Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20460 | 05 Aug 2025
Klinis : keracunan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi keracunan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Untuk kondisi keracunan, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Risiko Keracunan". Risiko Keracunan didefinisikan sebagai "Rentan terhadap paparan zat kimia, obat-obatan, atau racun yang dapat menyebabkan efek merugikan pada kesehatan." Pada kondisi keracunan, pasien berada dalam risiko mengalami efek buruk akibat paparan terhadap zat-zat berbahaya yang terhirup, termakan, atau terserap ke dalam tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, luaran yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Tanda-tanda vital stabil: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh) yang berada dalam rentang normal sesuai dengan kondisi.
2. Tidak terjadi komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi lebih lanjut akibat keracunan, seperti kerusakan organ vital, kegagalan multiorgan, atau kematian.
3. Pengetahuan tentang pencegahan keracunan meningkat: Pasien dan keluarga memahami faktor-faktor risiko, tanda-tanda, dan tindakan pencegahan untuk menghindari keracunan di masa mendatang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), berikut intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan kondisi keracunan:
1. Pemantauan tanda-tanda vital: Melakukan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda vital pasien, seperti tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu tubuh, untuk mendeteksi perubahan yang signifikan.
2. Pemberian dukungan hidup: Memberikan dukungan hidup yang diperlukan, seperti oksigenasi, cairan intravena, dan terapi lainnya sesuai dengan kondisi pasien.
3. Manajemen peracunan: Melakukan tindakan untuk menangani keracunan, seperti induksi muntah, pemberian antidot, atau prosedur lainnya yang sesuai dengan jenis racun yang terpapar.
4. Edukasi tentang pencegahan keracunan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai faktor-faktor risiko, tanda-tanda, dan tindakan pencegahan untuk menghindari kejadian keracunan di masa mendatang.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain: Berkolaborasi dengan dokter, apoteker, atau ahli toksikologi untuk menentukan penanganan yang tepat dan efektif bagi pasien.
Melalui penerapan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dengan kondisi keracunan dapat diberikan perawatan yang komprehensif dan mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 20461 | 05 Aug 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan sakit perut bagian tengah, mual sebelum makan Tekanan Darah: 100/80 mmHg Suhu: 36,6 Nadi: 118 BB: 36 Pasien tampak pucat Pasien tampak gemetar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien tersebut:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (D.0016)**
*Penjelasan:* Pasien menunjukkan tanda-tanda hipovolemia (tekanan darah rendah, nadi cepat, pucat, dan gemetar), yang dapat disebabkan oleh mual dan penurunan asupan cairan. Kondisi ini berisiko menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (L.0401)**
*Kriteria Luaran:*
- Tekanan darah dalam batas normal (?90/60 mmHg).
- Nadi 60–100 kali/menit.
- Turgor kulit normal.
- Tidak ada keluhan mual atau muntah.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Manajemen Keseimbangan Cairan (I.0401)**
*Tindakan:*
1. **Pemantauan Tanda Vital** (I.0401.01):
- Pantau tekanan darah, nadi, suhu, dan status hidrasi setiap 2–4 jam.
2. **Pemberian Cairan** (I.0401.02):
- Berikan cairan oral atau intravena sesuai kebutuhan.
3. **Edukasi Pasien** (I.0401.03):
- Ajarkan tanda-tanda dehidrasi dan pentingnya asupan cairan.
---
### **Diagnosa Keperawatan Tambahan (Jika Diperlukan)**
**Mual (D.0019)**
*Penjelasan:* Pasien mengeluh mual sebelum makan, yang dapat memengaruhi asupan nutrisi dan cairan.
**SLKI:** **Kenyamanan Fisik (L.1301)**
- Pasien melaporkan penurunan mual.
**SIKI:** **Manajemen Mual (I.1301)**
- Berikan antiemetik sesuai indikasi.
- Anjurkan makan kecil tapi sering.
---
### **Catatan**
- **Tone Akademis & Persona Pakar:** Rekomendasi ini didasarkan pada bukti klinis dan standar PPNI.
- **Pemeriksaan Lanjutan:** Perlu evaluasi penyebab sakit perut (misalnya gastritis, hipoglikemia, atau gangguan elektrolit).
Format RTF terlampir dapat digunakan untuk dokumentasi keperawatan.
