Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20451 | 05 Aug 2025
Klinis : hipertermia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan rekomendasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi hipertermia berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Hipertermia:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertermia adalah "Hipertermia" (SDKI, 2017). Hipertermia didefinisikan sebagai kenaikan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu, yang dapat mengancam kesehatan.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Suhu Tubuh: Pasien menunjukkan pemulihan suhu tubuh dalam rentang normal (36,5°C - 37,5°C) (SLKI, 2019).
2. Pengendalian Gejala: Pasien menunjukkan penurunan gejala hipertermia, seperti kulit merah, hangat, dan kering (SLKI, 2019).
3. Pengetahuan tentang Hipertermia: Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang penyebab, tanda, gejala, dan penanganan hipertermia (SLKI, 2019).
4. Kepatuhan Terhadap Pengobatan: Pasien menunjukkan kepatuhan dalam mengikuti regimen pengobatan dan perawatan yang diberikan (SLKI, 2019).
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Suhu Tubuh:
- Monitor suhu tubuh secara teratur.
- Lakukan intervensi untuk menurunkan suhu tubuh, seperti pemberian kompres dingin, ventilasi ruangan, dan pemberian obat penurun demam jika diperlukan.
- Atur lingkungan yang sejuk dan nyaman bagi pasien.
2. Manajemen Gejala:
- Observasi tanda dan gejala hipertermia, seperti kulit merah, hangat, dan kering.
- Berikan tindakan untuk mengurangi gejala, seperti hidrasi yang adekuat, pemberian obat antipiretik, dan pengaturan lingkungan.
3. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda, gejala, dan penanganan hipertermia.
- Jelaskan pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan dan perawatan untuk mencegah komplikasi.
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam proses perawatan.
4. Pemantauan dan Evaluasi:
- Pantau secara teratur respon pasien terhadap intervensi yang diberikan.
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mencapai tujuan luaran yang diharapkan.
- Lakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan untuk memaksimalkan hasil perawatan.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan kondisi hipertermia dapat pulih dengan optimal dan mencapai kondisi yang stabil. -
Article No. 20452 | 05 Aug 2025
Klinis : Pasien mengatakan pernah disakiti oleh keluarganya, pasien menjadi tidak percaya diri dan merasa dirinya tidak berguna
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan dengan kondisi pasien, sesuai dengan panduan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: D.0019** – **Harga Diri Rendah Kronis**
**Definisi**: Kondisi ketika individu mengalami evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan yang bertahan lama, yang dapat dipicu oleh pengalaman traumatis seperti kekerasan dalam keluarga.
**Faktor yang Berhubungan**:
- Pengalaman kekerasan atau perlakuan tidak menyenangkan dari keluarga
- Perasaan tidak berharga dan tidak percaya diri
- Evaluasi diri yang negatif
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode SLKI: L.14001** – **Peningkatan Harga Diri**
**Indikator**:
1. Mengekspresikan penerimaan terhadap diri sendiri (Skala: 1–5)
2. Mengidentifikasi kekuatan pribadi (Skala: 1–5)
3. Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan (Skala: 1–5)
**Target**: Meningkatkan skala luaran dari **2 (jarang)** menjadi **4 (sering)** dalam 2–4 minggu.
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: I.14004** – **Dukungan Peningkatan Harga Diri**
**Aktivitas**:
1. Membangun hubungan terapeutik untuk menciptakan rasa aman.
2. Membantu pasien mengidentifikasi kekuatan dan pencapaian diri.
3. Memberikan reinforcement positif terhadap kemajuan pasien.
4. Melibatkan pasien dalam terapi kognitif-perilaku sederhana untuk mengubah pola pikir negatif.
**Frekuensi**: 2–3 kali per minggu dengan pendekatan individual.
---
### **Catatan Tambahan**
- **Pendekatan Holistik**: Perlu kolaborasi dengan psikolog atau pekerja sosial jika terdapat indikasi trauma berat.
