Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3793 | 28 Oct 2024
Klinis : Nn. Leony, 20 tahun, dibawa ke IGD setelah tersengat listrik saat memasak menggunakan kompor listrik. Hasil pengkajian: E4M6V5, pasien mengeluh mati rasa pada tangan kanan, nadi 118x/menit, palpitasi, RR 30x/menit takipnea, TD 100/70 mmHg, SpO2 95%, CRT < 2 detik, luka bakar pada area tangan kanan, dada dan leher, terdapat eschar pada luka area tangan, kemerahan serta kering pada luka area dada dan leher, terdapat bengkak pada area leher dan terdapat crackling sound serta krepitasi, BB 54 kg, TB 162 cm. Hasil pemeriksaan diagnostik: elektrokardiogram: PVC.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta penjelasan singkatnya:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan cedera pada sistem respirasi akibat sengatan listrik.
2. Risiko perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan cedera vaskuler akibat sengatan listrik.
3. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar akibat sengatan listrik.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan cedera pada sistem respirasi akibat sengatan listrik.
SDKI: Penurunan kemampuan tubuh untuk melakukan pertukaran gas.
SLKI: Pemulihan fungsi pernapasan.
SIKI: Manajemen jalan napas, Manajemen ventilasi, Pemantauan respirasi.
2. Risiko perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan cedera vaskuler akibat sengatan listrik.
SDKI: Risiko terjadinya penurunan aliran darah ke jaringan tubuh.
SLKI: Perbaikan perfusi jaringan.
SIKI: Manajemen syok, Pemantauan kardiovaskular, Manajemen cairan.
3. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar akibat sengatan listrik.
SDKI: Risiko terjadinya kerusakan pada struktur dan fungsi kulit.
SLKI: Perbaikan integritas kulit.
SIKI: Perawatan luka, Manajemen luka bakar, Pencegahan komplikasi luka.
Penjelasan Singkat:
Pasien Nn. Leony, 20 tahun, datang ke IGD setelah tersengat listrik saat memasak menggunakan kompor listrik. Hasil pengkajian menunjukkan adanya gangguan pada sistem respirasi (takipnea, crackling sound, krepitasi), gangguan kardiovaskular (nadi cepat, palpitasi), dan luka bakar pada tangan kanan, dada, dan leher. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah gangguan pertukaran gas, risiko perubahan perfusi jaringan, dan risiko kerusakan integritas kulit. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, pemantauan respirasi, manajemen syok, pemantauan kardiovaskular, manajemen cairan, perawatan luka, manajemen luka bakar, dan pencegahan komplikasi luka. -
Article No. 3794 | 28 Oct 2024
Klinis : Nn. Leony, 20 tahun, dibawa ke IGD setelah tersengat listrik saat memasak menggunakan kompor listrik. Hasil pengkajian: E4M6V5, pasien mengeluh mati rasa pada tangan kanan, nadi 118x/menit, palpitasi, RR 30x/menit takipnea, TD 100/70 mmHg, SpO2 95%, CRT < 2 detik, luka bakar pada area tangan kanan, dada dan leher, terdapat eschar pada luka area tangan, kemerahan serta kering pada luka area dada dan leher, terdapat bengkak pada area leher dan terdapat crackling sound serta krepitasi, BB 54 kg, TB 162 cm. Hasil pemeriksaan diagnostik: elektrokardiogram: PVC.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi Nn. Leony yang Anda uraikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat serta standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosis Keperawatan:
a. Gangguan pertukaran gas
b. Kerusakan integritas kulit
2. Penjelasan Singkat:
a. Gangguan Pertukaran Gas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan respirasi normal yang mengakibatkan perubahan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida.
- Karakteristik mayor: Penurunan saturasi oksigen, takipnea, dispnea, hipoksemia, perubahan tekanan parsial oksigen dan karbon dioksida.
- Faktor Terkait: Kerusakan struktur dan fungsi paru, cedera/luka, perubahan ventilasi-perfusi.
b. Kerusakan Integritas Kulit
- Definisi: Kerusakan pada lapisan kulit yang mengakibatkan gangguan fungsi perlindungan.
- Karakteristik Mayor: Kerusakan jaringan epidermis dan/atau dermis, perubahan warna kulit, perubahan sensasi, edema, perubahan suhu.
- Faktor Terkait: Agen fisik (suhu tinggi/rendah, listrik), agen kimia, malnutrisi.
3. Standar SDKI - SLKI - SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Pertukaran Gas: Penurunan kemampuan paru-paru untuk menjalankan fungsinya dalam pertukaran gas.
- Kerusakan Integritas Kulit: Kerusakan pada struktur kulit dan/atau jaringan pendukung.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Pertukaran Gas: Pertukaran gas yang adekuat, status pernapasan yang stabil, perfusi jaringan yang adekuat.