*(Kode SDKI/SLKI/SIKI mengacu pada buku Standar PPNI Edisi Terkini.)*
---
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).* Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Semoga membantu. -
Article No. 20462 | 05 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan demam naik turun sudah 4 hari dengan keluahan mual tanpa muntah disertai dengan rasa lemas, saat di rumah pasien mengalami pendarahan seperti mimisan dan gusi berdarah setelah dilihat tekanan darah 99/67 dan suhu 38 akral teraba panas nadi 102 dan setelah dilakukan peeriksaan lab darah angka trombosit turun
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien, yaitu demam naik turun, mual tanpa muntah, rasa lemas, mimisan, gusi berdarah, penurunan trombosit, dan tanda-tanda vital yang menunjukkan hipotensi dan takikardia, maka dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: D69.6
- Deskripsi: Trombositopenia, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.09
- Deskripsi: Transfusi trombosit; Transfusi komponen darah lainnya
Penjelasan:
Kode ICD-10 D69.6 (Trombositopenia, tidak terspesifikasi) digunakan untuk mengkodekan kondisi pasien yang menunjukkan penurunan jumlah trombosit dalam darah. Trombositopenia dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi virus, gangguan autoimun, atau efek samping obat-obatan.
Berdasarkan gejala klinis yang dialami pasien, seperti mimisan, gusi berdarah, dan penurunan tekanan darah, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebab trombositopenia. Hal ini dapat mencakup pemeriksaan darah lengkap, tes fungsi hati, dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Dalam kasus ini, mungkin diperlukan intervensi medis, seperti transfusi trombosit (kode ICD-9-CM 99.09) untuk mengatasi risiko perdarahan akibat penurunan jumlah trombosit. Transfusi trombosit dapat membantu meningkatkan jumlah trombosit dalam darah dan mengurangi risiko perdarahan yang dapat terjadi.
Perekam medis harus mencatat kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai dalam rekam medis pasien, serta memberikan penjelasan detil mengenai kondisi dan rencana penanganan yang dilakukan. -
Article No. 20463 | 05 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan demam naik turun sudah 4 hari dengan keluahan mual tanpa muntah disertai dengan rasa lemas, saat di rumah pasien mengalami pendarahan seperti mimisan dan gusi berdarah setelah dilihat tekanan darah 99/67 dan suhu 38 akral teraba panas nadi 102 dan setelah dilakukan peeriksaan lab darah angka trombosit turun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosis Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 00249
b. Nama Diagnosa: Risiko Perdarahan
c. Definisi: Berisiko mengalami kehilangan darah yang tidak terkontrol dari sistem vaskuler.
2. Diagnosis Keperawatan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kode: LS-006
b. Nama Luaran: Kontrol Perdarahan
c. Definisi: Kemampuan untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan yang tidak terkontrol.
3. Diagnosis Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Kode: IP-009
b. Nama Intervensi: Manajemen Perdarahan
c. Definisi: Serangkaian tindakan untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan.
Penjelasan singkat:
Pasien menunjukkan gejala-gejala yang berkaitan dengan risiko perdarahan, seperti demam, mual, lemas, serta pendarahan dari hidung dan gusi. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan jumlah trombosit dalam darah, yang mempengaruhi kemampuan darah untuk membeku dan mencegah perdarahan. Oleh karena itu, diagnosis keperawatan yang tepat adalah Risiko Perdarahan, dengan fokus asuhan keperawatan pada kontrol perdarahan dan manajemen perdarahan. -
Article No. 20464 | 05 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan demam naik turun sudah 4 hari dengan keluahan mual tanpa muntah disertai dengan rasa lemas, saat di rumah pasien mengalami pendarahan seperti mimisan dan gusi berdarah setelah dilihat tekanan darah 99/67 dan suhu 38 akral teraba panas nadi 102 dan setelah dilakukan peeriksaan lab darah angka trombosit turun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Kondisi Pasien:**
Pasien mengeluh demam naik turun selama 4 hari, disertai mual (tanpa muntah), lemas, perdarahan (mimisan dan gusi berdarah), tekanan darah 99/67 mmHg, suhu 38°C (akral panas), nadi 102x/menit, serta hasil laboratorium menunjukkan trombositopenia.
**Diagnosa Keperawatan Utama:**
**Gangguan Perfusi Jaringan Perifer (SDKI: 0004)**
*Kode SDKI: 0004*
*Definisi:* Penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer akibat gangguan aliran darah, yang pada kasus ini diduga dipicu oleh trombositopenia dan hipotensi.
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- **SLKI 0401:** Perfusi jaringan perifer membaik (ditandai dengan akral hangat, nadi perifer teraba, tekanan darah stabil).
- **SLKI 0402:** Tanda vital dalam rentang normal (suhu 36,5–37,5°C, nadi 60–100x/menit, tekanan darah ?90/60 mmHg).
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- **SIKI 0400:** *Manajemen Perfusi Jaringan*
- Pantau tanda vital setiap 2–4 jam.
- Pertahankan posisi kepala rendah (jika tidak kontraindikasi) untuk meningkatkan aliran darah.
- Kolaborasi pemberian cairan intravena sesuai protokol.
- **SIKI 1800:** *Manajemen Perdarahan*
- Berikan kompres dingin pada area perdarahan (misal: hidung untuk epistaksis).
- Hindari tindakan invasif (seperti suntikan intramuskular) karena risiko perdarahan.
---
**Diagnosa Keperawatan Tambahan:**
**Risiko Perdarahan (SDKI: 0022)**
*Kode SDKI: 0022*
*Definisi:* Peningkatan kerentanan terhadap perdarahan akibat trombositopenia dan gangguan koagulasi.
**SLKI:**
- **SLKI 2201:** Tidak terjadi perdarahan aktif (mimisan/gusi berdarah terkontrol).
- **SLKI 2202:** Nilai trombosit meningkat atau stabil.
**SIKI:**
- **SIKI 2200:** *Pencegahan Perdarahan*
- Anjurkan pasien menghindari menggosok gigi kasar atau trauma fisik.
- Observasi tanda perdarahan (petekie, hematoma, melena).
- **SIKI 4320:** *Edukasi Kesehatan*
- Ajarkan pasien melaporkan tanda perdarahan segera.
---
**Penjelasan Singkat:**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):** Digunakan untuk menegakkan diagnosa berdasarkan data klinis (misal: gangguan perfusi dan risiko perdarahan).
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):** Menetapkan kriteria hasil yang diharapkan (contoh: perfusi membaik, perdarahan teratasi).
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):** Berisi tindakan spesifik untuk mencapai luaran (misal: manajemen perdarahan, pemantauan tanda vital).
**Catatan:** Kondisi pasien mengarah pada **Demam Berdarah Dengue (DBD)** sehingga intervensi harus disesuaikan dengan protokol penanganan DBD, termasuk tirah baring dan hidrasi adekuat. Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi definitif (misal: transfusi trombosit jika diperlukan).
*(Ditulis dalam format akademis oleh perawat profesional sesuai standar PPNI)* -
Article No. 20465 | 05 Aug 2025
Klinis : Pasien bayi laki laki, usia 4 tahun, datang dengan keluhan demam selama 1 minggu, muntah 3-4 kali sehari, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan febris h-7, tidak BAB 5 hari, ada nyeri perut skala 6. Diagnosis awal adalah trombositopenia EC DHF
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan muntah, yang ditandai dengan penurunan berat badan.
2. Hipertermia
- Berhubungan dengan proses penyakit (demam), yang ditandai dengan suhu tubuh di atas normal.
3. Konstipasi
- Berhubungan dengan penurunan asupan makanan dan cairan, yang ditandai dengan tidak BAB selama 5 hari.
4. Nyeri Akut
- Berhubungan dengan proses penyakit (nyeri perut), yang ditandai dengan skala nyeri 6.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Pasien akan mempertahankan berat badan ideal untuk usia.
- Pasien akan mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhannya.
- Pasien akan menunjukkan peningkatan nafsu makan.
2. Hipertermia
- Pasien akan mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda penurunan demam.
- Pasien akan melaporkan perasaan nyaman.
3. Konstipasi
- Pasien akan memiliki pola defekasi yang teratur.
- Pasien akan melaporkan perasaan lega setelah BAB.
- Pasien akan menunjukkan peningkatan frekuensi BAB.
4. Nyeri Akut
- Pasien akan melaporkan penurunan skala nyeri.
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda penurunan nyeri.
- Pasien akan mampu menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Kaji asupan nutrisi dan cairan pasien.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
- Berikan makanan dan cairan yang mudah dicerna dan disukai pasien.
- Pantau berat badan dan intake nutrisi pasien secara berkala.
- Berikan dukungan dan edukasi kepada keluarga mengenai pentingnya nutrisi.
2. Hipertermia
- Kaji tanda-tanda vital pasien, terutama suhu tubuh.
- Berikan tindakan penurun demam, seperti kompres hangat, pemberian antipiretik, dan manajemen lingkungan.
- Pantau respons pasien terhadap tindakan penurun demam.
- Berikan edukasi kepada keluarga mengenai manajemen demam.
3. Konstipasi
- Kaji pola defekasi pasien, termasuk frekuensi, konsistensi, dan volume.
- Berikan cairan, serat, dan laksatif sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Ajarkan teknik stimulasi defekasi yang aman.
- Pantau respon pasien terhadap intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
- Berikan edukasi kepada keluarga mengenai manajemen konstipasi.
4. Nyeri Akut
- Kaji karakteristik nyeri pasien, termasuk lokasi, intensitas, durasi, dan faktor pemicu.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
- Pantau respons pasien terhadap intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
- Berikan edukasi kepada keluarga mengenai manajemen nyeri.
Dengan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan kondisi pasien dapat membaik dan tercapainya luaran yang diharapkan. -
Article No. 20466 | 05 Aug 2025
Klinis : Bersihan jalan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Bersihan jalan nafas tidak efektif".
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif (00031)
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 30001 - Bersihan Jalan Nafas
Definisi: Tingkat pemeliharaan dan pembebasan saluran pernapasan dari sekret atau obstruksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 30001 - Manajemen Jalan Nafas
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memfasilitasi permeabilitas jalan napas.
Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan menggunakan pendekatan yang berfokus pada pasien untuk membantu mengatasi masalah bersihan jalan napas yang tidak efektif. Saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan individu pasien. -
Article No. 20467 | 05 Aug 2025
Klinis : Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada anak dengan diare menurut SDKI (2017), adalah sebagai berikut: a. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kegagalan mekanisme regulasi. b. Diare berhubungan dengan fisioligis (infllamasi gastrointestinal, proses infeksi, malabsorbsi) psikologi. c. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurang asupan makanan, ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi dan psikologis. d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi. e. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, ansietas, keletihan dan nyeri. f. Resiko syok berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit. g. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi, ukurangan volume cairan. h. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan, gejala terkait penyakit, kurang terpapar informasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran keperawatan SLKI, serta intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kegagalan mekanisme regulasi.
b. Diare berhubungan dengan fisioligis (infllamasi gastrointestinal, proses infeksi, malabsorbsi) psikologi.
c. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurang asupan makanan, ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi dan psikologis.
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi.
e. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, ansietas, keletihan dan nyeri.
f. Risiko syok berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit.
g. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi, ukurangan volume cairan.
h. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan, gejala terkait penyakit, kurang terpapar informasi.
Luaran Keperawatan SLKI:
a. Hipovolemia: Cairan tubuh dalam rentang normal, Perfusi jaringan adekuat.
b. Diare: Frekuensi dan konsistensi normal, Nyeri abdomen minimal.
c. Defisit nutrisi: Berat badan sesuai usia, Asupan makanan adekuat.
d. Gangguan pertukaran gas: Oksigenasi jaringan adekuat, Frekuensi pernapasan dalam rentang normal.
e. Pola nafas tidak efektif: Frekuensi, kedalaman, dan irama napas dalam rentang normal.
f. Risiko syok: Tanda-tanda vital dalam rentang normal, Perfusi jaringan adekuat.
g. Gangguan integritas kulit: Integritas kulit utuh, Tidak ada tanda-tanda infeksi.