- **Evaluasi**: Pemantauan berkala terhadap perkembangan kepercayaan diri pasien menggunakan skala penilaian diri.
Semua standar mengacu pada **PPNI (2017–2023)** dan dapat disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien.
---
**Referensi**:
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)*.
- PPNI. (2019). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
Format ini memastikan pendokumentasian yang sistematis dan berbasis bukti. Perlu dilakukan *reassessment* secara berkala untuk menilai efektivitas intervensi. -
Article No. 20453 | 05 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit perut, mual dan muntah habis makan sudah 1 minggu ini
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Berdasarkan keluhan pasien yaitu sakit perut, mual, dan muntah yang sudah berlangsung selama 1 minggu setelah makan, maka diagnosa keperawatan yang sesuai mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik Mayor: Laporan pasien tentang nyeri, perubahan ekspresi wajah, perilaku yang menunjukkan ketidaknyamanan.
b. Mual
Definisi: Pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan yang mendahului muntah.
Karakteristik Mayor: Laporan pasien tentang rasa mual, gerakan menelan yang berlebihan, perubahan warna kulit.
c. Risiko dehidrasi
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan.
Karakteristik Mayor: Adanya faktor risiko seperti muntah dan diare.
Penjelasan:
Diagnosa-diagnosa di atas sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami keluhan sakit perut, mual, dan muntah yang berlangsung selama 1 minggu setelah makan. Nyeri akut terkait dengan adanya gangguan pada sistem pencernaan, mual terkait dengan gejala yang dirasakan pasien, dan risiko dehidrasi terkait dengan adanya gejala muntah yang dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Nyeri terkendali
Definisi: Pasien melaporkan nyeri terkendali pada skala nyeri 1-3.
Indikator:
1) Pasien melaporkan nyeri berkurang
2) Pasien tampak rileks
3) Tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Tidak ada mual
Definisi: Pasien tidak mengalami rasa ingin muntah.
Indikator:
1) Pasien melaporkan tidak ada rasa mual
2) Tidak ada gerakan menelan yang berlebihan
3) Tidak ada perubahan warna kulit
c. Keseimbangan cairan terpelihara
Definisi: Pasien mempertahankan volume cairan yang adekuat.
Indikator:
1) Intake dan output cairan seimbang
2) Turgor kulit baik
3) Membran mukosa lembab
Penjelasan:
Luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah pasien dapat mengendalikan nyeri, tidak mengalami mual, dan mempertahankan keseimbangan cairan tubuhnya. Indikator-indikator yang disebutkan merupakan parameter untuk mengevaluasi ketercapaian tujuan tersebut.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen nyeri
Definisi: Tindakan membantu pasien untuk mengurangi atau mengendalikan nyeri.
Aktivitas:
1) Kaji intensitas, karakteristik, lokasi, dan durasi nyeri
2) Berikan analgesik sesuai indikasi
3) Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
4) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengelolaan nyeri
b. Manajemen mual dan muntah
Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengurangi mual dan muntah.
Aktivitas:
1) Kaji tanda dan gejala mual dan muntah
2) Berikan antiemetik sesuai indikasi
3) Anjurkan posisi semifowler saat mual
4) Batasi asupan oral sementara, berikan cairan intravena jika perlu
5) Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi mual
c. Manajemen cairan
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Aktivitas:
1) Kaji intake dan output cairan
2) Pantau tanda-tanda dehidrasi
3) Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
4) Ajarkan pasien untuk mengonsumsi cairan dan makanan yang mudah dicerna
5) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengelolaan cairan dan elektrolit
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan meliputi manajemen nyeri, manajemen mual dan muntah, serta manajemen cairan. Aktivitas-aktivitas yang tercantum dalam setiap intervensi bertujuan untuk mengatasi masalah yang dialami pasien dan mencapai kondisi yang diharapkan, yaitu nyeri terkendali, tidak ada mual, dan keseimbangan cairan terpelihara. -
Article No. 20454 | 05 Aug 2025
Klinis : a. Gambaran diri: Pasien cenderung memiliki gambaran diri yang ingin dipandang lebih dari orang lain. b. Identitas diri: Pada saat dikaji pasien dapat menyebutkan namanya ginti, umur 45 tahun. c. Peran: Pasien selalu membanggakan kekayaannya dan memberitahu kepada orang lain agar mendapatkan kesan tertentu dari orang lain. d. Ideal diri: Pada saat di kaji pasien ingin cepet pulang karena ingin mengurus hartanya. e. Harga diri: Pasien selalu menanyakan tentang dirinya keorang lain apakah dia bandel atau tidak.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda uraikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Gangguan Citra Tubuh (00118)
Definisi: Persepsi negatif atau perubahan pada penampilan dan/atau fungsi tubuh.
