Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3902 | 29 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan tidak bisa tidur selama 2 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur
Definisi:
Gangguan Pola Tidur adalah ketidakmampuan untuk memulai, mempertahankan, atau memperoleh kualitas dan kuantitas tidur yang diinginkan.
Faktor Berhubungan:
- Kecemasan
- Nyeri
- Stres
Gejala dan Tanda:
- Kesulitan untuk memulai tidur
- Sering terjaga di malam hari
- Tidur tidak adekuat
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Identifikasi penyebab gangguan tidur
2. Berikan intervensi untuk mengatasi penyebab gangguan tidur
3. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya pola tidur yang baik
4. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi farmakologis jika diperlukan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi dan karakteristik gangguan pola tidur
- Faktor yang berhubungan dengan gangguan pola tidur
- Gejala dan tanda gangguan pola tidur
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pola Tidur Membaik
- Manajemen Stress Meningkat
- Kecemasan Menurun
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Lingkungan: Pengaturan Lingkungan Tidur
- Manajemen Nyeri
- Dukungan Psikologis: Manajemen Kecemasan
Dengan pendekatan ini, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi gangguan pola tidur pada pasien. -
Article No. 3903 | 29 Oct 2024
Klinis : masyarakat menolak vaksin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi masyarakat yang menolak vaksin.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakpatuhan Berhubungan Dengan Keyakinan Kesehatan Yang Tidak Tepat
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakpatuhan: Perilaku individu yang tidak sesuai dengan rencana terapi yang disepakati bersama antara individu dan profesional kesehatan.
- Penyebab: Keyakinan kesehatan yang tidak tepat, seperti kepercayaan terhadap mitos atau informasi yang salah mengenai vaksin.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Patuh Terhadap Terapi
- Pemahaman Tentang Terapi
- Keyakinan Terhadap Manfaat Terapi
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Edukasi Kesehatan
- Konseling
- Fasilitasi Pengambilan Keputusan
Penjelasan Singkat:
Masyarakat yang menolak vaksin memiliki diagnosa keperawatan "Ketidakpatuhan Berhubungan Dengan Keyakinan Kesehatan Yang Tidak Tepat". Hal ini disebabkan oleh adanya kepercayaan yang salah atau informasi yang tidak akurat tentang vaksin. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi kesehatan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat dan keamanan vaksin, serta melakukan konseling untuk memfasilitasi pengambilan keputusan yang tepat terkait vaksinasi. -
Article No. 3904 | 29 Oct 2024
Klinis : masyarakat menolak vaksin
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: Z28.8
- Deskripsi: Penolakan vaksinasi lainnya
Penolakan vaksinasi termasuk dalam kategori Z28.8 dalam Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah-Masalah Terkait Kesehatan Revisi Kesepuluh (ICD-10). Kode ini digunakan untuk menunjukkan kondisi di mana pasien menolak atau tidak menerima rekomendasi vaksinasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik untuk penolakan vaksinasi.
Penolakan vaksinasi tidak memiliki kode prosedur ICD-9-CM yang khusus, karena tidak ada tindakan medis yang dilakukan. Hal ini merupakan suatu keputusan atau perilaku pasien yang tidak terkait dengan prosedur medis spesifik.
Sebagai catatan, dokumentasi kondisi ini dalam rekam medis sangat penting untuk mencatat alasan dan konsekuensi dari penolakan vaksinasi, serta tindak lanjut yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk mengedukasi dan memotivasi pasien agar menerima vaksinasi yang direkomendasikan. -
Article No. 3905 | 29 Oct 2024
Klinis : nutrisi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis nutrisi, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E63.9
- Deskripsi: Defisiensi nutrisi, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Kode ICD-10 E63.9 digunakan untuk menggambarkan kondisi defisiensi nutrisi yang tidak diklasifikasikan secara spesifik di tempat lain. Ini mencakup kondisi-kondisi umum seperti malnutrisi, kurang gizi, dan defisiensi nutrisi yang tidak dapat diklasifikasikan dengan lebih rinci.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.6
- Deskripsi: Pemberian nutrisi parenteral
- Kode: 97.0
- Deskripsi: Pemberian nutrisi enteral
Penjelasan:
Dalam penanganan kondisi nutrisi, prosedur-prosedur medis yang mungkin dilakukan antara lain pemberian nutrisi parenteral (melalui vena) atau nutrisi enteral (melalui saluran cerna). Kode ICD-9-CM 96.6 dan 97.0 masing-masing digunakan untuk mengkodekan tindakan tersebut.
Pemberian nutrisi parenteral atau enteral ini dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi atau mencegah defisiensi nutrisi pada pasien, terutama pada kondisi-kondisi di mana asupan nutrisi oral tidak mencukupi atau tidak memungkinkan. -
Article No. 3906 | 29 Oct 2024
Klinis : nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
Nutrisi tidak seimbang: kurang dari kebutuhan tubuh
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- Karakteristik mayor: Berat badan di bawah standar, Asupan nutrisi menurun, Perubahan pada parameter biokimia.
- Faktor risiko: Gangguan menelan, Penyakit kronis, Kemiskinan, Depresi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien mempertahankan berat badan ideal, Asupan nutrisi sesuai kebutuhan, Hasil pemeriksaan biokimia dalam batas normal.
- Intervensi keperawatan: Identifikasi faktor risiko, Edukasi tentang nutrisi seimbang, Pemantauan asupan dan status nutrisi, Kolaborasi dengan ahli gizi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Nutrisi, Edukasi Gizi, Pemantauan Status Nutrisi.
- Tindakan keperawatan: Mengkaji asupan dan status nutrisi, Menyusun rencana nutrisi, Memberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi, Memantau parameter biokimia terkait nutrisi.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan "Nutrisi tidak seimbang: kurang dari kebutuhan tubuh" menggambarkan kondisi pasien dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nutrisi, edukasi gizi, dan pemantauan status nutrisi, dengan tujuan untuk mempertahankan berat badan ideal, memenuhi asupan nutrisi sesuai kebutuhan, dan menjaga hasil pemeriksaan biokimia dalam batas normal. -
Article No. 3907 | 29 Oct 2024
Klinis : hemodialis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien hemodialisis:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal ditandai dengan perubahan kadar cairan dan elektrolit dalam darah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan dan elektrolit.
- Faktor Risiko: Penyakit ginjal kronis, gangguan fungsi ginjal, dan peningkatan kehilangan cairan.
- Gejala dan Tanda: Perubahan berat badan, edema, hipertensi, mual, kram otot, dan letargi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Kriteria Hasil: Kadar elektrolit dalam batas normal, intake dan output cairan seimbang, tidak ada tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan status cairan, pembatasan asupan cairan dan natrium, pemberian terapi pengganti ginjal (hemodialisis).
- Tujuan Intervensi: Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mencegah komplikasi.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan hemodialisis memiliki risiko tinggi mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Hal ini disebabkan oleh gangguan fungsi ginjal yang menyebabkan kegagalan ginjal dalam mengatur homeostasis cairan dan elektrolit. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit" dengan fokus intervensi pada pemantauan status cairan, pembatasan asupan cairan dan natrium, serta pemberian terapi pengganti ginjal (hemodialisis) untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit serta mencegah komplikasi. -
Article No. 3908 | 29 Oct 2024
Klinis : BSK
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis jika ada, untuk kondisi BSK. Berikut penjelasannya:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53.83
- Deskripsi: Lemas (fatigue)
Penjelasan:
Kode ICD-10 R53.83 (Lemas/fatigue) sesuai untuk kondisi BSK (Badan Serasa Kurang). Lemas atau fatigue merupakan kondisi umum yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, kelelahan, penyakit kronis, atau gangguan tidur.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk kondisi ini.
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang spesifik untuk kondisi lemas atau fatigue. Penanganan biasanya berupa manajemen gejala, identifikasi dan penanganan penyebab, serta intervensi non-farmakologis seperti istirahat, pengaturan gaya hidup, dan terapi fisik jika diperlukan.
Dalam kasus BSK atau lemas, pendekatan diagnostik dan terapeutik yang komprehensif diperlukan untuk mengidentifikasi dan menangani penyebab yang mendasarinya. Evaluasi klinis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang sesuai dapat membantu dalam proses diagnosis dan perencanaan penatalaksanaan yang tepat. -
Article No. 3909 | 29 Oct 2024
Klinis : Batu saluran kemih
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait dengan kondisi batu saluran kemih.
1. Kode ICD-10:
- Kode: N20.0
- Deskripsi: Batu ginjal
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 55.01
- Deskripsi: Litotripsi ekstrakorporeal gelombang kejut (ESWL) pada ginjal
Penjelasan rinci:
Batu saluran kemih, yang juga dikenal sebagai batu ginjal, adalah kondisi medis di mana terbentuk kristal-kristal padat di dalam saluran kemih, biasanya di ginjal. Kode ICD-10 yang sesuai untuk kondisi ini adalah N20.0, yang menggambarkan batu ginjal.
Prosedur utama yang sering dilakukan untuk menangani batu saluran kemih adalah Litotripsi Ekstrakorporeal Gelombang Kejut (ESWL). Kode ICD-9-CM untuk prosedur ini adalah 55.01. ESWL adalah teknik non-invasif yang menggunakan gelombang kejut untuk memecah batu ginjal menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil, sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh melalui sistem saluran kemih.
Pemilihan kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat dan penagihan yang sesuai. Kode-kode ini membantu menjaga keseragaman dan ketepatan dalam pencatatan diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan. -
Article No. 3910 | 29 Oct 2024
Klinis : diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Kondisi Diare:
1. Diare Akut
Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal, lebih lembek atau cair, dan frekuensinya lebih sering dari biasanya.
SDKI: Perubahan Pola Eliminasi Pencernaan
SLKI: Pemulihan Fungsi Pencernaan
SIKI: Manajemen Diare
2. Risiko Dehidrasi
Definisi: Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan volume dan keseimbangan cairan.
SDKI: Risiko Terjadinya Dehidrasi
SLKI: Keseimbangan Cairan
SIKI: Manajemen Cairan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai. Dalam kasus diare, diagnosis keperawatan yang bisa ditegakkan adalah "Perubahan Pola Eliminasi Pencernaan" dan "Risiko Terjadinya Dehidrasi".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus diare, luaran yang diharapkan adalah "Pemulihan Fungsi Pencernaan" dan "Keseimbangan Cairan".
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Dalam kasus diare, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah "Manajemen Diare" dan "Manajemen Cairan".
Sebagai perawat, kita dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar bagi pasien dengan kondisi diare. -
Article No. 3911 | 29 Oct 2024
Klinis : sindrom fisoformis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi sindrom fisoformis dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53.82
- Deskripsi: Sindrom fisoformis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
Dalam kasus sindrom fisoformis, tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk prosedur atau tindakan medis yang umum dilakukan. Manajemen sindrom fisoformis biasanya dilakukan dengan pendekatan non-farmakologis, seperti:
- Identifikasi dan penghindaran faktor pemicu
- Terapi fisik dan olahraga yang sesuai untuk meningkatkan kebugaran
- Teknik relaksasi dan manajemen stres
- Edukasi dan dukungan psikologis bagi pasien
Sindrom fisoformis, juga dikenal sebagai "sindrom lelah kronis" atau "fatigue syndrome", adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kelelahan yang persisten dan tidak dapat dijelaskan oleh penyebab medis lain. Gejala utamanya adalah kelelahan yang menetap, disertai dengan berbagai keluhan fisik, kognitif, dan emosional yang dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari. Diagnosis sindrom fisoformis ditegakkan setelah menyingkirkan penyebab lain yang mungkin, seperti gangguan medis, mental, atau psikologis.
Manajemen sindrom fisoformis berfokus pada pengelolaan gejala dan peningkatan kualitas hidup pasien. Pendekatan non-farmakologis, seperti identifikasi dan penghindaran faktor pemicu, terapi fisik, teknik relaksasi, dan dukungan psikologis, merupakan strategi utama dalam penanganan kondisi ini. Obat-obatan hanya digunakan secara terbatas untuk mengatasi gejala spesifik, seperti nyeri atau gangguan tidur, jika diperlukan.