Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3942 | 29 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit mata sejak 2 minggu di kelopak mata kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Resiko Infeksi Mata
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan rentan individu terhadap invasi dan pertumbuhan organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Karakteristik Definisi: Perubahan pada struktur dan fungsi mata, Demam, Peradangan, Kemerahan pada mata.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi infeksi pada mata, Tanda-tanda infeksi menurun, Pasien dapat merawat mata dengan benar.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik/antivirus.
b. Mengajarkan cara perawatan mata yang benar.
c. Memantau tanda-tanda infeksi pada mata.
d. Menjaga kebersihan dan higiene mata.
Dalam kondisi ini, pasien datang dengan keluhan sakit mata sejak 2 minggu di kelopak mata kanan. Hal ini menunjukkan adanya risiko infeksi pada mata yang perlu ditangani segera. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi, mengajarkan perawatan mata yang benar, memantau tanda-tanda infeksi, dan menjaga kebersihan mata. -
Article No. 3943 | 29 Oct 2024
Klinis : periksa hamil normal
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk diagnosis dan tindakan medis pada kondisi periksa hamil normal:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z34.80
- Deskripsi: Pemantauan kehamilan normal, tidak dijelaskan lebih lanjut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 59.70
- Deskripsi: Pemeriksaan prenatal, tidak dijelaskan lebih lanjut
Penjelasan detail:
Pada kondisi "periksa hamil normal", kode ICD-10 yang sesuai adalah Z34.80 yang menggambarkan pemantauan kehamilan normal tanpa komplikasi atau kondisi lain yang memerlukan perhatian khusus. Kode ini digunakan untuk mencatat kunjungan pemeriksaan rutin selama kehamilan pada wanita dengan kehamilan yang berjalan normal tanpa masalah.
Untuk kode ICD-9-CM prosedur, kode yang sesuai adalah 59.70 yang menggambarkan pemeriksaan prenatal secara umum. Kode ini digunakan untuk mencatat tindakan pemeriksaan yang dilakukan selama kunjungan pemeriksaan kehamilan, seperti pengukuran, pemeriksaan fisik, pengambilan sampel, dan lain-lain.
Penggunaan kode-kode ini penting untuk mendokumentasikan kondisi dan tindakan medis yang dilakukan selama masa kehamilan normal, sehingga dapat digunakan untuk keperluan administrasi, penagihan, analisis data, dan pelaporan. -
Article No. 3944 | 29 Oct 2024
Klinis : periksa hamil normal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Peningkatan Risiko Infeksi
Penjelasan: Pasien yang sedang hamil memiliki risiko peningkatan infeksi, terutama infeksi saluran kemih, infeksi vagina, dan infeksi lainnya yang dapat terjadi selama kehamilan. Ini karena perubahan hormonal dan anatomis yang terjadi selama kehamilan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Berada dalam risiko meningkatnya gejala dan tanda-tanda infeksi yang dapat mengganggu kesehatan.
- Faktor Risiko: Perubahan sistem imun, perubahan struktur dan fungsi organ, malnutrisi, prosedur medis invasif, kontak dengan sumber infeksi.
- Kriteria Hasil: Angka infeksi menurun, tanda-tanda infeksi berkurang, tidak ada komplikasi infeksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Infeksi
- Pemulihan Kesehatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Risiko Infeksi
- Pencegahan Infeksi
- Perawatan Luka
2. Ketidaknyamanan Fisik
Penjelasan: Selama kehamilan, pasien dapat mengalami berbagai ketidaknyamanan fisik, seperti mual, muntah, kelelahan, nyeri punggung, dan lain-lain. Hal ini merupakan konsekuensi normal dari perubahan fisik dan hormonal yang terjadi selama kehamilan.
SDKI:
- Definisi: Pengalaman subyektif akan adanya sensasi yang tidak menyenangkan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Faktor Risiko: Perubahan fisiologis, psikologis, dan gaya hidup.
- Kriteria Hasil: Tingkat kenyamanan meningkat, gejala berkurang, kemampuan beraktivitas meningkat.
SLKI:
- Manajemen Nyeri
- Peningkatan Kenyamanan
SIKI:
- Manajemen Nyeri
- Terapi Relaksasi
- Edukasi Manajemen Ketidaknyamanan -
Article No. 3945 | 29 Oct 2024
Klinis : pasang implan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: Z96.6
- Deskripsi: Keberadaan implan ortopedik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 84.57
- Deskripsi: Pemasangan atau penggantian perangkat lain pada tulang atau sendi, tidak termasuk kategori lain.