Karakteristik Definisi: Cenderung memiliki gambaran diri yang ingin dipandang lebih dari orang lain.
b. Identitas Diri Positif (00124)
Definisi: Kemampuan individu untuk mengenal dan menerima dirinya sendiri.
Karakteristik Definisi: Dapat menyebutkan namanya, umur 45 tahun.
c. Ketidaksesuaian Peran (00207)
Definisi: Persepsi individu tentang ketidakmampuan untuk memenuhi harapan peran.
Karakteristik Definisi: Selalu membanggakan kekayaannya dan memberitahu kepada orang lain agar mendapatkan kesan tertentu.
d. Ketidakpuasan Diri (00117)
Definisi: Perasaan tidak puas, tidak senang, atau tidak bahagia dengan diri sendiri.
Karakteristik Definisi: Ingin cepat pulang karena ingin mengurus hartanya.
e. Harga Diri Rendah Situasional (00120)
Definisi: Penilaian negatif yang secara spesifik ditujukan pada diri sendiri atau penampilan dalam suatu situasi tertentu.
Karakteristik Definisi: Selalu menanyakan tentang dirinya kepada orang lain apakah dia bandel atau tidak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Citra Tubuh (0118)
- Gambaran diri positif: Pasien dapat mendeskripsikan dirinya secara positif.
- Penerimaan diri: Pasien dapat menerima kondisi fisik dan psikologisnya.
2. Identitas Diri Positif (00124)
- Konsep diri positif: Pasien dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan konsep diri positif.
- Integritas diri: Pasien dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan integritas diri.
3. Ketidaksesuaian Peran (00207)
- Penerimaan peran: Pasien dapat menerima peran dan tanggung jawabnya.
- Kepuasan peran: Pasien dapat menunjukkan kepuasan dalam menjalankan perannya.
4. Ketidakpuasan Diri (00117)
- Kepuasan diri: Pasien dapat menunjukkan perasaan puas dengan dirinya.
- Harga diri: Pasien dapat menunjukkan harga diri yang positif.
5. Harga Diri Rendah Situasional (00120)
- Harga diri positif: Pasien dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan harga diri yang positif.
- Penerimaan diri: Pasien dapat menerima dirinya apa adanya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Citra Tubuh (00118)
- Terapi Perilaku: Meningkatkan penerimaan diri pasien terhadap kondisi fisik dan psikologisnya.
- Konseling: Membantu pasien mengembangkan gambaran diri yang positif.
2. Identitas Diri Positif (00124)
- Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional untuk meningkatkan konsep diri positif pasien.
- Bimbingan: Membantu pasien untuk memahami dan menerima dirinya secara utuh.
3. Ketidaksesuaian Peran (00207)
- Manajemen Peran: Membantu pasien untuk menerima dan menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan baik.
- Klarifikasi Peran: Membantu pasien untuk memahami dan menerima perannya saat ini.
4. Ketidakpuasan Diri (00117)
- Terapi Kognitif: Membantu pasien untuk mengembangkan pemikiran yang lebih positif tentang dirinya.
- Peningkatan Harga Diri: Membantu pasien untuk meningkatkan rasa harga diri yang positif.
