Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3882 | 29 Oct 2024
Klinis : pasien mengompol dan tidak bisa menahan BAK
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang mengompol dan tidak bisa menahan BAK.
Diagnosa Keperawatan:
Inkontinensia Urin
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin secara sukarela.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin secara sukarela.
- Penyebab: Faktor neurologis, jaringan parut, kelemahan otot sfinkter, dan hilangnya sensasi ingin buang air kecil.
- Gejala: Kebocoran urin, inkontinensia stres, inkontinensia urgensi, dan inkontinensia campuran.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengendalikan pengeluaran urin, tidak terjadi inkontinensia, dan pasien merasa nyaman.
- Indikator: Frekuensi inkontinensia berkurang, pasien dapat menahan BAK, dan tidak terjadi kebocoran urin.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Latihan kontrol sfinkter, manajemen inkontinensia, pembatasan cairan, dan pelatihan toilet.
- Tujuan: Membantu pasien mengendalikan pengeluaran urin, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah inkontinensia urin, dengan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Tujuan utamanya adalah membantu pasien mengendalikan pengeluaran urin dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi. -
Article No. 3883 | 29 Oct 2024
Klinis : pasien mengompol dan tidak bisa menahan BAK karena pasien sudah lansia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Inkontinensia Urin
Penjelasan:
Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan mengendalikan pengeluaran urin secara sukarela. Kondisi ini sering dialami oleh pasien lansia akibat perubahan fisiologis dan penurunan fungsi sistem uriner.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Pola pengeluaran urin yang tidak terkendali.
Karakteristik Utama: Pengeluaran urin yang tidak terkendali, Kebiasaan berkemih yang tidak terkendali.
Faktor Berhubungan: Penuaan, Penyakit kronis, Disfungsi saraf, Kelemahan otot panggul.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengendalikan pengeluaran urin secara sukarela.
Kriteria Hasil: Pasien tidak mengompol, Pasien dapat menahan rasa ingin berkemih, Pasien dapat berkemih sesuai jadwal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan: Manajemen Inkontinensia Urin, Terapi Latihan Otot Panggul, Edukasi Manajemen Inkontinensia Urin.
Aktivitas Keperawatan: Mengevaluasi pola dan frekuensi berkemih, Mengajarkan latihan kontraksi otot panggul, Memberikan edukasi tentang manajemen inkontinensia urin.
Dengan penerapan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat mengatasi masalah inkontinensia urin dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 3884 | 29 Oct 2024
Klinis : BAB sedikit tidak tuntas, diare 3x, perut tidak enak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu BAB sedikit tidak tuntas, diare 3x, dan perut tidak enak, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare
Definisi:
Pengeluaran feses yang encer, cair, dan sering (lebih dari 3 kali sehari) dengan atau tanpa darah dan/atau lendir.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pola eliminasi terganggu
- Risiko dehidrasi
- Risiko ketidakseimbangan cairan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pemulihan pola eliminasi
- Keseimbangan cairan
- Tidak terjadi dehidrasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen diare
- Manajemen cairan
- Pemantauan eliminasi
2. Ketidaknyamanan Gastrointestinal
Definisi:
Pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan yang dirasakan di area abdomen, seperti mual, muntah, kembung, perut terasa penuh, dan rasa tidak nyaman.
SDKI:
- Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
- Mobilitas gastrointestinal terganggu
SLKI:
- Kenormalan pola makan
- Pemulihan fungsi gastrointestinal
SIKI:
- Manajemen gejala gastrointestinal
- Terapi nutrisi
- Pemantauan status nutrisi
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan utama adalah Diare dan Ketidaknyamanan Gastrointestinal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen diare, manajemen cairan, pemantauan eliminasi, manajemen gejala gastrointestinal, terapi nutrisi, dan pemantauan status nutrisi. Tujuan akhirnya adalah pemulihan pola eliminasi, keseimbangan cairan, tidak terjadi dehidrasi, kenormalan pola makan, dan pemulihan fungsi gastrointestinal. -
Article No. 3885 | 29 Oct 2024
Klinis : Mual, muntah 2x, nyeri perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi mual, muntah 2x, dan nyeri perut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan Elektrolit berhubungan dengan mual dan muntah.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Ketidakseimbangan Cairan Elektrolit adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan volume dan komposisi cairan dan elektrolit tubuh yang dapat menimbulkan komplikasi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau intake dan output cairan, memonitor status cairan dan elektrolit, dan memberikan terapi cairan sesuai kebutuhan.
2. Nyeri Akut berhubungan dengan proses patologis.
Penjelasan:
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah melakukan pengkajian nyeri, memberikan terapi farmakologi dan non-farmakologi untuk mengurangi nyeri, serta memantau respons pasien terhadap terapi nyeri.
Harap diperhatikan bahwa diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat ini berdasarkan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, dengan gaya bahasa formal dan persona pakar/perawat. -
Article No. 3886 | 29 Oct 2024
Klinis : tiba-tiba keringat dingin, lemas, pusing, tidak bisa berdiri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitas, dimana pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan tingkat kelelahan yang minimal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Manajemen aktivitas: mengidentifikasi aktivitas dan batasan pasien, serta membantu pasien merencanakan aktivitas.
b. Manajemen energi: mengajarkan teknik-teknik konservasi energi dan penggunaan alat bantu.
c. Manajemen lingkungan: menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk pasien.
d. Edukasi kesehatan: memberikan informasi terkait intoleransi aktivitas dan strategi penanganannya.
Dengan diagnosa dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya dan kembali beraktivitas secara optimal. -
Article No. 3887 | 29 Oct 2024
Klinis : Seorang pria berusia 58 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada yang berlangsung sekitar 20 menit setelah melakukan aktivitas fisik ringan. Pasien mengeluhkan nyeri dada yang terasa seperti ditekan, kadang menjalar ke rahang dan lengan kiri. Ia menilai nyerinya 7 dari skala 0-10. Selain itu, pasien juga mengeluhkan sesak napas, berkeringat dingin, mual, dan merasa lemas. Dalam riwayat kesehatan, pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dan hiperkolesterolemia. Ia tidak merokok, tetapi mengonsumsi alkohol 1-2 kali seminggu. Riwayat keluarga menunjukkan bahwa ayahnya mengalami serangan jantung pada usia 60 tahun. Aktivitas fisik pasien terbatas, hanya berjalan santai di sekitar rumah, dengan pola makan yang tinggi lemak dan jarang mengonsumsi buah atau sayuran. Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah pasien tercatat 150/90 mmHg, dengan denyut jantung 98 bpm teratur dan suhu 37.5°C. Pemeriksaan jantung menunjukkan S1 dan S2 yang terdengar jelas, ada suara S3, namun tidak ada murmur. Kulit pasien terasa dingin dan lembab dengan denyut perifer yang melemah. Bunyi napas vesikuler dengan adanya bunyi krekels halus di basal paru-paru kiri. Secara psikososial, pasien tampak cemas dan mengungkapkan kekhawatiran tentang kemungkinan terkena serangan jantung, serta merasa malu karena baru kali ini menyadari seriusnya kondisi kesehatannya. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan troponin I 0.3 ng/mL, kolesterol total 250 mg/dL, LDL 160 mg/dL, HDL 40 mg/dL, dan gula darah puasa 120 mg/dL. Pemeriksaan radiologi dengan EKG menunjukkan perubahan ST-depresi di lead inferior, sementara pemindaian talium menunjukkan area "titik dingin" di area jantung yang mengindikasikan iskemia.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan penyakit jantung iskemik, ditandai dengan keluhan nyeri dada, menjalar ke rahang dan lengan kiri, serta skala nyeri 7 dari 0-10.
2. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan penyakit jantung iskemik, ditandai dengan keluhan sesak napas.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penyakit jantung iskemik, ditandai dengan keterbatasan aktivitas fisik.
4. Kecemasan berhubungan dengan ancaman terhadap status kesehatan, ditandai dengan ekspresi verbal pasien mengenai kekhawatiran terkena serangan jantung.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
2. Ketidakefektifan Pola Napas: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
3. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
4. Kecemasan: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman, bahaya, atau tantangan yang tidak jelas atau tidak diketahui.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut: Ekspresi nyeri menurun, Pengetahuan tentang manajemen nyeri meningkat, Kemampuan melakukan manajemen nyeri meningkat.
2. Ketidakefektifan Pola Napas: Frekuensi napas dalam batas normal, Irama napas dalam batas normal, Tidak ada tanda-tanda distress pernapasan.
3. Intoleransi Aktivitas: Tingkat aktivitas meningkat, Energi terpelihara, Toleransi aktivitas meningkat.
4. Kecemasan: Kecemasan berkurang, Kemampuan menghadapi kecemasan meningkat, Strategi koping efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri, Edukasi Kesehatan, Terapi Relaksasi.
2. Manajemen Jalan Napas, Oksigenasi, Edukasi Napas Dalam.
3. Peningkatan Aktivitas, Manajemen Energi, Latihan Fisik.
4. Manajemen Kecemasan, Terapi Kognitif, Dukungan Psikososial.
Secara umum, intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi manajemen nyeri, manajemen respirasi, peningkatan aktivitas, serta manajemen kecemasan untuk mengoptimalkan kondisi pasien dan mencegah komplikasi terkait penyakit jantung iskemik. -
Article No. 3888 | 29 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, dan obstruksi jalan napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Anoreksia, malabsorpsi, dan peningkatan kebutuhan metabolik.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Penyebab: Keterbatasan fisik, kelelahan, dan penurunan kapasitas aerobik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: kode 00031
- Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: kode 00002
- Intoleransi Aktivitas: kode 00092
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas: kode 0403
- Status Nutrisi: kode 1004
- Toleransi Aktivitas: kode 0005
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas: kode 3140
- Manajemen Nutrisi: kode 1100
- Manajemen Aktivitas: kode 0200
Sebagai perawat, saya akan berfokus pada membantu pasien untuk membersihkan jalan napas, meningkatkan asupan nutrisi, dan mengelola toleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: fisioterapi dada, terapi oksigen, pemberian nutrisi enteral atau parenteral, dan edukasi serta peningkatan aktivitas secara bertahap. -
Article No. 3889 | 29 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Berhubungan dengan peningkatan produksi sputum dan adanya lesi di paru
- Ditandai dengan batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Berhubungan dengan penurunan nafsu makan
- Ditandai dengan kehilangan berat badan
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan panduan resmi dalam menentukan diagnosis keperawatan di Indonesia.
- Diagnosa keperawatan di atas sesuai dengan SDKI, yaitu "Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas" dan "Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh".
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Contoh luaran untuk "Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas" adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif.
- Contoh luaran untuk "Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh" adalah pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Menjelaskan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Contoh intervensi untuk "Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas" adalah manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan fisioterapi dada.
- Contoh intervensi untuk "Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh" adalah pemantauan status nutrisi, pemberian nutrisi enteral/parenteral, dan konseling gizi.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terintegrasi untuk mengatasi masalah kesehatan pasien secara komprehensif. -
Article No. 3890 | 29 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Gagal untuk dapat mempertahankan pembersihan sekret jalan napas secara efektif.
- SLKI: Meningkatkan kemampuan membersihkan jalan napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas yang efektif.
2. Gangguan Pertukaran Gas
- SDKI: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
- SLKI: Meningkatkan pertukaran gas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat.
3. Defisit Nutrisi
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Meningkatkan status nutrisi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
Pasien mengalami batuk berdahak dan sesak napas, yang menunjukkan adanya gangguan dalam pembersihan jalan napas. Intervensi keperawatan akan difokuskan pada upaya memfasilitasi pembersihan sekret jalan napas yang efektif, seperti pengisapan lendir, pemberian terapi inhalasi, dan latihan batuk efektif.
2. Gangguan Pertukaran Gas:
Pasien mengalami sesak napas dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru, yang dapat mengganggu pertukaran gas. Intervensi keperawatan akan diarahkan pada upaya memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat, seperti pemberian oksigen, pengaturan posisi, dan observasi tanda-tanda vital.
3. Defisit Nutrisi:
Pasien mengalami kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan asupan nutrisi yang tidak adekuat. Intervensi keperawatan akan fokus pada upaya memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi, seperti pemberian makanan dan suplemen yang sesuai, evaluasi asupan nutrisi, dan kolaborasi dengan tim gizi.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, silakan bertanya. -
Article No. 3891 | 29 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan ingin memberikan ASI secara ekslusif Putin susu menonjol Payudara teraba hangat dan ASI (+) Refleks hisap bayi kuat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pemberian ASI
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, pasien menunjukkan tanda-tanda yang mendukung diagnosis keperawatan Ketidakefektifan Pemberian ASI. Berikut penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Pemberian ASI didefinisikan sebagai ketidakmampuan ibu untuk mempertahankan produksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah ibu dapat menyusui bayi dengan efektif, yaitu bayi dapat menyusu dengan baik, produksi ASI cukup, dan bayi mendapatkan nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain edukasi tentang teknik menyusui yang benar, pemantauan produksi ASI, dan pemberian dukungan serta konseling kepada ibu.
Dengan demikian, berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Pemberian ASI, yang memerlukan intervensi keperawatan untuk meningkatkan kemampuan ibu dalam memberikan ASI secara efektif.