- Kerusakan Integritas Kulit: Penyembuhan luka, integritas kulit yang membaik, tidak ada tanda infeksi.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Pertukaran Gas: Manajemen jalan napas, oksigenasi, ventilasi, dan status hemodinamik.
- Kerusakan Integritas Kulit: Perawatan luka, manajemen nyeri, pencegahan komplikasi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memastikan kualitas dan kesinambungan perawatan. -
Article No. 3795 | 28 Oct 2024
Klinis : nyeri karena hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri karena hipertensi.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Klien melaporkan nyeri berkurang.
2. Klien menunjukkan perilaku yang mengindikasikan kontrol nyeri.
3. Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
2. Kontrol faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri, seperti hipertensi.
3. Berikan obat analgesik sesuai resep.
4. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi dan distraksi.
5. Monitor respons klien terhadap intervensi untuk mengevaluasi efektivitasnya.
Dalam kondisi nyeri karena hipertensi, perawat perlu fokus pada pengkajian nyeri secara komprehensif, pengendalian faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri, pemberian obat analgesik, dan pengajaran teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri. Evaluasi respons klien terhadap intervensi yang diberikan juga penting untuk memastikan efektivitas penanganan nyeri. -
Article No. 3796 | 28 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan akibat tuberkulosis paru.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
- Tanda dan gejala yang tampak pada pasien adalah batuk berdahak, demam, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif, ditandai dengan berkurangnya produksi sekret, suara napas normal, dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, dan edukasi tentang manajemen tuberkulosis paru.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, menyusun rencana keperawatan yang sesuai, dan melakukan intervensi yang tepat untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 3797 | 28 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru kanan atas, adalah tuberkulosis paru. Berikut kode diagnosis ICD-10 dan, jika ada, kode tindakan medis ICD-9-CM yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.24
- Deskripsi: Bronkoskopi, kaku, diagnostik
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis) sesuai dengan diagnosis awal tuberkulosis paru berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan radiologis.
2. Jika diperlukan tindakan diagnostik lebih lanjut, kode ICD-9-CM 33.24 (Bronkoskopi, kaku, diagnostik) dapat digunakan untuk prosedur bronkoskopi yang dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis.
Catatan: Kode ICD-9-CM hanya digunakan di Amerika Serikat, sedangkan kode ICD-10 digunakan secara internasional. Penetapan diagnosis dan tindakan yang tepat harus dilakukan oleh tenaga medis yang berwenang berdasarkan hasil pemeriksaan dan evaluasi klinis yang komprehensif. -
Article No. 3798 | 28 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus ini, berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia adalah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin.
Penjelasan singkat:
SDKI: Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal, dan tidak terjadi komplikasi akibat nyeri.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pemberian oksigen, dan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan kardiak berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan perubahan EKG yang menunjukkan infark miokard akut, serta riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
Penjelasan singkat:
SDKI: Ketidakefektifan perfusi jaringan kardiak didefinisikan sebagai penurunan sirkulasi darah ke jantung, yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan jantung.
SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak terjadi komplikasi, dan dapat kembali ke aktivitas sehari-hari.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, serta manajemen diabetes dan hipertensi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas perawatan yang diberikan sesuai dengan standar profesi. -
Article No. 3799 | 28 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan telinga berair
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan pasien yaitu telinga berair, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Penyebab: Adanya cairan telinga yang keluar menandakan kemungkinan adanya infeksi di telinga.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi Risiko Infeksi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Ketidakintakan kulit/membran mukosa, prosedur invasif, malnutrisi, usia ekstrim, dan penurunan fungsi imun.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi infeksi, tanda-tanda infeksi menurun, dan tidak ada komplikasi infeksi.
- Kriteria Hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada cairan telinga yang keluar, dan tidak ada nyeri/rasa tidak nyaman di telinga.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Infeksi, yang meliputi observasi tanda-tanda infeksi, pemberian obat/terapi sesuai indikasi, dan edukasi pencegahan infeksi.
- Tindakan Keperawatan: Memantau tanda-tanda infeksi, memberikan terapi medis sesuai resep, dan mengajarkan perawatan telinga yang benar.
