Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3866 | 28 Oct 2024
Klinis : Pasien umur 48 tahun mengatakan nafas sesak bila berbaring terlentang, perut beugah, mual hingga ingin muntah, perut membesar, sering merasa haus, keduang kaki bengkak, Pasien mengatakan BAK ± 0 cc/24 jam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan (NANDA-I)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kelebihan cairan yang terjadi di seluruh atau sebagian ruang cairan tubuh.
- Penyebab: Asupan cairan berlebih, gangguan mekanisme pengaturan cairan dan elektrolit, penurunan fungsi ginjal.
- Gejala: Edema, sesak napas, berat badan meningkat, ascites, poliuria atau oligouria.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Keseimbangan Cairan, Edema Terkendali, Fungsi Pernapasan Membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Monitor masukan dan pengeluaran cairan, Batasi asupan cairan, Berikan obat diuresis, Atur posisi tidur, Pantau tanda-tanda vital, Kolaborasi dengan tenaga medis.
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah Kelebihan Volume Cairan. Penyebabnya dapat berkaitan dengan asupan cairan berlebih, gangguan fungsi ginjal, atau masalah kardiovaskular. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau masukan dan pengeluaran cairan, membatasi asupan cairan, memberikan terapi diuretik, mengatur posisi tidur, serta berkolaborasi dengan tenaga medis. -
Article No. 3867 | 28 Oct 2024
Klinis : Seorang pria usia 43 tahun di diagnose gagal ginjal kronik, setiap dua minggu sekali harus melakukan cuci darah, data lain didapatkan data bahwa istri pasien meninggalkan pasien dan dan pergi dari rumah penegakan diagnosa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan membantu Anda dengan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Citra Tubuh (SDKI)
Definisi: Persepsi atau gambaran mental individu terhadap bentuk dan fungsi tubuhnya yang terganggu atau terdistorsi.
2. Ketidakberdayaan (SDKI)
Definisi: Persepsi individu tentang kurangnya kemampuan untuk mengendalikan atau mempengaruhi suatu situasi.
3. Koping Keluarga Tidak Efektif (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan keluarga dalam melakukan tindakan yang bertujuan untuk mengatasi masalah.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Citra Tubuh (SDKI)
Pasien mungkin mengalami perubahan persepsi atau gambaran mental terhadap bentuk dan fungsi tubuhnya akibat kondisi gagal ginjal kronik dan proses hemodialisis yang harus dijalani. Hal ini dapat memengaruhi harga diri, interaksi sosial, dan kualitas hidup pasien.
2. Ketidakberdayaan (SDKI)
Pasien mungkin merasa tidak berdaya dan tidak mampu mengendalikan situasi terkait penyakitnya, terutama dengan adanya dukungan keluarga yang berkurang akibat istri yang meninggalkannya.
3. Koping Keluarga Tidak Efektif (SDKI)
Keluarga pasien, terutama istri, mungkin mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah dan memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh pasien. Hal ini dapat berdampak pada kemampuan pasien untuk beradaptasi dengan kondisinya.
Intervensi Keperawatan (SLKI dan SIKI):
1. Terapi Aktivitas (SLKI)
2. Manajemen Diri (SLKI)
3. Dukungan Emosional (SLKI)
4. Konseling (SIKI)
5. Edukasi Kesehatan (SIKI)
Tujuan intervensi ini adalah untuk membantu pasien meningkatkan citra tubuh, mengelola rasa ketidakberdayaan, dan mendapatkan dukungan keluarga yang efektif dalam menjalani perawatan gagal ginjal kroniknya. -
Article No. 3868 | 28 Oct 2024
Klinis : overhidrasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi overhidrasi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kelebihan Volume Cairan
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Kelebihan Volume Cairan adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami kelebihan cairan di dalam ruang intravaskuler, interstitial, dan/atau intrasellular.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan kondisi ini adalah pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada edema, asupan dan output cairan seimbang, dan tidak ada gejala kelebihan cairan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, asupan dan output cairan, identifikasi penyebab kelebihan cairan, pengaturan diet rendah garam, dan pemberian diuretik jika diperlukan. Perawat juga harus memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen cairan.
