Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18583 | 14 Jun 2025
Klinis : SDKI POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF DAN CARDIAC OUTPUT
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pola napas tidak efektif dan cardiac output.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
Karakteristik Utama:
- Perubahan frekuensi napas
- Perubahan kedalaman napas
- Penggunaan otot bantu pernapasan
- Perubahan irama napas
2. Cardiac Output Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Karakteristik Utama:
- Perubahan frekuensi denyut jantung
- Perubahan irama jantung
- Perubahan perfusi perifer
- Perubahan curah jantung
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Kedalaman napas dalam rentang normal
- Penggunaan otot bantu pernapasan minimal
- Irama napas teratur
2. Cardiac Output Efektif
- Frekuensi denyut jantung dalam rentang normal
- Irama jantung teratur
- Perfusi perifer adekuat
- Curah jantung dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Pantau tanda-tanda vital (frekuensi, kedalaman, dan irama napas)
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik pernapasan dalam dan latihan batuk efektif
- Berikan bronkodilator atau obat-obatan lain sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengoptimalkan fungsi pernapasan
2. Cardiac Output Tidak Efektif
- Pantau tanda-tanda vital (frekuensi denyut jantung, irama jantung, tekanan darah)
- Kaji tanda-tanda perfusi perifer (warna, suhu, kapillaritas)
- Posisikan pasien untuk meningkatkan aliran balik vena
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengoptimalkan fungsi kardiovaskular
- Berikan obat-obatan kardiovaskular sesuai indikasi
Penjelasan yang rinci:
Diagnosis keperawatan Pola Napas Tidak Efektif dan Cardiac Output Tidak Efektif menggambarkan kondisi pasien yang mengalami gangguan dalam sistem pernapasan dan kardiovaskular. Pola napas tidak efektif dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat, sedangkan cardiac output tidak efektif dapat mengakibatkan penurunan suplai oksigen ke seluruh tubuh.
Luaran yang diharapkan adalah pola napas efektif dan cardiac output efektif. Hal ini akan memastikan bahwa pasien dapat mempertahankan ventilasi yang adekuat dan memiliki fungsi kardiovaskular yang optimal, sehingga kebutuhan oksigen di seluruh tubuh dapat terpenuhi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, optimalisasi posisi pasien, pemberian oksigen, terapi farmakologis, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Tujuannya adalah untuk memastikan stabilitas fungsi pernapasan dan kardiovaskular, serta mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Dalam menerapkan asuhan keperawatan ini, perawat harus menerapkan pendekatan yang komprehensif, melibatkan pasien dan keluarga, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai luaran yang diharapkan dan memastikan kesejahteraan pasien. -
Article No. 18584 | 14 Jun 2025
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi nyeri, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut (00132)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut (00132): Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol nyeri (1605): Derajat kenyamanan fisik yang dipertahankan.
2. Manajemen nyeri (1400): Tindakan untuk mempromosikan kenyamanan fisik, emosional, dan spiritual dengan meminimalkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri (1400): Tindakan untuk mempromosikan kenyamanan fisik, emosional, dan spiritual dengan meminimalkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.
2. Terapi komplementer (1800): Tindakan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan individu dengan menggunakan terapi komplementer.
3. Pengurangan nyeri (1310): Tindakan untuk menurunkan atau menghilangkan rasa sakit.
Penjelasan Singkat:
Nyeri akut (00132) adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut. Tujuan dari intervensi keperawatan adalah untuk mempromosikan kenyamanan fisik, emosional, dan spiritual dengan meminimalkan rasa sakit dan ketidaknyamanan, serta menurunkan atau menghilangkan rasa sakit melalui berbagai tindakan, termasuk terapi komplementer. -
Article No. 18585 | 14 Jun 2025
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait kondisi **nyeri** sesuai standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** dengan pendekatan akademis dan persona pakar keperawatan.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** **D.0016** – **Nyeri Akut**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat, dan durasi kurang dari 3 bulan.
**Kode Alternatif:**
- **D.0017** – **Nyeri Kronis** (jika nyeri berlangsung ?3 bulan).
**Faktor Terkait (Etiologi):**
- Kerusakan jaringan (trauma, inflamasi, iskemia).
- Prosedur invasif (operasi, injeksi).
- Gangguan neuropatik (mis. neuropati diabetik).
**Karakteristik Utama (Tanda/Gejala):**
- Laporan verbal/non-verbal nyeri (skala nyeri >3).
- Perilaku melindungi area nyeri.
- Perubahan tanda vital (takikardia, hipertensi).
- Ekspresi wajah kesakitan (mengerut, menangis).
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode:** **L.14001** – **Tingkat Nyeri Terkontrol**
**Indikator Evaluasi:**
- Skala nyeri menurun (mis. dari skala 7 ke ?3).
- Klien mampu menggunakan teknik non-farmakologis (relaksasi, distraksi).
- Klien melaporkan peningkatan kenyamanan.
**Kode Tambahan:**
- **L.14002** – **Koping Efektif terhadap Nyeri**.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** **I.11030** – **Manajemen Nyeri**
**Tindakan Utama:**
- **Farmakologis:** Pemberian analgesik sesuai resep (mis. parasetamol, NSAID, opioid).
- **Non-Farmakologis:**
- Teknik relaksasi napas dalam.
- Kompres hangat/dingin.
- Distraksi (musik, guided imagery).
- **Edukasi:** Ajarkan penggunaan skala nyeri (mis. Numeric Rating Scale/NRS).
**Kode Pendukung:**
- **I.11031** – **Terapi Aktivitas** (untuk nyeri kronis).
- **I.11032** – **Pemantauan Efek Samping Analgesik** (mis. konstipasi opioid).
---
### **Penjelasan Akademis**
- **SDKI** digunakan untuk menegakkan diagnosa berbasis **evidence-based practice** dengan kriteria NANDA-I yang diadaptasi ke konteks Indonesia.
- **SLKI** mengukur luaran objektif melalui indikator terukur, sesuai prinsip **outcome-focused care**.
- **SIKI** merujuk pada intervensi holistik (biopsikososial) dengan pendekatan **patient-centered care**.
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Edisi Revisi.
---
Format ini memenuhi kebutuhan akademis dengan integrasi kode PPNI dan pendekatan praktik berbasis bukti. Jika diperlukan penjabaran lebih mendalam, dapat ditambahkan asesmen **PQRST (Provocation, Quality, Region, Severity, Time)** untuk analisis nyeri. -
Article No. 18586 | 14 Jun 2025
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait kondisi **nyeri** sesuai standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** dengan pendekatan akademis dan persona pakar keperawatan.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** **00032 – Nyeri Akut**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat, dan durasi kurang dari 3 bulan.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Kerusakan jaringan (trauma, inflamasi, prosedur invasif).
- Aktivasi nosiseptor (kimia, termal, mekanik).
- Gangguan neuropatik (mis. kompresi saraf).
**Karakteristik Utama (Manifestasi Klinis):**
- Ekspresi verbal/non-verbal nyeri (merintih, mengerang, wajah meringis).
- Perubahan tanda vital (takikardia, hipertensi, diaforesis).
- Perilaku protektif (menghindari gerakan, guarding).
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode:** **1401 – Kontrol Nyeri**
**Indikator dan Skala Luaran:**
- **Intensitas nyeri** (Skala 1–5: 1 = tidak nyeri, 5 = nyeri berat).
- **Durasi nyeri** (Skala 1–5: 1 = tidak ada, 5 = terus-menerus).
- **Kemampuan aktivitas** (Skala 1–5: 1 = tidak terganggu, 5 = sangat terganggu).
**Target Luaran:**
- Pasien melaporkan penurunan skala nyeri ?2 dalam 24–48 jam.
- Pasien mampu beraktivitas tanpa gangguan nyeri signifikan.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** **1440 – Manajemen Nyeri**
**Aktivitas Intervensi:**
- **Penilaian Nyeri:** Gunakan skala valid (NRS, VAS, FLACC untuk anak).
- **Farmakologis:** Kolaborasi pemberian analgesik (NSAID, opioid) sesuai protokol.
- **Non-Farmakologis:**
- Terapi dingin/panas.
- Relaksasi (napas dalam, guided imagery).
- Distraksi (musik, aktivitas ringan).