Harapannya, dengan diagnosa keperawatan Risiko Infeksi dan penerapan SDKI, SLKI, serta SIKI, perawat dapat mengelola kondisi pasien dengan telinga berair secara komprehensif dan mencegah terjadinya komplikasi infeksi. -
Article No. 3800 | 28 Oct 2024
Klinis : data subyektif dan obyektif nyeri pada pasien hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (Acute Pain)
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Data Subyektif:
- Pasien mengeluh nyeri di kepala/leher
- Nyeri dirasakan seperti "berdenyut" atau "tekan"
- Skala nyeri 7 dari 10
Data Objektif:
- Pasien tampak meringis dan memegang daerah yang nyeri
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Nadi cepat
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik Utama: Laporan pasien tentang nyeri yang tidak menyenangkan
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit Hipertensi
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien melaporkan penurunan nyeri
- Indikator:
1. Pasien mengungkapkan penurunan tingkat nyeri
2. Pasien menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri
- Terapi Relaksasi
- Pemberian Analgesik
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan hipertensi sering mengalami nyeri kepala atau nyeri leher sebagai gejala komplikasi penyakitnya. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut, dengan data subyektif dan objektif yang menunjukkan adanya keluhan nyeri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan pemberian analgesik, sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 3801 | 28 Oct 2024
Klinis : pasien dibawa ke rumah sakit karena terjatuh ke selokan, pasien mengatakan pusing lalu tiba tiba hilang keseimbangan saat berjalan, kepala depan terbentur, dan ada luka di hidung atas, mata pasien bengkak dan nyeri, skala nyeri 5 saat membuka mata. pasien riwayat diabetes melitus tidak terkontrol, pasien pernah dirawat di rumah sakit karena stroke 3 bulan yang lalu, ada riwayat hipertensi dan gagal ginjal, pasien pernah jatuh 2X dalam 6 bulan terakhir. pasien mengatakan susah dan lama saat buang air kecil, hasil labor eritrosit rendah, trombosit rendah, hematokrit rendah, gula darah sewaktu tinggi, dan hasil urin proteinuria
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Jatuh berhubungan dengan riwayat jatuh, diabetes melitus tidak terkontrol, hipertensi, dan gagal ginjal.
2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan trauma kepala dan luka di hidung.
3. Nyeri akut berhubungan dengan trauma kepala dan luka di hidung.
4. Gangguan Keseimbangan berhubungan dengan pusing dan hilang keseimbangan saat berjalan.
5. Gangguan Eliminasi Urine berhubungan dengan susah dan lama saat buang air kecil.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Risiko Jatuh:
- SDKI: Kemungkinan terjadinya cedera fisik akibat tidak sengaja terjatuh atau terguling ke lantai atau permukaan yang lebih rendah.
- SLKI: Intervensi untuk mencegah atau mengurangi risiko jatuh pada pasien.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi, mengurangi, dan memantau risiko jatuh pada pasien.
2. Kerusakan Integritas Kulit:
- SDKI: Kerusakan pada kulit dan jaringan yang mendasarinya.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan atau memperbaiki kondisi integritas kulit.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mencegah, mengurangi, dan merawat kerusakan pada kulit dan jaringan yang mendasarinya.
3. Nyeri Akut:
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan aktual atau potensial pada jaringan.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk menilai, mengurangi, dan menghilangkan nyeri.
4. Gangguan Keseimbangan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan posisi tubuh yang stabil.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan atau memperbaiki keseimbangan tubuh.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi gangguan keseimbangan.
5. Gangguan Eliminasi Urine:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi eliminasi urine yang efektif.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memantau, memfasilitasi, dan mempertahankan eliminasi urine yang adekuat. -
Article No. 3802 | 28 Oct 2024
Klinis : Nn W usia 25 tahun dibawa ke UGD dengan penurunan kesadaran dan mulut berbuih. Pasien ditemukan tidak sadar di kamar kosnya kurang lebih satu jam sebelumnya dengan bekas muntahan didekatnya. Hasil pengkajian menunjukkan GCS E2M4V2, frekuensi nadi 104 x/menit, lemah, frekuensi nafas 26 x/menit, nafas berbau menyengat seperti bawang putih, air liur terus keluar dari mulut, terlihat retraksi dinding dada, TD 88/59 mmHg, SpO2 89% room air, pasien terlihat berkeringat hebat, pupil miosis +/+
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien Nn W dapat didiagnosis dengan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan intoksikasi zat
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Kesadaran adalah keadaan menurunnya tingkat kesadaran dari normal yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti intoksikasi zat, cedera otak, gangguan metabolik, dan lain-lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan penurunan kesadaran antara lain:
1. Pasien mencapai tingkat kesadaran yang normal
2. Tanda-tanda vital pasien dalam rentang normal
3. Tidak terjadi komplikasi (seperti aspirasi, cedera, dll)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Mempertahankan jalan napas dan oksigenasi
2. Memonitor status neurologi dan tanda vital
3. Memberikan terapi cairan dan elektrolit sesuai indikasi
4. Mencegah komplikasi (seperti aspirasi, cedera, dll)
5. Memberikan dukungan psikologis pada pasien dan keluarga
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi perawat di Indonesia yang mengembangkan standar-standar praktik keperawatan, termasuk SDKI, SLKI, dan SIKI.