h. Ansietas: Mampu mengungkapkan perasaan, Mampu mengendalikan kecemasan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
a. Hipovolemia:
- Monitoring tanda-tanda vital
- Pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan
- Edukasi tentang pentingnya hidrasi
b. Diare:
- Observasi frekuensi dan konsistensi diare
- Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Edukasi tentang manajemen diare
c. Defisit nutrisi:
- Pengkajian status nutrisi
- Pemberian makanan sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan ahli gizi
d. Gangguan pertukaran gas:
- Monitoring oksigenasi
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Edukasi tentang teknik pernapasan
e. Pola nafas tidak efektif:
- Monitoring pola napas
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Teknik relaksasi
f. Risiko syok:
- Monitoring tanda-tanda vital
- Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Edukasi tentang pencegahan syok
g. Gangguan integritas kulit:
- Perawatan kulit dan pencegahan kerusakan
- Pemberian nutrisi sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan ahli perawatan luka
h. Ansietas:
- Pengkajian tingkat kecemasan
- Pemberian dukungan psikologis
- Edukasi tentang manajemen kecemasan
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus melakukan pengkajian yang komprehensif, merencanakan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan pasien, melaksanakan intervensi dengan tepat, dan mengevaluasi hasil asuhan keperawatan untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan. -
Article No. 20468 | 05 Aug 2025
Klinis : Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada anak dengan diare menurut SDKI (2017), adalah sebagai berikut: a. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kegagalan mekanisme regulasi. b. Diare berhubungan dengan fisioligis (infllamasi gastrointestinal, proses infeksi, malabsorbsi) psikologi. c. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurang asupan makanan, ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi dan psikologis. d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi. e. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, ansietas, keletihan dan nyeri. f. Resiko syok berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit. g. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi, ukurangan volume cairan. h. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan, gejala terkait penyakit, kurang terpapar informasi.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: E86.0
- Deskripsi: Hipovolemia
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.31
- Deskripsi: Cairan intravena, elektrolit, dan nutrisi
3. Kode ICD-10:
- Kode: K52.9
- Deskripsi: Diare dan gastroenteritis tak spesifik
4. Kode ICD-10:
- Kode: E46
- Deskripsi: Malnutrisi tak spesifik
5. Kode ICD-10:
- Kode: J98.8
- Deskripsi: Gangguan pernapasan lainnya
6. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Dispnea
7. Kode ICD-10:
- Kode: L98.9
- Deskripsi: Gangguan kulit dan jaringan subkutan tak spesifik
8. Kode ICD-10:
- Kode: F41.9
- Deskripsi: Gangguan kecemasan tak spesifik
Penjelasan:
- Kode ICD-10 yang diberikan sesuai dengan kondisi masalah keperawatan yang mungkin muncul pada anak dengan diare.
- Tidak semua kondisi memerlukan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis, hanya ada pada beberapa kondisi yang memerlukan tindakan medis spesifik.
- Kode ICD-10 dan ICD-9-CM dipilih berdasarkan deskripsi yang paling sesuai dengan kondisi yang diberikan. -
Article No. 20469 | 05 Aug 2025
Klinis : Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada anak dengan diare menurut SDKI (2017), adalah sebagai berikut: a. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kegagalan mekanisme regulasi. b. Diare berhubungan dengan fisioligis (infllamasi gastrointestinal, proses infeksi, malabsorbsi) psikologi. c. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurang asupan makanan, ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi dan psikologis. d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi. e. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, ansietas, keletihan dan nyeri. f. Resiko syok berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit. g. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi, ukurangan volume cairan. h. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan, gejala terkait penyakit, kurang terpapar informasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi yang Anda berikan:
1. Hipovolemia (SDKI: 10022)
Definisi: Kekurangan volume cairan intravasakular.
2. Diare (SDKI: 10007)
Definisi: Pengeluaran feses cair atau lunak yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
3. Defisit Nutrisi (SDKI: 10008)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
4. Gangguan Pertukaran Gas (SDKI: 10016)
Definisi: Ketidakmampuan membrane alveolar-kapiler untuk melakukan pertukaran gas.
5. Pola Napas Tidak Efektif (SDKI: 10019)
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
6. Risiko Syok (SDKI: 10032)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan mendadak dalam volume cairan dan/atau perfusi jaringan.
7. Gangguan Integritas Kulit (SDKI: 10014)
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
8. Ansietas (SDKI: 10001)
Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
Untuk setiap diagnosa keperawatan di atas, terdapat SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dapat digunakan sebagai panduan untuk perencanaan dan implementasi asuhan keperawatan. Kode dan definisi sesuai dengan panduan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).