- **Edukasi:** Ajarkan teknik pengurangan nyeri mandiri dan penggunaan obat sesuai resep.
**Kode Tambahan (jika relevan):**
- **1480 – Terapi Musik** untuk distraksi.
- **6540 – Manajemen Medikasi** untuk memastikan regimen analgesik tepat.
---
### **Catatan Akademis/Praktik Berbasis Bukti:**
- **Patofisiologi Nyeri:** Nosiseptor teraktivasi ? transmisi sinyal ke SSP (substansi P, glutamat) ? persepsi nyeri di korteks somatosensori.
- **Evidence-Based Practice:** WHO analgesic ladder untuk manajemen nyeri bertingkat (non-opioid ? opioid lemah ? opioid kuat).
- **Evaluasi:** Monitor efek samping analgesik (mis. konstipasi opioid) dan efektivitas intervensi.
---
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
- Jarvis, C. (2020). *Physical Examination and Health Assessment*. Ed. 8. Elsevier.
Format ini dapat disesuaikan dengan konteks klinis spesifik (nyeri akut vs kronis, etiologi, atau populasi pasien). -
Article No. 18587 | 14 Jun 2025
Klinis : Sesalk napas, nyeri ulu hati
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan rincian diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi sesak napas dan nyeri ulu hati.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan lancar yang menyebabkan pertukaran gas tidak adekuat.
- Penyebab: Nyeri pada dada, kelelahan otot pernapasan, kecemasan.
- Tanda dan Gejala: Sesak napas, napas dangkal, penggunaan otot bantu napas.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Proses patologis pada ulu hati, seperti penyakit refluks, ulkus, atau spasme.
- Tanda dan Gejala: Keluhan nyeri pada ulu hati, rasa terbakar, mual.
Luaran/Output SLKI:
1. Pola Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan bernapas dengan lancar sehingga pertukaran gas adekuat.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal.
- Irama napas teratur.
- Tidak ada penggunaan otot bantu napas yang berlebihan.
- Pasien melaporkan napas lebih lega.
2. Kontrol Nyeri
- Definisi: Kemampuan mengendalikan sensasi nyeri hingga tingkat yang dapat diterima.
- Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang.
- Pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan nyeri.
- Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang lebih rileks.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Jalan Napas
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Ajarkan teknik pernapasan yang efektif.
- Pantau tanda-tanda vital dan status pernapasan.
2. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai resep.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi.
- Berikan kenyamanan dan dukungan emosional.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab nyeri.
Dengan diagnosa keperawatan yang tepat, luaran yang jelas, dan intervensi yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai pola napas efektif dan kontrol nyeri yang optimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan pemulihan kondisi. -
Article No. 18588 | 14 Jun 2025
Klinis : sesak napas, nyeri ulu hati
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona pakar nurse.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: sesak napas, nyeri ulu hati
Berdasarkan kondisi yang Anda sebutkan, yaitu sesak napas dan nyeri ulu hati, maka diagnosa keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang sesuai adalah:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida di alveolus.
Penyebab: Obstruksi jalan napas, gangguan mekanis pernapasan, gangguan difusi, gangguan perfusi.
Gejala: Sesak napas, napas cuping hidung, sianosis, ortopnea, takipnea.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut.
Penyebab: Agen cedera biologi, kimia, fisik, psikologis.
Gejala: Nyeri ulu hati, nyeri dada, gelisah, takikardi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan luaran/output yang dapat dicapai adalah:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk bernapas dengan normal.
- Pasien melaporkan tidak ada lagi sesak napas.
- Pasien menunjukkan perbaikan status oksigenasi (saturasi oksigen dalam batas normal).
2. Nyeri Akut
- Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri ulu hati.
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas tanpa disertai nyeri.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil (tekanan darah, nadi, pernapasan).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- Monitor status pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama) dan oksigenasi (saturasi oksigen).
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien.
- Ajarkan teknik pernapasan diafragmatik.
- Lakukan suction jika diperlukan untuk membebaskan jalan napas.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab gangguan pertukaran gas.
2. Nyeri Akut
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, intensitas).
- Berikan analgesik sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin).
- Monitor tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab nyeri.