5. Harga Diri Rendah Situasional (00120)
- Konseling: Membantu pasien untuk menerima dirinya apa adanya dan meningkatkan harga diri yang positif.
- Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional untuk meningkatkan penerimaan diri pasien.
Penjelasan ini disusun dengan tone akademis dan persona pakar keperawatan, untuk memberikan pemahaman yang komprehensif terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan kondisi yang Anda uraikan. -
Article No. 20455 | 05 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan beribadah jika ingat saja
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang mengatakan beribadah jika ingat saja:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Distres Spiritual" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Distres Spiritual didefinisikan sebagai "Gangguan pengalaman nilai, makna, dan tujuan hidup yang menimbulkan perasaan tidak nyaman". Pada kondisi ini, pasien tampak kurang terlibat dalam kegiatan spiritual atau beribadah, yang dapat mengindikasikan adanya gangguan pada dimensi spiritual individu.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran Keperawatan "Kesejahteraan Spiritual" berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Luaran ini didefinisikan sebagai "Keadaan yang ditandai dengan kemampuan mengekspresikan makna dan tujuan hidup, serta kemampuan melakukan praktik keagamaan atau spiritual". Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi ketercapaian luaran ini antara lain: pasien dapat mengidentifikasi sumber kekuatan spiritual, berpartisipasi dalam praktik keagamaan atau spiritual, serta mengekspresikan makna dan tujuan hidup.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai Luaran Keperawatan "Kesejahteraan Spiritual", beberapa intervensi keperawatan yang dapat diberikan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) antara lain:
1. Asesmen Spiritual: Mengkaji riwayat, praktik, dan kebutuhan spiritual pasien untuk memahami kondisi spiritualnya saat ini.
2. Fasilitasi Praktik Spiritual: Memfasilitasi pasien untuk terlibat dalam praktik spiritual atau keagamaan sesuai dengan keyakinannya, seperti berdoa, membaca kitab suci, atau menghadiri kegiatan keagamaan.
3. Dukungan Spiritual: Memberikan dukungan emosional dan spiritual kepada pasien, misalnya dengan mendengarkan, memberikan empati, dan mendiskusikan makna atau tujuan hidup.
4. Edukasi Spiritual: Memberikan edukasi terkait pentingnya praktik spiritual untuk kesejahteraan, serta mengidentifikasi sumber-sumber spiritual yang dapat dimanfaatkan pasien.
5. Kolaborasi dengan Rohaniawan: Berkolaborasi dengan rohaniawan atau pemuka agama untuk memberikan pendampingan spiritual yang lebih komprehensif bagi pasien.
Melalui intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat meningkatkan kesejahteraan spiritualnya, sehingga dapat terlibat lebih aktif dalam praktik keagamaan atau spiritual sesuai dengan keyakinannya. -
Article No. 20456 | 05 Aug 2025
Klinis : Pasien tampak selalu gembira namun pasien mengekspresikan bahagia sangat berlebihan contohnya berteriak dan ucapan doa (semoga panjang umur dll)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah "Resiko Perilaku Terganggu". Pasien tampak selalu gembira dengan ekspresi yang berlebihan, seperti berteriak dan mengucapkan doa-doa yang tidak pada tempatnya, menunjukkan adanya gangguan pada perilaku dan emosi pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Emosi: Pasien dapat menunjukkan ekspresi emosi yang sesuai dengan situasi dan lingkungan.
2. Kontrol Impuls: Pasien dapat mengendalikan impuls untuk berekspresi secara berlebihan.
3. Kesejahteraan Psikologis: Pasien dapat menunjukkan perasaan bahagia dan puas dengan kehidupannya dalam batas-batas yang wajar.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Perilaku:
- Mengidentifikasi pemicu dari perilaku terganggu pasien.
- Mengajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk membantu pasien mengendalikan emosi.
- Memberikan reinforcement positif saat pasien menunjukkan ekspresi emosi yang sesuai.
2. Edukasi Kesehatan:
- Memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien dan pentingnya mengendalikan ekspresi emosi yang berlebihan.
- Mengajarkan strategi koping yang sehat untuk mengatasi perasaan gembira yang berlebihan.
3. Kolaborasi Interdisipliner:
- Melakukan konsultasi dengan ahli kesehatan mental (psikolog/psikiater) untuk mendapatkan evaluasi dan rencana perawatan yang komprehensif.
- Berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya (dokter, terapis okupasi, dll.) untuk memastikan pendekatan yang terpadu dalam penanganan kondisi pasien.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai stabilitas emosi, kontrol impuls, dan kesejahteraan psikologis yang optimal. Perawat akan terus memantau perkembangan pasien dan melakukan penyesuaian intervensi sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 20457 | 05 Aug 2025
Klinis : Perasaan pasien selalu cepat berubah-ubah awalnya gembira bisa juga tiba tiba melamun.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat, berikut adalah penjelasan yang rinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan adalah "Gangguan Regulasi Emosi" (00251). Gangguan Regulasi Emosi didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk mempertahankan keseimbangan emosi yang memadai atau sesuai dengan situasi." Kondisi pasien yang digambarkan dengan perasaan yang selalu berubah-ubah, dari gembira hingga tiba-tiba melamun, menunjukkan adanya gangguan dalam kemampuan pasien untuk mengatur dan mengelola emosinya.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Emosi (1402)
- Kriteria Hasil:
a. Menunjukkan stabilitas emosional
b. Menunjukkan ekspresi emosi yang sesuai dengan situasi
c. Menunjukkan kemampuan untuk mengendalikan emosi yang berlebihan
d. Menunjukkan kemampuan untuk mengatasi stres
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Emosi (5270)
- Kaji pola dan sumber emosi pasien
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi secara tepat
- Ajarkan teknik relaksasi dan strategi koping yang efektif untuk mengelola emosi
- Ciptakan lingkungan yang mendukung dan aman bagi pasien untuk mengekspresikan emosinya
- Berikan dukungan emosional dan validasi perasaan pasien
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya psikolog, psikiater) jika diperlukan
2. Terapi Aktivitas (5360)
- Libatkan pasien dalam kegiatan yang dapat membantu mengontrol emosi, seperti aktivitas seni, musik, atau olahraga
- Fasilitasi pasien untuk terlibat dalam kegiatan yang memberikan makna dan kepuasan
- Pantau respons emosional pasien selama dan setelah aktivitas
Penjelasan yang Rinci:
Diagnosis keperawatan "Gangguan Regulasi Emosi" menggambarkan kondisi pasien yang mengalami kesulitan dalam mempertahankan keseimbangan emosi yang sesuai dengan situasi. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan stabilitas emosional, mampu mengekspresikan emosi dengan tepat, dan dapat mengendalikan emosi yang berlebihan. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen emosi, seperti mengkaji pola dan sumber emosi, membantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi secara tepat, serta mengajarkan teknik relaksasi dan strategi koping yang efektif. Selain itu, terapi aktivitas juga dapat membantu pasien untuk mengontrol emosinya melalui kegiatan yang bermakna dan memberikan kepuasan.
Diharapkan, dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memperoleh kemampuan untuk mengelola emosinya secara lebih stabil dan adaptif. -
Article No. 20458 | 05 Aug 2025
Klinis : Pasien telah 4 hari keluyuran, mengamuk dan ingin menghajar sampai ingin memukul orang. Pada saat keluyuran bicara pasien melantur menganggap dirinya sebagai mahasiswa FK terhebat, pasien sulit tidur dan sering membuang obat yang diberikan. pasien mengatakan pernah disakiti oleh anggota keluarganya dan pasien mengatakan bahwa dia orang kaya, memiliki 5 rumah dan loundry banyak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
- Definisi: Ketidakmampuan individu untuk mengontrol atau mengendalikan dorongan agresif secara verbal, fisik, atau terhadap diri sendiri.
