Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4004 | 30 Oct 2024
Klinis : RESIKO INFEKSI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Risiko Infeksi".
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi merupakan diagnosa keperawatan yang termasuk dalam domain Keamanan/Perlindungan, kelas Infeksi. Diagnosa ini mengidentifikasi adanya risiko atau kerentanan pasien terhadap infeksi yang dapat berdampak buruk pada kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Beberapa luaran keperawatan yang dapat dicapai dalam penanganan risiko infeksi, antara lain:
1. Kontrol Infeksi: Kemampuan individu untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
2. Integritas Kulit: Kemampuan individu untuk mempertahankan kondisi kulit yang sehat.
3. Penyembuhan Luka: Kemampuan individu untuk memulihkan luka dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko infeksi, meliputi:
1. Manajemen Risiko Infeksi: Upaya untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengendalikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi.
2. Pencegahan Infeksi: Tindakan untuk mencegah atau meminimalkan transmisi agen infeksi.
3. Perawatan Luka: Tindakan untuk memelihara integritas kulit dan mempromosikan penyembuhan luka.
Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengelola risiko infeksi pada pasien. -
Article No. 4005 | 30 Oct 2024
Klinis : RESIKO INFEKSI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi "Resiko Infeksi" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Resiko Infeksi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Resiko Infeksi didefinisikan sebagai kerentanan terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan. Faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan kondisi ini antara lain penurunan sistem imun, prosedur invasif, malnutrisi, dan lingkungan yang tidak higienis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko infeksi adalah: Tidak terjadi infeksi, Tanda-tanda infeksi minimal, dan Pemulihan infeksi yang cepat. Indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi luaran ini mencakup tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium, dan observasi klinis.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mencegah dan mengelola risiko infeksi meliputi: Menjaga higiene diri pasien, Mempertahankan lingkungan yang bersih dan steril, Memantau tanda-tanda vital dan gejala infeksi, Memberikan edukasi tentang pencegahan infeksi, Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik atau antiviral jika diperlukan.
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengelola risiko infeksi pada pasien, sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi atau mempercepat pemulihan jika infeksi sudah terjadi. -
Article No. 4006 | 30 Oct 2024
Klinis : DO: Suhu: 39,2°C Akral teraba hangat DS: Ibu klien mengatakan An. N demam sejak seminggu lalu, demam naik-turun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus ini, berdasarkan data objektif (DO) dan data subjektif (DS) yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,2°C (99°F) yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, gangguan termoregulasi, atau respon terhadap stres.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Peningkatan suhu tubuh di atas ambang batas normal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Suhu tubuh kembali normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan klien menunjukkan perilaku yang sesuai dengan perkembangannya.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertermia, seperti pemberian kompres hangat, pengaturan lingkungan, dan pemantauan tanda-tanda vital.
Berdasarkan informasi yang diberikan, klien mengalami demam sejak seminggu lalu dengan suhu tubuh mencapai 39,2°C dan akral teraba hangat. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh atau hipertermia yang perlu ditangani. -
Article No. 4007 | 30 Oct 2024
Klinis : DO: Suhu: 39,2°C Akral teraba hangat DS: Ibu klien mengatakan An. N demam sejak seminggu lalu, demam naik-turun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data objektif (DO) dan data subjektif (DS) yang diberikan, dapat ditegakkan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
Penjelasan:
- Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal (>37,5°C) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas tubuh.
- Tanda-tanda yang muncul pada kasus ini adalah suhu tubuh 39,2°C dan akral (ekstremitas) teraba hangat.
2. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Judul: Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
- Faktor yang berhubungan: Infeksi, proses peradangan, dehidrasi, lingkungan panas, gangguan mekanisme pengaturan suhu.
3. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Judul: Suhu Tubuh
- Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan suhu tubuh normal.
- Kriteria hasil: Suhu tubuh dalam rentang normal, kulit hangat dan kering, tidak ada tanda-tanda demam atau hipotermia.
4. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Judul: Manajemen Hipertermia
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas normal.
- Tindakan keperawatan: Mengobservasi tanda-tanda vital, menurunkan suhu tubuh dengan kompres hangat, pemberian antipiretik, menjaga hidrasi, dan menghindari lingkungan panas.