Penerapan intervensi keperawatan ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kesejahteraan pasien. -
Article No. 18499 | 13 Jun 2025
Klinis : DS: - Pasien mengatakan belum berani untuk menggerakkan badannya karena masih takut setelah 2 jam operasi - Pasien menanyakan bagaimana cara miring kanan dan kiri - Pasien menanyatakan belum mengetahui perawatan luka yang harus dilakukan - Pasien menyatakan masih mengikuti budaya tidak boleh makan protein seperti daging, ikan dah telur setelah melahirkan - Pasien mengatakan tidak pernah mencari informasi tentang perawatan luka paska caesar DO: - Pasien tampak kebingungan saat menyatakan pengetahuannya tentang bagaimana mencegah infeksi pada lukanya - Pasien tampak masih kebingungan saat memposisikan dirinya supaya nyaman - Pasien tampak masih suka mengenjan saat berpindah posisi - Masih banyak makanan junk food di meja pasien dan di konsumsi pasien (rocket chicken)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan deskripsi kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis (jika ada):
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z71.1
- Deskripsi: Konseling berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan penyesuaian
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 59.71
- Deskripsi: Perawatan luka pasca pembedahan (tidak termasuk luka bakar)
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 Z71.1 (Konseling berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan penyesuaian) sesuai dengan kondisi pasien yang:
- Masih takut untuk menggerakkan badan setelah operasi
- Belum mengetahui cara miring kanan dan kiri
- Belum mengetahui perawatan luka yang harus dilakukan
- Masih mengikuti budaya tidak boleh makan protein setelah melahirkan
- Belum pernah mencari informasi tentang perawatan luka pasca sesar
2. Kode ICD-9-CM 59.71 (Perawatan luka pasca pembedahan) sesuai dengan kondisi pasien yang:
- Tampak kebingungan saat menyatakan pengetahuannya tentang bagaimana mencegah infeksi pada lukanya
- Tampak masih kebingungan saat memposisikan dirinya supaya nyaman
- Tampak masih suka mengenjan saat berpindah posisi
Catatan:
Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik tercatat dalam kasus ini. Namun, kode 59.71 (Perawatan luka pasca pembedahan) dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan perawatan luka yang perlu dilakukan pada pasien. -
Article No. 18500 | 13 Jun 2025
Klinis : DS: - Pasien mengatakan belum berani untuk menggerakkan badannya karena masih takut setelah 2 jam operasi - Pasien menanyakan bagaimana cara miring kanan dan kiri - Pasien menanyatakan belum mengetahui perawatan luka yang harus dilakukan - Pasien menyatakan masih mengikuti budaya tidak boleh makan protein seperti daging, ikan dah telur setelah melahirkan - Pasien mengatakan tidak pernah mencari informasi tentang perawatan luka paska caesar DO: - Pasien tampak kebingungan saat menyatakan pengetahuannya tentang bagaimana mencegah infeksi pada lukanya - Pasien tampak masih kebingungan saat memposisikan dirinya supaya nyaman - Pasien tampak masih suka mengenjan saat berpindah posisi - Masih banyak makanan junk food di meja pasien dan di konsumsi pasien (rocket chicken)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif (DS) dan data objektif (DO) yang diberikan, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Berikut adalah penjelasan singkat masing-masing diagnosa beserta kodenya:
1. Diagnosa Keperawatan: Kurang Pengetahuan (00126)
- SDKI: Kurang Pengetahuan adalah keterbatasan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik spesifik.
- SLKI: Pengetahuan Meningkat
- SIKI: Edukasi Kesehatan, Bimbingan, Konseling
2. Diagnosa Keperawatan: Mobilitas Fisik Terganggu (00085)
- SDKI: Mobilitas Fisik Terganggu adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dan mandiri di lingkungan.
- SLKI: Mobilitas Fisik Membaik
- SIKI: Terapi Latihan Gerak, Perawatan Fisik, Manajemen Nyeri
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi (00004)
- SDKI: Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Bebas Infeksi
- SIKI: Perawatan Luka, Manajemen Infeksi, Edukasi Kesehatan
4. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Keseimbangan Nutrisi Membaik
- SIKI: Terapi Nutrisi, Edukasi Gizi, Konseling Gizi
Dalam pendekatan akademis, persona sebagai perawat profesional, diagnosa keperawatan ini dapat dijadikan landasan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi intervensi keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 18501 | 13 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Sebutkan diagnosa Icd, sdki, slki, siki, Nanda, pemeriksaan penunjang, obat obatan yang sesuai untuk pasien
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut informasi yang Anda minta:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan lesi pada paru.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.24
- Deskripsi: Bronkoskopi dengan biopsiFasilitas dan Intervensi Keperawatan (SDKI):
- Diagnosis Keperawatan: Ketidakefektifan bersihan jalan napas
- Intervensi Keperawatan: Manajemen jalan napas
Sistem Klasifikasi Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen oksigenasi, Manajemen batuk
Sistem Klasifikasi Hasil Keperawatan (SLKI):
- Hasil Keperawatan: Permeabilitas jalan napas, Ventilasi paru
Diagnosis NANDA:
- Diagnosis: Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Pemeriksaan Penunjang:
- Rontgen toraks: Menunjukkan adanya lesi di paru
- Pemeriksaan sputum: untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis paru
Pengobatan:
- Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol (Kombinasi obat anti-tuberkulosis)
- Bronkodilator (jika diperlukan untuk mengatasi sesak napas)
- Antipiretik (untuk mengatasi demam)
Pasien ini didiagnosis dengan tuberkulosis paru berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan penunjang. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, dan manajemen batuk untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas dan ventilasi paru yang efektif. Pengobatan utama adalah kombinasi obat anti-tuberkulosis yang sesuai, disertai dengan terapi simptomatik jika diperlukan. -
Article No. 18502 | 13 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Sebutkan diagnosa Icd, sdki, slki, siki, Nanda, pemeriksaan penunjang, obat obatan yang sesuai untuk pasien
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai kondisi pasien yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (Impaired Airway Clearance)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- Karakteristik Mayor: Adanya sputum berlebih, perubahan suara napas, sianosis, gangguan pernapasan.
- Faktor Berhubungan: Sekresi pernapasan berlebih, lemahnya batuk.
2. Intoleransi Aktivitas (Impaired Physical Mobility)
- Definisi: Keterbatasan dalam toleransi untuk melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan.
- Karakteristik Mayor: Kelemahan, kelelahan, dispnea, angina pada aktivitas.
- Faktor Berhubungan: Penyakit pernapasan kronis.
3. Risiko Infeksi (Risk for Infection)
- Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Imunitas tubuh yang menurun, adanya penyakit kronis.
Diagnosa ICD: A15.0 Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologi positif.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Membaik
- Indikator: Jalan napas terbebas dari sekret, frekuensi pernapasan dalam batas normal, tidak ada kesulitan bernafas.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Indikator: Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan, tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas.
3. Bebas Infeksi
- Indikator: Tidak ada tanda-tanda infeksi, hasil pemeriksaan penunjang dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tindakan: Auskultasi suara napas, berikan nebulizer, ajari teknik batuk efektif, kolaborasi pemberian bronkodilator.
2. Manajemen Aktivitas
- Tindakan: Evaluasi tingkat aktivitas, atur aktivitas sesuai toleransi, anjurkan istirahat yang cukup.
3. Manajemen Infeksi
- Tindakan: Monitor tanda-tanda infeksi, kolaborasi pemberian antibiotik, edukasi pencegahan infeksi.
Pemeriksaan Penunjang:
- Rontgen Thoraks: Lesi di paru
- Sputum BTA: Pemeriksaan mikrobiologi tuberkulosis
Obat-obatan:
- Antibiotik: Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol (Rejimen 4 Obat Anti Tuberkulosis)
- Bronkodilator: Salbutamol, Ipratropium Bromida
- Kortikosteroid: Prednison
Dalam menangani pasien dengan tuberkulosis paru, perawat perlu mengintegrasikan pendekatan holistik dalam asuhan keperawatan yang berfokus pada pemulihan status pernapasan, peningkatan toleransi aktivitas, dan pencegahan komplikasi infeksi. Kolaborasi yang erat dengan tim medis sangat penting untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien.