Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6056 | 16 Nov 2024
Klinis : nak perempuan usia 15 tahun di bawa ke poliklinik, dengan keluhan tidak nafsu makam. Hasil pengkajian didaptkan data bahwa anak selalu menolak makan sejak putus pacar beberapa bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik: suhu 37,80C, frekuensi nadi 70 x/menit, tekanan darah 90/70 mmHg, BB 26 kg , kulit kering dan kuku yang rapuh.Apa masalah kesehatan yang terjadi pada kasus di atas ? A. Pika B. Bulimia C. Obesitas D. Malnutrisi E. Anoreksia Nervosa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kasus tersebut menunjukkan gejala Anoreksia Nervosa.
Diagnosa Keperawatan:
Anoreksia Nervosa
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Anoreksia Nervosa didefinisikan sebagai gangguan makan yang ditandai dengan pembatasan asupan makanan yang mengarah pada berat badan yang sangat rendah, rasa takut yang intens akan penambahan berat badan, dan gangguan persepsi tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada kasus Anoreksia Nervosa adalah pasien dapat mencapai berat badan yang sehat, memiliki pola makan yang teratur, dan menunjukkan persepsi tubuh yang realistis.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nutrisi, konseling psikologis, terapi kognitif-perilaku, dan edukasi bagi pasien serta keluarga untuk mengatasi gangguan makan dan persepsi tubuh yang tidak realistis.
Jadi, berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu tidak nafsu makan sejak putus dengan pacar, berat badan rendah, serta perubahan fisik seperti suhu, nadi, tekanan darah, dan kondisi kulit dan kuku, maka diagnosa yang tepat adalah Anoreksia Nervosa. -
Article No. 6057 | 16 Nov 2024
Klinis : Gangguan Interaksi Sosial berhubungan dengan Gangguan perkembangan seperti autisme, keterlambatan bicara, atau gangguan komunikasi lainnya dan Perasaan cemas atau takut yang menghambat interaksi sosial.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Interaksi Sosial berhubungan dengan Gangguan Perkembangan
2. Ansietas (Cemas) berhubungan dengan Hambatan Interaksi Sosial
Penjelasan:
1. Gangguan Interaksi Sosial berhubungan dengan Gangguan Perkembangan
- Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), gangguan interaksi sosial didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membentuk, mempertahankan, atau memperbaiki hubungan interpersonal yang memuaskan.
- Kondisi ini dapat terkait dengan gangguan perkembangan seperti autisme, keterlambatan bicara, atau gangguan komunikasi lainnya yang menghambat kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain secara efektif.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain terapi bermain, terapi perilaku, terapi keterampilan sosial, dan konseling.
2. Ansietas (Cemas) berhubungan dengan Hambatan Interaksi Sosial
- Berdasarkan SDKI, ansietas (cemas) didefinisikan sebagai respon emosional dan fisik terhadap ancaman yang sumbernya tidak spesifik atau tidak diketahui.
- Dalam kasus ini, perasaan cemas atau takut yang menghambat interaksi sosial dapat menjadi penyebab atau konsekuensi dari gangguan interaksi sosial.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain terapi relaksasi, terapi kognitif-perilaku, teknik manajemen stres, dan konseling.
Standar Keperawatan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Semua standar ini dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai acuan bagi perawat dalam praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 6058 | 16 Nov 2024
Klinis : SIKI untuk Gangguan Interaksi Sosial berhubungan dengan Gangguan perkembangan seperti autisme, keterlambatan bicara, atau gangguan komunikasi lainnya dan Perasaan cemas atau takut yang menghambat interaksi sosial.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Gangguan Interaksi Sosial yang berhubungan dengan Gangguan perkembangan seperti autisme, keterlambatan bicara, atau gangguan komunikasi lainnya, serta Perasaan cemas atau takut yang menghambat interaksi sosial.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Interaksi Sosial berhubungan dengan Gangguan perkembangan seperti autisme, keterlambatan bicara, atau gangguan komunikasi lainnya.
2. Perasaan cemas atau takut yang menghambat interaksi sosial.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Interaksi Sosial: Ketidakmampuan untuk memulai, mempertahankan, atau menyelesaikan interaksi sosial yang memuaskan.
- Cemas: Perasaan tidak nyaman atau takut yang disertai dengan respons otonom, perasaan tegang, dan perubahan perilaku.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Interaksi Sosial: Kemampuan untuk memulai, mempertahankan, dan menyelesaikan hubungan sosial yang memuaskan.
- Kontrol Kecemasan: Kemampuan untuk mengendalikan perasaan tidak nyaman atau takut yang disertai dengan respons otonom, perasaan tegang, dan perubahan perilaku.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Terapi Bermain: Intervensi yang digunakan untuk memfasilitasi perkembangan dan pembelajaran melalui aktivitas bermain.
- Terapi Komunikasi: Intervensi yang digunakan untuk membantu individu dalam mengembangkan kemampuan komunikasi.
- Terapi Relaksasi: Intervensi yang digunakan untuk mengurangi ketegangan, kecemasan, dan stres.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan pendekatan yang holistik dan berpusat pada pasien untuk menangani kondisi ini. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain terapi bermain, terapi komunikasi, dan terapi relaksasi untuk membantu pasien dalam meningkatkan interaksi sosial dan mengelola kecemasan atau ketakutannya. -
Article No. 6059 | 16 Nov 2024
Klinis : SIKI untuk Gangguan Interaksi Sosial berhubungan dengan Gangguan perkembangan seperti autisme, keterlambatan bicara, atau gangguan komunikasi lainnya dan Perasaan cemas atau takut yang menghambat interaksi sosial.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu Gangguan Interaksi Sosial berhubungan dengan Gangguan perkembangan seperti autisme, keterlambatan bicara, atau gangguan komunikasi lainnya, dan Perasaan cemas atau takut yang menghambat interaksi sosial, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Gangguan Interaksi Sosial
Definisi: Ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam interaksi sosial yang memuaskan.
Faktor yang Berhubungan: Gangguan perkembangan seperti autisme, keterlambatan bicara, atau gangguan komunikasi lainnya, dan Perasaan cemas atau takut yang menghambat interaksi sosial.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat:
1. Menunjukkan kemampuan untuk berpartisipasi dalam interaksi sosial yang memuaskan.
2. Mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang menghambat interaksi sosial.
3. Mendemonstrasikan peningkatan kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
4. Menunjukkan peningkatan rasa percaya diri dan kenyamanan dalam situasi sosial.
5. Melaporkan peningkatan dalam kepuasan dan kualitas hubungan sosial.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Terapi Perilaku
- Mengidentifikasi pola perilaku yang menghambat interaksi sosial.
- Mengajarkan keterampilan sosial dan komunikasi yang tepat.
- Menerapkan teknik modifikasi perilaku untuk meningkatkan interaksi sosial.
2. Terapi Kognitif
- Membantu pasien mengidentifikasi dan mengatasi pemikiran dan keyakinan negatif yang menghambat interaksi sosial.
- Mengajarkan teknik pengaturan diri dan manajemen kecemasan.
- Memfasilitasi pengembangan strategi koping yang efektif.
3. Terapi Kelompok
- Memfasilitasi partisipasi pasien dalam kelompok sosial atau terapi kelompok.
- Mendorong interaksi dan komunikasi yang positif di dalam kelompok.
- Memberikan umpan balik dan dukungan dari anggota kelompok.
4. Terapi Lingkungan
- Mengidentifikasi dan memodifikasi lingkungan yang dapat memfasilitasi interaksi sosial.
- Memfasilitasi keterlibatan pasien dalam aktivitas sosial yang sesuai.
- Melibatkan keluarga dan orang terdekat dalam mendukung interaksi sosial pasien.
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas dapat diberikan secara lebih detail jika diperlukan. Sebagai perawat, saya berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien dalam upaya meningkatkan kemampuan interaksi sosial dan kualitas hidup pasien. -
Article No. 6060 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita usia 30 tahun dengan diagnosa medis Acut Mielositik Leukimia saat ini dirawat di ruang onkologi. Pasien mengeluhkan lemah, lemas, perdarahan pada area gusi sekitar 50 cc perhari, mual, dan muntah 3 kali sebanyak 100 cc, dan bedrest. Pengukuran tanda vital menunjukan bahwa TD : 100/60 mmHg, respirasi : 20 kali/menit, nadi : 72 kali/menit, suhu : 37,20C. Hasil pengkajian : konjungtiva anemis, kulit kekuningan, nyeri kepala skala 3 dari 10, mengeluh sulit tidur selama beberapa hari, terlihat mengantuk, kedua mata tampak sayu, kekuatan otot ekstremitas atas 5-5-5-5/5-5-5-5 dan ekstremitas bawah 5-5-5-5/5-5-5-5.semua aktivitas pasien dibantu keluarga. Hasil pemeriksaan laboratorium : hemoglobin=8,6 g/dL (abnormal/normal=12,3); hematokrit=27 % (abnormal/normal= 36-48); leukosit= 9,05 ribu/𝜇L (normal). Pasien direncanakan mendapatkan transfusi PRC 2 kolf.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan energi dan efek samping pengobatan.
2. Risiko Perdarahan berhubungan dengan penurunan sistem pembekuan darah.
3. Mual Muntah berhubungan dengan efek samping pengobatan.
4. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan rasa nyeri dan efek samping pengobatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh perasaan kelelahan.
2. Risiko Perdarahan: Kerentanan terhadap perdarahan yang dapat membahayakan kesehatan.
3. Mual Muntah: Sensasi tidak nyaman di perut yang berpotensi menyebabkan muntah.
4. Gangguan Pola Tidur: Gangguan dalam jumlah atau kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan.
2. Risiko Perdarahan: Tidak terjadi perdarahan yang membahayakan.
3. Mual Muntah: Pasien dapat mengendalikan mual dan muntah.
4. Gangguan Pola Tidur: Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Manajemen Energi, Manajemen Aktifitas, Peningkatan Mobilitas.
2. Risiko Perdarahan: Pencegahan Perdarahan, Manajemen Perdarahan, Perawatan Luka.
3. Mual Muntah: Manajemen Mual Muntah, Manajemen Nutrisi.
4. Gangguan Pola Tidur: Manajemen Lingkungan, Terapi Relaksasi, Manajemen Nyeri.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan Akut Mielositik Leukemia mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti intoleransi aktivitas, risiko perdarahan, mual muntah, dan gangguan pola tidur. Perawat harus menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengidentifikasi dan mengelola masalah-masalah tersebut secara komprehensif, guna meningkatkan kualitas hidup pasien selama menjalani perawatan. -
Article No. 6061 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita usia 30 tahun dengan diagnosa medis Acut Mielositik Leukimia saat ini dirawat di ruang onkologi. Pasien mengeluhkan lemah, lemas, perdarahan pada area gusi sekitar 50 cc perhari, mual, dan muntah 3 kali sebanyak 100 cc, dan bedrest. Pengukuran tanda vital menunjukan bahwa TD : 100/60 mmHg, respirasi : 20 kali/menit, nadi : 72 kali/menit, suhu : 37,20C. Hasil pengkajian : konjungtiva anemis, kulit kekuningan, nyeri kepala skala 3 dari 10, mengeluh sulit tidur selama beberapa hari, terlihat mengantuk, kedua mata tampak sayu, kekuatan otot ekstremitas atas 5-5-5-5/5-5-5-5 dan ekstremitas bawah 5-5-5-5/5-5-5-5.semua aktivitas pasien dibantu keluarga. Hasil pemeriksaan laboratorium : hemoglobin=8,6 g/dL (abnormal/normal=12,3); hematokrit=27 % (abnormal/normal= 36-48); leukosit= 9,05 ribu/𝜇L (normal). Pasien direncanakan mendapatkan transfusi PRC 2 kolf.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Perdarahan oral berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit akibat kondisi Akut Mielositik Leukemia.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan kelemahan otot akibat anemia dan penurunan energi.
3. Mual dan muntah berhubungan dengan efek samping pengobatan Akut Mielositik Leukemia.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala dan kecemasan.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Perdarahan oral terkendali: perdarahan pada area gusi berkurang menjadi < 25 cc per hari.
2. Toleransi aktivitas meningkat: pasien dapat melakukan aktivitas dasar perawatan diri dengan bantuan minimal.
3. Mual dan muntah berkurang: pasien mengalami mual dan muntah 1 kali atau kurang per hari.
4. Pola tidur membaik: pasien dapat tidur nyenyak selama 6-8 jam per hari.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perdarahan oral terkendali:
- Monitor tanda-tanda perdarahan oral
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi penghentian perdarahan (misalnya pemberian trombosit)
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik menjaga kebersihan mulut
- Pertahankan kebersihan mulut pasien
2. Toleransi aktivitas meningkat:
- Lakukan pengkajian komprehensif terhadap tingkat energi dan kemampuan fungsional pasien
- Susun rencana peningkatan aktivitas secara bertahap
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi yang adekuat
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sesuai kemampuan
3. Mual dan muntah berkurang:
- Lakukan pengkajian terhadap faktor penyebab mual dan muntah
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti-emetik
- Ajarkan teknik manajemen mual dan muntah (misalnya relaksasi, distraksi)
- Pertahankan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
4. Pola tidur membaik:
- Lakukan pengkajian terhadap penyebab gangguan tidur
- Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk tidur
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen nyeri
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi farmakologis jika diperlukan
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melibatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan asuhan, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 6062 | 16 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit pinggang sejak 1 minggu ini menjalar ke kaki kiri.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum, Selamat siang. Saya akan membantu Anda dengan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Berdasarkan keluhan pasien yang datang dengan keluhan sakit pinggang sejak 1 minggu dan menjalar ke kaki kiri, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri Akut merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang berfokus pada pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dari diagnosis keperawatan Nyeri Akut adalah pasien dapat melaporkan kontrol yang efektif terhadap nyeri, dapat beradaptasi dengan nyeri, dan mempertahankan fungsi fisik yang optimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Nyeri Akut antara lain manajemen nyeri, pemberian analgesik, terapi komplementer, dan edukasi tentang nyeri.
