Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3705 | 27 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan atau mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
Penyebab:
- Produksi sekret yang berlebihan
- Peningkatan viskositas sekret
- Adanya obstruksi jalan napas
2. Ketidakefektifan Pola Napas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang efektif.
Penyebab:
- Perubahan mekanika pernapasan
- Keletihan otot pernapasan
- Hiperventilasi
3. Kurang Pengetahuan (SLKI)
Definisi: Kurangnya informasi terkait masalah kesehatan.
Penyebab:
- Kurang informasi mengenai penyakit tuberkulosis
- Kurang informasi mengenai manajemen perawatan
4. Risiko Infeksi (SIKI)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
Penyebab:
- Tuberkulosis paru yang belum terkontrol
- Kelemahan sistem imun
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan, sedangkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan, dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk merumuskan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terukur, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. -
Article No. 3706 | 27 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat dengan latar belakang akademis, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin.
SDKI:
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam suatu periode waktu tertentu.
- Karakteristik: Perubahan tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi napas, ekspresi wajah, gerakan protektif, vokal, dan perilaku.
SLKI:
- Luaran: Tingkat Nyeri Terkontrol, dengan kriteria hasil: Nyeri terkontrol, Penggunaan analgesik berkurang, Aktivitas sesuai kemampuan.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen Nyeri, dengan kegiatan: Kaji nyeri, Berikan intervensi farmakologi, Berikan intervensi nonfarmakologi, Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan sesak napas dan nyeri dada.
SDKI:
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jantung yang dapat mengancam kesehatan.
- Karakteristik: Disritmia, Perubahan tekanan darah, Perubahan frekuensi nadi, Perubahan frekuensi napas, Nyeri dada, Sesak napas.
SLKI:
- Luaran: Perfusi Jaringan Kardiak Membaik, dengan kriteria hasil: Tidak ada disritmia, Tekanan darah dalam batas normal, Frekuensi nadi dalam batas normal, Frekuensi napas dalam batas normal, Tidak ada nyeri dada, Tidak ada sesak napas.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen Infark Miokard, dengan kegiatan: Kaji status kardiovaskular, Berikan oksigen, Berikan obat-obatan, Lakukan pemantauan, Berikan edukasi.
Semoga penjelasan ini membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar keperawatan Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan. -
Article No. 3707 | 27 Oct 2024
Klinis : Lemas, bab hitam hb berkurang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko keterbatasan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan tanda-tanda perfusi perifer yang adekuat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, menjaga kehangatan tubuh, memberikan nutrisi yang adekuat, serta melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
2. Defisit Volume Cairan
Penjelasan:
- SDKI: Kehilangan cairan tubuh yang melebihi asupan, yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Pasien menunjukkan status hidrasi yang adekuat.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau intake dan output cairan, mengganti cairan yang hilang, serta memberikan dukungan nutrisi yang sesuai.
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan, yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Pasien menunjukkan toleransi terhadap aktivitas yang meningkat.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi tentang aktivitas yang dapat dilakukan, memantau tanda-tanda vital selama aktivitas, serta memberikan latihan aktivitas yang sesuai dengan kondisi pasien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI yang dapat diterapkan untuk kondisi yang Anda paparkan. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 3708 | 27 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan informasi yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami batuk berdahak, demam, sesak napas, kehilangan nafsu makan, dan hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas serta lesi di paru, diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Kode ICD-10 yang sesuai adalah A15.0, yang menggambarkan tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Bronkoskopi, perkutanan transtrakeal atau melalui traube
Penjelasan:
Untuk mendiagnosis tuberkulosis paru, prosedur yang mungkin dilakukan adalah bronkoskopi. Kode ICD-9-CM untuk bronkoskopi adalah 87.44, yang mencakup prosedur bronkoskopi perkutanan transtrakeal atau melalui traube.
Dalam praktik klinis, diagnosis tuberkulosis paru biasanya memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan sputum untuk identifikasi basil tahan asam (BTA), tes sensitivitas obat, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Tindakan lanjutan yang mungkin diperlukan termasuk pengobatan tuberkulosis dan pemantauan perkembangan pasien. -
Article No. 3709 | 27 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Saya selaku perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
2. Intoleransi Aktivitas
3. Defisit Nutrisi
Penjelasan singkat masing-masing diagnosa:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- Tanda dan gejala: Batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial.
- Faktor Terkait: Proses penyakit (tuberkulosis paru).
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Tanda dan gejala: Kelelahan, sesak napas saat beraktivitas.
- Faktor Terkait: Malnutrisi, proses penyakit (tuberkulosis paru).
3. Defisit Nutrisi
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Tanda dan gejala: Penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan.
- Faktor Terkait: Anoreksia, proses penyakit (tuberkulosis paru).
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan panduan resmi yang disusun oleh PPNI sebagai acuan bagi perawat profesional dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Penerapan standar ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas praktik keperawatan di Indonesia.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi pasien dan rencana asuhan keperawatan yang sesuai. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. -
Article No. 3710 | 27 Oct 2024
Klinis : Lemas anggota gerak kiri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi dengan keluhan lemas anggota gerak kiri.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Terbatas
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Gangguan Mobilitas Fisik Terbatas adalah keterbatasan dalam pergerakan satu atau lebih ekstremitas yang disebabkan oleh penurunan kemampuan untuk melakukan gerakan yang disengaja.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat meningkatkan kemampuan mobilitas fisik secara bertahap sesuai kondisi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain latihan fisik, manajemen nyeri, perawatan anggota gerak, dan edukasi terkait mobilitas fisik.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment yang komprehensif untuk mengetahui penyebab dan kondisi terkini pasien. Kemudian, saya akan menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi pasien dan melakukan intervensi yang tepat untuk membantu pasien meningkatkan mobilitas fisiknya secara bertahap. -
Article No. 3711 | 27 Oct 2024
Klinis : Seorang wanita perokok berusia 39 tahun, dengan alergi terhadap obat lisinopril dan sulfa, dan riwayat banyak osteochondroma diberbagai lokasi awalnya datang ke rumah sakit. Berdasarkan hasil Computed Tomography (CT) pada bahu kanan menunjukkan osteochondroma besar pada skapula ventral yang berukuran sekitar 3,5 × 3,5 cm. Dari hasil pemindaian CT juga menunjukkan adanya penyangga osteochondroma dengan tulang rusuk kanan ketiga dan keempat pasien. Meskipun ditawarkan intervensi bedah, pasien awalnya menolak, karena pendapat orang luar sebelumnya tentang operasi terbuka yang besar. Lebih dari tiga tahun kemudian, pasien datang kembali dengan nyeri bahu kanan yang terus berlanjut dengan nilai 8/10 (VAS) yang menghalangi aktivitas kehidupan sehari- hari, termasuk duduk di kursi dan berbaring dalam posisi terlentang. Pasien menyatakan bahwa ia telah mengkonsumsi Acetaminophen dan obat antiinflamasi nonsteroid yang dijual bebas. Pasien juga mengatakan parestesia ekstremitas atas intermiten dan mati rasa pada bahu kanan. Pemeriksaan bahu kanan menunjukkan penampilan normal dengan nyeri tekan, diperburuk oleh kompresi, pada tubuh skapula dan busur ekstensi fleksi 90 /10◦◦, abduksi 90◦ dan adduksi 30◦. Kekuatan bahu kanan berkurang karena nyeri. Radiografi bahu kanan menunjukkan adanya osteochondroma badan skapula dan osteochondroma humerus proksimal, dan pasien akhirnya memilih untuk menjalani eksisi endoskopi osteochondroma.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan osteochondroma pada skapula ventral dan penyangga osteochondroma dengan tulang rusuk kanan.
Penjelasan SDKI:
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
- Faktor yang berhubungan: Agen cidera biologis (osteochondroma).
Penjelasan SLKI:
- Tujuan: Pasien melaporkan penurunan nyeri sesuai dengan tujuan yang ditentukan.
- Intervensi: Manajemen nyeri, termasuk pemberian analgesik, kompres dingin/hangat, aktivitas/istirahat.
Penjelasan SIKI:
- Monitoring: Observasi tanda-tanda vital, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan skala nyeri.
- Intervensi: Pemberian analgesik, kompres dingin/hangat, latihan/istirahat, dan edukasi manajemen nyeri.
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan pembatasan rentang gerak sendi akibat nyeri.
Penjelasan SDKI:
- Gangguan Mobilitas Fisik: Keterbatasan dalam pergerakan fisik independen pada satu atau lebih ekstremitas.
- Faktor yang berhubungan: Nyeri.
Penjelasan SLKI:
- Tujuan: Pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik sesuai kemampuan.
- Intervensi: Terapi latihan, pengaturan lingkungan, dan bantuan alat bantu mobilisasi.
Penjelasan SIKI:
- Monitoring: Observasi rentang gerak sendi, kekuatan otot, dan koordinasi gerak.
- Intervensi: Latihan rentang gerak, latihan kekuatan otot, dan penggunaan alat bantu mobilisasi.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan utama yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Gangguan Mobilitas Fisik, dengan intervensi keperawatan yang terfokus pada manajemen nyeri, terapi latihan, dan peningkatan mobilitas pasien. -
Article No. 3712 | 27 Oct 2024
Klinis : Seorang pria berusia 29 tahun menjalani operasi kandung empedu laparoskopi elektif yang berjalan lancar. Malam setelah operasi, pasien gelisah mengeluh sakit perut hebat dengan skala 8/10, berkeringat dingin dan BAB kehitaman cair 5x dalam 6 jam terakhir. Hasil pengkajian menunjukkan HR 130 x/menit, TD 80/40 mmHg, RR 28 x/menit, hiperventilasi, SpO2 92%, dan haluaran urin 120 cc selama 8 jam terakhir. Hasil laboratorium menunjukkan penurunan kadar Hb dari 11 gram/dL sebelum operasi menjadi 6 gram/dl pasca operasi. Pasien mulai mengalami penurunan kesadaran ketika dipindah ke ruang ICU dan penurunan SpO2 88% dengan peningkatan RR 32x/menit. Hasil gas darah menunjukkan pH 7.29, pCO2 50 mmHg, pO2 90 mmHg, HCO3 27 mEq/L, BE -2, AaDO2 48,7. Apa masalah diatas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan darah akibat perdarahan pasca-operasi, ditandai dengan penurunan tekanan darah, takikardia, penurunan output urin, dan penurunan kadar hemoglobin.
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia, ditandai dengan penurunan tekanan darah, takikardia, hiperventilasi, dan penurunan saturasi oksigen.
3. Nyeri akut berhubungan dengan cedera bedah, ditandai dengan keluhan nyeri perut hebat, gelisah, dan hiperventilasi.
Penjelasan Singkat:
1. Hipovolemia:
- SDKI: Hipovolemia
- SLKI: Hemodinamik Efektif
- SIKI: Perawatan Cairan dan Elektrolit
2. Perubahan perfusi jaringan:
- SDKI: Perubahan Perfusi Jaringan
- SLKI: Homeostasis Kardiovaskular
- SIKI: Pemantauan Respirasi
3. Nyeri akut:
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Kenyamanan: Bebas dari Rasa Nyeri
- SIKI: Perawatan Nyeri
Standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mencakup tiga komponen utama, yaitu:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Menyediakan standar untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis keperawatan.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Menyediakan standar untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Menyediakan standar untuk memilih dan melaksanakan intervensi keperawatan yang efektif.
Dengan menggunakan standar ini, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan berpusat pada pasien. -
Article No. 3713 | 27 Oct 2024
Klinis : Seorang pria berusia 29 tahun menjalani operasi kandung empedu laparoskopi elektif yang berjalan lancar. Malam setelah operasi, pasien gelisah mengeluh sakit perut hebat dengan skala 8/10, berkeringat dingin dan BAB kehitaman cair 5x dalam 6 jam terakhir. Hasil pengkajian menunjukkan HR 130 x/menit, TD 80/40 mmHg, RR 28 x/menit, hiperventilasi, SpO2 92%, dan haluaran urin 120 cc selama 8 jam terakhir. Hasil laboratorium menunjukkan penurunan kadar Hb dari 11 gram/dL sebelum operasi menjadi 6 gram/dl pasca operasi. Pasien mulai mengalami penurunan kesadaran ketika dipindah ke ruang ICU dan penurunan SpO2 88% dengan peningkatan RR 32x/menit. Hasil gas darah menunjukkan pH 7.29, pCO2 50 mmHg, pO2 90 mmHg, HCO3 27 mEq/L, BE -2, AaDO2 48,7. Apa masalah diatas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami komplikasi pasca operasi kandung empedu laparoskopi berupa perdarahan post-operatif. Berikut kode ICD-10 dan ICD-9-CM terkait kondisi pasien:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K91.3
- Deskripsi: Perdarahan gastrointestinal pasca prosedur, bukan di tempat lain diklasifikasikan
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 51.23
- Deskripsi: Kolekistektomi laparoskopik
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada perdarahan gastrointestinal pasca operasi kandung empedu laparoskopik, ditandai dengan:
- Nyeri perut hebat skala 8/10, diare cair berwarna hitam, indikasi adanya perdarahan dari saluran pencernaan
- Tanda-tanda hipovolemia, yaitu takikardia (HR 130 x/menit), hipotensi (TD 80/40 mmHg), oliguria (120 cc/8 jam), dan penurunan kesadaran
- Penurunan kadar hemoglobin dari 11 g/dL menjadi 6 g/dL, menunjukkan adanya perdarahan yang signifikan
- Hasil gas darah menunjukkan kondisi asidosis metabolik (pH 7,29, BE -2) akibat hipovolemia dan hipoperfusi
Kode ICD-10 K91.3 dipilih karena pasien mengalami perdarahan gastrointestinal sebagai komplikasi pasca prosedur operatif, yaitu kolekistektomi laparoskopik (kode ICD-9-CM 51.23). -
Article No. 3714 | 27 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri dari punggu menjalar ke tungkai kiri, tungkai kiri sulit digerakan karena nyeri seperti ketarik. kesemutan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan gejala yang disampaikan, yaitu nyeri pada punggung yang menjalar ke tungkai kiri, kesulitan pergerakan tungkai kiri karena nyeri, serta kesemutan, saya sebagai seorang perawat profesional dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan cedera saraf pada pinggang dan tungkai kiri.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Terkontrolnya Nyeri Akut: Kemampuan individu untuk mengontrol rasa nyeri yang dialami sehingga dapat beraktivitas secara optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau mengendalikan nyeri yang dirasakan pasien.
- Mobilisasi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan pasien dalam beraktivitas.
Dalam kasus ini, pasien mengalami nyeri pada punggung yang menjalar ke tungkai kiri, disertai kesulitan pergerakan tungkai kiri akibat nyeri. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut berhubungan dengan cedera saraf pada pinggang dan tungkai kiri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri dan mobilisasi untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kemampuan beraktivitas pasien.