Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4057 | 30 Oct 2024
Klinis : Klien mengatakan tidak ada bab selama 3 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan mencoba memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi
Penjelasan Singkat:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Konstipasi adalah keadaan sulit atau tidak dapat buang air besar secara teratur, dengan frekuensi lebih sedikit dari normal.
- Karakteristik Definisi: Klien mengatakan tidak buang air besar selama 3 hari.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat buang air besar secara teratur.
- Indikator:
- Frekuensi buang air besar meningkat.
- Konsistensi feses normal.
- Rasa puas setelah buang air besar.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi Keperawatan:
- Manajemen Konstipasi
- Edukasi tentang pola makan dan aktivitas untuk mencegah konstipasi
- Pemberian laksatif dan supositoria (jika perlu)
- Monitoring status eliminasi
Sebagai perawat, saya akan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah konstipasi pada klien. Tujuannya adalah agar klien dapat buang air besar secara teratur dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat konstipasi. -
Article No. 4058 | 30 Oct 2024
Klinis : Klien mengatakan kepalanya pusing dan mual muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan persona saya sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi klien yang mengeluhkan pusing dan mual muntah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual (NANDA-I: 1032)
Definisi: Perasaan tidak nyaman dan keinginan untuk muntah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Gangguan sistem gastrointestinal, efek samping obat, stres psikologis, dll.
- Gejala: Rasa tidak nyaman di perut, keringat dingin, salivasi berlebih, dll.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat mengenali faktor penyebab mual, mampu mengelola mual, dan terbebas dari mual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen mual (monitor tanda-tanda vital, atur posisi, berikan obat antiemetik, dll.), edukasi tentang penyebab dan manajemen mual, dll.
2. Pusing (NANDA-I: 0130)
Definisi: Sensasi berputar, melayang, atau tidak stabil pada kepala.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Gangguan sirkuasi darah ke otak, efek samping obat, dehidrasi, dll.
- Gejala: Rasa berputar, melayang, atau tidak stabil pada kepala, mual, pandangan kabur, dll.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat mengenali faktor penyebab pusing, mampu mengelola pusing, dan terbebas dari pusing.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen pusing (monitor tanda-tanda vital, atur posisi, berikan cairan, dll.), edukasi tentang penyebab dan manajemen pusing, dll.
Jadi, dengan menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, klien dengan keluhan pusing dan mual muntah dapat didiagnosis dengan Mual dan Pusing, serta diberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengelola dan mengatasi kondisi tersebut. -
Article No. 4059 | 30 Oct 2024
Klinis : Hasil pengkajian adalah luka bakar derajat II dengan luas 25% BB:50kg, TB: 160cm, TD:100/60mmHg, Frekuensi nadi 68x/i, frek nafas 22x/i
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan hasil pengkajian yang diberikan, dapat ditentukan beberapa diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yaitu:
1. Diagnosa Keperawatan: Kerusakan Integritas Kulit
Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
Karakteristik Mayor: Adanya luka bakar derajat II dengan luas 25% dari luas tubuh.
Faktor Terkait: Paparan panas.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Karakteristik Mayor: Klien melaporkan nyeri, ekspresi wajah menunjukkan nyeri.
Faktor Terkait: Luka bakar.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
Karakteristik Mayor: Luka bakar terbuka.
Faktor Terkait: Kerusakan integritas kulit.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan kumpulan pernyataan diagnosis keperawatan yang telah distandarisasi oleh PPNI.
- Berfungsi sebagai panduan dalam menegakkan diagnosis keperawatan.
- Terdiri dari definisi, karakteristik mayor, dan faktor terkait untuk setiap diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan kumpulan pernyataan luaran keperawatan yang telah distandarisasi oleh PPNI.
- Berfungsi sebagai panduan dalam menentukan luaran dan kriteria hasil keperawatan.
- Terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan faktor yang mempengaruhi untuk setiap luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan kumpulan pernyataan intervensi keperawatan yang telah distandarisasi oleh PPNI.
- Berfungsi sebagai panduan dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan.
- Terdiri dari definisi, aktivitas, dan faktor yang mempengaruhi untuk setiap intervensi keperawatan. -
Article No. 4060 | 30 Oct 2024
Klinis : Pasien H umur 63 tahun dibawa keluarganya masuk rumah sakit. Dengan riwayat perokok, kesulitan menelan makanan dan minuman. Terpasang NGT. Keluarga tidak tahu cara memberikan makanan lewat NGT Catatan klinis hemiparesis sinistra.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R13.0
- Deskripsi: Disfagia, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 96.6
- Deskripsi: Pemberian makan melalui tabung nasogastrik
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R13.0 (Disfagia, tidak spesifik) sesuai dengan gejala kesulitan menelan makanan dan minuman yang dialami oleh pasien H.