Dalam kasus ini, diperlukan intervensi keperawatan untuk mengatasi hipertermia, yaitu dengan memantau tanda-tanda vital, menurunkan suhu tubuh secara bertahap, menjaga hidrasi, dan menghindari lingkungan panas. Hal ini bertujuan untuk mencapai kriteria hasil berupa suhu tubuh dalam rentang normal. -
Article No. 4008 | 30 Oct 2024
Klinis : DO: Volume urin menurun, urin berwarna pekat Pasien terlihat lemah dan pucat Mukosa bibir terlihat kering Mata terlihat cekung DS: Ibu klien mengatakan An. N selalu muntah setiap selesai makan Ibu klien mengatakan An. N sudah muntah 6 kali sejak Senin siang sampai Selasa pagi sebelum masuk rumah sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Gangguan Keseimbangan Cairan
- SDKI: Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan
- SLKI: Risiko Ketidakseimbangan Cairan
- SIKI: Pengelolaan Cairan
Penjelasan singkat:
Kondisi pasien dengan penurunan volume urin, urin berwarna pekat, serta gejala klinis seperti lemah, pucat, mukosa bibir kering, dan mata cekung menunjukkan adanya risiko gangguan keseimbangan cairan. Hal ini dapat disebabkan oleh episode muntah yang dialami pasien. Perawat perlu melakukan intervensi untuk memantau dan menjaga keseimbangan cairan pasien.
2. Mual
- SDKI: Mual
- SLKI: Mual
- SIKI: Penatalaksanaan Mual
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami mual yang dibuktikan dengan keluhan muntah setiap selesai makan. Perawat perlu melakukan intervensi untuk mengatasi mual dan mencegah komplikasi, seperti dehidrasi, yang dapat terjadi akibat muntah.
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian lebih lanjut, memantau tanda-tanda vital, cairan masuk-keluar, dan mengkaji faktor-faktor yang mungkin menyebabkan mual dan gangguan keseimbangan cairan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian antiemetik, terapi cairan, dan edukasi untuk mencegah komplikasi. -
Article No. 4009 | 30 Oct 2024
Klinis : gigitan kucing
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang [peran], saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis pada kondisi gigitan kucing.
1. Kode ICD-10:
- Kode: W55.01XA
- Deskripsi: Gigitan kucing, pertemuan awal
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.11
- Deskripsi: Debridemen dan irigasi luka, sederhana
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 W55.01XA mengacu pada gigitan kucing yang terjadi pada pertemuan awal (initial encounter). Kode ini termasuk dalam kategori W55 "Kontak dengan kucing" dari Bab XX Kode ICD-10 yang berjudul "Penyebab eksternal cedera dan keracunan".
2. Kode ICD-9-CM 98.11 menggambarkan tindakan debridemen dan irigasi luka sederhana yang dapat dilakukan untuk penanganan gigitan kucing. Tindakan ini termasuk dalam Bab 99 "Prosedur terapeutik dan rehabilitatif, tidak diklasifikasikan di tempat lain" dari Kode ICD-9-CM.
Penanganan gigitan kucing biasanya meliputi pembersihan, debridemen, dan irigasi luka untuk mencegah infeksi. Antibiotik topikal atau sistemik mungkin juga diberikan sesuai dengan penilaian klinis. Tindakan lainnya, seperti pemberian vaksin antitetanus, dapat dilakukan jika diperlukan. -
Article No. 4010 | 30 Oct 2024
Klinis : gigitan kucing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gigitan kucing.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- Definisi: Peningkatan risiko terkena atau tertular penyakit yang disebabkan oleh organisme patogen.
- Penyebab: Gigitan kucing dapat menyebabkan infeksi karena kucing dapat membawa bakteri, virus, atau mikroorganisme lain yang dapat masuk ke dalam luka.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penyebab: Gigitan kucing menyebabkan kerusakan jaringan dan rasa sakit.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi
- Faktor risiko: Gigitan kucing, paparan mikroorganisme patogen.
- Kriteria hasil: Tidak terjadi infeksi pada area gigitan.
- Intervensi keperawatan: Pemberian antibiotik, perawatan luka, edukasi pencegahan infeksi.
2. Nyeri Akut
- Faktor penyebab: Kerusakan jaringan akibat gigitan kucing.
- Kriteria hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang.
