Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3715 | 27 Oct 2024
Klinis : Tn. Leon, 22 tahun, dibawa ke IGD karena penurunan kesadaran setelah mengalami kecelakaan tunggal. Diketahui pasien mengendarai mobil tanpa seatbelt lalu menabrak pohon, sempat pingsan lalu sadar. Hasil pengkajian: E2M3V2, nadi 121x/menit lemah, RR 32x/menit takipnea, hipersonor dan suara paru menghilang di lapang kiri, terdapat distensi vena jugularis, deviasi trakea ke kanan, TD 65/40 mmHg, SpO2 95%, Earle’s sign positif, Cardinal sign positif pada radius sinistra, akral pucat dan dingin, CRT > 2 detik. Hasil pemeriksaan diagnostik: tampak hyperexpansion hemithorax sinistra .
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas informasi yang diberikan. Saya akan mencoba memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. Leon.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan cedera paru dan ketidakefektifan ventilasi.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
3. Perfusi Jaringan Tidak Efektif berhubungan dengan hipovolemia dan syok.
4. Nyeri Akut berhubungan dengan cedera muskuloskeletal.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Pertukaran Gas: Ketidakmampuan untuk melakukan pertukaran gas antara alveoli dan kapiler darah, yang mengakibatkan ketidakseimbangan oksigen dan karbondioksida dalam darah.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari jalan napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
3. Perfusi Jaringan Tidak Efektif: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
4. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pertukaran Gas Membaik
2. Bersihan Jalan Napas Efektif
3. Perfusi Jaringan Membaik
4. Kontrol Nyeri Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Ventilasi
2. Manajemen Jalan Napas
3. Manajemen Syok
4. Manajemen Nyeri
Kesimpulan, diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI di atas dapat digunakan sebagai panduan untuk memberikan perawatan yang sesuai bagi Tn. Leon. -
Article No. 3716 | 27 Oct 2024
Klinis : Tn. Leon, 22 tahun, dibawa ke IGD karena penurunan kesadaran setelah mengalami kecelakaan tunggal. Diketahui pasien mengendarai mobil tanpa seatbelt lalu menabrak pohon, sempat pingsan lalu sadar. Hasil pengkajian: E2M3V2, nadi 121x/menit lemah, RR 32x/menit takipnea, hipersonor dan suara paru menghilang di lapang kiri, terdapat distensi vena jugularis, deviasi trakea ke kanan, TD 65/40 mmHg, SpO2 95%, Earle’s sign positif, Cardinal sign positif pada radius sinistra, akral pucat dan dingin, CRT > 2 detik. Hasil pemeriksaan diagnostik: tampak hyperexpansion hemithorax sinistra .
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, maka dapat disimpulkan bahwa Tn. Leon mengalami diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan Utama: Gangguan Pertukaran Gas
Penjelasan: Pasien mengalami penurunan pertukaran gas yang ditandai dengan takipnea, hipersonor dan suara paru menghilang di lapang kiri, serta desaturasi oksigen (SpO2 95%). Kondisi ini dapat disebabkan oleh kemungkinan adanya pneumothoraks pada sisi kiri akibat trauma thoraks.
2. Diagnosa Keperawatan Tambahan:
a. Penurunan Volume Cairan
Penjelasan: Pasien mengalami penurunan volume cairan yang ditandai dengan nadi lemah, tekanan darah rendah, akral pucat dan dingin, serta waktu pengisian kapiler > 2 detik. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya perdarahan internal akibat trauma.
b. Nyeri Akut
Penjelasan: Pasien mengalami nyeri akut yang ditandai dengan adanya keluhan nyeri pada radius sinistra (lengan kiri). Hal ini dapat disebabkan oleh adanya fraktur pada radius.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan panduan yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menyediakan kerangka acuan dalam praktik keperawatan di Indonesia. Ketiga standar tersebut digunakan untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan, merencanakan hasil yang ingin dicapai, dan melakukan intervensi keperawatan yang tepat sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 3717 | 27 Oct 2024
Klinis : Tn. Leon, 22 tahun, dibawa ke IGD karena penurunan kesadaran setelah mengalami kecelakaan tunggal. Diketahui pasien mengendarai mobil tanpa seatbelt lalu menabrak pohon, sempat pingsan lalu sadar. Hasil pengkajian: E2M3V2, nadi 121x/menit lemah, RR 32x/menit takipnea, hipersonor dan suara paru menghilang di lapang kiri, terdapat distensi vena jugularis, deviasi trakea ke kanan, TD 65/40 mmHg, SpO2 95%, Earle’s sign positif, Cardinal sign positif pada radius sinistra, akral pucat dan dingin, CRT > 2 detik. Hasil pemeriksaan diagnostik: tampak hyperexpansion hemithorax sinistra .
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Tn. Leon, pasien berusia 22 tahun yang dibawa ke IGD karena penurunan kesadaran setelah mengalami kecelakaan tunggal. Berdasarkan hasil pengkajian, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan pola pernapasan yang memberikan ventilasi adekuat.
- Faktor Penyebab: Cedera pada dada, hipoventilasi, pneumotoraks.
- Tanda dan Gejala: Takipnea, suara napas menghilang pada hemithoraks kiri, hipersonor.
2. Kekurangan Volume Cairan
- Definisi: Kehilangan cairan intravaskular, intraseluler, dan atau ekstravaskular.
- Faktor Penyebab: Perdarahan, syok hipovolemik.
- Tanda dan Gejala: Nadi lemah, tekanan darah rendah, akral pucat dan dingin, CRT > 2 detik.
3. Risiko Perdarahan
- Definisi: Rentan mengalami kehilangan darah yang berlebihan.
- Faktor Penyebab: Cedera pada ekstremitas, trauma.
- Tanda dan Gejala: Cardinal sign positif pada radius sinistra.
4. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
- Definisi: Pengurangan aliran darah ke jaringan perifer.
- Faktor Penyebab: Syok hipovolemik, hipoperfusi.
- Tanda dan Gejala: Akral pucat dan dingin, CRT > 2 detik.
5. Risiko Cedera Kepala
- Definisi: Rentan mengalami cedera pada struktur dan fungsi otak.
- Faktor Penyebab: Trauma pada kepala.
- Tanda dan Gejala: Penurunan kesadaran (E2M3V2).
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang dikeluarkan oleh PPNI untuk menetapkan diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang dikeluarkan oleh PPNI untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang dikeluarkan oleh PPNI untuk menetapkan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 3718 | 27 Oct 2024
Klinis : KEJANG
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi kejang, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Kejang (Seizure)
Definisi:
Kejang adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan aktivitas listrik abnormal di otak, yang dapat menyebabkan perubahan kesadaran, gerakan, perilaku, sensasi, atau fungsi lainnya.
Faktor Terkait:
- Ketidakseimbangan elektrolit
- Trauma kepala
- Tumor otak
- Infeksi sistem saraf pusat
- Penyakit metabolik
- Paparan toksik
Gejala dan Tanda:
- Kejang tonik-klonik (grand mal)
- Kejang parsial (fokal)
- Riwayat kejang sebelumnya
- Perubahan kesadaran
- Gerakan tubuh yang tidak terkontrol
- Kehilangan kontrol sfingter
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemulihan Kejang
2. Pencegahan Cedera
3. Pemeliharaan Fungsi Neurologis
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kejang
2. Manajemen Jalan Napas
3. Pemantauan Neurologis
4. Terapi Aktivitas
Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan perawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk mengelola kondisi kejang ini. Tujuan utamanya adalah mencegah komplikasi, memulihkan fungsi neurologis, dan memastikan keamanan serta kenyamanan pasien selama episode kejang. -
Article No. 3719 | 27 Oct 2024
Klinis : pasien berbau, integritas kulit tidak baik, rambut berminyak, pasien sudah tidak mandi semenjak sakit karena kesulita bergerak, makan tidak teratur, kurang berinteraksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Kebersihan Diri (Self-Care Deficit)
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit (Risk for Impaired Skin Integrity)
3. Perubahan Pola Tidur (Sleep Pattern Disturbance)
4. Risiko Kurang Asupan Nutrisi (Risk for Imbalanced Nutrition)
5. Gangguan Interaksi Sosial (Impaired Social Interaction)
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Kebersihan Diri (Self-Care Deficit):
SDKI: Ketidakmampuan individu untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kebersihan diri yang diperlukan.
SLKI: Perawatan diri yang meningkat, Perawatan diri yang optimal, Perawatan diri yang mandiri.
SIKI: Memandikan, Menggosok gigi, Memotong kuku, Berdandan, Berhias.
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit (Risk for Impaired Skin Integrity):
SDKI: Rentan terhadap perubahan pada lapisan epidermis dan/atau dermis kulit yang dapat mengganggu fungsi perlindungan.
SLKI: Integritas kulit yang baik, Risiko kerusakan kulit yang minimal, Pemulihan integritas kulit.
SIKI: Perawatan kulit, Manajemen luka, Pencegahan kerusakan kulit.
3. Perubahan Pola Tidur (Sleep Pattern Disturbance):
SDKI: Gangguan pada kualitas dan kuantitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
SLKI: Pola tidur yang optimal, Pola tidur yang membaik, Pola tidur yang stabil.
SIKI: Pengaturan lingkungan, Manajemen nyeri, Relaksasi.
4. Risiko Kurang Asupan Nutrisi (Risk for Imbalanced Nutrition):
SDKI: Rentan terhadap asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Asupan nutrisi yang adekuat, Asupan nutrisi yang membaik, Asupan nutrisi yang optimal.
SIKI: Pemantauan asupan nutrisi, Pemberian nutrisi enteral, Konseling gizi.
5. Gangguan Interaksi Sosial (Impaired Social Interaction):
SDKI: Keterbatasan dalam membina, mempertahankan, dan/atau meningkatkan hubungan yang memuaskan.
SLKI: Interaksi sosial yang efektif, Partisipasi sosial yang optimal, Keterampilan komunikasi yang meningkat.
SIKI: Fasilitasi interaksi sosial, Peningkatan keterampilan komunikasi, Terapi kelompok.
Harapnya, penjelasan singkat ini dapat memberikan gambaran umum mengenai diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai untuk menangani kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Sebagai perawat, kita perlu memahami standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 3720 | 27 Oct 2024
Klinis : Nyeri lutut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi nyeri lutut, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi (SDKI):
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik Definisi (SDKI):
1. Keluhan nyeri
2. Ekspresi wajah mengernyit
3. Gerakan protektif
4. Perilaku gelisah
5. Reaksi otonom (mis., peningkatan tekanan darah, nadi, respirasi)
Kriteria Hasil (SLKI):
1. Tingkat nyeri menurun
2. Ekspresi wajah rileks
3. Tidak ada gerakan protektif
4. Perilaku tenang
5. Tanda-tanda vital stabil
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2. Identifikasi faktor penyebab dan faktor yang memperberat nyeri
3. Berikan intervensi farmakologis sesuai resep dokter
4. Berikan intervensi nonfarmakologis (mis., kompres hangat/dingin, relaksasi, distraksi)
5. Ajarkan teknik manajemen nyeri kepada pasien dan keluarga
6. Monitoring tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap terapi nyeri
Secara singkat, diagnosa keperawatan utama yang sesuai adalah Nyeri Akut, dengan fokus utama pada pengkajian, manajemen, dan edukasi terkait nyeri lutut pada pasien. Pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif antara perawat dan pasien/keluarga diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 3721 | 27 Oct 2024
Klinis : Seorang pria berusia 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan batuk berdahak sejak 4 hari yang lalu, disertai sesak napas, demam, dan nyeri dada. Pasien juga melaporkan lelah berlebihan dan nafsu makan menurun. Riwayat penyakit menunjukkan bahwa pasien memiliki hipertensi dan diabetes mellitus yang terkontrol. Pemeriksaan fisik menunjukkan suhu tubuh 38,5°C, frekuensi napas 28 kali per menit, tekanan darah 130/85 mmHg, dan saturasi oksigen 88% tanpa oksigen tambahan. Pada pemeriksaan auskultasi paru, terdengar suara ronki basah di paru kiri bawah. Pasien memiliki riwayat merokok 1 bungkus per hari selama 20 tahun dan bekerja sebagai staf administrasi di kantor. Pada rontgen dada, terlihat infiltrat di paru kiri bagian bawah, yang menunjukkan pneumonia lobar. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukositosis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Intoleransi aktivitas
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
- SDKI: Definisi - Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
- SLKI: Hasil - Pasien menunjukkan jalan nafas yang paten dan bebas dari sekresi.
- SIKI: Intervensi - Manajemen jalan nafas, pemberian oksigen, suction, dan fisioterapi dada.
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Definisi - Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Hasil - Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- SIKI: Intervensi - Manajemen aktivitas, terapi aktivitas, dan istirahat.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Definisi - Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Hasil - Pasien menunjukkan status nutrisi yang membaik.
- SIKI: Intervensi - Manajemen nutrisi, pemberian makanan/suplemen, dan edukasi diet.
Kesimpulan, pasien ini mengalami pneumonia lobar yang menyebabkan bersihan jalan napas tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan ketidakseimbangan nutrisi. Perawatan yang diberikan harus berfokus pada manajemen jalan napas, peningkatan toleransi aktivitas, dan perbaikan status nutrisi sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 3722 | 27 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan sering kencing 4x di siang hari dan 8x di malam hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan memahami kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Inkontinensia Urin
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Inkontinensia Urin adalah ketidakmampuan untuk menahan buang air kecil sesuai dengan keinginan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Frekuensi berkemih yang terkontrol
2. Kemampuan mengontrol berkemih
3. Tidak terjadi kebocoran urin
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Inkontinensia Urin
2. Pelatihan Kontrol Berkemih
3. Perawatan Inkontinensia Urin
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, pasien mengeluhkan sering kencing dengan frekuensi yang tinggi, baik di siang hari maupun malam hari. Hal ini menunjukkan adanya masalah pada kontrol berkemih atau Inkontinensia Urin. Perawat perlu melakukan pengkajian lebih lanjut, memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, dan memantau luaran yang diharapkan, seperti frekuensi berkemih yang terkontrol dan kemampuan pasien dalam mengontrol buang air kecil. -
Article No. 3723 | 27 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai perawat pakar, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Tatalaksana Jalan Napas
- SIKI: Suction, Terapi Inhalasi, Respirasi Terapi
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Manajemen Aktivitas
- SIKI: Aktivitas Bantuan, Edukasi Aktivitas
3. Risiko Infeksi
- SDKI: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat menimbulkan kerusakan selular.
- SLKI: Manajemen Infeksi
- SIKI: Pencegahan Infeksi, Pemantauan Tanda Infeksi
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Pasien mengalami batuk berdahak dan sesak napas, yang menunjukkan adanya obstruksi jalan napas.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah suction untuk membersihkan sekresi, terapi inhalasi untuk melonggarkan sumbatan, serta latihan pernapasan untuk meningkatkan ventilasi.
2. Intoleransi Aktivitas
- Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan kehilangan berat badan, yang menunjukkan adanya penurunan kemampuan aktivitas.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, serta memberikan edukasi tentang manajemen aktivitas yang tepat.
3. Risiko Infeksi
- Pasien terdiagnosis dengan tuberkulosis paru, yang merupakan penyakit menular.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pencegahan infeksi, seperti menjaga kebersihan tangan, penggunaan masker, serta pemantauan tanda-tanda infeksi.
Harapan saya, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI di atas dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi pasien dan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan. Jika ada pertanyaan lain, saya siap membantu. -
Article No. 3724 | 27 Oct 2024
Klinis : DS : - Tn.H mengatakan muntah ketika makan - Tn. H mengatakan banyak lendir di tenggorakan DO : - Kesadaran Compos mentis - TD : 110/70 mmHg - S : 36,5 - RR : 22 x/menit - SPO2 : 97
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko gangguan pola makan berhubungan dengan mual dan hipersekresi mukus
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko gangguan pola makan: Risiko mengalami gangguan dalam jumlah, frekuensi, atau kualitas asupan nutrisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pemeliharaan Fungsi Gastrointestinal: Tindakan untuk mempertahankan fungsi normal saluran pencernaan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Asesmen Nutrisi: Pengumpulan dan analisis data terkait status nutrisi pasien.
2. Manajemen Mual dan Muntah: Tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi mual dan muntah.
3. Manajemen Hipersekresi Mukus: Tindakan untuk mengontrol produksi mukus yang berlebihan.
Dalam kasus Tn. H dengan keluhan muntah saat makan dan banyak lendir di tenggorokan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah risiko gangguan pola makan berhubungan dengan mual dan hipersekresi mukus. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah asesmen nutrisi, manajemen mual dan muntah, serta manajemen hipersekresi mukus untuk mempertahankan fungsi gastrointestinal yang optimal.