor lainnya.
- Penyebab: Kerusakan saraf tepi yang menyebabkan kelumpuhan dan kontraktur pada ekstremitas.
- Gejala: Kesulitan dalam melakukan pergerakan dan aktivitas sehari-hari.
3. Resiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- Penyebab: Kerusakan integritas kulit dan penurunan sistem imun akibat penyakit kusta.
- Gejala: Lesi kulit yang rentan terinfeksi sekunder dan komplikasi lainnya.
4. Defisit Perawatan Diri
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
- Penyebab: Kerusakan saraf tepi dan kelumpuhan yang menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
- Gejala: Kesulitan dalam mandi, berpakaian, makan, dan aktivitas perawatan diri lainnya.
5. Ansietas
- Definisi: Respon emosional dan fisiologis terhadap ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Penyebab: Diagnosis penyakit kusta, stigma sosial, dan ketakutan akan kecacatan.
- Gejala: Rasa takut, khawatir, dan cemas terhadap kondisi kesehatan dan dampaknya.
Penerapan SDKI-SLKI-SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) digunakan untuk merencanakan dan menetapkan luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa dan luaran yang ditetapkan.
Penggunaan standar SDKI-SLKI-SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terstruktur, dan sesuai dengan praktik keperawatan berbasis bukti. -
Article No. 3760 | 27 Oct 2024
Klinis : siki gangguan mobilitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan mobilitas fisik.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi:
Keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dari satu tempat ke tempat lain (dan/atau) dari satu posisi ke posisi lain, yang dilakukan secara mandiri, dengan tujuan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dari satu tempat ke tempat lain (dan/atau) dari satu posisi ke posisi lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kemampuan Mobilitas
2. Integritas Jaringan Kulit
3. Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas
2. Manajemen Nyeri
3. Perawatan Luka
Penjelasan singkat:
Pasien dengan gangguan mobilitas fisik memerlukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk meningkatkan kemampuan mobilisasi, mencegah komplikasi (seperti luka tekan), dan mengelola nyeri yang mungkin menyertai kondisi tersebut. Perawat berperan penting dalam mengevaluasi tingkat mobilitas pasien, mengembangkan rencana perawatan yang sesuai, dan memberikan edukasi serta dukungan kepada pasien dan keluarga untuk memaksimalkan kemandirian pasien. -
Article No. 3761 | 27 Oct 2024
Klinis : siki gangguan mobilitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Bapak/Ibu. Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan mobilitas fisik.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi:
Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang independen dan terarah, yang disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, kognitif, atau lingkungan.
Penyebab:
1. Faktor fisik: Cedera, penyakit, kelemahan otot, nyeri, deformitas, kekakuan sendi.
2. Faktor psikologis: Kecemasan, depresi, ketakutan, motivasi kurang.
3. Faktor kognitif: Gangguan koordinasi, gangguan persepsi, gangguan memori.
4. Faktor lingkungan: Akses yang terbatas, peralatan bantu yang tidak memadai.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Mobilitas Fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang independen dan terarah, yang disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, kognitif, atau lingkungan.
- Kriteria diagnostik: Keterbatasan dalam pergerakan anggota tubuh, aktivitas sehari-hari terbatas, gangguan keseimbangan, dan lain-lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Peningkatan Mobilitas Fisik
- Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara independen dan terarah.
- Kriteria hasil: Kemampuan bergerak, rentang gerak sendi normal, kekuatan otot meningkat, dan lain-lain.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Terapi Latihan Gerak
- Definisi: Pemberian latihan fisik untuk memelihara atau meningkatkan fungsi fisik.
- Intervensi: Latihan mobilitas, latihan kekuatan otot, latihan keseimbangan, dan lain-lain.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan disampaikan. Terima kasih.