- Intervensi keperawatan: Pemberian analgesik, kompres dingin, manajemen nyeri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi
- Hasil yang diharapkan: Tidak terjadi infeksi pada area gigitan kucing.
- Kriteria hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada peningkatan suhu tubuh, dan tidak ada pus pada luka.
2. Nyeri Akut
- Hasil yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri berkurang.
- Kriteria hasil: Pasien melaporkan skala nyeri menurun, pasien dapat beraktivitas tanpa gangguan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi
- Intervensi keperawatan: Perawatan luka, pemberian antibiotik, edukasi pencegahan infeksi.
- Rasional: Mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan luka akibat gigitan kucing.
2. Nyeri Akut
- Intervensi keperawatan: Pemberian analgesik, kompres dingin, manajemen nyeri.
- Rasional: Mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan pasien.
Kesimpulannya, gigitan kucing dapat menyebabkan risiko infeksi dan nyeri akut. Perawat harus melakukan intervensi yang sesuai berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengelola kondisi tersebut secara komprehensif. -
Article No. 4011 | 30 Oct 2024
Klinis : resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
Penjelasan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi: Kerentanan individu terhadap infeksi yang disebabkan oleh patogen, bahan kimia, atau radiasi yang dapat membahayakan kesehatan. Kondisi ini memerlukan intervensi keperawatan untuk mencegah atau meminimalkan terjadinya infeksi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Tingkat Pengetahuan Tentang Pencegahan Infeksi: Tingkat pemahaman individu tentang tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi.
b. Tingkat Perilaku Pencegahan Infeksi: Tingkat kemampuan individu dalam melakukan tindakan pencegahan infeksi.
c. Tingkat Keparahan Infeksi: Tingkat keparahan gejala dan dampak yang ditimbulkan akibat infeksi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Pencegahan Infeksi: Tindakan keperawatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengurangi faktor risiko infeksi serta mencegah penyebaran infeksi.
b. Perawatan Luka: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk memelihara kesehatan dan mencegah komplikasi pada luka.
c. Manajemen Infeksi: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengelola proses infeksi, termasuk identifikasi penyebab, pemantauan gejala, dan pemberian intervensi yang tepat.
Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan penilaian komprehensif, merencanakan intervensi yang sesuai, dan memantau luaran keperawatan untuk mencegah atau mengelola risiko infeksi pada pasien. -
Article No. 4012 | 30 Oct 2024
Klinis : DO: Febris intermitten Suhu 39,2 C Pasien tampak lemah DS: Ibu klien mengatakan An. N selalu muntah setiap selesai makan Ibu klien mengatakan An. N sudah muntah 6 kali sejak Senin siang sampai Selasa pagi sebelum masuk rumah sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Mual dan Muntah Berhubungan dengan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Mual dan muntah adalah kondisi di mana pasien mengalami perasaan ingin muntah dan pengeluaran isi lambung melalui mulut.
- Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit adalah kondisi di mana terjadi gangguan pada volume dan komposisi cairan serta elektrolit di dalam tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien menunjukkan pemulihan status cairan dan elektrolit yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor intake dan output cairan, berikan cairan intravena, pantau tanda-tanda vital, dan berikan antiemetik sesuai indikasi.
Kesimpulan:
Berdasarkan data objektif dan subjektif yang Anda berikan, pasien mengalami kondisi mual dan muntah yang berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah mual dan muntah berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah sesuai dengan SIKI yang telah dijabarkan di atas. -
Article No. 4013 | 30 Oct 2024
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat professional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi nyeri akut dengan nada akademis dan persona sebagai pakar.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut. Karakteristik klinik utama dari nyeri akut meliputi ekspresi verbal atau non-verbal dari rasa sakit, perubahan tanda-tanda vital, dan perilaku protektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang diharapkan untuk pasien dengan nyeri akut antara lain penurunan intensitas nyeri, kontrol nyeri yang efektif, dan tidak ada komplikasi akibat nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola nyeri akut mencakup manajemen nyeri farmakologis dan non-farmakologis, seperti pemberian analgesik, relaksasi, terapi panas-dingin, dan terapi musik. Selain itu, edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai nyeri juga menjadi komponen penting dalam intervensi keperawatan.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang berpedoman pada standar SDKI-SLKI-SIKI ini akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan sesuai dengan standar profesi.