Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5738 | 14 Nov 2024
Klinis : DS : - Pasien tidak dapat diajak berkomunikasi, jawaban tidak sesuai pertanyaan DO : - Pasien tampak batuk tidak efektif (batuk tidak mengeluarkan dahak) - Pasien tampak gelisah, berusaha mengeluarkan dahak - Pasien tampak tidak mampu melakukan batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
Faktor yang berhubungan:
- Kelainan neurologis
- Kelemahan otot pernapasan
- Peningkatan produksi sekret
Gejala dan Tanda:
- Batuk tidak efektif
- Pasien tampak gelisah dan berusaha mengeluarkan dahak
- Pasien tampak tidak mampu melakukan batuk efektif
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Mendefinisikan diagnosis keperawatan "Bersihan Jalan Napas tidak Efektif" secara komprehensif.
- Mengidentifikasi faktor yang berhubungan dan gejala/tanda klinisnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Menetapkan luaran keperawatan yang diharapkan, seperti Permeabilitas Jalan Napas Membaik, Batuk Efektif, dan Pengeluaran Sekret Membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memberikan panduan intervensi keperawatan yang komprehensif, seperti Manajemen Jalan Napas, Manajemen Batuk, dan Fisioterapi Dada.
Dengan menggunakan kerangka SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas untuk mengatasi masalah Bersihan Jalan Napas tidak Efektif pada pasien. -
Article No. 5739 | 14 Nov 2024
Klinis : Manajemen Kenyamanan Lingkungan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, perkenalkan saya Siti, seorang perawat profesional. Dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan terkait Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi Manajemen Kenyamanan Lingkungan berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Kenyamanan Lingkungan
Definisi:
Kemampuan individu untuk mengatur dan mengontrol faktor-faktor lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan acuan baku dalam menentukan diagnosa keperawatan yang berlaku secara nasional. Dalam SDKI, Manajemen Kenyamanan Lingkungan didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk mengatur dan mengontrol faktor-faktor lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan acuan baku dalam menentukan luaran/hasil yang diharapkan dalam asuhan keperawatan. Untuk diagnosa Manajemen Kenyamanan Lingkungan, contoh luaran yang dapat dicapai adalah tingkat kenyamanan pasien, tingkat keamanan lingkungan, dan tingkat kepuasan pasien terhadap lingkungan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan acuan baku dalam menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Untuk diagnosa Manajemen Kenyamanan Lingkungan, contoh intervensi yang dapat dilakukan adalah:
1. Mengatur pencahayaan, suhu, dan kelembaban ruangan
2. Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan
3. Meminimalkan kebisingan dan mengelola privasi pasien
4. Memfasilitasi pasien untuk beradaptasi dengan lingkungan
Kesimpulan:
Manajemen Kenyamanan Lingkungan merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Dengan berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan intervensi yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kenyamanan, kesehatan, serta keselamatan pasien. -
Article No. 5740 | 14 Nov 2024
Klinis : B. Diagnosa 1. Risiko Bunuh Diri berhubungan dengan perilaku kekerasan 2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi sensori persepsi 3. Halusinasi persepsi sensori berhubungan dengan intoksikasi akibat penyalahgunaan zat 4. Isolasi sosial 5. Harga diri rendah 6. Koping individu inefektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar keperawatan.
1. Risiko Bunuh Diri berhubungan dengan perilaku kekerasan
- SDKI: Risiko Bunuh Diri
- SLKI: Kontrol Diri
- SIKI: Manajemen Risiko Bunuh Diri
Penjelasan:
Risiko Bunuh Diri adalah keadaan di mana individu memiliki potensi untuk melukai atau membunuh dirinya sendiri. Hal ini dapat berhubungan dengan perilaku kekerasan yang dimiliki oleh individu tersebut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu individu dalam mengontrol perilaku kekerasan dan meningkatkan kontrol diri untuk mencegah terjadinya bunuh diri.
2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi sensori persepsi
- SDKI: Perilaku Kekerasan
- SLKI: Kontrol Diri
- SIKI: Manajemen Perilaku Kekerasan
Penjelasan:
Perilaku Kekerasan adalah tindakan agresi atau pelanggaran yang dapat menyebabkan kerusakan fisik atau psikologis pada orang lain. Hal ini dapat berhubungan dengan halusinasi sensori persepsi yang dialami oleh individu. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu individu dalam mengontrol perilaku kekerasan dan mengelola halusinasi yang dimilikinya.
3. Halusinasi persepsi sensori berhubungan dengan intoksikasi akibat penyalahgunaan zat
- SDKI: Halusinasi
- SLKI: Kontrol Diri
- SIKI: Manajemen Halusinasi
Penjelasan:
Halusinasi adalah pengalaman sensorik yang tidak sesuai dengan realitas eksternal, seperti mendengar, melihat, atau merasakan sesuatu yang tidak ada. Hal ini dapat berhubungan dengan intoksikasi akibat penyalahgunaan zat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu individu dalam mengelola halusinasi yang dialaminya dan mengatasi penyalahgunaan zat.
4. Isolasi sosial
- SDKI: Isolasi Sosial
- SLKI: Interaksi Sosial
- SIKI: Fasilitasi Interaksi Sosial
Penjelasan:
Isolasi Sosial adalah keadaan di mana individu merasa terisolasi dari orang lain atau lingkungan sosialnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi interaksi sosial individu dengan orang lain dan mengembangkan kemampuan interpersonal untuk meningkatkan keterlibatan dalam lingkungan sosialnya.
5. Harga diri rendah
- SDKI: Harga Diri Rendah
- SLKI: Harga Diri
- SIKI: Peningkatan Harga Diri
Penjelasan:
Harga Diri Rendah adalah penilaian negatif individu terhadap dirinya sendiri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu individu dalam meningkatkan harga dirinya melalui pengembangan konsep diri yang positif dan memfasilitasi aktivitas yang dapat meningkatkan rasa percaya diri.
6. Koping individu inefektif
- SDKI: Koping Individu Inefektif
- SLKI: Koping
- SIKI: Manajemen Koping
Penjelasan:
Koping Individu Inefektif adalah ketidakmampuan individu dalam menghadapi dan mengatasi masalah atau stressor yang dihadapinya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu individu dalam mengembangkan strategi koping yang efektif, meningkatkan kemampuan beradaptasi, dan mengelola stressor yang dihadapi. -
Article No. 5741 | 14 Nov 2024
Klinis : DS : keluarga pasien mengatakan pasien sering senyum-senyum dan berbicara sendiri, dan sering mondar- mandir Pasien mengatakan pasien bekerja sebagai mandor dan perawat (saat bertemu tetangganya) setelah dikonfirmasi pasien merupakan kuli bangunan Keluarga pasien bilang pasien selalu makan banyak, mencuri makanan tetangga dan makanan kuli bangunan setempat DO : Pasien tidak bisa berhenti makan saat ditawari makanan, setelah selesai makan pasien pergi begitu saja Pasien memperlihatkan sikap defensif fan tertutup Pasien menceritakan hal yang tidak benar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai adalah:
1. Waham (NANDA-I)
Penjelasan: Pasien menunjukkan adanya keyakinan yang salah dan tidak dapat diubah, seperti menganggap dirinya sebagai mandor dan perawat, serta mencuri makanan tetangga.
2. Perilaku Makan Tidak Efektif (NANDA-I)
Penjelasan: Pasien menunjukkan perilaku makan yang tidak normal, seperti makan banyak, mencuri makanan, dan tidak bisa berhenti saat ditawari makanan.
3. Komunikasi Verbal Terganggu (NANDA-I)
Penjelasan: Pasien menunjukkan gangguan dalam komunikasi verbal, seperti berbicara sendiri, menceritakan hal yang tidak benar dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Waham: Keyakinan yang keliru dan tidak dapat diubah berdasarkan bukti yang ada.
- Perilaku Makan Tidak Efektif: Pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi tubuh.
- Komunikasi Verbal Terganggu: Kesulitan dalam mengekspresikan atau menerima pesan verbal.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Waham: Pasien menunjukkan penurunan frekuensi dan intensitas waham.
- Perilaku Makan Tidak Efektif: Pasien menunjukkan perilaku makan yang sesuai dengan kebutuhan.
- Komunikasi Verbal Terganggu: Pasien menunjukkan komunikasi verbal yang efektif.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Waham: Intervensi terapeutik untuk mengatasi waham, seperti terapi realitas, terapi kognitif, atau psikoedukasi.
- Perilaku Makan Tidak Efektif: Intervensi untuk mengatur pola makan yang sesuai, seperti pemberian edukasi, pengaturan porsi, atau pendampingan makan.
- Komunikasi Verbal Terganggu: Intervensi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi verbal, seperti terapi wicara, latihan komunikasi, atau pendampingan dalam berkomunikasi. -
Article No. 5743 | 14 Nov 2024
Klinis : Klien mengatakan tidak nafsu makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Nafsu Makan
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Nafsu Makan didefinisikan sebagai pengurangan keinginan untuk makan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Asupan Nutrisi Adekuat
2. Berat Badan Ideal
3. Ketahanan Fisik Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi
2. Stimulasi Nafsu Makan
3. Terapi Nutrisi
Penjelasan:
Penurunan nafsu makan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi medis, psikologis, atau gaya hidup. Perawat berperan penting dalam mengidentifikasi penyebab dan menerapkan intervensi yang sesuai untuk meningkatkan asupan nutrisi, mempertahankan berat badan yang sehat, dan meningkatkan ketahanan fisik klien.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Nutrisi: Mengevaluasi kebutuhan nutrisi, membantu menyusun menu makanan yang menarik, dan memantau asupan nutrisi klien.
2. Stimulasi Nafsu Makan: Memberikan informasi tentang pentingnya nutrisi, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nafsu makan, dan menggunakan teknik untuk meningkatkan nafsu makan.
3. Terapi Nutrisi: Mempertimbangkan pemberian suplemen nutrisi atau pengaturan diet yang sesuai dengan kondisi klien.
Melalui pendekatan yang holistik dan kolaboratif, perawat dapat membantu klien mengatasi penurunan nafsu makan dan memastikan tercapainya luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 5744 | 14 Nov 2024
Klinis : Pathway leukemia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis, dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "Pathway leukemia" dengan format yang terstruktur dan penjelasan yang detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: C95.90
- Deskripsi: Leukemia tidak dijelaskan, tanpa pemeriksaan morfologi atau imunofenotipe
Penjelasan:
- Kode C95.90 dalam ICD-10 digunakan untuk mengklasifikasikan leukemia yang tidak diklasifikasikan di tempat lain (NOS) dan tanpa spesifikasi morfologi atau imunofenotipe.
- Pathway leukemia merujuk pada proses perkembangan atau progresivitas penyakit leukemia, yang dapat mencakup berbagai jenis leukemia, seperti akut atau kronik, mieloid atau limfositik.
- Kode ini digunakan jika tidak ada informasi yang lebih spesifik tentang jenis leukemia yang diderita pasien.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.25
- Deskripsi: Pemberian obat kemoterapi untuk penyakit neoplastik lainnya
Penjelasan:
- Kode 99.25 dalam ICD-9-CM digunakan untuk mengklasifikasikan pemberian obat kemoterapi untuk pengobatan penyakit neoplastik, termasuk leukemia.
- Pemberian kemoterapi mungkin menjadi bagian dari manajemen perawatan pasien dengan pathway leukemia, yang bertujuan untuk menghambat atau menghentikan perkembangan sel-sel leukemia.
- Kode ini mencakup pemberian obat-obatan kemoterapi secara intravena, intramuskular, atau subkutan.
Dalam penanganan pathway leukemia, kode ICD-10 C95.90 dapat digunakan untuk mengklasifikasikan diagnosis, dan kode ICD-9-CM 99.25 dapat digunakan untuk mengklasifikasikan prosedur pemberian kemoterapi, jika dilakukan. Penanganan pathway leukemia juga dapat melibatkan prosedur diagnostik, pemantauan, dan terapi lainnya, yang akan membutuhkan kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi dan tindakan medis yang dilakukan. -
Article No. 5745 | 14 Nov 2024
Klinis : Pathway leukemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pathway leukemia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat pathway leukemia.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pasien bebas dari infeksi selama perawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Perawatan higiene
- Pemberian obat sesuai instruksi
- Edukasi pencegahan infeksi
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Berhubungan dengan anoreksia, mual, dan muntah akibat pathway leukemia.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan status gizi yang adekuat selama perawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Pemantauan asupan dan output nutrisi
- Pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan
- Manajemen gejala mual dan muntah
- Edukasi tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
Sebagai pakar perawat, saya berharap penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi pathway leukemia secara akademis. -
Article No. 5558 | 14 Nov 2024
Klinis : BICARA PELO
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Komunikasi Verbal
Penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Komunikasi Verbal adalah ketidakmampuan untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan secara lisan dengan jelas. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, atau lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Komunikasi Verbal adalah pasien dapat berkomunikasi secara verbal dengan jelas dan efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi:
1. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan komunikasi verbal pasien
2. Penggunaan teknik komunikasi yang sesuai dengan kondisi pasien
3. Kolaborasi dengan ahli wbicara atau terapis wicara untuk rehabilitasi komunikasi
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang strategi komunikasi yang efektif
5. Modifikasi lingkungan untuk mendukung komunikasi verbal yang efektif
Dengan penanganan yang komprehensif sesuai standar PPNI, diharapkan pasien dapat mengoptimalkan kemampuan komunikasi verbalnya sehingga dapat berinteraksi dan menyampaikan kebutuhan dengan baik. -
Article No. 5559 | 14 Nov 2024
Klinis : Mengeluhkan nyeri dada seperti tertindih skala 3/10 di daerah tengah dada (sternum) Mengatakan nyeri tidak menjalar dan hilang timbul Mengatakan berat saat menarik napas Mengatakan memiliki hipertensi, kolesterol, asam urat, dan diabetes Mengatakan rutin minum obat dari dokter Mengatakan sekarang merasa banyak pikiran Sekarang tinggal bersama anak di Jakarta Mengatakan tidak nafsu makan dan malas makan Mengatakan biasanya tidak pernah sahur saat puasa (puasa senin kamis) Mengatakan makan hanya ⅓ dari porsi yang diberikan di rumah sakit Mengatakan tidak pernah merasa lapar dan memilih puasa saja Mengatakan merasa malas dan takut makan karena penyakitnya saat ini Mengatakan BAB 2-3x/seminggu, feses terasa keras dan berwarna coklat Mengatakan BAK kurang lebih 1 jam sekali, berwarna bening dan kuning jernih Mengatakan belum tidur dari semalam Mengatakan biasanya tidur dari jam 9 malam – 4 pagi Mengatakan setiap malam terbangun untuk BAK dan merasa tidak segar setelah bangun Mengatakan akan sulit untuk tertidur kembali (kurang lebih dibutuhkan waktu 30–60 menit untuk tertidur kembali) Mengatakan tidur siang kurang lebih 30 menit Mengatakan pernah operasi katarak sebelum COVID dan sebelah kiri baru kanan Mengatakan ibu memiliki masalah jantung Mengatakan sering melakukan treadmill selama 15 menit dan sepeda statis setiap sore
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Dada Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di daerah dada.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan nyeri dada berkurang, pasien mampu mengontrol nyeri dada, dan pasien tidak mengalami komplikasi akibat nyeri dada.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, relaksasi, dan edukasi tentang nyeri dada.
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Makan
- SDKI: Asupan makanan yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
- SLKI: Pasien mencapai berat badan ideal, pasien mampu mengatur pola makan yang sesuai, dan pasien tidak mengalami komplikasi akibat gangguan pola makan.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain edukasi gizi, konseling gizi, dan pemantauan asupan nutrisi.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Perubahan kualitas dan kuantitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan.
- SLKI: Pasien melaporkan pola tidur yang adekuat, pasien mampu mengatasi masalah tidur, dan pasien tidak mengalami komplikasi akibat gangguan pola tidur.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain edukasi tentang higiene tidur, relaksasi, dan manajemen stres.
Secara umum, pasien ini mengalami nyeri dada, gangguan pola makan, dan gangguan pola tidur yang terkait dengan kondisi medis yang dimiliki, seperti hipertensi, kolesterol, asam urat, diabetes, serta adanya faktor psikologis seperti banyak pikiran. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan harus fokus pada manajemen gejala, peningkatan kepatuhan pengobatan, serta promosi gaya hidup sehat. -
Article No. 5560 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan bebas.
2. Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
3. Kekurangan volume cairan
Definisi: Kehilangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas:
- Karakteristik: Suara napas bronkial, batuk produktif, sesak napas, dan sputum yang berlebih.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit paru, efek obat, dan sekresi yang berlebihan.
2. Intoleransi aktivitas:
- Karakteristik: Kelelahan, dispnea, dan penurunan tingkat energi.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit paru, gejala penyakit, dan penurunan fungsi.
3. Kekurangan volume cairan:
- Karakteristik: Penurunan berat badan, penurunan turgor kulit, dan peningkatan rasa haus.
- Faktor yang berhubungan: Kehilangan cairan melalui pernafasan, demam, dan penurunan asupan cairan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan jalan napas yang efektif
2. Toleransi aktivitas yang memadai
3. Volume cairan yang adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen jalan napas
2. Manajemen aktivitas
3. Manajemen cairan
Secara singkat, pasien ini mengalami masalah keperawatan terkait dengan bersihan jalan napas yang tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan kekurangan volume cairan. Rencana keperawatan akan fokus pada intervensi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, seperti manajemen jalan napas, manajemen aktivitas, dan manajemen cairan.