Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6073 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang pasien berusia 45 tahun datang ke unit gawat darurat dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri dan disertai keringat dingin.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, let me provide you with the Nursing Diagnosis and a brief explanation of the SDKI - SLKI - SIKI standards from the Indonesian National Nurses Association (PPNI) for the given condition.
Nursing Diagnosis:
Acute Chest Pain
Explanation:
The patient's symptoms of chest pain radiating to the left arm, accompanied by cold sweats, are indicative of acute chest pain. This condition requires immediate medical attention and nursing intervention.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
The SDKI standard for this condition is "Nyeri Akut" (Acute Pain), which is defined as an unpleasant sensory and emotional experience associated with actual or potential tissue damage, or described in terms of such damage.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
The SLKI standard for this condition includes the following expected outcomes:
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. Pasien bebas dari komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
The SIKI standard for this condition includes the following nursing interventions:
1. Manajemen nyeri
2. Pemantauan tanda-tanda vital
3. Pencegahan komplikasi
These nursing interventions aim to manage the patient's acute chest pain, monitor their vital signs, and prevent any potential complications.
It is important to note that this is a general overview based on the PPNI standards. In a clinical setting, the specific nursing diagnosis, goals, and interventions may vary depending on the patient's individual condition and other factors. -
Article No. 6074 | 16 Nov 2024
Klinis : Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum, Ibu/Bapak yang terhormat.
Sebagai seorang perawat professional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi "Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif" yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
Definisi:
Kondisi di mana keluarga gagal dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengendalikan masalah kesehatan anggota keluarga secara efektif.
Penyebab:
1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam manajemen kesehatan.
2. Tidak adanya dukungan yang memadai dari lingkungan sekitar.
3. Adanya hambatan/stressor dalam keluarga yang mengganggu kemampuan manajemen.
4. Keterbatasan sumber daya yang dimiliki keluarga.
Intervensi Keperawatan:
1. Asesmen komprehensif terhadap kemampuan manajemen kesehatan keluarga.
2. Edukasi dan pelatihan manajemen kesehatan keluarga.
3. Fasilitasi dukungan sosial dan akses ke sumber daya yang dibutuhkan.
4. Monitoring dan evaluasi berkelanjutan terhadap kemajuan manajemen kesehatan keluarga.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode Diagnosis: 00078
- Definisi: Kondisi di mana keluarga gagal dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengendalikan masalah kesehatan anggota keluarga secara efektif.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode Luaran: 10012 (Manajemen Kesehatan Keluarga)
- Definisi: Kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengendalikan masalah kesehatan anggota keluarga secara efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode Intervensi: 6320 (Manajemen Kesehatan Keluarga)
- Definisi: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengendalikan masalah kesehatan anggota keluarga secara efektif.
Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memahami dan menangani kondisi "Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif" berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya.
Wassalamu'alaikum. -
Article No. 6075 | 16 Nov 2024
Klinis : Peran keluarga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Peran Keluarga".
Diagnosa Keperawatan:
Peran Keluarga Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan keluarga untuk melaksanakan tugas-tugas terkait kesehatan anggota keluarga.
Penyebab:
1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang peran dan tanggung jawab dalam merawat anggota keluarga.
2. Adanya hambatan dalam komunikasi dan interaksi di dalam keluarga.
3. Beban perawatan yang berlebihan pada anggota keluarga.
4. Dukungan sosial yang tidak memadai.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Identifikasi peran dan tanggung jawab keluarga dalam perawatan.
2. Evaluasi kemampuan keluarga dalam melaksanakan peran dan tanggung jawab.
3. Identifikasi hambatan yang dialami keluarga dalam melaksanakan peran.
4. Identifikasi sumber daya yang dapat mendukung peran keluarga.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keluarga mampu melaksanakan peran dan tanggung jawab dalam perawatan.
2. Keluarga merasa puas dengan peran yang dilaksanakan.
3. Keluarga mendapatkan dukungan yang memadai dalam melaksanakan peran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Edukasi keluarga tentang peran dan tanggung jawab dalam perawatan.
2. Fasilitasi komunikasi dan interaksi di dalam keluarga.
3. Manajemen beban perawatan pada anggota keluarga.
4. Kolaborasi dengan sumber daya lain untuk mendukung peran keluarga.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada keluarga, sehingga keluarga dapat berperan secara efektif dalam perawatan anggota keluarga. -
Article No. 6076 | 16 Nov 2024
Klinis : Resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang diminta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi 'Risiko Infeksi':
Diagnosa Keperawatan SDKI yang paling sesuai untuk kondisi 'Risiko Infeksi' adalah 'Risiko Infeksi'. Diagnosa ini mengacu pada adanya peningkatan kemungkinan menderita infeksi yang disebabkan oleh paparan patogen, sistem pertahanan tubuh yang tidak adekuat, atau kerusakan pada sawar-sawar pembatas.
Definisi Diagnosa Keperawatan SDKI 'Risiko Infeksi':
Keadaan rentan individu terhadap infeksi yang disebabkan oleh penurunan mekanisme pertahanan tubuh, paparan patogen, atau kerusakan pada sawar-sawar pembatas.
Karakteristik Definisi:
- Penurunan mekanisme pertahanan tubuh
- Paparan patogen
- Kerusakan pada sawar-sawar pembatas
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk 'Risiko Infeksi' adalah:
- Kontrol Infeksi
- Luaran ini mengacu pada kemampuan individu untuk mencegah, mengendalikan, dan mengelola infeksi.
Kriteria Hasil SLKI 'Kontrol Infeksi':
- Mengenali tanda dan gejala infeksi
- Mempertahankan higiene yang adekuat
- Mempertahankan integritas kulit
- Mempertahankan intake nutrisi yang adekuat
- Menunjukkan perilaku untuk mencegah infeksi
- Menunjukkan pemahaman tentang prosedur untuk mengendalikan infeksi
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran 'Kontrol Infeksi' pada pasien dengan 'Risiko Infeksi' adalah:
- Manajemen Infeksi
- Intervensi ini bertujuan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengelola infeksi pada pasien.
Aktivitas Keperawatan dalam Intervensi 'Manajemen Infeksi':
- Kaji tanda dan gejala infeksi
- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium
- Lakukan perawatan kulit dan membran mukosa
- Berikan edukasi tentang pencegahan infeksi
- Dorong perilaku hidup sehat
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan infeksi
Penjelasan rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi 'Risiko Infeksi'. Sebagai perawat profesional, saya berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas demi mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 6077 | 16 Nov 2024
Klinis : kepala terasa pusing, hidung mimisan, telinga kanan tidak bisa mendengar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan panduan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Persepsi Sensori (00122)
- Definisi: Perubahan dalam jenis atau jumlah stimulasi yang dipersepsi, yang dapat memengaruhi respons perilaku seseorang.
- Karateristik Definisi: Laporan pasien tentang perubahan persepsi sensorik, seperti pusing, mimisan, dan gangguan pendengaran.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Persepsi Sensorik: Pendengaran (0206)
- Definisi: Kemampuan untuk mendengar dan memahami suara.
- Indikator:
- Kemampuan mendengar suara normal (020601)
- Kemampuan memahami percakapan (020602)
2. Kontrol Epistaksis (1608)
- Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau mengendalikan perdarahan dari hidung.
- Indikator:
- Frekuensi episode mimisan (160801)
- Durasi episode mimisan (160802)
3. Kontrol Vertigo (1612)
- Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau mengendalikan sensasi berputar atau tidak seimbang.
- Indikator:
- Frekuensi episode vertigo (161201)
- Durasi episode vertigo (161202)
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Gangguan Persepsi Sensorik (5616)
- Definisi: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengatasi perubahan dalam persepsi sensorik.
- Aktivitas:
- Kaji faktor-faktor yang memengaruhi persepsi sensorik
- Identifikasi penyebab perubahan persepsi sensorik
- Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang gangguan persepsi sensorik
- Buat rencana penanganan untuk mengatasi gangguan persepsi sensorik
2. Manajemen Epistaksis (4640)
- Definisi: Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan dari hidung.
- Aktivitas:
- Identifikasi penyebab mimisan
- Ajarkan teknik penekanan hidung yang benar
- Pertahankan posisi kepala pasien pada posisi yang tepat
- Berikan obat-obatan sesuai indikasi
3. Manajemen Vertigo (6320)
- Definisi: Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan sensasi berputar atau tidak seimbang.
- Aktivitas:
- Identifikasi penyebab vertigo
- Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen vertigo
- Lakukan aktivitas yang dapat mengurangi vertigo
- Berikan obat-obatan sesuai indikasi
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, yaitu kepala terasa pusing, hidung mimisan, dan telinga kanan tidak bisa mendengar, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Persepsi Sensori (00122). Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah peningkatan persepsi sensorik: pendengaran, kontrol epistaksis, dan kontrol vertigo. Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah manajemen gangguan persepsi sensorik, manajemen epistaksis, dan manajemen vertigo. Masing-masing intervensi memiliki aktivitas-aktivitas spesifik yang bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab, memberikan informasi, dan mengatasi masalah yang dialami pasien. -
Article No. 6078 | 16 Nov 2024
Klinis : kepala terasa pusing, hidung mimisan, telinga kanan tidak bisa mendengar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Persepsi Sensori: Gangguan Pendengaran Berhubungan dengan Penyakit Telinga
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu kepala terasa pusing, hidung mimisan, dan telinga kanan tidak bisa mendengar, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Persepsi Sensori: Gangguan Pendengaran Berhubungan dengan Penyakit Telinga.
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Gangguan Persepsi Sensori: Gangguan Pendengaran didefinisikan sebagai "Pengalaman yang salah atau tidak akurat tentang rangsangan auditori yang diakibatkan oleh perubahan dalam struktur atau fungsi telinga". Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyakit telinga.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) mengidentifikasi beberapa luaran yang dapat dicapai untuk mengatasi masalah ini, seperti Fungsi Pendengaran Membaik, Kemampuan Berkomunikasi Membaik, dan Pengetahuan tentang Penyakit Telinga Meningkat.
Selanjutnya, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan beberapa intervensi yang dapat dilakukan, seperti Manajemen Nyeri, Manajemen Perdarahan, dan Edukasi Kesehatan terkait Gangguan Pendengaran.
Evaluasi dan pemantauan yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan bahwa intervensi yang dilakukan efektif dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh pasien. -
Article No. 6079 | 16 Nov 2024
Klinis : BRONKONSTRIKSI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi bronkonstriksi.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Tanda dan gejala utama pada kondisi bronkonstriksi adalah kesulitan bernapas, napas berbunyi (wheezing), dan produksi sekret yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakefektifan bersihan jalan napas, sehingga diperlukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mempertahankan patensi jalan napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan bronkonstriksi adalah tercapainya bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan jalan napas yang paten, frekuensi napas normal, tidak ada tanda-tanda distress napas, dan oksigenasi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini antara lain pemantauan status pernapasan, pemberian bronkodilator, fisioterapi dada, dan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen bronkonstriksi.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai, dan merencanakan serta melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu pasien dengan bronkonstriksi mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 6080 | 16 Nov 2024
Klinis : BRONKONSTRIKSI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Bronkonstriksi.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
(Ineffective Breathing Pattern)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk melakukan pertukaran gas yang optimal, yang ditandai dengan perubahan frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif, yang ditandai dengan frekuensi pernapasan dalam rentang normal, kedalaman napas adekuat, dan irama pernapasan yang teratur.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pantau pola dan fungsi pernapasan
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
3. Latih teknik pernapasan
4. Ajarkan posisi tubuh yang memfasilitasi pernapasan
5. Kolaborasi pemberian bronkodilator atau terapi inhalasi lainnya
Sebagai perawat, saya akan memberikan perawatan holistik dan berpusat pada pasien untuk membantu mengatasi masalah bronkonstriksi dan memastikan pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif. -
Article No. 6081 | 16 Nov 2024
Klinis : BRONKONSTRIKSI
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi bronkonstriksi.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi bronkonstriksi berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Pola Napas Tidak Efektif". Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan inspirasi dan/atau ekspirasi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Kondisi bronkonstriksi yang ditandai dengan penyempitan saluran napas menyebabkan pola napas yang tidak efektif, sehingga diagnosis ini sangat relevan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah "Pola Napas Efektif". Pola Napas Efektif didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Indikator keberhasilan dari luaran ini meliputi:
1. Frekuensi napas dalam batas normal
2. Irama napas teratur
3. Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
4. Tidak ada retraksi dinding dada
5. Tidak ada bunyi napas tambahan (wheezing, ronki)
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran "Pola Napas Efektif", beberapa intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) antara lain:
1. Pemantauan Respirasi
- Pantau frekuensi, kedalaman, dan pola napas pasien
- Pantau tanda-tanda kesulitan bernapas (penggunaan otot bantu napas, retraksi dinding dada, dll.)
- Pantau bunyi napas tambahan (wheezing, ronki)
2. Manajemen Jalan Napas
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan suction jika diperlukan untuk membersihkan jalan napas
3. Manajemen Bronkokonstriksi
- Berikan bronkodilator sesuai resep
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen farmakologis
4. Edukasi Kesehatan
- Edukasikan pasien dan keluarga mengenai penyakit dan pengelolaannya
- Ajarkan teknik napas dalam dan relaksasi
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik sesuai toleransi
Penjelasan rinci di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan dalam menangani kondisi bronkonstriksi. Sebagai perawat, saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif. -
Article No. 6082 | 16 Nov 2024
Klinis : WHEEZING
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi WHEEZING, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah suatu diagnosa keperawatan yang dikarakteristikkan dengan adanya suara wheezing (mengi) saat bernapas, yang mengindikasikan adanya hambatan pada saluran pernapasan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi saluran napas, alergi, atau kondisi paru-paru lainnya.
Berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), kriteria utama untuk diagnosa ini adalah:
1. Suara napas wheezing
2. Kesulitan bernapas
3. Bunyi napas tambahan
Adapun faktor yang berhubungan dapat meliputi faktor fisiologis, psikologis, atau situasional yang dapat mempengaruhi bersihan jalan napas.
Diagnosa ini sesuai dengan standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) yang mengidentifikasi hasil yang diharapkan, seperti:
1. Pasien menunjukkan jalan napas yang terbuka
2. Pasien menunjukkan pernapasan yang efektif
3. Pasien menunjukkan tidak ada bunyi napas tambahan
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) antara lain:
1. Pemantauan status pernapasan
2. Manajemen jalan napas
3. Pemberian oksigen
4. Edukasi terkait manajemen wheezing
Dengan penerapan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan intervensi yang tepat dan terukur untuk mengatasi kondisi Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif pada pasien dengan wheezing.