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien dengan overhidrasi, memantau tanda-tanda vital, asupan dan output cairan, serta mengidentifikasi penyebab kelebihan cairan. Selanjutnya, saya akan menyusun rencana perawatan yang sesuai dengan kondisi pasien dan mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan. -
Article No. 3869 | 28 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan sering bersin lebih dari 5 kali per episode,biasa kala kena debu,hidung kiri bau busuk kadang keluar lendir kental sering pusing kepala dan nyeri pipi kiri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah keadaan di mana individu tidak dapat membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang paten, terbebas dari sekret/obstruksi, dan dapat bernapas dengan mudah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pengisapan lendir
2. Terapi oksigen
3. Pengaturan posisi
4. Inhalasi (nebulizer)
5. Kolaborasi pemberian obat-obatan (dekongestans, mukolitik, dll)
6. Edukasi terkait penyebab dan penatalaksanaan
Dengan kondisi yang Anda deskripsikan, pasien menunjukkan gejala-gejala seperti sering bersin, hidung kiri bau busuk, keluar lendir kental, sering pusing, dan nyeri pipi kiri. Hal ini mengindikasikan adanya masalah pada bersihan jalan napas, sehingga diagnosa keperawatan yang tepat adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah sesuai dengan SIKI yang telah dijelaskan. -
Article No. 3870 | 28 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan sering bersin lebih dari 5 kali per episode,biasa kala kena debu,hidung kiri bau busuk kadang keluar lendir kental sering pusing kepala dan nyeri pipi kiri Beserta data subjektif dan data objektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Pasien mengeluhkan sering bersin lebih dari 5 kali per episode, hidung kiri mengeluarkan lendir kental, dan adanya rasa nyeri di area pipi kiri. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan pada saluran pernapasan pasien yang dapat menyebabkan penumpukan sekret dan penyumbatan jalan napas.
Data Subjektif:
1. Pasien mengatakan sering bersin lebih dari 5 kali per episode.
2. Pasien mengatakan biasa kala kena debu.
3. Pasien mengatakan hidung kiri bau busuk kadang keluar lendir kental.
4. Pasien mengatakan sering pusing kepala dan nyeri pipi kiri.
Data Objektif:
1. Pasien tampak sering bersin.
2. Terdapat pengeluaran lendir kental dari hidung kiri pasien.
3. Pasien tampak meringis saat menyentuh area pipi kiri.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Jalan Napas Efektif
2. Pengeluaran Sekret Efektif
3. Bebas dari Gejala Infeksi Saluran Napas Atas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Pernapasan
3. Manajemen Nyeri
Peran perawat dalam kondisi ini adalah membantu pasien untuk mempertahankan kebersihan jalan napas, mengelola sekresi yang berlebihan, dan mengelola nyeri yang dirasakan pasien. Intervensi keperawatan utama yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi, melakukan suction, pemberian oksigen, dan pengelolaan nyeri yang tepat. -
Article No. 3871 | 28 Oct 2024
Klinis : Nn. Leony, 20 tahun, dibawa ke IGD setelah tersengat listrik saat memasak menggunakan kompor listrik. Hasil pengkajian: E4M6V5, pasien mengeluh mati rasa pada tangan kanan, nadi 118x/menit, palpitasi, RR 30x/menit takipnea, TD 100/70 mmHg, SpO2 95%, CRT < 2 detik, luka bakar pada area tangan kanan, dada dan leher, terdapat pada luka area tangan, kemerahan serta kering pada luka area dada dan leher, terdapat bengkak pada area leher dan terdapat crackling sound serta krepitasi, BB 54 kg, TB 162 cm. Hasil pemeriksaan diagnostik: elektrokardiogram: PVC.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Vaskular berhubungan dengan luka bakar listrik.
2. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan luka bakar listrik.
3. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan luka bakar pada daerah dada dan leher.
4. Kecemasan berhubungan dengan pengalaman traumatis dan ancaman terhadap keutuhan fisik.
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Cedera Vaskular: Terjadinya kerusakan pada pembuluh darah akibat luka bakar listrik dapat menyebabkan penurunan perfusi jaringan.
2. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer: Luka bakar listrik dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah perifer, sehingga aliran darah ke ekstremitas terganggu.
3. Gangguan Pertukaran Gas: Luka bakar pada daerah dada dan leher dapat menyebabkan gangguan pada mekanika pernapasan dan pertukaran gas.
4. Kecemasan: Pengalaman traumatis akibat cedera dan ancaman terhadap keutuhan fisik dapat menyebabkan kecemasan pada pasien.
Standar SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Risiko Cedera Vaskular
- Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- Gangguan Pertukaran Gas
- Kecemasan
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Integritas Jaringan: Luka Bakar
- Perfusi Jaringan: Perifer
- Status Pernapasan
- Tingkat Kecemasan
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Luka
- Manajemen Perifer
- Manajemen Pernapasan
- Manajemen Kecemasan
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandarisasi dan berpedoman pada praktik berbasis bukti untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien. -
Article No. 3872 | 28 Oct 2024
Klinis : Nn. Leony, 20 tahun, dibawa ke IGD setelah tersengat listrik saat memasak menggunakan kompor listrik. Hasil pengkajian: E4M6V5, pasien mengeluh mati rasa pada tangan kanan, nadi 118x/menit, palpitasi, RR 30x/menit takipnea, TD 100/70 mmHg, SpO2 95%, CRT < 2 detik, luka bakar pada area tangan kanan, dada dan leher, terdapat pada luka area tangan, kemerahan serta kering pada luka area dada dan leher, terdapat bengkak pada area leher dan terdapat crackling sound serta krepitasi, BB 54 kg, TB 162 cm. Hasil pemeriksaan diagnostik: elektrokardiogram: PVC.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Nn. Leony yang mengalami sengatan listrik saat memasak dengan kompor listrik, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, serta intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan sengatan listrik
2. Nyeri akut berhubungan dengan luka bakar
3. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar
4. Risiko gangguan pola napas berhubungan dengan edema leher
Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI:
1. Risiko perubahan perfusi jaringan
- SDKI: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh
- SLKI: Mencakup kemampuan untuk mengenali tanda-tanda gangguan perfusi jaringan dan mengambil tindakan yang tepat
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan sirkulasi darah ke jaringan tubuh
2. Nyeri akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial
- SLKI: Mencakup kemampuan untuk mengenali, menilai, dan mengelola nyeri secara efektif
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
3. Risiko gangguan integritas kulit
- SDKI: Kerusakan pada kulit atau jaringan yang mendasari
- SLKI: Mencakup kemampuan untuk mencegah atau meminimalkan kerusakan kulit dan jaringan
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas kulit
4. Risiko gangguan pola napas
- SDKI: Peningkatan usaha pernapasan yang dapat mengakibatkan ketidakefektifan pertukaran gas
- SLKI: Mencakup kemampuan untuk mengenali, memantau, dan mengelola gangguan pola napas
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan pola napas yang efektif
Intervensi Keperawatan:
1. Risiko perubahan perfusi jaringan:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Auskultasi bunyi jantung dan paru-paru
- Lakukan pemeriksaan elektrokardiogram
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan manajemen cairan dan elektrolit
2. Nyeri akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Terapkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya kompres dingin)
3. Risiko gangguan integritas kulit:
- Rawat luka bakar sesuai prosedur
- Lakukan perawatan kulit untuk mencegah komplikasi (misalnya lembab, terlindung)
- Berikan edukasi tentang perawatan luka bakar
4. Risiko gangguan pola napas:
- Pantau tanda-tanda vital, terutama laju napas dan saturasi oksigen
- Auskultasi bunyi napas dan identifikasi adanya suara tambahan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk manajemen edema leher
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain yang masih kurang jelas. -
Article No. 3873 | 28 Oct 2024
Klinis : siki tentang pola nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Pola Nafas Tidak Efektif
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Nafas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Pola Nafas Tidak Efektif adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif dan memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Pola Nafas Tidak Efektif meliputi:
a. Pemantauan tanda-tanda vital dan status pernapasan
b. Pengaturan posisi untuk memfasilitasi ventilasi
c. Penggunaan alat bantu pernapasan (oksigen, ventilator) jika diperlukan
d. Edukasi dan latihan teknik pernapasan yang efektif
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengoptimalkan pengobatan terkait penyebab
Sebagai seorang pakar dan perawat, saya menekankan pentingnya penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien dengan Pola Nafas Tidak Efektif. -
Article No. 3874 | 28 Oct 2024
Klinis : Hipertensi, nyeri saat kencing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertensi dan nyeri saat kencing.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertensi
- Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik di atas rentang normal.
- SDKI: Pola Kardiovaskular: Hipertensi
- SLKI: Tekanan Darah Terkendali
- SIKI: Manajemen Hipertensi
2. Nyeri saat kencing
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan infeksi saluran kemih atau kelainan pada sistem urinaria.
- SDKI: Gejala Sistem Urinaria: Nyeri saat kencing
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Penjelasan Singkat:
1. Hipertensi:
- SDKI: Pola Kardiovaskular: Hipertensi menggambarkan peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik di atas rentang normal.
- SLKI: Tekanan Darah Terkendali mengacu pada kemampuan individu untuk mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal.
- SIKI: Manajemen Hipertensi meliputi intervensi keperawatan untuk menurunkan tekanan darah, seperti pengaturan gaya hidup, pemberian obat antihipertensi, dan pemantauan tekanan darah.
2. Nyeri saat kencing:
- SDKI: Gejala Sistem Urinaria: Nyeri saat kencing menggambarkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan infeksi saluran kemih atau kelainan pada sistem urinaria.
- SLKI: Kontrol Nyeri mengacu pada kemampuan individu untuk mengendalikan atau mengurangi nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri meliputi intervensi keperawatan untuk mengurangi nyeri, seperti pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, dan teknik nonfarmakologis.
Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan berpusat pada pasien untuk menangani kondisi hipertensi dan nyeri saat kencing. -
Article No. 3875 | 28 Oct 2024
Klinis : siki defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi defisit nutrisi:
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Definisi SDKI:
Ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang dapat memengaruhi status gizi seseorang.
Faktor Berhubungan SDKI:
1. Intake nutrisi yang tidak adekuat
2. Malabsorpsi
3. Kemampuan metabolisme yang terganggu
4. Peningkatan kebutuhan nutrisi
Gejala dan Tanda SDKI:
1. Berat badan di bawah normal
2. Kehilangan berat badan yang tidak disengaja
3. Intake nutrisi yang tidak adekuat
4. Perubahan parameter laboratorium (misalnya: albumin, prealbumin, limfosit)
5. Perubahan jaringan subkutan dan otot
Tujuan SLKI:
1. Pasien dapat mempertahankan status gizi yang adekuat
2. Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai kondisi
Intervensi SIKI:
1. Monitoring asupan dan status nutrisi
2. Fasilitasi pemberian nutrisi enteral atau parenteral
3. Edukasi tentang kebutuhan dan sumber nutrisi
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan intervensi nutrisi
Luaran SLKI:
1. Indeks massa tubuh dalam rentang normal
2. Tidak ada tanda-tanda defisiensi nutrisi
3. Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai kondisi
Tone: Akademis
Persona: Pakar Keperawatan