2. Kode ICD-9-CM 96.6 (Pemberian makan melalui tabung nasogastrik) menggambarkan tindakan pemasangan NGT (Nasogastric Tube) yang dilakukan pada pasien H.
Selain itu, berdasarkan informasi yang diberikan, pasien H juga memiliki riwayat merokok dan hemiparesis sinistra (kelumpuhan setengah badan sebelah kiri). Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit, kode ICD-10 yang mungkin sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
- Kode ICD-10: I69.351
Deskripsi: Hemiparesis (paralisis separuh badan) pasca infark serebri, akut
Dalam kasus ini, keluarga pasien tidak mengetahui cara memberikan makan melalui NGT, sehingga edukasi dan pelatihan bagi keluarga mengenai teknik pemberian makan melalui NGT yang aman dan tepat akan sangat penting untuk dilakukan oleh tim medis. -
Article No. 4061 | 30 Oct 2024
Klinis : Pasien H umur 63 tahun dibawa keluarganya masuk rumah sakit. Dengan riwayat perokok, kesulitan menelan makanan dan minuman. Terpasang NGT. Keluarga tidak tahu cara memberikan makanan lewat NGT Catatan klinis hemiparesis sinistra.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan dan minuman yang ditandai dengan pemasangan Nasogastric Tube (NGT).
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh didefinisikan sebagai keadaan ketika asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Tanda dan gejala yang mungkin muncul antara lain: penurunan berat badan, kelemahan, perubahan komposisi tubuh, dan intoleransi terhadap aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah klien dapat mencapai berat badan ideal, menunjukkan tanda-tanda vital normal, dan menyatakan peningkatan energi/kekuatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: memberikan nutrisi enteral melalui NGT, mengatur pola makan, memantau asupan dan output cairan, serta memberikan edukasi kepada keluarga mengenai pemberian makan melalui NGT.
Dalam kasus pasien H, yang berusia 63 tahun dengan riwayat perokok, kesulitan menelan makanan dan minuman, serta terpasang NGT, perawat perlu memberikan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan memberikan edukasi yang tepat kepada keluarga mengenai pemberian makan melalui NGT. -
Article No. 4062 | 30 Oct 2024
Klinis : Ny. H berusia 27 tahun dirawat di ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada tanggal 07 Agustus - 10 Agustus 2023. Pada saat dilakukan pengkajian, didapatkan hasil kesadaran composmentis E4M6V5, pupil isokor, tekanan darah Ny. H adalah 114/74 mmHg, MAP 87 mmHg, heart rate 125x/menit, CRT> 3 detik, respirasi rate 24x/menit dengan terpasang nasal kanul 4L/menit, warna kulit pucat, SpO2 96%. Frekuensi nafas Ny. H cepat dan dangkal, tidak ditemukan bunyi nafas tambahan. Pasien tampak edema pada ekstremitas atas dan bawah dengan pitting edema +1, adanya distensi vena jugularis dan distensi abdomen, dan gambaran EKG menunjukkan atrial fibrilasi rapid ventricular responses (AF RVR). Hasil foto thorax pada NY. H menunjukkan adanya kardiomegali, edema pulmonal disertai dengan pneumonia. Hasil pemeriksaan darah Hb 9.5 g/dL, kadar leukosit urine 10-25 LBP, PT 21.6 detik, APTT> 180.000 detik. Analisa gas darah Ny. H menunjukkan asidosis metabolik terkompensasi sebagian dengan pH 7,089 mmHg, PCO2 15.7 mmHg, HCO3 4.8 mmol/L dan base exces (BE) -25 mmol/L. Ny. H mengalami oliguria dengan urine 5cc/jam, ureum: 145 gr/dL, kreatinin 4.8 gr/dL, natrium 133 mmol/L, klorida: 98 mmol/L.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat dengan kompetensi baku dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Ny. H yang dirawat di ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Kardiak Berhubungan dengan Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular Responses (AF RVR)
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Berhubungan dengan Pneumonia
3. Penurunan Output Urin Berhubungan dengan Gagal Ginjal Akut
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Kardiak Berhubungan dengan Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular Responses (AF RVR)
- SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan Kardiak
- SLKI: Perbaikan Perfusi Jaringan
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigenasi, dan pemberian obat-obatan antiaritmia untuk mengatasi AF RVR.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Berhubungan dengan Pneumonia
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SLKI: Bersihan Jalan Napas Efektif
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan respirasi, suction, dan pemberian terapi oksigen.