Penjelasan:
Kode ICD-10 Z96.6 digunakan untuk menandakan keberadaan implan ortopedik pada pasien. Ini mencakup berbagai jenis implan ortopedik, seperti implan sendi, implan tulang, dan alat bantu ortopedik lainnya. Kode ini digunakan untuk mengindikasikan kondisi medis pasien yang memiliki implan tersebut.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 84.57 digunakan untuk prosedur pemasangan atau penggantian perangkat lain pada tulang atau sendi, yang tidak termasuk dalam kategori lain. Ini dapat mencakup berbagai jenis tindakan pemasangan atau penggantian implan ortopedik, seperti implan sendi, implan tulang, dan alat bantu ortopedik lainnya. -
Article No. 3946 | 29 Oct 2024
Klinis : pasang kb implan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait dengan pemasangan KB implan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z30.014
- Deskripsi: Pemasangan alat kontrasepsi subdermal (implan kontrasepsi)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.95
- Deskripsi: Pemasangan alat kontrasepsi subdermal, termasuk implan.
Penjelasan:
Untuk diagnosis pemasangan KB implan, kode ICD-10 yang sesuai adalah Z30.014, yang merujuk pada "Pemasangan alat kontrasepsi subdermal (implan kontrasepsi)". Kode ini digunakan untuk mengidentifikasi tindakan pemasangan alat kontrasepsi yang diinsersikan di bawah kulit, seperti implan kontrasepsi.
Sementara itu, kode ICD-9-CM Procedure 86.95 menggambarkan "Pemasangan alat kontrasepsi subdermal, termasuk implan". Kode ini digunakan untuk mengkodekan prosedur atau tindakan medis yang dilakukan untuk memasang alat kontrasepsi yang ditempatkan di bawah kulit, seperti implan kontrasepsi. -
Article No. 3947 | 29 Oct 2024
Klinis : pasang kb implan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Berhubungan dengan Prosedur Pemasangan Kontrasepsi Implan
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi didefinisikan sebagai kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan. Dalam kasus pemasangan kontrasepsi implan, prosedur pembedahan yang dilakukan dapat meningkatkan risiko infeksi pada pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi pada area insersi implan, seperti tidak ada kemerahan, bengkak, nyeri, atau peningkatan suhu lokal. Pasien juga dapat mempertahankan integritas kulit di area insersi implan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Memantau tanda-tanda vital dan gejala infeksi secara berkala.
2. Melakukan perawatan luka insersi implan dengan teknik aseptik.
3. Memberikan edukasi kepada pasien tentang perawatan luka dan tanda-tanda infeksi yang harus dilaporkan.
4. Memastikan pasien mengikuti instruksi pemberi layanan kesehatan terkait pemasangan implan dan perawatannya.
5. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk penanganan infeksi, jika diperlukan.
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mencegah dan mengelola risiko infeksi pada pasien yang menjalani pemasangan kontrasepsi implan. -
Article No. 3948 | 29 Oct 2024
Klinis : pasang kb implan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko kegagalan kontrasepsi hormonal
Penjelasan Singkat:
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Risiko kegagalan kontrasepsi hormonal adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami kegagalan dalam menggunakan kontrasepsi hormonal, seperti implan, yang dapat menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah individu dapat mencegah kegagalan kontrasepsi hormonal, ditandai dengan:
1. Memahami cara penggunaan kontrasepsi hormonal yang benar
2. Menunjukkan kepatuhan dalam menggunakan kontrasepsi hormonal
3. Tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini antara lain:
1. Edukasi tentang penggunaan kontrasepsi hormonal yang benar
2. Monitoring penggunaan kontrasepsi hormonal secara berkala
3. Konseling mengenai efek samping dan penanganannya
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan efektivitas kontrasepsi hormonal
Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan edukasi yang komprehensif kepada pasien mengenai penggunaan kontrasepsi implan, memantau kepatuhan penggunaannya, serta berkolaborasi dengan dokter terkait efektivitas dan efek samping yang mungkin terjadi. Tujuannya adalah untuk mencegah kegagalan kontrasepsi dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 3949 | 29 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit ulu hati, mual, sakit kepala tiba-tiba beberapa menit yang lalu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit ulu hati, mual, sakit kepala tiba-tiba beberapa menit yang lalu.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis gastrointestinal.
Penjelasan SDKI:
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Faktor yang berhubungan dengan nyeri akut ini adalah proses patologis gastrointestinal, seperti gastritis, ulkus peptikum, atau masalah pencernaan lainnya.
Penjelasan SLKI:
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda nyeri seperti ekspresi wajah yang meringis, postur tubuh yang kaku, dan perubahan tanda-tanda vital.
- Pasien dapat melaporkan tingkat nyeri yang dirasakan menggunakan skala nyeri.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemberian analgesik, relaksasi, dan manajemen gejala lainnya.
Penjelasan SIKI:
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengkaji skala nyeri, mengidentifikasi faktor penyebab nyeri, memberikan analgesik, melakukan relaksasi, dan memantau respon pasien terhadap intervensi.
- Evaluasi yang dapat dilakukan adalah penurunan tingkat nyeri yang dilaporkan pasien, peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri, dan perbaikan tanda-tanda vital.
Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, mencakup aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Pendekatan yang berpusat pada pasien (patient-centered care) sangat penting untuk memastikan bahwa intervensi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pasien. -
Article No. 3950 | 29 Oct 2024
Klinis : Tn B 20 tahun dirawat di rumah sakit karena mengalami sesak nafas setelah melakukan olahraga berat. Klien tampak pucat, lemas, bibir kering dan terdapat pertumbuhan yang tak seimbang pada jari tangan. Klien sering mengeluh haus dan nyeri (skala 6). Saat dilakukan pemeriksaan, terdapat penurunan nilai Hb dan jumlah sel darah merah serta terdapat peningkatan jumlah sel darah putih. Saat dilakukan tes diagnostik, bentuk sel darah merah berubah bentuk menjadi tidak normal ketika diberikan tekanan oksigen rendah. Tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 37.8°C, nadi 87 x/menit dan frekuensi nafas 32x/menit tidak teratur.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, pasien Tn. B kemungkinan mengalami kondisi anemia. Berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI terkait kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional akibat anemia.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi aktivitas: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan/dibutuhkan akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas tanpa menimbulkan gejala kelelahan berlebih.
2. Manajemen Energi: Kemampuan individu untuk mengatur penggunaan energi dan mencegah kelelahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas: Membantu individu untuk merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi aktivitas harian secara efektif.
2. Manajemen Energi: Membantu individu untuk mengidentifikasi dan menggunakan strategi untuk mempertahankan atau meningkatkan energi.
3. Terapi Oksigen: Memberikan oksigen tambahan untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
Penjelasan singkat:
Pasien Tn. B mengalami sesak nafas setelah olahraga berat, tampak pucat, lemas, dan terdapat perubahan bentuk sel darah merah. Hal ini menunjukkan adanya anemia yang dapat menyebabkan intoleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, manajemen energi, dan pemberian terapi oksigen untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh. -
Article No. 3951 | 29 Oct 2024
Klinis : sesak + kejang +
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi sesak + kejang.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan: Kondisi di mana terdapat hambatan dalam masuknya udara ke dalam paru-paru, sehingga menyebabkan sesak napas.
2. Risiko Cedera
Penjelasan: Kondisi di mana terdapat potensi untuk terjadi cedera fisik akibat aktivitas kejang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Kriteria luaran: Pasien dapat bernapas dengan lancar, tidak ada suara napas tambahan, dan saturasi oksigen dalam batas normal.
2. Tidak Terjadi Cedera
Kriteria luaran: Pasien tidak mengalami cedera selama episode kejang, dan vital sign stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
Intervensi: Mempertahankan jalan napas terbuka, memberikan oksigen tambahan, suction sekret jika perlu.
2. Manajemen Kejang
Intervensi: Memposisikan pasien dengan aman, mencegah trauma, dan pemberian obat antikonvulsan jika diperlukan.
Sebagai seorang pakar perawat, saya menekankan pentingnya penilaian komprehensif dan penanganan segera untuk mengatasi kondisi sesak napas dan kejang pada pasien. Diperlukan kolaborasi dengan tim medis lain untuk memberikan perawatan yang optimal.