Saya harap penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI terkait kondisi pasien dengan keluhan sakit pinggang menjalar ke kaki kiri. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 6063 | 16 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan benjolan pada dinding kemaluan sejak > 1 th, pasien mengeluhkan rasa nyeri sejak 1 minggu ini, dalam 2 hari ini demam bersifat naik turun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Risiko Infeksi
Penjelasan:
1. Nyeri Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dengan onset tiba-tiba atau lambat dan intensitas ringan hingga berat.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tingkat kenyamanan fisik yang dirasakan pasien.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien.
2. Risiko Infeksi
- SDKI: Peningkatan risiko terkena infeksi yang disebabkan oleh penurunan pertahanan tubuh.
- SLKI: Tingkat kerentanan terhadap infeksi.
- SIKI: Tindakan untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi pada pasien.
Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluhkan benjolan pada dinding kemaluan, nyeri, dan demam, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Risiko Infeksi. Pasien mengalami nyeri akibat benjolan yang terjadi, serta berisiko mengalami infeksi terkait dengan adanya demam. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, pemantauan tanda-tanda vital, dan tindakan pencegahan infeksi. -
Article No. 6064 | 16 Nov 2024
Klinis : Parkinson
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Kondisi Parkinson:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam satu atau lebih gerakan fisik yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk bergerak secara mandiri.
- Penyebab: Rigiditas, tremor, bradikinesia, dan instabilitas postural yang terjadi pada penyakit Parkinson.
- Intervensi Keperawatan: Latihan fisik, terapi okupasi, dan peningkatan aktivitas fungsional.
2. Gangguan Komunikasi Verbal
- Definisi: Keterbatasan dalam mengekspresikan atau memahami informasi secara lisan.
- Penyebab: Gangguan pada sistem motorik bicara akibat penyakit Parkinson.
- Intervensi Keperawatan: Terapi wicara, penggunaan alat bantu komunikasi, dan teknik komunikasi efektif.
3. Risiko Jatuh
- Definisi: Peningkatan kemungkinan terjadinya jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
- Penyebab: Instabilitas postural, gangguan keseimbangan, dan penurunan koordinasi gerak pada penyakit Parkinson.
- Intervensi Keperawatan: Modifikasi lingkungan, penggunaan alat bantu gerak, dan peningkatan keseimbangan.
Standar Diagnosis, Intervensi, dan Hasil Keperawatan (SDKI, SIKI, SLKI) PPNI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Memuat definisi, faktor yang berhubungan, dan karakteristik diagnosis keperawatan.
- Contoh: Gangguan Mobilitas Fisik, Gangguan Komunikasi Verbal, Risiko Jatuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memuat definisi, tujuan, aktivitas, dan kriteria hasil untuk setiap intervensi keperawatan.
- Contoh: Latihan Fisik, Terapi Wicara, Modifikasi Lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Memuat definisi, indikator, dan kriteria hasil untuk setiap luaran keperawatan.
- Contoh: Peningkatan Kemampuan Mobilitas, Peningkatan Kemampuan Komunikasi, Pencegahan Jatuh.
Penggunaan SDKI, SIKI, dan SLKI membantu perawat dalam proses pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan yang terstandar dan terdokumentasi dengan baik. -
Article No. 6065 | 16 Nov 2024
Klinis : Parkinson dengan Gejala lain adalah gerakan lambat, kekakuan, hilangnya keseimbangan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Parkinson dengan gejala lain seperti gerakan lambat, kekakuan, dan hilangnya keseimbangan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan otot dan kekakuan, ditandai dengan gerakan lambat, kekakuan, dan hilangnya keseimbangan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah, baik mandiri maupun dengan bantuan. Kondisi ini terjadi pada pasien Parkinson akibat kelemahan otot dan kekakuan yang menyebabkan gerakan lambat, kekakuan, dan hilangnya keseimbangan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Mobilitas Fisik pada pasien Parkinson adalah peningkatan kemampuan pergerakan, peningkatan keseimbangan, dan penurunan risiko jatuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Gangguan Mobilitas Fisik pada pasien Parkinson meliputi:
- Manajemen Aktivitas: mengatur dan memantau aktivitas pasien untuk mencegah kelelahan.
- Terapi Latihan: memberikan latihan pergerakan untuk meningkatkan kekuatan otot dan mobilitas.
- Perawatan Gerak: memberikan perawatan untuk mempertahankan dan meningkatkan jangkauan gerak.
- Pencegahan Jatuh: melakukan upaya untuk mencegah terjadinya jatuh pada pasien.
Sebagai pakar keperawatan, saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosis dan penanganan keperawatan pada pasien Parkinson dengan gejala seperti yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan.