Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20441 | 05 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri perut sejak kapan setahun terakhir
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien dengan nyeri perut yang berlangsung selama setahun terakhir, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Nyeri Kronis (00133)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain). Nyeri yang berlangsung lebih dari 3-6 bulan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Manajemen Nyeri (1605)
- Tingkat Nyeri: Menurun
- Kontrol Nyeri: Meningkat
- Menggunakan Teknik Non-Farmakologis untuk Mengurangi Nyeri: Meningkat
2. Kualitas Hidup (1700)
- Kepuasan dengan Kualitas Hidup: Meningkat
- Fungsi Sosial: Meningkat
- Fungsi Fisik: Meningkat
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri (1400)
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor pencetus nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter, ahli gizi, fisioterapis) untuk menentukan strategi manajemen nyeri yang tepat.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, terapi panas/dingin, dan teknik nafas dalam.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter dan pantau efektivitas dan efek sampingnya.
- Evaluasi efektivitas intervensi manajemen nyeri dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Peningkatan Koping (5230)
- Kaji sumber stres dan pola koping pasien.
- Bantu pasien mengidentifikasi strategi koping yang efektif.
- Dorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas yang dapat membantu mengurangi stres.
- Berikan dukungan emosional dan bantu pasien untuk meningkatkan harga diri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya psikolog, pekerja sosial) untuk memberikan intervensi yang lebih komprehensif.
3. Peningkatan Aktivitas Fisik (0200)
- Kaji kemampuan fisik dan minat pasien dalam beraktivitas.
- Berikan edukasi tentang manfaat aktivitas fisik dalam mengelola nyeri kronis.
- Buat rencana aktivitas fisik yang realistis dan sesuai dengan kondisi pasien.
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik secara bertahap dan berikan umpan balik positif.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program latihan yang tepat.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dapat mencapai manajemen nyeri yang efektif, peningkatan kualitas hidup, dan peningkatan kemampuan beraktivitas secara optimal. -
Article No. 20442 | 05 Aug 2025
Klinis : cidera lutut
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi cidera lutut, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S83
- Deskripsi: Dislokasi, keseleo, dan distorsi sendi dan ligamen pada sendi lutut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 80.26
- Deskripsi: Artroskopi lutut, diagnostik dalam prosedur yang terpisah
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 S83 mencakup berbagai cedera pada sendi dan ligamen lutut, termasuk dislokasi, keseleo, dan distorsi. Ini merupakan kode yang umum digunakan untuk menggambarkan cedera lutut yang terjadi akibat trauma atau kecelakaan.
2. Prosedur artroskopi lutut, kode ICD-9-CM 80.26, adalah tindakan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi dan memeriksa kondisi sendi lutut secara langsung. Artroskopi memberikan visibilitas yang baik pada struktur internal sendi, memungkinkan identifikasi dan diagnosis cedera yang lebih akurat.
Dalam praktik klinis, kode-kode ini akan digunakan oleh dokter, perekam medis, dan profesional kesehatan lainnya untuk mencatat, mendokumentasikan, dan melaporkan kondisi cidera lutut serta tindakan medis yang dilakukan untuk diagnosis dan penanganannya. -
Article No. 20443 | 05 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan haid tidak teratur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu pasien datang dengan keluhan haid tidak teratur, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Siklus Menstruasi (00177)
Definisi: Perubahan pola menstruasi yang tidak sesuai dengan siklus normal.
SDKI:
Kode: 00177
Definisi: Perubahan pola menstruasi yang tidak sesuai dengan siklus normal.
SLKI:
Kode: 0301 Keseimbangan Cairan
Definisi: Kemampuan untuk mengatur volume dan komposisi cairan tubuh.
SIKI:
Kode: I0207 Manajemen Cairan
Definisi: Tindakan untuk mengatur volume dan komposisi cairan tubuh.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Siklus Menstruasi" mengacu pada perubahan pola menstruasi yang tidak sesuai dengan siklus normal. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti hormonal, stres, atau kondisi medis tertentu. Perawat harus melakukan pengkajian yang komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab dan menyusun rencana perawatan yang sesuai.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang terkait adalah "Keseimbangan Cairan", yang mengacu pada kemampuan pasien untuk mengatur volume dan komposisi cairan tubuh. Tujuan perawatan adalah untuk membantu pasien mencapai keseimbangan cairan yang optimal, yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang sesuai adalah "Manajemen Cairan", yang merupakan tindakan untuk mengatur volume dan komposisi cairan tubuh. Perawat dapat melakukan intervensi seperti pemantauan intake dan output cairan, pemberian cairan, serta edukasi dan konseling terkait manajemen cairan.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan perawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi masalah gangguan siklus menstruasi pada pasien. -
Article No. 20444 | 05 Aug 2025
Klinis : hemoroid
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis hemoroid, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K64
- Deskripsi: Hemoroid dan perianal venous thrombosis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 49.44
- Deskripsi: Prosedur non-eksisi untuk hemoroid, termasuk ligasi, skleroterapy, dan termokoagulasi
Penjelasan:
Kode ICD-10 K64 mencakup berbagai kondisi hemoroid, termasuk hemoroid internal, eksternal, trombotik, dan perianal venous thrombosis. Kode ini digunakan untuk mengidentifikasi dan mengkodekan diagnosis hemoroid pada rekam medis pasien.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 49.44 mencakup prosedur non-eksisi untuk pengobatan hemoroid, seperti ligasi, skleroterapy, dan termokoagulasi. Prosedur-prosedur ini ditujukan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi hemoroid tanpa melakukan eksisi atau pengangkatan lesi hemoroid secara langsung.
Pemilihan kode prosedur yang tepat akan bergantung pada jenis intervensi yang dilakukan oleh dokter untuk menangani kondisi hemoroid pada pasien. Kode-kode ini penting untuk dokumentasi dan penagihan layanan kesehatan yang diberikan. -
Article No. 20445 | 05 Aug 2025
Klinis : - demam 1 minggu dirasakan naik turun, keluhan mimisan + gusi berdarah disangkal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu demam 1 minggu yang naik turun, tanpa keluhan mimisan atau gusi berdarah, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Resiko Infeksi (00004). Diagnosis ini dipilih karena adanya tanda-tanda infeksi, yaitu demam yang berlangsung selama 1 minggu. Resiko Infeksi merupakan diagnosis keperawatan SDKI yang menggambarkan peningkatan risiko terkena penyakit atau kondisi patologis yang disebabkan oleh organisme patogen.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai Kontrol Infeksi (1842), yang merupakan salah satu luaran SLKI. Luaran ini menggambarkan kemampuan pasien dalam mengenali, mencegah, dan mengendalikan infeksi. Indikator yang digunakan untuk mengukur ketercapaian luaran ini antara lain: mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal, mengenali tanda-tanda infeksi, dan melakukan prosedur pencegahan infeksi yang tepat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran Kontrol Infeksi (1842), beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Manajemen Demam (3740): Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengelola demam, termasuk pemantauan suhu tubuh, pemberian obat penurun demam, dan penggunaan teknik penurunan suhu.
2. Pemantauan Tanda-Tanda Vital (6680): Memantau tanda-tanda vital pasien secara berkala untuk mendeteksi adanya perubahan yang dapat mengindikasikan infeksi.
3. Edukasi Kesehatan (5510): Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien tentang infeksi, tanda-tanda, cara pencegahan, dan penanganan yang tepat.
4. Manajemen Infeksi (6540): Mengidentifikasi dan mengelola infeksi, termasuk melakukan isolasi, penggunaan alat pelindung diri, dan prosedur sanitasi yang sesuai.
5. Manajemen Cairan (4120): Memantau dan mengatur keseimbangan cairan tubuh pasien untuk mencegah dehidrasi dan membantu proses penyembuhan.
Penjelasan rinci untuk setiap poin di atas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Resiko Infeksi (00004) dipilih karena adanya tanda-tanda infeksi, yaitu demam yang berlangsung selama 1 minggu. Diagnosis ini menggambarkan peningkatan risiko terkena penyakit atau kondisi patologis yang disebabkan oleh organisme patogen.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI): Kontrol Infeksi (1842) dipilih karena luaran ini menggambarkan kemampuan pasien dalam mengenali, mencegah, dan mengendalikan infeksi. Indikator yang digunakan antara lain mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal, mengenali tanda-tanda infeksi, dan melakukan prosedur pencegahan infeksi yang tepat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain Manajemen Demam (3740), Pemantauan Tanda-Tanda Vital (6680), Edukasi Kesehatan (5510), Manajemen Infeksi (6540), dan Manajemen Cairan (4120). Tujuan dari intervensi-intervensi ini adalah untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mencegah infeksi serta membantu proses penyembuhan pasien. -
Article No. 20446 | 05 Aug 2025
Klinis : - demam 1 minggu dirasakan naik turun, keluhan mimisan + gusi berdarah disangkal - batuk kering (+) pilek sesak nafas disangkal - keluhan nyeri perut (+) diare disangkal oleh pasien - keluhan mual muntah 2x hari ini, susah makan minum sejak demam dirasakan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Penurunan Daya Tahan Tubuh Akibat Demam.
- Karakteristik Definisi: Rentan terhadap serangan organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor Berhubungan: Penurunan produksi sel darah putih, demam, malnutrisi.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan Anoreksia, Mual, Muntah.
- Karakteristik Definisi: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Berhubungan: Anoreksia, mual, muntah, nyeri perut.
3. Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Trombositopenia Akibat Penyakit.
- Karakteristik Definisi: Rentan terhadap perdarahan yang dapat mengancam jiwa.
- Faktor Berhubungan: Demam, mimisan, gusi berdarah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Penurunan Daya Tahan Tubuh Akibat Demam:
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Pasien akan bebas dari tanda-tanda infeksi.
- Pasien akan mampu mengidentifikasi faktor risiko infeksi dan cara pencegahannya.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan Anoreksia, Mual, Muntah:
- Pasien akan mencapai berat badan ideal sesuai dengan usia dan tinggi badan.
- Pasien akan mampu mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
- Pasien akan menunjukkan peningkatan energi dan tidak mengalami keluhan mual, muntah.
3. Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Trombositopenia Akibat Penyakit:
- Pasien akan bebas dari tanda-tanda perdarahan aktif.
- Pasien akan menunjukkan kadar trombosit dalam batas normal.
- Pasien akan mampu mengidentifikasi faktor risiko perdarahan dan cara pencegahannya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Penurunan Daya Tahan Tubuh Akibat Demam:
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala.
- Identifikasi tanda-tanda infeksi dan lakukan tindakan pencegahan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang faktor risiko infeksi dan cara pencegahannya.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan Anoreksia, Mual, Muntah:
- Timbang berat badan pasien secara berkala.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
- Lakukan intervensi untuk mengatasi keluhan mual dan muntah, seperti antiemetik.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat.
3. Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Trombositopenia Akibat Penyakit:
- Monitor tanda-tanda perdarahan secara berkala.
- Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengevaluasi kadar trombosit.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi yang sesuai.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang faktor risiko perdarahan dan cara pencegahannya.
Penjelasan di atas disusun dengan tone akademis, persona pakar, dan dalam sudut pandang perawat. Diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang direkomendasikan didasarkan pada kondisi klinis yang diberikan. -
Article No. 20447 | 05 Aug 2025
Klinis : 3. Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Trombositopenia Akibat Penyakit.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona pakar, nurse.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Trombositopenia Akibat Penyakit" adalah:
Risiko Perdarahan
Definisi: Keadaan rentan mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam jiwa.
Batasan Karakteristik:
- Kadar trombosit menurun
- Purpura/ekimosis
- Perdarahan gusi
- Epistaksis
- Perdarahan usus
- Hematuria
- Perdarahan vagina
- Perdarahan di tempat injeksi
Faktor Risiko:
- Penyakit hematologi (trombositopenia)
- Terapi antikoagulan
- Trauma
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Jaringan: Perdarahan Terkendali
Definisi: Keadaan di mana darah dapat dikendalikan secara efektif.
Kriteria Hasil:
- Tidak ada perdarahan aktif
- Waktu pembekuan darah normal
- Kadar trombosit dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda perdarahan internal atau eksternal
2. Stabilitas Hemodinamik
Definisi: Keadaan di mana sirkulasi darah dan volume cairan tubuh terpelihara dalam batas normal.
Kriteria Hasil:
- Tekanan darah dalam batas normal
- Nadi dalam batas normal
- Saturasi oksigen dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda syok
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Perdarahan
- Pantau tanda-tanda perdarahan (purpura, ekimosis, perdarahan gusi, epistaksis, dll.)
- Pertahankan kadar trombosit dalam batas normal melalui pemberian terapi transfusi trombosit atau obat-obatan yang meningkatkan produksi trombosit
- Berikan tindakan hemostatik (tekanan, penjepitan, tampon, dll.) untuk menghentikan perdarahan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian produk darah, obat-obatan, atau tindakan medis lainnya yang diperlukan
2. Manajemen Cairan
- Pantau tanda-tanda hipovolemia (nadi cepat, tekanan darah rendah, dll.)
- Berikan cairan intravena untuk mempertahankan volume cairan dan tekanan darah dalam batas normal
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian cairan, elektrolit, atau produk darah yang sesuai
3. Pemantauan Tanda Vital
- Pantau tanda vital secara berkala (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
- Pantau saturasi oksigen untuk mendeteksi hipoksia
- Lakukan tindakan intervensi yang sesuai jika terjadi perubahan tanda vital yang signifikan
Melalui penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu mempertahankan integritas jaringan dengan mengendalikan perdarahan serta menjaga stabilitas hemodinamik pasien. Hal ini penting untuk mencegah komplikasi yang dapat mengancam jiwa akibat trombositopenia. -
Article No. 20448 | 05 Aug 2025
Klinis : resiko hipovolemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi resiko hipovolemia:
Risiko Hipovolemia merupakan diagnosis keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut. Risiko Hipovolemia didefinisikan sebagai "risiko penurunan volume cairan intravasakular yang dapat mengancam kesehatan". Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perdarahan, kehilangan cairan yang berlebihan, atau gangguan dalam mekanisme pengaturan cairan tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Hemodinamik: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, nadi, dan laju pernapasan yang sesuai dengan batas normal.
2. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan keseimbangan cairan yang adekuat, dengan intake dan output cairan yang seimbang.
3. Tidak Terjadi Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi yang terkait dengan hipovolemia, seperti syok, gagal ginjal, atau gangguan organ lainnya.
4. Pemahaman Pasien: Pasien dan keluarga memahami faktor-faktor yang menyebabkan risiko hipovolemia dan cara mencegah serta mengatasi kondisi tersebut.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital: Lakukan pemantauan tanda vital secara berkala, termasuk tekanan darah, nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh.
2. Pemantauan Intake dan Output Cairan: Catat dan pantau secara ketat intake dan output cairan pasien, termasuk jumlah dan jenis cairan yang masuk dan keluar dari tubuh.
3. Pemberian Cairan Intravena: Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan pasien untuk mempertahankan volume cairan yang adekuat.
4. Manajemen Perdarahan: Jika pasien mengalami perdarahan, lakukan tindakan untuk menghentikan dan mengontrol perdarahan, seperti kompresi, penjahitan, atau pemberian obat hemostatik.
5. Edukasi Pasien dan Keluarga: Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang faktor-faktor risiko hipovolemia, gejala, dan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan.
6. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan: Berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter, ahli gizi, dan terapis, untuk memastikan penanganan yang komprehensif dan terintegrasi.
Secara keseluruhan, penanganan risiko hipovolemia membutuhkan pendekatan yang holistik, meliputi pemantauan tanda vital, manajemen cairan, pengendalian perdarahan, dan edukasi pasien serta keluarga. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai stabilitas hemodinamik, keseimbangan cairan, dan mencegah komplikasi yang dapat mengancam nyawa pasien. -
Article No. 20449 | 05 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu pasien datang dengan keluhan pusing, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kepala (10014)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di area kepala.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Kepala (10014)
Kode: 10014
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di area kepala.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri (20301)
Kode: 20301
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan atau mengurangi rasa sakit yang dialami individu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (30201)
Kode: 30201
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan atau mengurangi rasa sakit yang dialami individu.
Penjelasan singkat:
Pasien yang datang dengan keluhan pusing dapat didiagnosis dengan Nyeri Kepala. Dalam SDKI, Nyeri Kepala didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di area kepala.
Pada SLKI, terdapat luaran Kontrol Nyeri yang bertujuan untuk mengendalikan atau mengurangi rasa sakit yang dialami individu. Sedangkan pada SIKI, terdapat intervensi Manajemen Nyeri yang merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan atau mengurangi rasa sakit yang dialami individu.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, penyampaian informasi ini dapat dilakukan dengan lebih formal dan rinci, serta memberikan penjelasan yang komprehensif terkait diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang dapat diterapkan pada kondisi pasien dengan keluhan pusing. -
Article No. 20450 | 05 Aug 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi aktivitas fisik.
3. Risiko Infeksi (00004)
Definisi: Meningkatnya risiko terkena infeksi.
SDKI:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
- Kode: 00031
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Kode: 00092
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi aktivitas fisik.
3. Risiko Infeksi (00004)
- Kode: 00004
- Definisi: Meningkatnya risiko terkena infeksi.
SLKI:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif (1610)
- Definisi: Mampu mempertahankan jalan napas terbuka dan bebas dari sekresi.
2. Toleransi Aktivitas (0005)
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa menimbulkan gejala.
3. Bebas Infeksi (1804)
- Definisi: Tidak ada tanda-tanda dan gejala infeksi.
SIKI:
1. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Definisi: Memfasilitasi pembukaan dan pemeliharaan jalan napas terbuka.
2. Manajemen Aktivitas (0200)
- Definisi: Membantu klien untuk merencanakan dan melakukan aktivitas fisik.
3. Pencegahan Infeksi (6550)
- Definisi: Meminimalkan masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh klien.
Dengan diagnosa keperawatan yang teridentifikasi, perawat dapat melakukan perencanaan dan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien, serta memantau luaran yang diharapkan sesuai dengan standar yang ditetapkan.