- Gejala dan tanda mayor: Bicara melantur, Perubahan pola tidur, Kurang kontrol impuls.
- Gejala dan tanda minor: Menyerang orang lain, Menolak menerima obat.
2. Gangguan Proses Pikir
- Definisi: Perubahan dalam proses berpikir yang dapat mengganggu kemampuan individu untuk berfungsi secara efektif.
- Gejala dan tanda mayor: Halusinasi, Waham.
- Gejala dan tanda minor: Ketidakmampuan memusatkan perhatian, Bicara melantur.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perilaku
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengontrol perilaku agresif atau kekerasan.
- Kriteria hasil:
- Menunjukkan perilaku yang terkontrol
- Tidak melakukan tindakan kekerasan verbal atau fisik
- Menggunakan strategi untuk mengendalikan perilaku
2. Proses Pikir Terarah
- Definisi: Kemampuan individu untuk berpikir secara teratur dan logis.
- Kriteria hasil:
- Mampu berpikir dengan jernih dan logis
- Dapat memusatkan perhatian pada topik pembicaraan
- Mampu menyampaikan pemikiran secara teratur dan koheren
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Perilaku Kekerasan
- Mengidentifikasi faktor pencetus perilaku kekerasan
- Memberikan lingkungan yang aman dan terapeutik
- Melibatkan pasien dalam menetapkan batas-batas yang dapat diterima
- Mengajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi obat, bila diperlukan
2. Terapi Realitas
- Membantu pasien untuk menyadari waktu, tempat, dan orang-orang di sekitarnya
- Mendorong pasien untuk menceritakan pengalaman, persepsi, dan harapannya
- Memberikan umpan balik yang objektif terkait perilaku dan pemikiran pasien
- Membantu pasien untuk mengevaluasi pemikiran dan perilakunya secara realistis
- Memfasilitasi pasien untuk membuat rencana tindakan yang realistis
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien adalah Risiko Perilaku Kekerasan dan Gangguan Proses Pikir. Pasien menunjukkan tanda-tanda perilaku kekerasan, seperti mengamuk, ingin memukul orang, serta bicara melantur yang mengarah pada halusinasi dan waham. Selain itu, pasien juga mengalami gangguan pola tidur dan sulit menerima obat, yang menunjukkan adanya masalah dalam proses berpikir.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Kontrol Perilaku dan Proses Pikir Terarah. Tujuannya adalah agar pasien dapat mengendalikan perilaku agresif dan kekerasan, serta mampu berpikir secara teratur dan logis. Kriteria hasil yang diharapkan mencakup kemampuan pasien untuk menunjukkan perilaku yang terkontrol, tidak melakukan tindakan kekerasan, serta dapat berpikir dengan jernih dan memusatkan perhatian pada topik pembicaraan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah Manajemen Perilaku Kekerasan dan Terapi Realitas. Manajemen Perilaku Kekerasan bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman, mengajarkan teknik relaksasi, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi obat. Sementara Terapi Realitas bertujuan untuk membantu pasien menyadari realitas, mengevaluasi pemikiran dan perilakunya secara objektif, serta membuat rencana tindakan yang realistis.
Keseluruhan intervensi ini diharapkan dapat membantu pasien dalam mengendalikan perilaku kekerasan dan memperbaiki proses pikirnya, sehingga dapat mencapai kondisi yang lebih stabil dan mampu berfungsi secara optimal. -
Article No. 20460 | 05 Aug 2025
Klinis : keracunan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi keracunan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Untuk kondisi keracunan, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Risiko Keracunan". Risiko Keracunan didefinisikan sebagai "Rentan terhadap paparan zat kimia, obat-obatan, atau racun yang dapat menyebabkan efek merugikan pada kesehatan." Pada kondisi keracunan, pasien berada dalam risiko mengalami efek buruk akibat paparan terhadap zat-zat berbahaya yang terhirup, termakan, atau terserap ke dalam tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, luaran yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Tanda-tanda vital stabil: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh) yang berada dalam rentang normal sesuai dengan kondisi.
2. Tidak terjadi komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi lebih lanjut akibat keracunan, seperti kerusakan organ vital, kegagalan multiorgan, atau kematian.
3. Pengetahuan tentang pencegahan keracunan meningkat: Pasien dan keluarga memahami faktor-faktor risiko, tanda-tanda, dan tindakan pencegahan untuk menghindari keracunan di masa mendatang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), berikut intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan kondisi keracunan:
1. Pemantauan tanda-tanda vital: Melakukan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda vital pasien, seperti tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu tubuh, untuk mendeteksi perubahan yang signifikan.
2. Pemberian dukungan hidup: Memberikan dukungan hidup yang diperlukan, seperti oksigenasi, cairan intravena, dan terapi lainnya sesuai dengan kondisi pasien.
3. Manajemen peracunan: Melakukan tindakan untuk menangani keracunan, seperti induksi muntah, pemberian antidot, atau prosedur lainnya yang sesuai dengan jenis racun yang terpapar.
4. Edukasi tentang pencegahan keracunan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai faktor-faktor risiko, tanda-tanda, dan tindakan pencegahan untuk menghindari kejadian keracunan di masa mendatang.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain: Berkolaborasi dengan dokter, apoteker, atau ahli toksikologi untuk menentukan penanganan yang tepat dan efektif bagi pasien.
Melalui penerapan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dengan kondisi keracunan dapat diberikan perawatan yang komprehensif dan mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 20461 | 05 Aug 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan sakit perut bagian tengah, mual sebelum makan Tekanan Darah: 100/80 mmHg Suhu: 36,6 Nadi: 118 BB: 36 Pasien tampak pucat Pasien tampak gemetar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien tersebut:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (D.0016)**
*Penjelasan:* Pasien menunjukkan tanda-tanda hipovolemia (tekanan darah rendah, nadi cepat, pucat, dan gemetar), yang dapat disebabkan oleh mual dan penurunan asupan cairan. Kondisi ini berisiko menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (L.0401)**
*Kriteria Luaran:*
- Tekanan darah dalam batas normal (?90/60 mmHg).
- Nadi 60–100 kali/menit.
- Turgor kulit normal.
- Tidak ada keluhan mual atau muntah.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Manajemen Keseimbangan Cairan (I.0401)**
*Tindakan:*
1. **Pemantauan Tanda Vital** (I.0401.01):
- Pantau tekanan darah, nadi, suhu, dan status hidrasi setiap 2–4 jam.
2. **Pemberian Cairan** (I.0401.02):
- Berikan cairan oral atau intravena sesuai kebutuhan.
3. **Edukasi Pasien** (I.0401.03):
- Ajarkan tanda-tanda dehidrasi dan pentingnya asupan cairan.
---
### **Diagnosa Keperawatan Tambahan (Jika Diperlukan)**
**Mual (D.0019)**
*Penjelasan:* Pasien mengeluh mual sebelum makan, yang dapat memengaruhi asupan nutrisi dan cairan.
**SLKI:** **Kenyamanan Fisik (L.1301)**
- Pasien melaporkan penurunan mual.
**SIKI:** **Manajemen Mual (I.1301)**
- Berikan antiemetik sesuai indikasi.
- Anjurkan makan kecil tapi sering.
---
### **Catatan**
- **Tone Akademis & Persona Pakar:** Rekomendasi ini didasarkan pada bukti klinis dan standar PPNI.
- **Pemeriksaan Lanjutan:** Perlu evaluasi penyebab sakit perut (misalnya gastritis, hipoglikemia, atau gangguan elektrolit).
Format RTF terlampir dapat digunakan untuk dokumentasi keperawatan.
*(Kode SDKI/SLKI/SIKI mengacu pada buku Standar PPNI Edisi Terkini.)*
---
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).* Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Semoga membantu.