3. Penurunan Output Urin Berhubungan dengan Gagal Ginjal Akut
- SDKI: Penurunan Output Urin
- SLKI: Peningkatan Output Urin
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan intake-output cairan, pemberian terapi diuretik, dan pemantauan fungsi ginjal.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk menangani kondisi Ny. H secara efektif. -
Article No. 4063 | 30 Oct 2024
Klinis : tekanan darah 100/60 mmHg, mean arterial pressure (MAP) 73 mmHg, heart rate 92x/menit, tampak distensi vena jugularis, capillary refill time (CRT) > 3 detik, ejeksi fraksi 73%, respiratory rate: 22 x/menit, dengan bantuan oksigen nasal kanul 5 L/menit, saturasi oksigen (SpO2) 96%, edema perifer di kedua ekstremitas atas dan bawah pitting edema +1, warna kulit pucat, murmur jantung, hasil EKG atrial fibrilasi rapid ventricular responses (AF RVR), oliguria dengan urin 5 cc/jam.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi klinis yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Penjelasan:
Pasien menunjukkan tanda-tanda gangguan perfusi jaringan kardiak, seperti tekanan darah rendah, mean arterial pressure (MAP) rendah, distensi vena jugularis, capillary refill time (CRT) yang lambat, ejeksi fraksi yang rendah, dan murmur jantung. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan suplai oksigen ke jaringan jantung.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00032
Definisi: Pengurangan aliran darah ke jantung yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00032
Luaran: Perfusi Jaringan Kardiak
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00032
Intervensi:
1. Kaji tanda-tanda vital dan irama jantung
2. Pantau masukan dan pengeluaran cairan
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
4. Kolaborasi pemberian obat-obatan kardiovaskular
2. Ketidakseimbangan Volume Cairan
Penjelasan:
Pasien menunjukkan tanda-tanda ketidakseimbangan volume cairan, seperti edema perifer, oliguria, dan distensi vena jugularis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh gangguan fungsi jantung.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00026
Definisi: Kelebihan dan/atau kekurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00026
Luaran: Keseimbangan Cairan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00026
Intervensi:
1. Kaji tanda-tanda ketidakseimbangan volume cairan
2. Pantau masukan dan pengeluaran cairan
3. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
4. Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
Dengan demikian, Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi klinis pasien adalah Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak dan Ketidakseimbangan Volume Cairan. Penjelasan singkatnya serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI telah saya sampaikan di atas. -
Article No. 4064 | 30 Oct 2024
Klinis : tekanan darah 100/60 mmHg, mean arterial pressure (MAP) 73 mmHg, heart rate 92x/menit, tampak distensi vena jugularis, capillary refill time (CRT) > 3 detik, ejeksi fraksi 73%, respiratory rate: 22 x/menit, dengan bantuan oksigen nasal kanul 5 L/menit, saturasi oksigen (SpO2) 96%, edema perifer di kedua ekstremitas atas dan bawah pitting edema +1, warna kulit pucat, murmur jantung, hasil EKG atrial fibrilasi rapid ventricular responses (AF RVR), oliguria dengan urin 5 cc/jam.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.9
- Deskripsi: Gagal jantung, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
- Tekanan darah rendah (100/60 mmHg) dengan mean arterial pressure (MAP) 73 mmHg menunjukkan adanya penurunan perfusi jaringan.
- Distensi vena jugularis, capillary refill time (CRT) > 3 detik, dan edema perifer menunjukkan adanya kelebihan cairan intravaskular.
- Ejeksi fraksi 73% (normal 55-70%) dan murmur jantung menunjukkan adanya gangguan fungsi jantung.
- Atrial fibrilasi rapid ventricular responses (AF RVR) pada EKG juga mendukung diagnosis gagal jantung.
- Oliguria dengan urin 5 cc/jam mengindikasikan penurunan perfusi ginjal dan curah jantung.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemberian oksigen, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
- Pemberian oksigen nasal kanul 5 L/menit merupakan tindakan medis yang sesuai dengan kode ICD-9-CM 93.90.
Secara keseluruhan, pasien ini memenuhi kriteria diagnosis gagal jantung berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang yang ada. -
Article No. 4065 | 30 Oct 2024
Klinis : tekanan darah 100/60 mmHg, mean arterial pressure (MAP) 73 mmHg, heart rate 92x/menit, tampak distensi vena jugularis, capillary refill time (CRT) > 3 detik, ejeksi fraksi 73%, respiratory rate: 22 x/menit, dengan bantuan oksigen nasal kanul 5 L/menit, saturasi oksigen (SpO2) 96%, edema perifer di kedua ekstremitas atas dan bawah pitting edema +1, warna kulit pucat, murmur jantung, hasil EKG atrial fibrilasi rapid ventricular responses (AF RVR), oliguria dengan urin 5 cc/jam.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulator cairan, ditandai dengan tekanan darah rendah, mean arterial pressure (MAP) rendah, edema perifer, dan oliguria.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif berhubungan dengan gangguan sirkulasi, ditandai dengan capillary refill time (CRT) > 3 detik, warna kulit pucat, dan murmur jantung.
3. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan gangguan pertukaran gas, ditandai dengan respiratory rate yang meningkat dan saturasi oksigen rendah meskipun dengan bantuan oksigen.
4. Irama Jantung Tidak Efektif berhubungan dengan gangguan konduksi jantung, ditandai dengan atrial fibrilasi rapid ventricular responses (AF RVR) pada EKG.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kelebihan Volume Cairan: Peningkatan cairan dalam satu atau lebih kompartemen tubuh.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
3. Pola Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai.
4. Irama Jantung Tidak Efektif: Gangguan pada aliran listrik jantung yang menyebabkan ketidakmampuan jantung untuk berkontraksi secara efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kelebihan Volume Cairan: Pengendalian volume cairan, Keseimbangan cairan, dan Tekanan darah.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif: Perfusi jaringan, Pemulihan kardiovaskular, dan Integritas kulit.
3. Pola Napas Tidak Efektif: Pemeliharaan ventilasi, Pertukaran gas, dan Oksigenasi.
4. Irama Jantung Tidak Efektif: Irama jantung, Kontraktilitas jantung, dan Perfusi jantung.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kelebihan Volume Cairan: Manajemen cairan, Manajemen edema, dan Pemantauan tanda-tanda vital.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif: Manajemen perfusi, Manajemen kardiovaskular, dan Perawatan luka.
3. Pola Napas Tidak Efektif: Manajemen jalan napas, Manajemen oksigen, dan Manajemen pernapasan.
4. Irama Jantung Tidak Efektif: Manajemen irama jantung, Manajemen kardiovaskular, dan Pemantauan jantung. -
Article No. 4066 | 30 Oct 2024
Klinis : tekanan darah 100/60 mmHg, mean arterial pressure (MAP) 73 mmHg, heart rate 92x/menit, tampak distensi vena jugularis, capillary refill time (CRT) > 3 detik, ejeksi fraksi 73%, respiratory rate: 22 x/menit, dengan bantuan oksigen nasal kanul 5 L/menit, saturasi oksigen (SpO2) 96%, edema perifer di kedua ekstremitas atas dan bawah pitting edema +1, warna kulit pucat, murmur jantung, hasil EKG atrial fibrilasi rapid ventricular responses (AF RVR), oliguria dengan urin 5 cc/jam.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Selamat siang, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan curah jantung dan disfungsi vaskuler, ditandai dengan tekanan darah rendah, mean arterial pressure (MAP) rendah, capillary refill time (CRT) > 3 detik, edema perifer, dan warna kulit pucat.
2. Ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan retensi cairan, ditandai dengan distensi vena jugularis, edema perifer, dan oliguria.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung dan peningkatan kebutuhan oksigen, ditandai dengan peningkatan frekuensi jantung, peningkatan frekuensi napas, dan penggunaan oksigen suplemen.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
- Ketidakseimbangan volume cairan: Ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan yang dapat menyebabkan kelebihan atau kekurangan cairan.
- Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk menoleransi aktivitas fisik akibat penurunan daya tahan atau peningkatan kebutuhan energi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Perfusi jaringan perifer adekuat: Sirkulasi darah ke jaringan perifer yang optimal untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi.
- Keseimbangan volume cairan: Keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan cairan.
- Toleransi aktivitas meningkat: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen perfusi perifer: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
- Manajemen cairan: Intervensi untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
- Manajemen aktivitas: Intervensi untuk membantu pasien dalam melakukan aktivitas fisik.
Harap perhatikan bahwa ini adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan informasi yang Anda berikan. Untuk evaluasi dan perencanaan perawatan yang lebih komprehensif, diperlukan pemeriksaan dan penilaian lebih lanjut oleh perawat atau tenaga kesehatan profesional.